
Membaca cerita fabel yang mengandung pesan moral bisa menjadi salah satu kegiatan yang bermanfaat dan positif. Ada banyak dongeng yang bisa kamu baca. Misalnya saja cerita fabel Cici dan Serigala yang bisa kamu baca di artikel ini. Selamat membaca!
Di Indonesia, ada banyak contoh dongeng tentang hewan alias fabel yang memiliki kisah menarik dan sarat akan pesan moral. Bila ingin membaca salah satunya, cerita fabel Cici dan Serigala mungkin bisa kamu jadikan pilihan.
Ada beberapa versi cerita dongeng ini. Salah satu versinya telah kami paparkan di artikel berikut. Secara singkat, dongeng Cici dan Serigala mengisahkan tentang seekor kelinci yang hendak diterkam oleh seekor serigala.
Namun, ia berhasil mengelabui binatang buas tersebut. Lantas, bagaimanakah cara Cici melarikan diri? Kalau penasaran, tak perlu berlama-lama lagi. Mending kamu langsung saja simak cerita, unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari kisahnya.
Cerita Fabel Cici dan Serigala
Pada suatu hari, di sebuah hutan yang sangat luas, ada tiga ekor kelinci yang sedang bermain bersama. Mereka adalah Cici, Pusi, dan Upi.
Mereka bersahabat sehaj dari kecil. Setiap hari, mereka berlari-larian bersama. Lalu, mereka memutuskan tuk bermain petak umpet. Upi yang bertugas menjadi pencari. Sementara Cici dan Pusi yang bersembunyi.
Saat sedang mencari tempat tuk bersembunyi, Cici melihat bungkus plastik yang tergeletak di bawah pohon. Ia takut untuk membukanya sendiri.
Ia lalu berteriak pada teman-temannya. “Teman-teman, lihatlah! Aku melihat bungkusan berwarna hitam,” teriaknya.
Teman-temannya terkejut lalu mendekati bingkisan tersebut. Secara perlahan, mereka membuka plastik berwarna hitam itu. Ternyata, di dalamnya terdapat beberapa kue yang tampak lezat.
“Wah, ternyata bungkusan ini adalah makanan,” teriak Upi kegirangan.
“Apa tak masalah bila kita memakannya?” tanya Pusi.
“Sepertinya tak apa. Toh, tak ada orang yang memilikinya. Mungkin saja ia memang meninggalkannya di sini,” ucap Upi.
“Asyik, sore ini ini kita makan enak,” ucap Pusi bahagia.
Tak Ingin Berbagi
Namun, Cici tampak diam saja. Ia sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Ia lalu mengambil bingkisan plastik itu dari tangan Upi dan mencium aroma kue itu.
“Coba aku lihat dulu kuenya, Pi,” ucap Cici sambil membuka plastik itu dan mencium aromanya.
“Sangatlah harum. Kue ini tampaknya sangat lezat,” ucapnya dalam hati.
“Ayo kita memakannya bersama-sama, Ci,” ucap Pusi.
“Hmmm, kue ini pasti nikmat sekali, apalagi bila aku sendiri yang memakannya. Aku yang menemukan bingkisan ini. Tak mengapa bila aku memakannya sendiri. Aku tak ingin berbagi dengan mereka,” ucapnya dalam hati.
Karena tak ingin berbagi makanan, Cici pun berbohong Pusi dan Uki. “Teman-teman, sepertinya kita tak boleh sembarangan memakannya. Bisa saja ini milik seseorang yang sering datang kemari,” ujarnya.
“Bukankah tak baik memakan sesuatu yang bukan milik kita? Bagaimana kalau aku mengembalikan kue ini pada orang yang memilikinya? Siapa tahu ia tak jauh dari sini. Aku akan berlari mengejarnya. Tolong menolong adalah sifat yang mulia, bukan?” ujar cici meyakinkan teman-temannya.
Pusi dan Uki tak bisa berkata apa-apa. Namun, dari raut wajah mereka terlihat rona kekecewaan. Wajar saja, mereka gagal memakan kue yang tampak lezat sekali. Akan tetapi, mereka juga sadar bila makanan itu bukanlah milik mereka.
“Baiklah, Ci. Kamu boleh mengembalikannya pada orang yang memiliki kue itu,” ucap Uki.
