
Pernahkah kamu mendengar cerita dongeng tentang Peter Rabbit sang kelinci kecil yang nakal? Kalau belum, langsung saja simak ulasan yang telah kami siapkan di bawah ini, yuk!
Ada beragam cerita dongeng yang menarik di dunia ini, salah satunya adalah The Tale of Peter Rabbit. Kisahnya menceritakan tentang seorang kelinci nakal yang sering tidak mengindahkan ucapan sang ibunda.
Karena mengandung pesan moral yang baik, ceritanya cocok sekali dibacakan untuk buah hati tersayang. Selain mengetahui kisah dan pesan moralnya, kamu juga bisa mendapatkan ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya.
Jadi tunggu apa lagi? Langsung saja simak cerita dongeng The Tale of Peter Rabbit yang telah kami siapkan di artikel ini, yuk! Selamat membaca!
Cerita Dongeng Peter Rabbit
Alkisah pada suatu waktu, hiduplah empat kelinci kecil. Nama keempat anak kelinci itu adalah Flopsy, Mopsy, Cotton-tail, dan Peter. Mereka berempat tinggal bersama Ibu Kelinci di sebuah gundukan pasir yang terletak di bawah akar pohon cemara yang berukuran sangat besar.
“Sekarang, anak-anakku,” ucap Ibu Kelinci yang sudah tua itu pada suatu pagi, “Kalian boleh pergi ke ladang atau menyusuri jalan setapak, tapi jangan sekalipun pergi ke kebun milik Tuan McGregor. Ayahmu pernah mengalami celaka di sana hingga akhirnya dimasukkan ke dalam sebuah pai oleh Nyonya McGregor.”
“Sekarang pergilah, dan jangan berbuat nakal. Ibu akan pergi sebentar,” lanjut sang ibunda.
Kemudian Ibu Kelinci yang sudah tua itu mengambil keranjang dan payungnya. Ia berjalan melalui hutan untuk menuju ke toko roti. Di sana ia membeli sepotong roti cokelat dan lima roti kismis.
Flopsy, Mopsy, dan Cotton-tail merupakan tiga anak kelinci yang memiliki sifat baik dan penurut. Oleh karena itu, mereka pun mengikuti perintah ibundanya untuk tetap menyusuri jalan setapak dan mengumpulkan buah blackberry.
Sementara itu, Peter yang sangat nakal justru langsung berlari menuju ke kebun milik Tuan McGregor. Ia bahkan sampai berusaha meringkukkan tubuhnya di bawah gerbang agar bisa masuk ke kebun.
Di dalam kebun milik Tuan McGregor, Peter memakan beberapa daun selada dan buncis. Kemudian ia mulai mencabuti lobak dan memakannya. Ketika perutnya terasa sedikit mual, ia melompat ke sisi lain kebun dan mulai mencari peterseli.
Berusaha Melarikan Diri dari Tuan McGregor
Namun, ketika Peter sampai di sebuah sudut tanaman timun yang ditanam, ia bertatap muka secara langsung dengan Tuan McGregor. Sang pemilik kebun itu sebenarnya sedang berlutut untuk menanam kubis muda. Akan tetapi ketika melihat Peter, ia langsung melompat dan berusaha mengejar kelinci kecil itu.
Seraya melambaikan garpu tanah penggaruknya, Tuan McGregor berteriak dengan kencang. “Berhenti kamu pencuri!”
Peter sendiri sebenarnya sangat ketakutan ketika mendengar suara Tuan McGregor yang menggelegar. Dengan penuh kepanikan ia langsung melompat berkeliling kebun karena lupa jalan kembali menuju gerbang.
Dalam perjalanan menuju ke gerbang itu, ia kehilangan kedua sepatunya. Salah satunya terlepas di antara kubis, sementara sepatu yang lainnya tergeletak di antara kentang.
Setelah kehilangan kedua sepatunya, kelinci mungil itu berlari menggunakan keempat kakinya dengan harapan hal itu bisa membuatnya berlari lebih cepat. Dan benar saja, ia nyaris saja berhasil meloloskan diri jika saja tidak menabrak jaring buah gooseberry
Jaring itu membuat kancing besar di jaket birunya tersangkut. Hingga akhirnya si kelinci kecil bernama Peter itu tak bisa menggerakkan tubuhnya. Beberapa kali ia berusaha melompat dan bergerak, tapi tak ada satu pun yang bisa ia lakukan untuk bisa membebaskan diri dari jaring itu.
