
Ingin membaca dongeng yang mengajarkan pentingnya menjauhi sikap sombong? Tak perlu ke mana-mana lagi, baca saja dongeng Katak dan Lembu yang ada di artikel ini. Selamat membaca!
Kamu gemar membaca buku cerita? Cerita seperti apa yang biasanya kamu sukai? Kalau suka cerita dongeng hewan, sudah pernahkah kamu membaca Katak dan Lembu?
Kalau belum, secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentan seekor katak yang sombong. Ia merasa dirinyalah yang paling hebat dan besar. Padahal, masih ada banyak hewan yang lebih besar dari dirinya.
Lalu, ada seekor lembu yang membuat si katak iri hati. Lantas, apakah yang akan katak itu perbuat? Yuk, baca kelanjutan kisahnya di artikel. Selain ceritanya, kami juga telah memaparkan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca!
Cerita Dongeng Katak dan Lembu
Alkisah, pada zaman dahulu, hiduplah beberapa ekor katak di sebuah kolam yang tenang di dalam hutan. Mereka bermain setiap hari dan selalu saling menolong satu sama lain.
Namun, tak semua katak memiliki kemampuan yang sama. Ada satu katak yang pandai melompat. Ia bahkan bisa melompat ke atas batu yang tinggi.
Ada pula yang bisa bergerak dengan cepat. Ia bisa dengan mudah menangkap nyamuk atau lalat. Lalu, yang paling terkenal dah besar adalah si Fregi. Ia memiliki badan yang sangat besar. Dalam sekali makan, ia bisa menghabiskan 12 lalat.
Karena ukurannya yang besar, katak-katak lain sangat takut kepadanya. Tapi, Fregi sangat suka perhatian. Ia bangga memiliki tubuh besar. Acap kali ia mengejek katak yang bertubuh kecil.
Suatu pagi, Fregi mengejek katak kurus yang pandai melompat bernamaa Kaka.
“Meskipun kau pandai melompat, tapi badanmu sangatlah kecil. Lihatlah aku. Badanku besar. Tak ada yang bisa menandingi ukuran badanku., ” ucapnya angkuh.
“Apa kau yakin tak ada hewan lain yang lebih besar darimu?” jawab Kaka.
“Bagaimana kita tahu? Kita tak pernah melihat hewan lainnya, ” jawab Tata, si katak cepat.
Katak-katak yang hidup di kolam itu memang tak pernah melihat hewan lain. Pasalnya, kolam itu terletak di ujung hutan sehingga tak ada yang mengunjunginya.
Jadi, para katak selalu beranggapan Fregi adalah hewan yang paling besar. “Beruntungnya aku punya badan paling besar. Semuanya takut kepadaku, ” ucapnya.
Fregi punya empat anak yang sangat suka bermain. Suatu hari anak paling sulung mengajak adik-adiknya dan beberapa teman untuk bermain di balik pohon.
“Bagaimana kalau kita bermain di balik pohon itu? Ada banyak bebatuan besar yang bisa kita pakai bermain,” ucap Sulung.
“Aku setuju,” kata adik-adik serempak.
Mengajak Teman yang Lain
“Aku akan mengajak Fred untuk bermain bersama kita,” ucap si kakak sulung. “Fred maukah kau ikut bersama kita ke balik pohon itu?” tanyanya.
“Emm, kata ibuku, aku tidak boleh bermain terlalu jauh,” jawab Fred.
“Tapi, di sana sangatlah seru. Banyak batu-batu besar untuk kita melompat-lompat,” imbuh adik nomor dua.
“Aku takut ibu akan memarahiku,” jawab Fred takut.
“Tak usah takut. Nanti aku akan mengatakan pada ayahku untuk meminta izin pada ibumu. Siapa yang berani melawan ayahku?” jelas si sulung.
Pada akhirnya, Fred mau pergi bermain bersama anak-anak Fregi. Tanpa berlama-lama lagi, seluruh anak katak itu melompat dari kolam menuju daerah di balik pohon.
Mereka terkejut melihat keindahan yang ada di balik pohon besar itu. Ada banyak bebatuan besar yang bisa mereka lompati. Lebih indahnya lagi, rupanya di balik pohon itu ada kolam kecil yang airnya sangat jernih.
“Oh, lihat. Ternyata di balik pohon ini ada kolam lagi. Selama ini, kukira hanya ada satu kolam saja sehingga kita tak pernah diizinkan pergi ke tempat lain,” ucap Fred.
Bertemu dengan Lembu
Menyaksikan kolam itu, mereka langsung bermain dan melompat-lompat dari satu batu ke batu lain, lalu berenang di kolam. Namun, tiba-tiba saja tanahnya bergoyang.
“Oh, tidak! Apa yang terjadi?” tanya si sulung.
