
Salah satu kegiatan seru untuk menghabiskan waktu luang adalah membaca cerita dongeng. Di artikel ini telah kami paparkan cerita dongeng Kerbau Cerdas yang ceritanya seru. Tak hanya itu, ada pula pesan moral yang terkandung dalam dongeng ini. Yuk, baca langsung saja!
Buat yang hobi baca cerita dongeng, sudahkah kamu membaca cerita Kerbau yang Cerdas? Kalau belum, kamu wajib baca cerita tersebut. Pasalnya, ceritanya seru banget, lho.
Secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang seekor kerbau cerdas milik seorang petani. Kerbau tersebut bernama Bufi. Setelah sekian lama tinggal dengan pemiliknya, Bufi pun dibebaskan ke hutan.
Lantas, bagaimanakah perjalanan kisah Bufi selama di hutan? Kalau kamu penasaran, mending baca kelanjutan kisah serunya di artikel ini, yuk! Nggak hanya ceritanya aja, lho. Kami juga telah memaparkan ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya.
Cerita Dongeng Kerbau yang Cerdas
Alkisah, di sebuah desa kecil, hiduplah seorang petani yang memiliki sebidang kecil tanah di dekat rumahnya. Ia memelihara kerbau bernama Bufi yang dipelahara sejak masih kecil.
Saat musim tanam tiba, petani itu membawa Bufi ke ladang. Dari pagi hingga malam tiba, Bufi bekerja keras membajak ladang tersebut. Sebab, petani itu hidup miskin, sehingga tak punya kerbau lainnya.
Meski bekerja dari pagi hingga malam, Bufi tak pernah membenci majikannya. Ia merasa beruntung karena petani itu merawatnya dari kecil hingga sekarang. Itulah kenapa, meski kerja keras, Bufi tak pernah meninggalkan majikannya yang miskin itu.
Para tetangga mengagumi kerja keras Bufi. “Kerbaumu sangat kuat dan cerdas. Ia tak pergi walau kau memintanya kerja dari pagi hingga malam,” ucap salah satu tetangganya saat petani dan Bufi sedang melintas.
“Terima kasih, aku sangat bersyukur memiliki Bufi. Tanpanya, pekerjaanku di ladang akan semakin berat,” jawab petani itu.
Seiring berjalannya waktu, petani itu pun punya cukup uang hasil dari panen ladangnya. Ia lalu membeli seekor kerbau lagi untuk menjadi teman Bufi. Ia tak ingin kerbau miliknya bekerja sendirian. Bufi pun tampak senang ketika majikannya membawa kerbau baru.
Bufi Sudah Tak Sanggup Bekerja
Pada suatu pagi yang cerah, berangkatlah petani itu bersama kedua kerbau miliknya ke ladang. Saat sedang membajak ladang, tiba-tiba Bufi terjatuh. Ia tampak sangat kelelahan. Napasnya terdengar berat.
“Moo…. Moo,” Bufi mengeram dan terlihat kesakitan.
Tak tega melihat Bufi kesakitan, petani itu membawa pulang kedua kerbaunya. Ia mengelus-ngelus kepala Bufi berharap peliharaannya itu tak kenapa-kenapa.
Sepanjang malam, petani itu berpikir untuk melepaskan Bufi. “Kerbau sejatinya adalah binatang yang suka kebebasan. Aku tak seharusnya mengurung Bufi selamanya. Lagipula, ia telah banyak membantuku,” ucap petani itu dalam hati.
“Benar. Sudah saatnya Bufi berisitirahat di alam bebas,” imbuhnya meyakinkan keraguannya.
Keesokan harinya, petani membawa Bufi ke hutan. Ia lalu melepas kalung lonceng yang selama ini berada di leher Bufi. “Sekarang, kau bisa hidup bebas, kerbauku tersayang. Aku akan melepaskanmu. Kau berhak untuk hidup di alam bebas,” ucap petani itu sambil mengelus kepala si kerbau.
Bufi tanpak senang. Ia tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya dan berkata, “Moo…Moo.”
