
Di Indonesia, ada banyak dongeng yang mengandung pesan moral. Jika yang bertema tentang hewan, cerita fabel Ular dan Tikus bisa dijadikan salah satu pilihan. Kalau belum pernah baca kisahnya, langsung saja cek artikel ini.
Bila ingin membunuh waktu kala senggang, membaca dongeng yang berpesan moral adalah salah satu cara. Misalnya saja membaca cerita fabel Ular dan Tikus. Kamu sudah pernah mendengar kisahnya?
Kalau belum, secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang seekor tikus bernama Tiki yang hidup di hutan belantara. Ia suka beramah tamah dan dikenal penolong. Suatu hari, ia bertemu seekor ular bernama Sneki yang tampaknya butuh bantuan.
Namun ternyata, ular itu menjebak sang tikus. Bagaimana kisah selengkapnya? Kalau penasaran, tak perlu berlama-lama lagi, mending langsung saja simak kisahnya di artikel ini.
Cerita Fabel Ular dan Tikus
Di sebuah hutan yang luas, hiduplah seekor tikus bernama Tiki. Di kalangan makhluk hidup di hutan tersebut, Tiki dikenal ramah, penolong, dan baik hati. Tak heran bila seluruh hewan menyukainya.
Ia bahkan tak segan membantu seekor kancil tua yang tak berdaya mencari makan. Pada intinya, ia tak membeda-bedakan hewan. Semua yang butuh bantuan, akan ia tolong dengan suka hati dan ikhlas.
Pada suatu pagi, Tiki berjalan-jalan ke sekitar hutan untuk mencari makan. Ia lalu menemukan pohon apel yang berbuah teramat banyak.
“Wah, buahnya sudah matang dan banyak yang berjatuhan. Aku akan mengambil dan memakan apel-apel yang berjatuhan,” ucap Tiki pada dirinya sendiri.
Saat memakan apel-apel itu, tiba-tiba ia mendengar suara minta tolong. Tiki pun mencari sumber suara minta tolong itu. Akan tetapi, ia tak kunjung menemukan sumbernya.
Teriakan minta tolong pun semakin kencang, “Tolong! Tolong aku!.” Karena sangat kencang, akhirnya, Tiki bisa menemukan bahwa suara itu berasal dari semak-semak tak jauh dari pohon apel.
Tiki lalu bergegas mendekati semak itu. Ia mendapati seekor ular yang tertindih pohon tumbang. Ia tak langsung mendekat ular tersebut, karena takut.
“Ah, tikus, tolong aku. Aku tadi lewat sini, tiba-tiba saja ada pohon tumbang yang menindihku. Aku tak bisa bergerak. Pohon ini sangatlah berat. Bantu aku,” ucap ular bernama Sneki itu.
“Hmm, bagaimana caranya aku menolongmu. Pohon ini terlalu berat, aku tak kuasa mengangkatnya,” ucap Tiki.
“Coba ke marilah dulu. Aku punya cara yang bisa kamu lakukan untuk menolongku,” ucap Sneki.
“Katakan saja, aku akan mendengarkannya caranya dari sini,” jawab Tiki.
“Tidak bisa, kamu harus mendekatiku. Kalau dari jauh, aku khawatir kamu tak mendengarku,” ucap Sneki berusaha meyakinkan Tiki.
Tiki mulai curiga dengan gelagat Sneki. Namun, ia coba berpikiran positif. Secara perlahan-lahan, ia mendekati Sneki.
Upaya Menerkam Tiki
“Tak perlu takut, kemarilah. Tolong aku. Aku tak akan menerkammu,” ucap Sneki.
Karena ucapan tersebut, Tiki semakin yakin kalau Sneki sedang menjebaknya. Benar saja, saat Tiki hampir dekat, Sneki langsung mencoba menerkamnya. Untung saja, dengan cepat Tiki menghindar.
Ia langsung berlari sekuat tenaga. Sneki yang awalnya mengejarnya pun mulai kehilangan jejak Tiki.
“Wah, sial sekali! Harusnya aku lebih cepat membujuk tikus itu. Sekarang, aku harus menjebak hewan lain. Semoga saja ada yang bisa aku jadikan mangsa,” ucap Sneki dalam hati.
Setelah berlari dengan cepat dan terbebas dari ular, akhirnya Tiki berhenti sejenak di bawah pohon. Nafasnya tersengal-sengal. “Benar kan dugaanku, ular itu hanya menjebakku. Untung saja aku sigap dan cepat melarikan diri. Kalau tidak, mampus aku diterkam oleh ular itu. Aku harus semakin berhati-hati,” ucap Tiki dalam hati.
Tiki lalu melanjutkan perjalanannya mencari makan. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan kelinci.
“Hai, Kelinci! Kau mau ke mana?” tanya Tiki.
“Aku mau ke pohon apel di sebelah sana. Buahnya tampaknya sudah matang dan berjatuhan. Aku ingin sekali memakannya,” ucap Kelinci.
