
Kamu ingin membaca cerita dongeng berjudul Keledai Berkulit Singa? Tak usah ke mana-mana lagi, karena sekarang kamu sudah berada di tempat yang tepat. Yuk, simak langsung kisahnya di artikel ini!
Ada banyak cerita dongeng hewan yang sarat akan pesan moral, salah satunya berjudul Keledai Berkulit Singa. Sudah pernah membaca kisahnya belum, nih?
Secara singkat, dongeng bahasa Indonesia ini mengisahkan tentang seekor keledai yang punya impian tak masuk akal. Karena itu, teman-temannya sering menganggapnya bodoh. Tiba-tiba, ia menyamar menjadi seorang raja hutan alias singa.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apakah teman-temannya mempercayainya? Yuk, temukan jawabannya di artikel yang memaparkan cerita dongeng Keledai Berkuilt Singa ini. Selain kisahnya, kami juga telah mengulas unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca!
Cerita Fabel Keledai Berkulit Singa
Alkisah, pada zaman dahulu, hiduplah seekor keledai bernama Donki yang hidup di hutan belantara. Ia tinggal bersama hewan-hewan lainnya.
Teman-temannya menganggap ia bodoh karena kerap berkhayal hal-hal yang tak masuk akal. Kepada Zeze si zebra ia berkata, “Ze, suatu hari nanti aku ingin tinggal di bulan. Tinggal di sana sepertinya seru.”
“Kenapa kau tak tinggal di matahari saja? Biar terbakar!” ucap Zeze.
“Kamu kenapa berkata seperti itu? Memangnya salah bila aku punya mimpi tinggal di bulan?” tanya Donki.
“Jelas salah! Mana bisa kita hidup di bulan. Kamu terlalu sering berkhayal!” bentak Zeze kesal.
Mendengar temannya marah, Donki pun pergi berjalan-jalan. “Aku heran, kenapa semua temanku selalu memarahi mimpi-mimpiku. Emang apa salahnya bermimpi?” tanyanya dalam hati.
Meski demikian, ia tak pernah menyerah untuk bermimpi. Namun, mimpinya selalu aneh dan berubah-ubah.
Saat sedang berjalan-jalan, ia bertemu dengan seekor katak bernama Tata. Lagi-lagi, ia menceritakan keinginannya yang tak masuk akal.
“Hai, Tata. Kau sedang apa?” tanyanya basa-basi.
“Tak bisakah kau melihat aku sedang minum?” ucap Tata kesal. Sepertinya Tata sudah tahu bila Donki akan mengatakan sesuatu yang tak masuk akal.
“Kau tahu tidak, kelak aku akan terbang bebas seperti burung,” ucapnya.
“Hmm,” jawab Tata singkat.
“Lalu, aku akan membawamu di pundakku agar kita bisa terbang bersama. Lalu…” belum selesai Donki berbicara, Tata pun menyela.
“Hentikan, Don! Tidak ingatkah kau beberapa hari yang lalu bermimpi jadi seekor ikan? Mendengarmu membuatku pusing,” ucap Tata yang kemudian melompat meninggalkan Donki.
Harimau yang Ingin Jadi Raja Hutan
Di sisi lain, tinggallah seekor harimau bernama Gega yang berambisi menjadi pemimpin hutan. Hanya saja, ia selalu kalah dengan seekor singa bernama Leo.
Meski demikian, ia memiliki pengikut seekor rubah bernama Rubi. Setiap hari, Rubi selalu mengikuti Gega. Ia juga kerap menjadi mata-mata yang mengawasi gerak-gerik Leo.
Suatu hari, Donki tak sengaja mendengar ucapan kedua hewan itu. “Tuanku, Gega, beberapa hari ini aku tak melihat kehadiran Leo. Tampaknya pemburu berhasil menangkapnya,” ujar Rubi.
“Apa kau yakin?” tanya Gega tegas.
“A…aku pikir benar begitu Tuan,” ucap Rubi sedikit meragu.