“Oh, Bufi. Kau adalah kerbau yang baik dan cerdas. Kau bekerja keras untukku. Aku tak akan pernah bisa membalas kebaikanmu. Sekarang, saatnya kamu untuk mendapatkan kebebasan,” ucap petani itu sambil memelum Bufi dan meneteskan air mata.
“Moo…Moo,” jawab Bufi dengan raut wajah terharu.
“Sekarang, kau tak perlu bekerja keras lagi. Pergilah untuk mengembara. Aku akan merindukanmu,” ujar si petani.
“Moo…Moo,” ucap Bufi sedih. Ia sedih meninggalkan majikannya. Di sisi lain, ia juga merasa senang karena bisa hidup bebas di alam. Setelah itu, Bufi dan petani pun berpisah.
Hidup di Alam Bebas
Setelah berpisah dengan majikannya, Bufi memasuki hutan tanpa rasa takut. Ia minum air dari sungai dan makan rumput yang hijau di hutan. “Hmm, air dan rumput ini terasa sangat segar,” ucapnya.
Hari mulai gelap. Malam pun datang. Bufi mulai mencari-cari tempat yang cocok untuknya beristirahat. Kemudian, di dekat sungai, ia melihat ada sebuah gua.
“Tampaknya aku bisa beristirahat di gua itu. Aku akan masuk dan melihatnya,” ucap Bufi.
Lalu, Bufi masuk ke gua itu dan melihat sekelilingnya. “Hmm, gua ini sangat luas dan hangat. Cocok untuk menjadi tempat tidur,” ucapnya senang.
Bufi hidup dengan tenang dan senang di hutan. Setiap hari, ia berjalan mengelilingi hutan. Ketika lelah, ia akan kembali ke gua untuk tidur dan beristirahat. Ia sangat menikmati kebebasannya.
Di sisi lain, rupanya ada hewan lain yang setiap hari mengawasi Bufi diam-diam. Ia adalah Foxi, si rubah licik. Ke mana pun Bufi pergi, Foxi selalu mengikutinya secara diam-diam.
Bufi terlalu asyik dengan kegiatannya sendiri, sampai ia tak sadar bila ada seekor rubah yang selalu mengawasinya. “Hmm, kerbau ini tampak begitu bahagia tinggal di hutan ini sendirian. Ia terlalu berani atau bodoh?” ucap Foxi dalam hati.
“Tak akan kubiarkan kebahagiaannya berlangsung lama. Aku akan menakutinya,” imbuhnya.
Foxi yang Penuh Tipu Muslihat
“Hai! Kau binatang baru ya di hutan ini?” tanya Foxi menyapa Bufi.
“Aku sudah cukup lama tinggal di sini. Aku tidak bisa menyebut diriku baru,” ucap Bufi.
“Hahaha, kau adalah hewan kecil yang lucu,” ucap Foxi meledek.
“Hahaha, seekor rubah yang memanggil seekor kerbau kecil memang lucu,” balas Bufi.
“Beran-beraninya kau meledekku! Aku ini Raja di hutan ini. Tak ada satu pun orang yang berani melawanku! Dan kau tahu? Gua tempat tinggalmu itu adalah singgasanaku! Jika ingin hidup, kau harus sujud kepadaku! ” ujar Foxi memerintah Bufi.
“Kau pikir aku percaya dengan kata-katamu? Dengar rubah! Aku tahu kau bukanlah raja di hutan ini. Bahkan, aku yakin kau tak tahu seberapa besarnya hutan ini. Berhentilah menggangguku,” ujar Bufi geram.
Foxi merasa sangat marah pada Bufi. Ia tak terima dengan sikap keras kerbau itu. Bufi menyadari bahwa ia harus hidup lebih berhati-hati lagi. “Hutan ini memang luas. Tak semuanya baik. Aku harus berhati-hati,” ucapnya dalam hati.
“Lagipula, aku sudah beberapa tinggal di gua ini, dan tak ada satu pun penghuni lain yang kembali. Itu berarti, gua ini sudah tak berpenghuni lagi,” ucap si kerbau.