Bertemu dengan Serigala
Setelah itu, Cici bergegas berlari menjauhi teman-temannya. Tentu saja bukan untuk mencari pemilik kue. Melainkan untuk memakannya sendiri. Saat mencari tempat yang cukup sepi, tiba-tiba saja tersandung batu dan terjatuh.
Ia lalu meminta tolong, “Tolong! Tolong,” teriaknya kesakitan.
Lalu, seekor serigala tiba-tiba muncul di hadapannya. Ia langsung menerkam tubuh mungil kelinci itu. Cici pun menangis. Ia tak ingin menjadi santapan Serigala. Ia menangis dan minta tolong, tapi, tak ada satu pun yang mendengarnya.
Ia lalu memikirkan cara untuk lepas dari cengkraman Serigala jahat itu. Akhirnya, ia pun mendapatkan ide untuk mengelabui si Serigala.
“Pak Serigala, tidakkah kau lihat kalau tubuhku sangatlah kecil? Tampaknya, memakan aku saja tak akan membuatmu kenyang. Bagaimana kalau kau juga memakan teman-temanku? Di belakang sana, aku punya dua teman. Mereka cukup gemuk, sehingga kau akan semakin kenyang,” ujar Cici mengelabui Serigala.
“Hmm, ide yang cukup bagus. Baiklah, sekarang jemputlah teman-temanmu. Aku akan mengikutimu dari belakang,” ujar Serigala.
“Tapi, kau jangan terlalu dekat denganku. Nanti, mereka bisa lari saat tahu ada dirimu di belakangku,” jelas kelinci licik itu.
“Baiklah, kalau begitu. Kau jangan berlari terlalu cepat, kalau tidak, aku akan menerkammu,” ucap Serigala.
Lalu, Cici pun berjalan ke arah teman-temannya. Kakinya pincang karena terjatuh tadi. Ia merasa sangat takut. Dengan sisa kekuatannya, ia lalu berlari dan melompat-lompat dengan sangat cepat.
Kabur dari Serigala
Ia ingin kabur dari serigala itu dan mengabaikan rasa sakit di kakinya. Lalu, tiba-tiba saja ada yang menerkam kakinya. Cici menyangka yang menerkamnya adalah si Serigala. Karenanya ia berteriak minta tolong. Namun, rupanya yang menarik kakinya adala si Uki.
“Ssst, kau jangan berteriak! Nanti Serigala itu mendengarmu!” ujar Uki.
Uki, Cici, dan Pusi pun mengendap-endap mencari tempat persembunyian. Pada akhirnya, mereka mendapatkan tempat yang aman. Lalu, Cici pun menangis tersedu-sedu.
“Teman-teman, maafkan aku, ya. Aku sangatlah egois. Aku telah berbohong pada kalian,” ucapnya sambil menangis dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.
“Sudahlah, Ci. Kami sebenarnya sudah tahu kau berbohong. Sedari tadi, kami telah mengikutimu dari belakang. Meski begitu, kami memaafkan kamu, kok. Tapi, berjanjilah tak bohong lagi, ya!” ujar Pusi bijak.
“Terima kasih, Sahabat! Aku tak akan berbohong pada kalian lagi,” ucap Cici menyesal. Mereka pun berpelukan dan berbaikan. Cici tak lagi membohongi kawan-kawannya.
Unsur Intrinsik Cerita Fabel dan Serigala
Setelah membaca dongeng singkat di atas, kamu mungkin penasaran dengan unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut adalah ulasan singkatnya;
1. Tema
Inti cerita atau tema dari cerita ini adalah tentang seorang kelinci serakah dan egois yang kena karmanya. Karena keserekahannya, ia hampir saja dimakan oleh seekor serigala. Beruntung ia punya teman yang baik hati dan pemaaf.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh utama dalam kisah ini. Mereka adalah tiga ekor kelinci bernama Cici, Uki, dan Pusi, serta seekor serigala. Uki dan Pusi adalah teman yang baik dan pemaaf. Meski telah dikhianati, mereka tetap memaafkan Cici.
Sementara Cici sifatnya egois dan serakah. Ia bahkan tega menjadikan teman-temannya sebagai sasaran untuk serigala. Beruntung, teman-temannya baik hati dan malah menolongnya.