Pada akhirnya, Peter pun menyerah atas kekalahannya dan menangis tersedu-sedu. Isak tangis sang kelinci mungil itu didengar oleh beberapa burung pipit ramah yang terbang mendekat ke arahnya dengan riang. Para burung pipit itu menyarankan bagi kelinci kecil itu untuk menyerah saja daripada nantinya menyakiti tubuhnya sendiri.
Baca juga: Dongeng Rumpelstiltskin dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Kurcaci yang Bisa Mengabulkan Segala Keinginan
Bersembunyi di Kaleng Penyiram Bunga
Tak berapa lama kemudian, Tuan McGregor datang dengan sebuah saringan besar yang akan ia gunakan untuk menangkap Peter. Namun, sang kelinci kecil itu berhasil menggeliat melarikan diri dari tangkapan Tuan McGregor dan meninggalkan jaketnya.
Dengan tergesa, Peter sang kelinci kecil bergegas masuk ke gudang peralatan dan melompat masuk ke dalam sebuah kaleng penyiram bunga. Kaleng itu sebenarnya bisa menjadi tempat persembunyian yang sempurna, jika saja tidak terdapat banyak air di dalamnya.
Tuan McGregor cukup yakin kalau Peter si kelinci kecil itu pasti bersembunyi di gudang peralatannya. Ia mencari ke berbagai macam tempat, termasuk di bawah setiap pot bunga miliknya. Dengan hati-hati, ia mulai membaliknya satu persatu, melihat ke bawahnya.
Di waktu yang bersamaan, mendadak Peter bersin dengan suara kencang. Tanpa menunggu lama, Tuan McGregor langsung bergegas menuju ke tempat penyimpanan kaleng. Saat itu juga ia berusaha untuk menginjakkan kakinya ke arah Peter yang baru saja melompat keluar dari kaleng. Untungnya, sang kelinci kecil itu berhasil melompat keluar dari jendela dan menjatuhkan tiga pot tanaman.
Sayangnya, jendela itu terlalu kecil untuk dilewati Tuan McGregor. Belum lagi, ia sudah terlalu lelah untuk terus mengejar kelinci mungil itu. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk kembali fokus ke pekerjaannya.
Sementara itu, Peter sang kelinci mungil duduk sebentar untuk beristirahat karena kehabisan napas dan gemetar ketakutan. Selain itu, ia juga sama sekali tak tahu ke mana harus pergi dan tubuhnya basah kuyup karena masuk ke dalam kaleng sebelumnya.
Baca juga: Cerita Dongeng Momotaro dari Jepang, Kisah Keberanian Pemuda Persik dalam Melawan Kejahatan
Bertemu Tikus Tua dan Kucing Putih
Setelah beberapa saat, kelinci kecil itu mulai mengembara, membungkuk-bungkuk dengan perlahan seraya melihat ke sekelilingnya. Ia menemukan sebuah pintu di dinding, tapi pintunya terkunci. Belum lagi, tak ada ruang di bawah pintu itu yang bisa digunakan sang kelinci kecil yang gemuk itu untuk menyelinap.
Tiba-tiba, ada seekor tikus tua terlihat berlari masuk dan keluar dari undakan pintu batu. Tikus itu terlihat membawa kacang polong dan buncis yang mungkin dibawa untuk keluarganya di hutan.
Peter pun menggunakan kesempatan itu untuk menanyakan jalan ke pintu gerbang pada sang tikus tua. Sayangnya, tikus tua itu sedang menyimpan sebuah kacang berukuran besar di dalam mulutnya sehingga ia tak bisa menjawab pertanyaan sang kelinci kecil. Pada akhirnya, tikus tua itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Peter kecil yang malang pun kemudian kembali menangis tersedu. Kemudian ia mencoba menemukan jalan menuju ke kebun, tapi sayangnya kelinci mungil itu justru menjadi semakin bingung dan tersesat. Hingga pada akhirnya, ia sampai ke sebuah kolam tempat Tuan McGregor mengisi kaleng airnya.
Di tepi kolam tersebut, terdapat seekor kucing putih yang sedang menatap ke dalam kolam, memperhatikan ikan emas yang berenang di dalamnya. Kucing itu duduk dengan sangat tenang sehingga seolah terlihat seperti patung. Namun, terkadang ujung ekor sang kucing terlihat bergerak-gerak dan berkedut seolah menunjukkan bahwa ia masih hidup.