“Jangan ke sana dulu! Aku tadi dari sana dan bertemu seekor ular. Ia berpura-pura terjebak di bawah pohon dan dia hampir saja menerkamku. Untungnya aku berhasil kabur,” ujar Tiki menceritakan kejadian yang baru saja ia alami.
“Benarkah? Ah, baiklah Tik, terima kasih sudah mengingatkanku. Kalau kau tak memberitahuku, mungkin aku sudah diterkam oleh ular yang jahat dan licik itu,” ucap Kelinci.
“Sama-sama, Kelinci. Bagaimana kalau kita ke seberang sungai itu saja? Tampaknya, di sana juga ada banyak buah-buahan yang sudah matang. Kita cari makanan bersama-sama,” ujar Tiki.
“Ide bagus! Yuk, kita segera mencari makan. Aku sudah sangat lapar,” ajak Kelinci. Tiki dan Kelinci pun mencari makan bersama-sama. Di seberang sungai itu, mereka berhasil mengumpulkan banyak sekali buah-buahan.
Sneki Benar-Benar Butuh Bantuan
Karena hari semakin gelap, Tiki dan Kelinci pun memutuskan tuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka berpisah di jalan karena rumah mereka berlawanan arah.
Dalam perjalanan pulang, Tiki bertemu lagi dengan Sneki. Kali ini, Sneki terjebak jaring pemburu. Ia teriak minta tolong. Akan tetapi, Tiki curiga ia menjebaknya lagi.
“Hmm, setelah terjebak batang pohon. Kini kau mencoba menipuku dengan pura-pura terjebak jaring pemburu? Tenang saja, aku tak akan percaya tipu muslihatmu,” ujar Tiki.
“Kali ini aku tak berbohong. Aku benar-benar terjebak jaring pemburu ini. Aku mohon, tolong diriku,” ucap Sneki.
“Tidak mau! Kali ini aku tak akan tertipu!,” tegas Tiki.
Ketika Tiki hendak pergi, Sneki pun berteriak, “Tolonglah aku! Aku kali ini tidak membohongi.”
Tikus yang baik hati itu merasa iba, ia lalu berkata, “Apa kau sungguh-sungguh butuh bantuan dan tak sedang berbohong?”
“Aku tak berbohong. Aku berjanji akan memenuhi segala permintaanmu jika kau mau menolongku,” ujar Sneki.
“Benarkah? Kalau begitu, aku minta kamu tak menjebak atau mengganggu hewan-hewan yang hidup di hutan ini,” ucap Tiki.
“Iya aku berjanji tidak akan mengganggu hewan-hewan di hutan ini. Maafkan aku karena telah menjebakmu,” ucap Sneki dengan sungguh-sungguh.
Kemudian, Tiki membantu Sneki terlepas dari jaring pemburu dengan cara menggigit talinya. Setelah selesai, Sneki pun berulangkali mengucap terima kasih.
“Terima kasih! Aku tidak akan melupakan kebaikanmu. Sesuai janjiku, aku akan mengabulkan keinginanku. Aku tak akan mengganggu siapa pun di hutan ini,” ucap Sneki.
Lalu, Sneki pergi meninggalkan hutan itu. Akhirnya, hutan menjadi aman dan tentram.
Unsur Intrinsik
Usai membaca cerita fabel Tikus dan Ular di atas, kamu mungkin penasaran dengan unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut adalah ulasan singkatnya;
1. Tema
Tema atau inti cerita Tikus dan Ular adalah tentang kebaikan hati seekor tikus. Karena kebaikannya, ia hampir saja diterkam oleh seekor ular. Beruntung, ia dapat melarikan diri.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada dua tokoh utama dalam cerita fabel ini, yaitu ular bernama Sneki dan tikus bernama Tiki. Tokoh protagonisnya adalah Tiki yang sifatnya baik hati. Ia dikenal suka menolong para hewan yang hidup di hutan belantara itu.
Sementara Sneki alias si ular adalah tokoh antagonisnya. Ia menjebak Tiki dengan berpura-pura tertindih pohon. Padahal, ia hanya ingin menerkam dan menyantap hewan kecil itu.
Ada satu tokoh pendukung yang turut mewarnai kisah ini. Ia adalah si kelinci. Ia hampir saja mendekati ular. Untung saja, Tiki melarangnya dan mereka pun mencari makan bersama.
3. Latar
Cerita fabel ini menggunakan latar tempat di hutan yang sangat luas. Secara spesifik, cerita terjadi di bawah apel, semak-semak, dan suatu tempat di seberang sungai.
4. Alur Cerita Fabel Ular dan Tikus
Alur cerita ini adalah maju. Cerita berawal dari seekor tikus yang sedang mencari makan. Ia lalu mendatangi pohon apel yang buahnya sudah matang. Saat asyik menyantap makanan, tiba-tiba saja ia mendengar suara minta tolong.
Ia lalu mendekati sumber suara, yakni di semak-semak. Ia lalu mendapati seekor ular terjebak batang pohon tumbang. Awalnya, hewan kecil itu sempat curiga bahwa si ular hanya menjebaknya.