“Kau pikir? Itu berarti kau belum tahu kepastiannya! Aku tak bisa menjadi raja hutan bila singa itu masih hidup. Cepat cari bukti kalau ia sudah mati! Kalau tidak aku akan memakanmu!” ucap Gega.
“Ba..baiklah, Tuan,” ucap Rubi yang bergegas mencari bukti.
Donki yang sedari tadi menguping pun bertanya-tanya tentang apa yang sedang mereka rencanakan. Lalu, tiba-tiba sebuah apel jatuh tepat mengenai kepalanya.
“Aduh!” teriaknya.
Sontak hal itu membuat Gega terkejut. Ia pun menghampiri Dongki dengan tatapan penuh kemurkaan.
“Apa yang kau lakukan di sini keledai bodoh!” teriaknya. “Jangan-jangan kau menguping pembicaraanku dengan si rubah itu?” tanyanya lagi dengan tatapan penuh ancaman.
“A…aku tidak mengupingmu, Tuan. A..aku hanya sedang berjalan-jalan sambil memikirkan keinginanku menikahi seorang putri,” ucap Donki gugup. Saking gugupnya, ia malah menceritakan hal aneh pada Gega.
Mendengar itu, Gega tertawa terbahak-bahak. “Hahaha! Dasar kau binatang bodoh! Pergi kau dari hadapanku atau aku akan menyantapmu,” ucapnya.
Ucapan Tak Masuk Akal yang Memuakkan
Mendengar ancaman Gega, Donki pun langsung lari terbirit-birit. Ia merasa takut dengan ancaman binatang mengerikan itu.
Pelarian Donki terhenti ketika melihat segerombolan hewan sedang berdiskusi. Ia pun bersembunyai di balik semak-semak dan menguping.
“Sudah beberapa hari aku tak melihat tuang Leo. Jangan-jangan ia telah mati dibunuh pemburu,” ucap Zeze.
“Jangan berkata demikian! Aku yakin ia masih hidup,” ucap Tori si kura-kura.
“Tapi, bagaimana jika ia benar-benar sudah mati? Bukankah nyawa kita terancam oleh Gega jika tuan Leo meninggal,” tanya si rusa bernama Deri dengan cemas.
“Benar katamu. Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang?” ujar Zeze khawatir.
Lalu, tiba-tiba saja Donki muncul dan menawarkan diri menjadi seorang pemimpin. “Teman-teman, aku pernah bermimpi menjadi seorang pemimpin. Bagaimana kalau saat ini aku yang menggantikan Leo sembari kita menunggu kabar darinya?” ucapnya yakin.
Hewan-hewan yang lain pun hanya bisa tertawa. “Kau jadi pemimpin? Hahaha. Melawanku saja kujamin pasti kau kalah. Apalagi bila harus mlawan harimau?” ucap Zeze.
“Kali ini saja, Don, tak bisakah kau mengatakan hal yang masuk akal? Kami lelah mendengar ucapanmu,” ucap Tori yang kemudian meninggalkan rombongan. Diikuti oleh hewan-hewan lainnya.
Melihat teman-temannya pergi begitu saja, membuat hati Donki terluka. Ia tak menyangka teman-temannya sangat menyepelekan dirinya.
Donki Menemukan Kulit Singa
Dengan hati yang sedikit terluka, Donki pun berjalan-jalan untuk menenangkan diri. “Inilah aku berjalan sendirian dengan perasaan terluka. Semuanya menghinaku dan menganggapku bodoh. Padahal, aku benar-benar ingin jadi Raja,” ucapnya.
Tampaknya, Donki yang bodoh tak menyadari jika menjadi raja bukanlah hal yang mudah. Butuh keberanian dan ketangguhan tuk jadi raja yang hebat.
Lalu, langkahnya terhenti ketika ia melihat sesuatu yang sangat aneh di bawah pohon. “Apa itu? Tampak seperti kulit singa?” ucapnya terkejut.