Pikir Peter si kelinci kecil, akan lebih baik jika ia pergi tanpa mengganggu atau mengajak bicara kucing putih itu. Karena ia pernah mendengar pesan untuk tak pernah mengganggu kucing dari sepupunya yang bernama Benjamin Bunny.
Berhasil Keluar dari Kebun Tuan McGregor
Si kelinci kecil Peter kemudian kembali ke gudang perkakas dengan langkah lunglai. Ia tak tahu lagi harus ke mana. Namun, ketika nyaris sampai ke gudang perkakas, mendadak ia mendengar suara cangkul. Suara itu langsung membuatnya tergagap di bawah semak-semak.
Setelah beberapa lama, karena tidak ada sesuatu yang terjadi, Peter Rabbit keluar dari persembunyiannya di semak-semak. Kemudian ia melompat kle arah gerobak dorong dan mengintip untuk memastikan keberadaan Tuan McGregor.
Pada saat itu, ia mendapati kalau Tuan McGregor terlihat sedang mencangkul bawang. Tubuhnya memunggungi Peter sehingga pria itu tak melihat si kelinci kecil yang bersembunyi. Dari tempat persembunyiannya, Peter juga bisa melihat gerbang di seberang sang pemilik kebun.
Hal itu tentu saja membuat si kecil Peter merasa senang. Dengan perlahan ia turun dari gerobak dorong, kemudian ia berusaha berlari secepat mungkin ke arah gerbang. Ia mengikuti jalan lurus panjang mengikuti semak-semak buah blackcurrant.
Tuan McGregor sempat melihat Peter yang sedang berusaha lari di sudut. Dan hal itu membuat si kelinci kecil berusaha berlari lebih kencang hingga sampai ke gerbang.
Kemudian, tanpa menunggu jeda lagi, ia menyelinap di bawah gerbang dan kembali lari hingga akhirnya sampai di hutan dan terus saja berlari tanpa melihat ke belakangnya. Pada akhirnya, ia pun sampai di pohon cemara besar tempatnya tinggal bersama Ibu Kelinci dan ketiga saudaranya.
Akhirnya Bisa Beristirahat di Rumah
Karena baru saja berlari tanpa henti dari kebun Tuan McGregor hingga ke rumahnya, si kelinci kecil itu pun kelelahan hingga tubuhnya langsung jatuh terkulai di atas pasir lembut tepat di depan lubang pohon cemara itu. Peter si kelinci kecil itu kemudian menutup matanya.
Saat itu, Ibu Kelinci sebenarnya sedang sibuk memasak di dalam rumah. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati buah hatinya yang sebelumnya tak pulang bersama ketiga saudaranya kini berada di depan pintu rumah tanpa mengenakan pakaian.
Padahal, bisa dibilang itu adalah jaket kedua yang dihilangkan oleh Peter. Begitu pula dengan sepasang sepatu milik sang kelinci kecil. Dua minggu sebelumnya, sang kelinci kecil baru saja menghilangkan sepasang sepatunya juga.
Meskipun begitu, dengan penuh kasih sayang Ibu Kelinci membawa buah hatinya itu masuk ke dalam rumah dan menidurkannya. Tak hanya itu, ia pun membuatkan secangkir teh kamomil untuk sang buah hati tersayang.
“Minumlah satu sendok makan sebelum tidur,” pesan Ibu Kelinci pada sang buah hati. Sementara ketiga saudaranya, Flopsy, Mopsy, dan Cotton-tail menikmati roti, susu, dan blackberry untuk makan malam mereka.
Kemudian apa yang terjadi pada jaket dan sepatu milik Peter yang tertinggal di kebun Tuan McGregor? Rupanya, sang pemilik kebun itu menggantungkan jaket kecil dan sepasang sepatu itu menyerupai orang-orangan sawah di kebunnya untuk menakut-nakuti burung gagak yang masuk ke kebunnya.
Unsur Intrinsik Cerita Dongeng Peter Rabbit
Setelah membaca summary atau rangkuman dari cerita dongeng The Tale of Peter Rabbit, jangan lupa ketahui juga ulasan seputar unsur intrinsiknya. Di sini kamu menyediakan beberapa ulasan tentang tema, tokoh sekaligus wataknya, latar, alur, dan juga pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita dongeng Peter Rabbit ini.