Di sisi lain, Foxi yang licik itu pergi menemui harimau bernama Tigi. Ia ingin balas dendam kepada Bufi. “Hai, Tigi. Tahukah kamu di ujung sungai itu ada sebuah gua yang hangat dan besar?” ucapnya.
“Benarkah? Aku belum pernah melihatnya,” ucap Tigi.
“Kalau kau tak percaya, malam ini datanglah ke sana. Kau bisa menggunakan gua itu sebagai tempat istirahat,” ucap Foxi. Tampaknya, ia ingin Tigi menyerang Bufi.
Bufi Banyak Akal
Saat malam tiba, datanglah Tigi ke gua itu. Dari dalam gua, Bufi bisa melihat Tigi yang sedang berjalan menuju gua. Bufi ketakutan karena khawatir harimau itu akan memakannya.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana bila ia memakanku?” ucapnya panik.
Ketika harimau itu makin mendekat, tiba-tiba saja Bufi mendapatkan ide cemerlang. “Aha! Aku bisa melihatnya. Tapi tampaknya ia tak bisa melihatku. Ini keberuntungan buatku,” ucapnya dalam hati.
Rupanya, dalam kegelapan gua itu, Bufi hendak berpura-pura menjadi dua monster yang menyeramkan untuk menakut-nakuti harimau. Ia bersuara lantang seakan-akan ada dua makhluk dalam gua.
“Hahaha! Akhirnya ada mangsa yang akan mendekati gua ini. Aku sudah lama tak makan,” ucapnya menjadi sosok monster pertama.
“Ssst! Kecilkan suaramu! Ia nanti mendengar suara kita. Aku tak ingin kehilangan mangsa lagi,” ucap Bufi menjadi monster kedua.
Mendengar percakapan itu, Tigi menghentikan langkahnya. Wajahnya tampak bingung dan ketakutan. “Sial, ada monster apa di dalam gua ini? Dari suaranya, tampaknya mereka makhluk mengerikan,” ucapnya ketakutan.
“Aku sudah tak sabar memakan harimau itu. Aku lapar sekali. Hahaha,” ucap Bufi mengelabuhi Tigi.
Tak tahan lagi menahan ketakutannya, Tigi pun lari berbalik arah. Ia tak ingin menjadi santapan monster mengerikan dalam gua itu. Dalam hati, ia berkata, “Sialan! Rubah itu pasti menipuku. Dia bilang gua ini tak ada penghuninya!”
Melihat harimau itu lari terbirit-birit, Bufi merasa sangat lega. Ia menyadari pentingnya bersikap tenang dalam situas-situasi tertentu. “Hutan ini luas, masih banyak gua lain, tapi kenapa ia hendak kemari?” ujar Bufi.
Tigi Murka Pada Foxi
Keesokan harinya, Tigi menemui Foxi dan marah-marah. Ia meras ditipu oleh hewan licik itu. “Berani-beraninya kau menipuku rubah licik! Katamu gua itu tak berpenghuni? Buktinya, aku mendengar ada suara dua monster dari gua itu! Kau pasti berniat jahat padaku!” ucapnya geram.
“Monster? Kau menemui monster? Kau tak menemui seekor kerbau?” ujarnya.
“Bodoh sekali kamu! Jika makhluk itu adalah kerbau, aku akan menyantapnya. Tapi, di dalam gua itu aku mendengar suara dua monster. Tampaknya mereka sangat besar,” ujar Tigi dengan suara penuh kemarahan.
“Tunggu dulu, kamu mendengarkan dua monster? Apa maksudmu? Tapi, hanya ada satu kerbau di sana. Tujuanku menyuruhmu ke sana adalah untuk memakannya,” ujar Foxi.
“Hahahaha, kau harimau yang malang. Kau ditipu oleh seekor kerbau! Bisa-bisanya makhluk sepertimu tertipu oleh hewan gemuk itu,” ucap Foxi meledek harimau.
Mendengar ucapan itu, Tigi semakin geram. “Kau pikir aku sebodoh itu? Jika memang kerbau, aku tak akan pernah takut!” ucap Tigi pada Foxi.