Ia lalu mendekati benda aneh itu. Benar saja, benda itu rupanya kulit Leo si singa. “Ah, rupanya pemburu benar-benar membunuh Leo. Mereka pasti cuma mengambil daging dan tulangnya saja. Malang sekali nasibmu,” ucap Donki.
Tanpa pikir panjang, Donki pun memakai kulit singa itu untuk menghibur dirinya sendiri. Ia lalu memandangi wajahnya dari pantulan air. “Oh, jadi begini rasanya jadi Raja Hutan. Tampak gagah dan tangguh,” ucapnya pada diri sendiri.
Donki merasa terhibur memakai kulit Leo. Ia pun berjalan sambil bernyanyi-nyanyi. “Hahaha, ak Raja Hutan, lihatlah aku!” ucapnya.
Donki Berkulit Singa
Saat keledai berkulit singa itu berjalan-jalan, ada seekor kelinci bernama Keke yang melihatnya. Ia pun kegirangan dan meminta seluruh hewan tuk berkumpul.
“Teman-teman! Aku punya kabar gembira,” ucapnya dengan penuh semangat.
“Kabar apa itu?” tanya Zeze penasaran.
“Tadi aku melihat tuan kita telah kembali. Tuan Leo telah tak mati,” ucap Keke senang.
“Benarkah itu? Apa kau tak salah lihat?” tanya Tori memastikan.
“Kenapa kau tak percaya padaku? Aku benar-benar melihatnya dengan mata kepalaku sendiri,” ujar Keke.
“Bukannya aku tak percaya, Ke. Tapi, tuan Leo lama tak terlihat. Dari mana saja dia kalau tak mati diserang pemburu?” ucap Tori.
“Benar kata Tori, Ke. Kalau pun ia benar-benar masih hidup, seharusnya ia langsung datang menemui kita,” jawab Zeze.
“Karena kalian tak percaya padaku, aku akan datang menemui tuan Leo dan membawanya kepada kalian!” kata Keke.
Ia pun melompat ke sana ke mari untuk mencari Leo yang sebenarnya adalah si Donki. Keledai itu memang tampak sama persis dengan si singa.
Sang Raja Telah Kembali
Tak lama kemudian, Keke berhasil menemukan Donki yang sedang asyik bernyanyi. “Tuanku, tuanku! Tuan Leo,” teriak Keke.
Karena tak merasa dipanggil, Donki pun tak berhenti atau pun menoleh. Lalu, Keke berhenti tepat di depan Donki yang berkulit singa itu.
“Tuan! Aku sedari tadi memanggilmu,” ucap Keke dengan napas terengal-engal.
“Apa? Kau memanggilku?” tanya Donki.
“Iya benar, Tuan. Para hewan telah menunggumu. Mereka tak percaya kalau kau telah kembali,” ucap Keke.
Donki hanya bisa melongo mendengar perkataan Keke. Ia pun pergi mengikuti Keke untuk menemui para hewan. Kemuidan, ia berdiri di sebuah batu besar, tempat di mana Leo selalu menjaga mereka.
Para hewan merasa sangat gembira. Ia tak menyangkan bila sang Raja benar-benar kembali. “Tuan, maafkan aku yang beranggapan bila dirimu telah tiada,” ucap Zeze.
“Maafkan aku juga, Tuan, karena telah menganggap dirimu dibunuh oleh pemburu,” ucap Tori.
Donki terkejut melihat para hewan hormat kepadanya. “Apa? Bagaimana mungkin mereka tunduk kepadaku?” ucapnya dalam hati.
Menyerang Harimau
“Jadi, ke mana perginya Tuan selama ini? Kami sangat mengkhawatirkanmu, Tuan,” tanya Keke penasaran.
“Se..sebenarnya aku memutuskan tuk berisitirahat sejenak. Karena energiku sudah terkumpul, aku pun kembali untuk menjaga kalian,” ucap Donki berbohong.
“Karena aku telah kembali, kini tugas utamaku adalah mengusir harimau dari hutan ini,” ucap Donki dengan santainya.