“Kenapa tanahnya bergoyang?” ucap Fred. “Kita tak seharusnya meninggalkan kolam kita. Bagaimana ini? Kita akan segera mati,” imbuhnya.
Rupanya, getaran di tanah itu disebabkan oleh seekor lembu yang sedang melewati tepi kolam. Tubuhnya sangat besar dan gagah. Suaranya pun begitu keras.
Baru pertama kali ini anak-anak katak itu melihat binatang sebesar itu. Mereka merasa sangat takut. Saat getaran berhenti, mereka cepat-cepat melompat dan bersembunyi di balik batu.
Namun, Fred jatuh terpeleset. “Oh, tidak, teman-teman. Tolong aku, sebelum binatang besar ini memakanku,” teriaknya.
Mendengar Fred berteriak, lembu itu pun bertanya. “Ada apa dengan keributan ini? Siapa yang akan memakanmu?” tanya lembu itu.
“A…aku mohon jangan makan kami makhluk besar. Aku hanya ingin bermain-main di sini,” ucap Fred sambil menangis.
“Hahaha, kenapa aku harus memakan kalian? Aku ke mari hanya untuk minum saja, kok,” ucap si lembu.
“Itu berarti, kau tidak makan kami?” tanya si sulung yang beranjak pergi dari tempat persembunyiannya.
“Tentu saja tidak. Perkenalkan, namaku Oxi. Aku baru kali ini melihat kalian. Dari mana kalian berasal?” ucap lembu yang rupanya bernama Oxi itu.
“Kami datang dari kolam di balik pohon besar ini. Lantas, apa yang kau makan? Kenapa tubuhmu bisa besar sekali? Ayahku tiap hari makan lalat yang banyak, tapi tidak bisa sebesar dirimu,” tanya si Bungsu.
Berteman dengan Si Lembu
Mendengar pertanyaan si bungsu, Oxi tertawa terbahak-bahak. “Meskipun ayahmu memakan apa yang aku makan, ia tak akan bisa sebesar diriku. Sebab, setiap hewan punya ukuran yang berbeda-beda,” jelas Oxi.
“Apakah itu artinya ada hewan yang jauh lebih besar darimu?” tanya Fred.
“Tentu saja,” jawab Oxi. Lembu lalu menceritakan hewan apa saja yang ada di muka bumi ini. Fred dan teman-teman lainnya sangatlah antusias mendengarkan cerita dari si Oxi.
Hingga tak terasa bila malam telah datang. “Teman-teman, malam sudah datang. Bagaimana kalau kita pulang saja?” tanya Fred.
“Iya, ayo kita pulang. Aku sudah tak sabar menceritakan kisah dari Oxi kepada ayahku,” ucap si Sulung.
Mereka pun berpamitan pada Oxi dan segera kembali ke kolam besar di balik pohon. Setibanya di sana, anak-anak lalu menceritakan kisah Oxi pada Fregi. Cerita itu terdengar sangat menarik sehingga katak-katak lainnya pun ikut mendengarkan.
Mendengar cerita anak-anak, Fregi hanya bisa tertawa. “Hahaha, kau bilang Oxi ini lebi besar dariku? Hahaha,” ucapnya mengejek.
“Benar Ayah. Bahkan, kata Oxi, masih ada hewan yang lebih besar dari dirinya. Mereka datang ke kolam itu untuk minum air,” jelas si Bungsu.
“Si Oxi juga berkata kalau katak tak akan bisa tumbuh lebih besar dari dia,” imbuh Fred.
“Hah? Tidak masuk akal. Bagaimana bisa ada hewan yang lebih besar dari aku. Dia pasti menggemukkan dirinya untuk membohongimu. Ia pasti pembohong,” ucap Fregi.
Fregi Merasa Iri
“Bisa saja cerita itu benar, Freg. Aku kerap mengobrol dengan burung yang hinggap ke mari. Mereka kerap cerita kalau ada binatang yang sangat besar di luar sana. Ini adalah kesalahan besar jika kita mengira diri kita yang paling hebat dan besar,” ucap Kakak yang sedari tadi mendengar cerita anak-anak.
“Itu adalah kesalahanmu, bukan aku. Aku adalah makhluk terbesar di planet ini. Itu faktanya!” ucap Fregi.
“Kenapa tidak kita tunggu hingga pagi dan cari tahu kebenarannya. Anak-anak bilang kalau para hewan besar itu ke kolam itu tiap pagi untuk minum. Kenapa kita tak ke sana saja esok hari untuk mencari tahu faktanya?” ucap Kaka.
Semua katak setujud engan ide dari Kaka. Tapi tidak dengan Fregi. Ia sangat marah. Baginya, ialah hewan yang paling besar dan tak ada yang bisa menandinginya.