“Kalau kau tak percaya, aku bisa membuktikannya kepadamu. Kamu bukanlah mangsanya. Tapi, ialah mangsamu. Ayo kita ke gua itu bersama-sama. Akan kutunjukkan siapa yang ada di dalamnya,” ujar Foxi.
“Hmm, baiklah!” ujar Tigi menerima ajakan itu.
“Tapi, jika di dalamnya benar-benar seekor kerbau, kau harus menyerang dan menyantapnya. Lalu, gua itu akan menjadi milikku. Kau setuju?” ucap Foxi.
“Baiklah, tapi jika kau berbohong, aku akan memakanmu!” ujar Tigi.
“Aku tak takut!” ucap Foxi dengan santai.
Datang Menemui Kerbau
Mereka lalu datang bersama-sama ke gua itu untuk membuktikan makhluk apa di dalamnya. Agar Foxi tak kabur, Tigi menginkat tangan rubah itu ditangannya.
Untung saja Bufi melihat Tigi dan Foxi dari kejauhan. “Hmm, rupanya harimau itu datang ke gua ini atas ide rubah licik itu. Dia pikir dia bisa membodohiku?” ujar Bufi marah.
Setelah tiba di depan gua, Foxi berkata pada Tigi, “Nah, sekarang, mari kita buktikan siapa sebenarnya hewan yang ada di dalam gua ini.” Sebelum mereka masuk, Bufi menahan mereka dengan bersuara bak monster.
“Dasar Rubah bodoh! Aku memintamu membawakanku dua harimau! Dan sekarang kau hanya membawakanku satu harimau saja?” ucap Bufi dengan suara yang terdengar bak monster.
“Apa maksudnya?” tanya Tigi pada Foxi.
“A..aku juga tak paham,” jawab Foxi cemas.
“Kami belum makan apa pun sejak semalam dan sekarang kamu ingin kami berdua berbagi satu harimau?” ujar Bufi menakuti merek.
“Hmmm! Jadi, rupanya kau bekerja sama dengan mereka? Kau menjebakku? Dasar rubah licik!” ucap Tigi geram.
“Itu tidak benar! Ia berbohong. Ia hanyalah seekor kerbau. Percaya padaku,” ucap Foxi.
“Hmmmm, aku sudah sangat lapar. Sekarang juga bawalah harimau itu ke hadapanku!” ujar Bufi menakuti harimau.
“Tidak! Aku tak mau menjadi santapanmu,” ucap harimau sambil meninggalkan gua itu. Ia tak peduli ada Foxi yang terikat tali dengannya. Sesuai kesepakatan, Foxi pun menjadi santapan Tigi.
Kini, harimau itu tak berani mendekati gua itu. Bufi pun hidup tenang dan bahagia karena tak ada lagi yang mengganggunya. Seiring berjalannya waktu, ia juga memiliki banyak teman sesama hewan di hutan itu.
Unsur Intrinsik
Siapa, nih, yang penasaran dengan ulasan unsur intrinsik dari cerita dongeng Kerbau yang cerdas ini? Nah, biar nggak penasaran lagi, simak ulasan singkatnya berikut;
1. Tema
Tema atau inti cerita dongeng Kerbau yang cerdas ini adalah tentang kecerdasan seekor binatang dalam menangani masalahnya. Awalnya, ia adalah hewan peliharaan seorang petani. Namun, ia dilepas di hutan agar mendapatkan kebebasan. Rupanya, ada hewan lain yang berbuat jahat kepadanya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Cerita dongeng Kerbau yang cerdas ini memiliki beberapa tokoh utama. Sesuai judulnya, tokoh utama protagonis adalah si kerbau bernama Bufi. Ia adalah sosok binatang yang cerdas dan pekerja keras. Saat menghadapi masalah, ia tahu cara menanganinya.
Tokoh antagonis dalam kisah ini adalah si rubah bernama Foxi. Sikapnya licik dan mudah iri hati. Ia tak senang melihat Bufi merasa bahagia. Karena itu, ia mengusiknya dengan cara mengadu Bufi dengan seekor harimau bernama Tigi.
3. Latar
Ada beberapa latar tempat dalam cerita dongeng Kerbau yang cerdas ini. Beberapa di antaranya adalah rumah petani, ladang, hutan, sungai, dan gua.
