
Ingin membaca cerita dongeng yang mengisahkan tentang Singa Bersayap? Nah, tak usah ke mana-mana lagi, karena sekarang kamu sudah berada di tempat yang tepat. Yuk, simak kisah serunya sekarang juga!
Buat yang gemar membaca dongeng, jangan sampai kamu melewatkan cerita Singa Bersayap. Pasalnya, ceritanya cukup seru dan juga mengandung pesan moral.
Secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang seorang singa lemah yang menyimpan amarah dan ingin menguasai dunia. Lalu, ia bertemu mahkluk jahat yang kan wujudkan impiannya. Dirinya berubah menjadi kuat dan bersayap.
Namun, ada syarat yang harus ia penuhi agar kekuatannya tak hilang. Syarat apakah itu? Lalu, apakah ia berhasil kuasai dunia? Yuk, jawab pertanyaan tersebut dengan membaca cerita singa bersayap yang ad adi artikel ini. Selain kisahnya, kami juga telah paparkan unsur intrinsik dan fakta menariknya. Selamat baca!
Cerita Dongeng Singa Bersayap
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di padang pasir Afrika hiduplah seekor singa bernama Um Leo yang memiliki keinginan jahat. Ia ingin menguasai dunia. Baginya, menjadi Raja Hutan saja tidak cukup.
Akan tetapi, keinginan tersebut tak sepadan dengan kemampuan dan kekuatannya. Um Leo adalah sosok yang tak pandai berburu. Untuk makan sehari-hari, ia selalu merebut hasil pemburuan singa lain. Karena itu, para hewan sangat membencinya.
Pada suatu pagi, Um Leo mendekati para singa betina yang sedang makan rusa hasil tangkapan mereka. Para betina itu tak mau membaginya dengan Um Leo. Sebab, mereka saja sudah susah payah memburu rusa itu.
“Kau tak boleh minta kami lagi! Berhentilah menganggap dirimu raja yang harus kami ladeni! Berusahalah mencari makananmu sendiri!” ucap salah satu betina.
Mereka pun mengaum geram pada Um Leo. Tak bisa berkutik apa-apa, Um Leo pun berlari secepat mungkin untuk menghindari serangan dari para singa betina itu.
Dari kejauhan, singa penakut itu mengawasi mereka. “Kurang ajar sekali! Berani-beraninya mereka melawanku. Awas saja, suatu hari nanti aku akan menguasai dunia. Dan saat itu terjadi, aku tak akan memberi ampun pada kalian!” ucap Um Leo penuh dendam.
Memakan Tulang
Um Leo yang menyimpan dendam dan amarah terus-terusan melihat para singa betina itu. Saat selesai makan dan meninggalkan mangsa, mereka pun pergi tuk cari tempat istirahat.
Secara sembunyi-sembunyi, Um Leo mendekati sisa mangsa mereka. Namun, yang tersisa hanya tulan rusa. Kelaparan membuatnya terpaksa mengambil tulang itu.
Ia lalu berlari membawanya ke tempat aman yang tak satupun hewan ketahui. Ia malu jika hanya memakan tulang saja. Namun, mau bagaimana lagi, ia tak punya keberanian tuk berburu.
Setelah itu, ia menemukan sebuah gua gelap yang akan jadi tempat persembunyiannya memakan tulang. Ia lalu dengan lahap menjilati tulang itu dan memakannya.
Meski tak membuatnya kenyang, setidaknya ia bisa makan. Pasalnya, ia sudah sangat kelaparan tapi tak mau berusaha berburu. Padahal, ia bukannya tak pandai menangkap mangsa. Hanya saja, ia malas melakukannya.
Seekor Naga
Tak lama kemudian, muncullah kepala naga dari dinding gua itu. Um Leo terkejut. Lalu, naga itu berkata, “Aku mencium aroma kebencian dari seekor makhluk jahat yang ada di guaku. Seperti yang selalu aku inginkan. Selamat datang, Tuan,” ucap naga itu.
“Si.. siapa kamu?” tanya Leo ketakutan.
“Aku adalah Astrazor, iblis penunggu gua ini. Sudah lama aku tinggal di sini untuk mencari makhluk jahat sepertimu. Kau terlihat penuh kedengkian dan kebencian. Aku sangat suka itu. Ditambah lagi, kau membawa makanan yang sangat aku sukai,” ucap naga itu.