3. Latar
Cerita ini memiliki beberapa latar tempat. Tempat utamanya adalah di sebuah hutan yang lapang. Lalu, beberapa latar lainnya adalah di bawah pohon, di semak-semak, dan persembunyian para kelinci dari serigala.
4. Alur
Memiliki alur cerita maju, cerita fabel ini berawal dari tiga ekor kelinci yang sedang asyik bermain di sebuah hutan. Lalu, salah satu dari mereka, yakni Cici, menemukan sebuah bingkisan plastik berwarna hitam yang ternyata isinya adalah kue.
Awalnya, mereka hendak memakan kue itu bersama-sama. Namun, setelah mencium aroma kue yang tampaknya lezat, Cici ingin memakannya sendiri. Sebagai penemu bingkisan itu, ia merasa dirinyalah yang pantas memakannya.
Kemudian, ia membohongi kawan-kawannya. Ia mengatakan bahwa kuenya akan dikembalikannya pada yang punya. Saat berlari menjauh dari teman-temannya, ia tersandung batu dan terjatuh.
Di saat yang bersamaan, ada seekor serigala yang hendak menerkamnya. Dengan cepat dan licik, ia mengatakan pada Serigala bahwa di sana ada teman-temannya. Sehingga, serigala itu bisa memangsa tiga kelinci.
Lalu, Serigala itu mengikuti perkataan Cici. Di tengah perjalanan menuju 2 ekor kelinci lainnya, Cici melarikan diri dengan berlari sangat cepat. Serigala hampir saja berhasil menangkap si kelinci itu, untungnya saja, kedua temannya langsung menyelamatkan dirinya.
Mereka pun berhasil lolos dari kejaran Serigala. Lalu, Cici meminta maaf kepada kedua temannya. Ia menyesal telah bersikap egois. Untungnya saja, kedua temannya mau memaafkan dirinya.
5. Pesan Moral
Apakah amanat yang bisa kamu petik dari cerita fabel Cici dan Serigala? Tentu saja ada beberapa amanat, salah satunya adalah jangan bersikap egois. Kamu harus berbagi kepada orang lain. Sejatinya, manusia itu makhluk sosial yang hidup saling berbagi.
Pesan berikutnya adalah jadilah orang yang pemaaf seperti Uki dan Pusi. Meskipun Cici telah bersikap egois dan hampir saja mencelakai mereka, Uki dan Pusi tetap memberikan maaf.
Amanat terakhir, jika berbuat salah, akuilah kesalahanmu dan segeralah minta maaf. Jangan ulangi kesalahanmu dan perbaiki sifatmu.
Tak hanya unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik dari dongeng ini. Biasanya, unsur ekstrinsik meliputi latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai sosial budaya yang telah dilakukan.
Fakta Menarik
Tak banyak fakta menarik dari cerita fabel Cici dan Serigala yang bisa kami paparkan untukmu. Meksi begitu, masih ada satu fakta yang sayang bila kamu lewatkan. Berikut ulasannya;
1. Diadaptasi dari Dongeng Karya Lilik Choir
Cerita fabel Cici dan Serigala di artikel ini merupakan adapatasi dari dongeng karya Lilik Choir. Dongeng ini kerap muncul dalam buku pelajaran sekolah.
Tak heran bila di Youtube banyak video murid-murid memerankan dongeng ini. Ditambah lagi, ceritanya sangatlah sederhana, tapi tetap sarat akan pesan moral yang dapat disampaikan pada murid.
Terapkan Pesan Moral dalam Cerita Fabel Cici dan Serigala Ini di Kehidupanmu
Demikian artikel yang mengulik ringkasan cerita fabel Cici dan Serigala beserta unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Semoga saja, usai membaca pesan moralnya, kamu bisa menerapkannya di kehidupan nyata.
Kalau kamu masih butuh contoh dongeng yang sarat akan pesan moral lainnya, tak perlu ke mana-mana lagi. Langsung saja cek situs Poskata.com kanal Ruang Pena. Ada dongeng tentang Semut dan Burung Merpati, Buaya dan Monyet, Pengembara dan Pohon, serta masih banyak lagi. Selamat membaca!