4. Alur Cerita Dongeng Kerbau yang Cerdas
Alur cerita dongeng anak-anak dalam bahasa Indonesia ini adalah maju atau progresif. Cerita bermula dari seekor kerbau bernama Bufi yang sudah tak kuat untuk bekerja di ladang milik seorang petani. Lalu, petani melepaskannya di alam bebas.
Awalnya, Bufi hidup dengan tenang dan nyaman di sebuah gua. Namun, ada seekor rubah licik yang mengusik hidupnya. Rubah itu sempat berbohong pada Bufi. Ia mengatakan bahwa dirinyalah penguasa hutan ini.
Tentu saja Bufi tak percaya. Hal itu membuat Foxi geram. Alhasil, ia mengatur rencana untuk memberi pelajaran pada Bufi. Ia berkata pada seekor harimau bernama Tigi bahwa di ujung sungai ada sebuah gua yang kosong.
Lalu, Tigi pun menghampiri gua itu dan ingin menjadikannya sebagai tempat tinggal. Untung saja, Bufi menyaksikan kedatangan harimau dari dalam gua. Dengan kecerdasannya, Bufi berhasil membuat si Tigi ketakutan dengan berpura-pura menjadi monster.
Keesokan harinya, Tigi menjumpai Foxi dan memarahinya. Tak percaya di dalam gua itu ada monster, Foxi menantang Tigi untuk mendatangi gua bersama-sama.
Dengan strategi yang sama, Bufi berhasil menakuti Tigi. Pada akhirnya, Foxi yang menjadi santapan Tigi. Bufi hidup tenang dan bahagia karena harimau itu tak berani mendekati gua.
5. Pesan Moral
Ada beberapa pesan moral yang terkandung dalam dongeng sebelum tidur ini, salah satunya adalah bekerja keraslah kamu dengan sepenuh hati. Percayalah bahwa usaha tak akan pernah mengkianati hasil.
Pesan berikutnya, janganlah kamu merasa iri dengan kebahagiaan orang lain. Kamu bisa mencari kebahagiaanmu sendiri tanpa harus merusak kebahagiaan orang lain.
Terakhir, selalu bersikap tenang saat menghadapi masalah. Belajarlah dari Bufi yang selalu menemukan solusi atas permasalahannya karena ia bisa menghadapinya dengan tenang.
Tak hanya unsur instrinsik, cerita dongeng Kerbay yang cerdas ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Di antara unsur ekstrinsiknya adalah nilai ketuhanan, sosial, budaya, dan moral dari lingkungan di sekitar.
Baca juga: Legenda Minang Cindua Mato Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Pemuda Pemberani Dalam Membela Kebenaran
Fakta Menarik
Dari cerita yang seru ini, kira-kira, fakta menarik apakah yang bisa kamu temukan? Hmm, sayangnya hanya ada satu fakta menarik dari cerita dongeng Kerbau yang cerdas. Ulasan singkatnya telah kami paparkan di bawah ini;
1. Diadaptasi Menjadi Tayangan Animasi
Kerbau yang cerdas adalah cerita dongeng yang seru dan mengandung pesan moral. Tak ayal jika ceritanya cukup populer di kalangan anak-anak.
Karena ceritanya yang seru, dongeng ini diadaptasi menjadi tayangan animasi yang pastinya akan disukai oleh anak-anak. Tayangan animasi itu bisa kamu saksikan di Youtube.
Bagikan Cerita Dongeng Kerbau yang Cerdas Kalau Kamu Menyukainya
Itulah tadi cerita dongeng Kerbau yang cerdas beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Apakah kamu suka dengan cerita ini? Kalau kamu suka, yuk, bagikan kisahnya ke teman-temanmu.
Buat yang pengen baca cerita lainnya, nggak usah ke mana-mana lagi, langsung klik aja kanal Ruang Pena di Poskata.com. Selain dongeng, ada pula legenda atau cerita rakyat Nusantara yang bisa kamu simak, seperti legenda si Tanggang, kisah Batu Menangis, asal usul Kota Salatiga, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!