“Apa? Apa yang kau inginkan? Bicaralah dengan jelas,” tanya Um Leo penasaran.
“Hahaha, tulang itu, aku sangat menginginkannya. Sebagai gantinya, aku akan memberimu kekuatan untuk menguasai dunia. Kau bisa melakukan apa saja dengan kekuatanmu. Kau bisa memburu hewan sebanyak-banyaknya,” ucap Astrazor.
Syaratnya, bawakan aku tulang dari hasil pemburuanmu. Jangan sampai tulang itu hancur. Jika sampai terjadi, kau akan kehilangan kekuatanamu. Apa kau mengerti?” imbuhnya.
“Ba… baiklah. Aku akan menuruti permintaanmu,” ucap Um Leo.
“Kau harus mengingatnya. Jangan sampai tulang yang berikan padaku hancur, retak, atau tak utuh. Jika kau ingkar, kekuatanmu kan lenyap,” ucap Astrazor memperingatkan Um Leo.
Mempunyai Sayap
Sejak saat itu, nasib Um Leo pun berubah. Ia menjadi singa garang dan perkasa. Selain itu, ia juga mempunya sayap yang tampak sangat gagah.
Sayapnya tak tertutup bulu, melainkan berbentuk seperti sayap kelelawar. Sangat besar, kuat, dan tebal, begitulah gambaran sayap dari Um Leon itu.
Setiap hari, ia menggunakan kekuatannya itu untuk memburu mangsa. Ketika ia terbang, para hewan di tanah akan berlarian dan ketakutan. Meski demikian, Um Leo dengan mudah menerkam mereka.
Ia juga membunuh singa-singa yang dulu menyepelekannya. “Hahaha, akhirnya dendamku terbalaskan! Rasakan kau para singa sombong! Apa kataku! Aku pasti bisa membalas perbuatan kalian,” ucap Um Leo puas.
Semakin hari, teror Um Leo pun semakin menyebar. Ia tak hanya menyerang sabana, tapi juga rumah-rumah warga di sekitar situ. Ia mengamuk dan menerkam manusia.
Lalu, manusia pun memutuskan tuk pergi dari tepian sabana dan mencari tempat yang lebih aman. Beberapa hewan juga ada yang pergi ke tempat lain tuk selamatkan diri. Teror Um Leo tak terkalahkan.
Sementara ia berburu dan mengusik kehidupan makhluk hidup lain, di gua yang jadi sarang Astrazor dijaga oleh dua burung gagak putih. Tugas mereka adalah memandangi tulang-tulang itu agar tak ada yang berani menyentuh atau merusaknya.
Seekor Katak dan Peri
Di sisi lain dari sabana, hiduplah seekor katak bernama Frogi. Ia hidup dengan penuh kebahagiaan dan tak pernah mengkhawatirkan apa pun.
Pada suatu hari, saat Frogi tengah asyik bernyanyi di atas air, datanglah peri cantik menyapanya. “Hai, kau katak baik dan selalu ceria,” sapanya ramah.
Frogi terkejut. “Hah? Siapa kau? Dari mana asalmu? Kenapa kau tiba-tiba datang di hadapanku?” ucap Frogi terkejut.
“Hai, Katak. Perkenalkan aku peri air. Aku kemari untuk menyampaikan pesan dari dewa,” ucap peri cantik itu.
“Pesan apa? Apa maksudmu?” ucap Frogi bingung.
“Pernahkah kau mendengar soal Um Leo, si singa yang punya sayap?” tanya peri.
“Tentu saja, dia hewan yang jahat dan merusak sabana ini. Aku benci kepadanya. Tapi, aku tetap senang di sini karena ia tak mengusikku. Siapa pula yang akan mengusik katak,” ucap Frogi.
“Kamu harus menghentikan Um Leo, Katak! Bukan dia bahaya sesungguhnya, tapi Astrazor. Jika makhluk naga yang ada di gua itu punya cukup banyak tulang, ia akan memiliki tubuh yang kuat lagi. Dampaknya, dia bakal menghancurkan bumi ini. Bahkan, seekor katak sepertimu juga akan ia hempaskan,” ucap peri.
“Benarkah begitu? Ta..tapi, apa yang bisa kuperbuat? Aku ini hanyalah katak lemah dan kecil,” ucap Frogi.