“Hore! Hore! Tuan kita akan mengusir harimau. Hore,” teriak para hewan gembira.
“Aku akan mendatangimu harimau!” ucap Donki pura-pura berani.
Di satu sisi, Rubi yang tahu rencana singa pun segera melapor pada Gega. “Tuan! Tuan! Kabar buruk, Tuan,” teriaknya sambil berlari menghampiri tuannya.
“Ada apa? Apa yang membuatmu berlari?” tanya Gega penasaran.
“Leo, si Raja Hutan telah kembali, Tuan. Ia akan menyerangmu besok,” kata Rubi panik.
“Apa kau bilang? Katamu dia sudah mati! Kau membohongiku!” ucap Gega.
“Aku juga tidak tahu, Tuan. Dia tiba-tiba kembali dan tampak sangat bersemangat untuk menyerangmu,” ucap Rubi.
“Apa? Bagaimana ini!” ucap Gega panik.
“Bagaimana kalau kita pergi saja dari sini, Tuan? Aku takut Leo akan membunuhmu,” bujuk Rubi.
Karena terlalu takut pada Leo, akhirnya Gega pun memutuskan tuk pergi meninggalkan hutan. Ia lari dengan sangat cepat diikuti dengan Rubi.
Fakta yang Terkuak
Para hewan mengira jika Leo telah berhasil menyerang harimau. Mereka pun bersorak sorai pada singa gadungan itu.
“Hore! Hore! Raja kami memang hebat. Ia berhasil mengusir harimau,” ucap para hewan itu.
Donki merasa bangga dan senang karena hewan-hewan mengira dirinyalah yang mengusir si harimau. Saking senangnya, ia tak sengaja berteriak konyol seperti dirinya yang biasa.
“Yiha! Yiha!” teriaknya. Ia pun kehilangan wibawanya. Para hewan pun tercengang melihatnya.
“Tunggu, kau bukan raja kami si Leo? Harusnya kau mengaung, bukannya berteriak konyol seperti keledai!” ucap Zeze.
“Wah, sepertinya kau penipu!” teriak Tori.
“Ma…maafkan aku,” ucap Donki dan kulit singa pun terjatuh dari tubuhnya.
“Benar, kan! Kau ternyata keledai bodoh yang menyamar!” ucap Zeze geram.
Takut akan serangan para hewan, Donki pun berlari sekencang mungkin untuk menghindari mereka. Ia berlari hingga ke ujung hutan dan para hewan sudah tak mengejarnya.
“Wah! Padahal aku telah menyelamatkan hidup mereka dengan mengusir harimau. Tapi, inikah cara mereka membayarnya?” ucap Donki sedih sambil napasnya terengal-engal.
Menjadi Diri Sendiri
Saat meratapi kesedihannya, seekor monyet bijak datang menghampirinya. Ia datang seakan-akan tahu kejadian yang baru dialami si Donki.
“Kau bisa saja menjadi Raja lebih lama jika kau tutup mulut. Tapi kau justru membuka kedokmu dengan suara bodohmu itu,” ucap si monyet.
“Lantas, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku harus ke mana?” tanya Donki bingung.
“Pertama-tama, hentikan mimpi-mimpimu yang tak masuk akal! Lalu, mulailah jadi dirimu sendiri. Terakhir, penampilan mungkin bisa membuatmu tampak berwibawa, tapi cara bicara dan cara berpikirmulah yang menentukan siapa dirimu,” ucap monyet itu.
Donki mengerti apa yang monyet itu katakan. Selama ini, para hewan menganggapnya bodoh karena perkataannya yang tak masuk akal.
Sejak saat itu, ia melupakan segala mimpi-mimpi khayalnya dan mulai bekerja keras. Ia menjadi keledai milik seorang petani yang setiap hari membantu mengangkut barang berat.