1. Tema
Secara umum, inti cerita dari kisah dongeng Peter Rabbit ini adalah tentang seorang anak yang tidak menuruti perintah ibundanya. Sehingga pada akhirnya, ia menghadapi sebuah masalah dan nyaris saja tidak bisa kembali pulang ke rumahnya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Di dalam cerita dongeng Peter Rabbit ini ada beberapa tokoh yang menarik dan melengkapi kisahnya. Di antaranya adalah Peter si kelinci cilik, Ibu Kelinci, Tuan McGregor, Flopsy, Mopsy, dan Cotton-tail.
Peter digambarkan sebagai seekor kelinci kecil yang nakal dan sering tidak mematuhi perintah ibundanya. Termasuk perintah untuk tak pernah pergi ke kebun milik Tuan McGregor pun dilanggarnya juga.
Ibu Kelinci adalah sosok ibunda yang sangat menyayangi dan mempedulikan buah hatinya. Bahkan ketika anaknya sudah melanggar perintahnya sekalipun, tapi tetap saja ia memperhatikan Peter yang kelelahan berlari.
Tuan McGregor adalah pemilik dari kebun yang dihampiri oleh Peter. Ia sangat suka menanam tumbuhan sehingga ia memiliki berbagai macam sayuran dan buah-buahan di kebunnya. Oleh karena itu, ia sangat kesal ketika Peter dan hewan-hewan kecil lainnya datang ke kebunnya untuk mencuri tanaman yang sudah ia rawat dengan baik.
Flopsy, Mopsy, dan Cotton-tail adalah tiga saudara Peter yang memiliki sifat baik dan penurut pada perintah yang diberikan oleh ibunda mereka. Selain itu, tak banyak yang diceritakan dari ketiga saudara itu.
3. Latar
Ada beberapa latar lokasi yang disebutkan dalam cerita dongeng Peter Rabbit ini. Di antaranya adalah kediaman Peter beserta Ibu Kelinci dan tiga saudaranya yang ada di bawah pohon, jalan setapak tempat Flopsy, Mopsy, dan Cotton-tail mengumpulkan buah blackberry, dan kebun milik Tuan McGregor yang berisi berbagai macam tanaman.
4. Alur
Jika ditilik dari urutan jalannya cerita, kisah dongeng Peter Rabbit ini memiliki alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari empat bersaudara kelinci bernama Flopsy, Mopsy, Cotton-tail, dan Peter.
Suatu hari, mereka berniat berjalan-jalan mengumpulkan buah blackberry di sepanjang jalan setapak. Ibu Kelinci sudah berpesan agar mereka tak pernah pergi ke kebun milik Tuan McGregor. Sayangnya, Peter sang kelinci kecil yang nakal itu sama sekali tak mengindahkan pesan sang ibunda.
Ia justru langsung menuju ke kebun Tuan McGregor dan memakan berbagai macam sayuran yang ada di sana. Hingga akhirnya ia bertatap muka dengan sang pemilik kebun yang sedang menanam kubis. Tuan McGregor pun langsung berusaha mengejar si kecil Peter.
Kelinci kecil itu langsung berusaha melarikan diri sampai kehilangan kedua sepatunya dan juga jaket birunya. Sesudahnya, ia berusaha bersembunyi di sebuah kaleng penyiram yang ada di dalam gudang peralatan.
Sebenarnya, kaleng itu merupakan tempat persembunyian yang sempurna kalau saja di dalamnya tidak ada air yang membuat Peter kedinginan dan bersin. Karena Tuan McGregor mengetahui tempat persembunyiannya, kelinci kecil itu kembali berusaha melarikan diri. Sayangnya, ia justru semakin tersesat.
Untungnya, pada akhirnya Peter berhasil menemukan gerbang keluar. Tanpa menunggu lama, sang kelinci kecil itu langsung berlari dengan cepat sampai keluar dari kebun dan tidak berhenti sampai ke rumah.
Pada akhirnya, ia pun selamat sampai ke rumah. Ibu Kelinci pun langsung membawanya masuk ke rumah dan menidurkannya di tempat tidur untuk beristirahat. Sementara ketiga saudaranya menikmati makan malam dengan nikmat.
5. Pesan Moral
Seperti yang sudah disebutkan di awal, cerita dongeng the tale of Peter Rabbit ini mengandung moral lesson atau pesan moral yang baik dan bisa kamu ajarkan kepada buah hati atau keponakan tersayang. Salah satu pesannya adalah untuk selalu mendengarkan apa yang diperintahkan oleh Ibunda. Bahwa larangan yang diberikan oleh ibu atau ayahmu itu bukanlah tanpa alasan dan bisa saja sebenarnya itu demi kebaikanmu.