Namun, ular bernama Sneki itu terus meyakinkan si tikus bahwa ia benar-benar butuh bantuan. Setelah si tikus hendak menolong, Sneki hampir saja menerkamnya. Ternyata, ia hanya menjebak si tikus bernama Tiki itu.
Untungnya, Tiki berhasil melarikan diri dari Sneki. Setelah itu, ia bertemu dengan Kelinci. Mereka pun mencari makan bersama. Saat langit mulai senja, Tiki dan Kelinci pun kembali ke rumah masing-masing.
Dalam perjalanan pulang, Tiki bertemu lagi dengan Sneki yang terperangkap jaring pemburu. Ia merengek-rengek minta tolong, tapi kali ini Tiki tak akan tertipu lagi.
Pada akhirnya, Tiki mau membantu Sneki setelah ular itu berjanji akan memenuhi segala permintaannya. Sebelum menolong Sneki, Tiki meminta agar ular itu tak mengganggu lagi hewan-hewan di hutan ini.
Lalu, Sneki menyetujui permintaan Tiki. Ia lalu menggigit jaring yang menjerat Sneki. Setelah berhasil bebas, Sneki minta maaf karena pernah menjebaknya. Ia lalu berterima kasih dan pergi meninggalkan hutan itu.
5. Pesan Moral
Pesan moral atau amanat apakah yang bisa kamu petik dari cerita fabel Tikus dan Ular ini? Tentu saja ada beberapa pesan moral, salah satunya adalah jangan bersikap licik. Jika ingin mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan, berusahalah dengan jujur. Jangan malah berbuat sesuatu yang merugikan orang lain.
Pesan berikutnya dapat kamu petik dari sifat si Tiki. Jadilah seperti si Tiki yang baik hati dan selalu menolong hewan-hewan yang membutuhkan pertolongan. Selain itu, dari Tiki, belajarlah untuk tak mudah percaya dengan orang asing. Karena, bisa saja ia adalah orang yang tak baik.
Pesan berikutnya, setiap kejahatan pasti akan mendapatkan karma atau balasan. Seperti halnya Sneki yang kena batunya. Karena telah menipu hewan lain, pada akhirnya, ia terkena jebakan jaring pemburu.
Terakhir, jadilah orang yang mudah memaafkan seperti Tiki. Meski tadinya dijebak dan ditipu Sneki, pada akhirnya, Tiki tetap menyelamatkan dan memaafkan Sneki.
Selain unsur instrinsik, cerita dongeng ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Di antara unsur ekstrinsiknya adalah nilai ketuhanan, sosial, budaya, dan moral dari lingkungan di sekitar.
Fakta Menarik
Nah, sebelum mengakhiri artikel yang mengulik cerita tentang Ular dan Tikus ini, ada baiknya jika kamu membaca fakta menariknya. Seperti apakah faktanya? Berikut ulasan singkatnya;
1. Ada Versi Lain
Cerita fabel Ular dan Tikus memilik banyak versi cerita. Kalau yang kami paparkan di atas merupakan adaptasi dari cerpen karangan Regita Pramesti.
Ada pun cerita fabel Ular dan Tikus dengan versi lain, yakni karya Nurngaini Solihati. Dengan judul Kecerdikan Menumbuhkan Kebaikan, dongeng tersebut mengisahkan tentang persahabatan antara Ular dan Tikus yang hidup di gurun pasir tandus. Mengapa Ular dan Tikus dapat hidup bersama?
Awalnya, mereka bermusuhan. Sebab, ular seringkali berkeinginan menerkam dan memangsa tikus. Hingga suatu hari, si tikus berkata pada ular, “Jika kau menerkam dan memakanku, maka kau akan sendirian hidup di hutan ini. Apakah kau mau hidup tanpa teman?”
Mendengar ucapan itu, ular pun mengangguk tanda mengerti. Sejak saat itu, ular tak lagi menerkam tikus. Ia memilih tuk memakan buah-buahan. Alhasil, mereka pun bersahabat.
2. Diadaptasi Menjadi Animasi
Cerita fabel Ular dan Tikus memang cukup laris di pasaran. Tak heran bila kisahnya kerap muncul di buku anak-anak. Selain itu, kisahnya juga diangkat menjadi video animasi.
Beragam videonya bisa ditonton di Youtube. Kisahnya pun ada bermacam-macam. Ada yang kisahnya sama dengan yang ada di artikel ini, ada pula yang lainnya.
Bagikan Cerita Fabel Ular dan Tikus Pada Teman-Temanmu
Demikianlah artikel yang mengulik tentang cerita fabel Ular dan Tikus beserta ulasan lengkapnya. Apakah kamu suka dengan kisahnya? Kalau suka, jangan ragu tuk membagikan kisahnya kepada teman-temanmu.
Apabila butuh kisah lainnya, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena di situs Poskata.com. Ada banyak kisah yang bisa kamu simak, seperti dongeng Melati yang Baik Hati, kisah Anak Emas Radin Jambat, legenda Hantuen dari Kalimantan, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!