Unsur Intrinsik
Setelah membaca cerita dongeng Keledai Berkulit Singa ini, kini saatnya kamu menambah wawasanmu dengan mengulik unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasannya;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari dongeng ini adalah tentang seekor keledai yang memakai kulit singa. Ia lalu bertingkah laku seperti selayaknya Raja Hutan. Hewan-hewan lainnya lalu beranggapan keledai itu adalah raja mereka.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada banyak tokoh dalam cerita dongeng Keledai Berkulit Singa ini. Seperti judulnya, tokoh utama dalam dongeng ini adalah si keledai bernama Donki.
Para hewan di hutan tak menyukai Donki. Sebab, keledai itu kerap menceritakan beberapa impiannya yang tak masuk akal.
Karena itu, mereka beranggapan Donki adalah hewan yang bodoh dan menyebalkan. Alhasil, mereka jadi menyepelekan dan merendahkannya.
Tokoh antagonis dalam dongeng ini adalah harimau bernama Gega. Ia adalah hewan jahat yang haus akan kekuasaan. Ia ingin sekali membuat para hewan di hutan tunduk kepadanya.
Meski para hewan tak mau tunduk kepadanya, ada satu hewan yang menjadi pengikut setianya. Ia adalah rubah bernama Rubi.
Karakternya digambarkan sebagai sosok penakut yang mengikuti Gega karena kerap mendapatkan ancaman. Selama ini, bisa saja ia tak benar-benar tulus berada di dekat harimau itu.
Selain kedua tokoh tersebut, dongeng ini juga mempunyai beberapa tokoh pendukung yang turut mewarnai kisahnya. Mereka adalah Zeze, Tori, Tata, dan Keke.
Di akhri cerita, muncul seekor monyet yang bijak dan dewasa. Ia menasehati Donki agar tak bersikap bodoh dan menjaga wibawanya.
3. Latar
Latar tempat dari dongeng ini adalah di sebuah hutan belantara. Akan tetapi tak disebutkan secara spesifik nama hutan tersebut.
4. Alur Cerita Keledai Berkulit Singa
Alur cerita dongeng binatang ini adalah maju alias progresif. Cerita bermula dari seekor keledai bernama Donki yang membuat kesal hewan-hewan di sekitarnya karena kerap berkata hal-hal bodoh.
Tanpa sengaja, ia menemukan kulit singa yang mungkin saja dibuang oleh seorang pemburu. Ia lalu memakai kulit itu hanya untuk bersenang-senang.
Namun, para hewan mengira jika Donki adalah raja mereka yang telah lama tak menampakkan diri. Merasa bangga karena hewan-hewan tunduk kepadanya, Donki pun berpura-pura menjadi Raja Hutan.
Ia bahkan mengatakan kalau akan mengusir si harimau yang mengganggu ketenangan. Di sisi lain, harimau si penakut pun melarikan diri karena takut singa akan membunuhnya.
Para hewan mengira jika kaburnya harimau lantaran diserang oleh singa. Mereka pun bersorak gembira. Lalu, tanpa sengaja Donki berteriak konyol selayaknya seekor kedelai bodoh.
Sontak, hal itu membuat para hewan tercengang. Mereka pun mendapati bahwa selama ini keledai memakai kulit singa.
Donki pun berlari karena takut diserang oleh para hewan. Ia lalu berhenti saat hewan-hewan itu tak mengejarnya.
Lalu, ada seekor monyet yang menasehatinya. Sejak saat itu, Donki tak lagi bersikap konyol dan fokus untuk bekerja keras.
5. Pesan Moral
Pesan moral apakah yang bisa kamu petik dari dongeng keledai yang memakai kulit singa ini? Amanat pertama adalah janganlah berbohong pada orang lain.
Jangan mencontoh perbuatan keledai yang membohongi para hewan hanya karena ingin mereka tunduk kepadanya. Seharusnya, dari awal ia mengatakan bila dirinya hanya memakai kulit singa yang ditemukannya di dekat pohon.
Pesan berikutnya adalah seseorang mungkin bisa menipu orang lain dengan pakaian dan penampilannya, tapi tidak dengan cara bicara dan pola pikirnya. Orang lain akan segera tahu siapa dirinya sebenarnya.