Ia harus membuktikan bahwa dirinyalah yang paling besar. Jika tidak, bisa-bisa para katak tak menghormatinya lagi.
“Tidak bisa! Kita putuskan sekarang juga! Tidak ada satu pun hewan yang boleh mengelabuhi anak-anakku. Akan kutunjukkan pada lembu itu siapa yang paling besar,” ucap Fregi sambil meregangkan ototnya.
Ia lalu membusungkan dadanya dan menggembungkan perutnya sehingga badanya terlihat makin besar. “Apakah dia lebih besar dari tubuhku ini?” tanya pada anak-anak.
“Tidak. Ia bahkan lebih besar, Yah,” jawab Sulung.
Lalu, Fregi menggembungkan perutnya agar terlihat lebih besar lagi. “Apa dia sebesar ini?” tanyanya lagi.
“Tidak, Yah! Ia lebih besar,” ucap Fred.
“Freg, kau tak perlu melakukan itu. Setiap hewan pasti punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kau harus menerima fakta bahwa ada hewan yang lebih besar darimu,” ucap Tata.
“Benar, Freg. Mungkin saja, dengan tubuhnya yang besar. Binatang itu tak bisa melompat seperti kita,” imbuh Kaka.
“Benar, Yah. Kau harus berhenti. Kau bisa menyakiti dirimu sendiri,” ucap si Sulung.
Fregi Tetap Merasa Paling Besar
Tapi, Fregi tak mau menyerah. Ia tak mendengar saran dari anak dan teman-temannya. Ia hanya ingin dianggap sebagai hewan paling besar dan hebat.
Lalu, ia menggembungkan perutnya lebih besar lagi hingga matanya memerah. “Apakah aku sudah lebih besar dari dirinya?” ucap Fregi.
“Jelas lembu itu lebih besar, Yah,” ucap Bungsu. Wajah Fregi mulai membiru, matanya membelalak keluar.
“Freg, hentikan, kau terlalu memaksakan dirimu!” ucap Kaka.
Namun, Fregi tak mau menyerah. Ia lalu mengambil napas panjang dan menggembungkan perutnya sekali lagi. Namun, tiba-tiba saja perutnya meledak.
Anak-anak Fregi menangis. Kaka dan Tata mencoba menenangkan anak-anak itu. “Setiap makhluk hidup pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita tak seharusnya memaksakan diri untuk lebih hebat dari yang lain,” ucap Kaka.
Unsur Intrinsik
Setelah membaca cerita dongeng Katak dan Lembu, lengkapilah pengetahuanmu dengan mengulik fakta menariknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasan singkatnya;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari dongeng Katak dan Lembu adalah tentang kesombongan hati. Seekor katak merasa dirinya yang paling besar, sehingga ia angkuh dan mengejek teman-teman yang lebih kecil dari dirinya.
Tak hanya itu, ia juga merasa iri ketika yang lain mendapati bila ada hewan yang lebih besar dari dirinya. Alhasil, ia memaksakan diri untuk tampil lebih besar. Pada akhirnya, hal itu merugikan dirinya sendiri.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh dalam dongeng Katak dan Lembu ini. Karakter antagonis utamanya adalah si katak besar bernama Fregi yang merasa dirinya adalah hewan paling besar di dunia ini. Ia adalah katak yang angkuh dan juga mudah iri hati.
Lalu, ada dua katak yang memiliki karakter bijaksana dan baik hati. Mereka adalah si Kaka dan Tata. Keduanya sempat memperingatkan Fregi untuk menerima fakta bahwa ada banyak hewan yang lebih besar darinya. Namun, Fregi tak memerdulikannya.
Ada pula 5 anak-anak katak yang tak dijelaskan secara detail karakternya. Empat di antaranya adalah anak dari Fregi, dan Fred. Kemudian, tokoh yang baik dan suka mendongeng, yaitu Oxi. Ia adalah lembu yang membuat Fregi merasa iri hati.
3. Latar
Latar tempat utama dalam dongeng Katak dan Lembu ini adalah di sebuah hutan belantara. Lebih tepatnya, dongeng ini terjadi di sebuah kolam dekat pohon besar. Lalu, cerita juga terjadi di sebuah kolam kecil di balik pohon besar.
4. Alur Cerita Dongeng Katak dan Lembu
Alur cerita dongeng Katak dan Lembu adalah maju atau progresif. Cerita berawal dari 5 anak katak yang nekat bermain di luar kawasan mereka.
Mereka menemukan sebuah kolam kecil dan bermain-main di sana. Namun, tiba-tiba saja ada getaran di tanah yang membuat mereka ketakutan.