Selain unsur intrinsik, dari cerita dongeng Peter Rabbit ini juga bisa didapatkan sedikit unsur ekstrinsiknya. Yakni hal-hal dari luar dongengnya yang mempengaruhi jalannya cerita, seperti halnya nilai moral, nilai sosial, dan juga nilai budaya.
Fakta Menarik tentang Cerita Dongeng Peter Rabbit
Setelah membaca seputar unsur intrinsiknya, kini ketahui juga ulasan tentang fakta menarik cerita dongeng Peter Rabbit ini, ya! Berikut telah kami siapkan ulasannya.
1. Kisahnya Terinspirasi dari Hewan Peliharaan
Ada banyak hal yang bisa menginspirasi seorang penulis hingga bisa menciptakan sebuah kisah yang menarik. Beatrix Potter, sang penulis asli cerita dongeng Peter Rabbit pun juga demikian.
Kisah ini terinspirasi dari kelinci peliharaan milik Potter ketika ia masih kecil, yang ia beri nama Peter Piper. Hewan peliharaannya yang terlalu menggemaskan itu membuatnya terinspirasi untuk membuat cerita bergambar tentang seekor kelinci berjaket bir bernama Peter Rabbit.
Sepanjang tahun 1890-an, ia mengirimkan cerita bergambar itu kepada anak-anak mantan pengasuhnya, Annie Moore. Pada tahun 1900, Annie menyadari bahwa cerita yang dikirimkan itu memiliki potensi dijual secara komersial menjadi sebuah buku. Ia pun langsung menyarankannya pada sang penulis cerita.
Potter pun langsung menerima usulan itu dan meminjam beberapa kisah yang ia kirimkan pada Annie untuk dikirimkan pada penerbit. Sayangnya, saat itu kisah aslinya terhitung terlalu pendek untuk dijadikan buku yang layak. Oleh karena itu, Beatrix Potter diminta untuk menambahkan beberapa ilustrasi hitam putih yang baru, dan menambahkan beberapa kalimat untuk membuat kisahnya menjadi lebih seru.
2. Diadaptasi Menjadi Sebuah Film
Tidaklah mengherankan jika sebuah kisah dongeng diadaptasi menjadi sebuah kartun atau animasi karena ceritanya yang menarik dan mengandung pesan moral yang baik. Begitu pula dengan cerita dongeng Peter Rabbit yang satu ini.
Bahkan, tawaran mengadaptasi cerita dongeng The Tale of Peter Rabbit itu menjadi film animasi sudah ada sejak tahun 1938, ketika Walt Disney baru saja sukses membuat movie Snow White and the Seven Dwarfs. Sayangnya, saat itu Beatrix Potter menolak tawaran itu karena beranggapan gambar yang digoyangkan untuk memberi kesan gerak itu tidak akan terlihat memuaskan.
Sejak saat itu, kisah dongeng ini beberapa kali diadaptasi menjadi animasi musikal atau CGI mulai dari tahun 1971 hingga 2006. Bahkan, pada tahun 2012, kisah sang kelinci itu diadaptasi menjadi sebuah serial animasi yang ditayangkan di channel Nickelodeon.
Pada bulan Februari 2018, Columbia Pictures dan Sony Pictures Animation bekerja sama membuat film komedi animasi 3D yang diberi judul Peter Rabbit. Secara umum, kisah dalam film iuni berfokus pada upaya sang kelinci dalam menangani masalah baru ketika keponakan buyut dari Tuan McGregor datang dan menemukan kalau keluarga Peter sering dianggap membuat kerusuhan.
Menarik Bukan Cerita Dongeng Peter Rabbit yang Kami Tuliskan di Atas?
Demikianlah cerita dongeng tentang Peter Rabbit yang bisa kamu bacakan untuk buah hati atau keponakan tercinta. Kisahnya menarik dan mengandung pesan moral yang baik untuk diajarkan pada mereka, bukan?
Kalau masih ingin mencari kisah-kisah lain yang tak kalah menariknya, langsung saja simak artikel-artikel lain di kanal Ruang Pena di PosKata ini. Selain dongeng hewan, di sini kamu juga bisa mendapatkan kisah tentang putri kerajaan, dongeng 1001 malam, atau cerita rakyat asli dari Indonesia.