Artinya, awalnya seseorang mungkin menilai dari penampilanmu saja. Namun, lama kelamaan orang-orang akan menghargaimu jika kamu punya pola pikir yang positif dan cerdas.
Maka dari itu, berhati-hatilah dalam mengungkapkan pendapatmu. Pikirkan matang-matang sebelum kamu mengeluarkan isi kepalamu.
Selain unsur intrinsik, cerita dongeng Keledai Berkulit Singa ini juga punya unsur ekstrinsik. Di antaranya adalah nilai sosial, budaya, dan juga moral.
Fakta Menarik Cerita Keledai Berkulit Singa
Sebelum mengakhiri cerita tentang Keledai Berkulit Singa ini, yuk, simak dulu fakta menariknya. Berikut ulasan singkatnya;
1. Adaptasi Dari Dongeng Aesop
Aesop adalah seorang pengarang cerita asal Yunani yang karya-karnya dikenal sebagai Aesop’s Fable. Ia telah mengarah ratusan cerita singkat yang kisahnya cukup menarik dan sarat akan pesan moral.
Cerita Keledai Berkulit Singa dalam artikel ini pun mengadaptasi dongeng milik Aesop. Dalam bahasa Inggris, judul dari dongeng ini adalah The Ass in the Lion’s Skin.
Cerita versi Aesop, mengisahkan tentang keledai yang berkulit singa untuk menakuti para hewan. Ia merasa bangga karena hewan-hewan di sekitarnya merasa takut padanya.
Namun, seekor rubah mendengar suara singa itu. Ia langsung mengetahui bila singa itu hanyalah seekor keledai yang menyamar. Keledai sangat malu dengan sikapnya dan pergi meninggalkan hutan.
2. Versi Lain
Cerita dongeng Keledai Berkulit Singa yang kami paparkan di atas memang mengadaptasi dari dongeng milik Aesop. Namun, kisah ini juga memiliki beragam versi cerita.
Versi dari penulis bernama Jacobs mengisahkan tentang seekor keledai yang mengambil kulit singa yang sedang dijemur oleh seorang pemburu. Ia lalu memakai kulit itu untuk menakut-menakuti para hewan.
Namun, ia tak dapat menakuti sang pemilik. Dari suaranya saja, ia bisa tahu bahwa singa itu adalah keledai miliknya yang sedang menyamar.
Berbeda lagi dengan kisah dari Samuel Croxall. Berjudul The Fox and the Ass, dongeng versinya mengisahkan tentang seekor keledai yang memakai kulit singa untuk menakuti-nakuti hewan lain.
Tujuannya adalah agar ia bisa makan rumput seorang diri tanpa ada yang mengganggu. Lalu, ia melihat seekor rubah dan mengaum untuk menakutinya.
Namun, rubah itu tak bodoh. Dari suaranya saja, ia bisa tahu bahwa hewan yang menakutinya bukanlah seekor singa melainkan keledai bodoh yang sedang menipu dirinya.
Bagikan Cerita Keledai Berkulit Singa ke Teman-Temanmu
Demikianlah cerita Keledai Berkulit Singa beserta ulasan lengkapnya. Kamu suka dengan kisahnya? Kalau suka, yuk, bagikan ke teman-temanmu.
Buat yang masih pengen baca kisah lainnya, langsung saja kepoin Poskata.com kanal Ruang Pena. Selain cerita Keledai Berkulit Singa ini, ada beragam dongeng yang bisa kamu baca, seperti Hansel dan Gretel, Singa dan Kelinci, Goldilocks dan Tiga Beruang, serta masih banyak lagi.
Selain itu, di Poskata.com juga terdapat beragam cerita rakyat Nusantara yang menarik tuk kamu simak. Misalnya saja seperti legenda Buaya Tembaga, asal usul Batu Bali dari Bangka Belitung, dan cerita rakyat Si Tanggang. Selamat membaca!