Tak lama kemudian, datanglah seekor lembu bernama Oxi. Anak-anak katak merasa ketakutan. Mereka merasa hewan besar itu akan memamakan mereka.
Namun, Oxi dan para katak kecil itu justru berteman baik. Oxi menceritakan bahwa di dunia ini ada banyak sekali hewan yang lebih besar dari dirinya.
Saat malam tiba, para katak kecil kembali ke kolam. Mereka lalu menceritakan kisah dari Oxi kepada Fregi. Namun, Fregi justru merasa marah.
Ia tak terima bila ada hewan yang lebih besar darinya. Karena tak terima, ia pun memaksakan diri untuk menggembungkan perutnya sehingga tampak lebih besar.
Cara itu tak berhasil. Bagaimana pun juga, seekor katak tak akan bisa lebih besar dari seekor lembu. Namun, Fregi tak mau menyerah. Pada akhirnya, perutnya meletus dan ia pun meninggal.
5. Pesan Moral
Pesan moral apakah yang bisa kamu petik dari cerita dongeng Katak yang Sombong dan Lembu ini? Amanat utama adalah jangan bersikap sombong.
Di atas langit masih ada langit. Ketika kamu merasa hebat, ingatlah masih ada yang lebih hebat dari dirimu. Oleh kerena itu, Tuhan melarang kita untuk bersikap sombong.
Selain itu, tak perlu merasa iri pada kelebihan orang lain. Semua orang pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kamu tak perlu memaksakan diri untuk sehebat orang lain. Mending asah kelebihanmu sendiri dan jadilah versi terbaik dari dirimu. Iri hati hanya akan membuatmu celaka.
Selain unsur intrinsik, cerita dongeng Katak dan Lembu dalam bahasa Indonesia ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral.
Fakta Menarik
Apa sajakah kira-kira fakta menarik dari cerita fabel ini? Kalau kamu penasaran dan ingin menambah wawasanmu, yuk, simak langsung ulasan berikut;
1. Adaptasi dari Dongeng Aesop
Sumber: Wikimedia Commons
Mungkin kamu masih belum familier dengan nama pengarang asal Yunani, Aesop. Namun, kamu pasti sudah tak asing lagi dengan karya-karyanya, seperti Kelinci dan Kura-Kura, Serigala Berbulu Domba, serta Singa dan Tikus.
Nah, dongeng Katak dan Lembu ini juga termasuk cerita karya Aesop. Dalam bahasa Inggris, judul dari dongeng ini adalah The Frog and The Ox.
2. Ada Versi Lain
Seperti cerita dongeng pada umumnya, Katak dan Lembu juga punya versi lain. Dalam versi lain, ada seorang anak katak bernama Koko yang sangat sombong. Ia merasa tubuhnya yang paling besar dan kuat.
Tak jarang ia meledek teman-teman yang tubuhnya lebih kecil dari dirinya. Karena itu, ia dijauhi oleh katak-katak lain. Ia tak punya teman dan selalu sendirian.
Pada suatu pagi, Koko pergi ke padang rumput untuk bermain. Tanpa sengaja, seekor anak lembu menjilat tubuh Koko. Si Koko berteriak dan lari ketakutan.
Ia merasa anak lembu itu akan memakannya. Padahal, anak lembu tak bermaksud demikian. Ia hanya ingin makan rumput dan tak sengaja mengenai tubuh si katak kecil.
Ayah Koko lalu bertanya kenapa anaknya berteriak. Koko menjelaskan bahwa ada seekor anak lembu yang hendak memakannya. Tentu saja ayah Koko tertawa.
Tak ada satu pun lembu yang doyan dengan katak. Para katak lain yang mendengarnya pun ikut tertawa. Tak terima ditertawakan, Koko pun menggembungkan perutnya agar terlihat besar dan ingin melawan lembu itu.
Sang ayah berulang kali berkata bila hal itu membahayakan dirinya. Namun, Koko tak menyerah. Para katak yang tak menyukainya justru mendukung Koko untuk menggembungkan perut.
Pada akhirnya, Koko pun sakit perut karena terlalu banyak angin yang masuk ke dalam tubuhnya. Namun, sejak saat itu, sifatnya berubah. Ia tak mau lagi bersikap sombong.
Bagikan Dongeng Katak dan Lembu ke Teman-Temnamu
Demikianlah artikel yang mengulik cerita dongeng Lembu dan Katak beserta ulasan lengkapnya. Apakah kamu suka dengan kisahnya? Kalau suka, yuk, bagikan kepada teman-temanmu.
Buat yang butuh cerita dongeng lainnya, langsung saja kepoin Poskata.com kanal Ruang Pena. Ada beragam dongeng yang bisa kamu baca, seperti dongeng Putri Salju, Gajah dan Kelinci, Burung dan Semut, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!