“Tak sulit, Katak. Kau hanya perlu menghancurkan tulang-tulang yang ada di gua itu. Maka, Um Leo akan melemah dan naga itu tak punya pion lagi tuk membantunya kumpulkan tulang,” jelasnya.
“Tapi, kenapa harus aku? Masih banyak hewan lain yang lebih besar dariku,” ucap Frogi.
“Karena kamu adalah hewan yang cerdas dan pemberani. Kau pasti bisa menghancurkan tulang-tulang itu,” ucap peri cantik.
“Okay, benar katamu. Akulah hewan paling cerdas di sabana ini,” ucap Frogi merasa terpuji.
“Pergilah ke gua sekarang. Um Leo sedang pergi berburu,” perintah sang peri.
Mengelabui Para Gagak
Ketika Frogi sampai ke gua, ia melihat dua ekor gagak biru menjaga pintu masuk. “Ada urusan apa kau datang kemari, Katak jelek?” ucap salah satu gagak.
“Hmm, seharusnya aku yang bertanya pada kalian burung gagak yang hebat. Kenapa kalian selalu di depan pintu masuk gua ini? Tidakkah kalian kasihan dengan sayap indah yang tak pernah terkepakkan itu?” ucap Frogi.
Mendengar ucapan itu, gagak pun saling memandang. “Kami memiliki tugas yang penting, yaitu menjaga tulang Um Leo. Karena itu jangan berani kau mengusik kami!” ucap gagak itu.
“Ah, aku tak akan mengusik kalian. Aku hanya lewat saja, kok. Tapi, aku merasa kasihan pada kalian. Hidup kalian hanya untuk duduk di sini menunggu tulang. Tidakkah kalian rindu terbang?” ucap Frogi. Kedua gagak itu diam tak menjawab.
“Aku bisa membantuk kalian menggantikan menjaga tulang-tulang Um Leo ini. Sementara itu, kalian bisa terbang meregangkan sayap. Ide bagus, kan?” tanya Frogi menawarkan idenya.
“Benarkah kau akan melakukannya untuk kami?” tanya salah satu gagak tertarik dengan tawaran si katak.
“Tentu saja. Aku tahu kalian sudah rindu terbang, tapi sangat takut pada singa jahat itu. Benar gitu, kan?” ucap Frogi.
“Wah, rupanya kau tahu isi hati kami. Terima kasih, Katak. Kami berhutang kebaikan kepadamu,” ucap gagak sambil terbang meninggalkan gua.
“Jangan buru-buru kembali. Nikmati waktu kalian. Aku di sini ada untuk kalian,” ucap Frogi.
Kekuatan yang Menghilang
Setelah gagak hilang dari pandangan, Frogi memasuki gua. Naga itu menyambutnya geram. “Siapa kau! Berani-beraninya memasuki guaku! Pergi kau dari sini!” ucap sang naga.
“Aku tak punya waktu untuk memperkenalkan diriku. Lagipula, aku tak ingin berbasa-basi denganmu. Aku langsung saja pada tujuanku datang ke mari,” ucap Frogi.
Ia langsung datang mendekati tulang-tulang itu dan mulai melompat-lompat di atasnya. Hal itu membuat tulang-tulang itu saling bertabrakan dan patah.
“Tidak! Tidak! Apa yang kau lakukan dengan tulang-tulangku!” teriak Astrazor.
Sementara itu, Um Leo sedang mengamati zebra dan hendak menerkamnya. Akan tetapi, saat mencoba terbang ia tiba-tiba jatuh ke tanah. Ia mencoba terbang, tapi lagi-lagi terjatuh.
Kekuatannya telah menghilang karena tulang-tulang itu rusak oleh Frogi. Ia terus-terusan mencoba terbang, tapi kekuatannya telah hilang sempurna.
Lama kelamaan, sayapnya pun mulai memudar. Tubuhnya yang perkasa pun mulai mengecil. Hewan-hewan yang menyaksikannya pun mendekati Um Leo dengan wajah geram.
Mereka tak lagi takut padanya. “Jika tak punya sayap itu, bagi kami, kau adalah singa yang kerdil dan penakut,” ucap seekor gajah.
“Kenapa sayapku menghilang? Apa yang terjadi?” ucap Um Leo ketakutan.
Lalu, ia mencoba tuk mengaum dan menakuti para hewan yang mendekatinya itu. Tapi, suaranya melemah dan saat itulah semua hewan menerkamnya.
Itu adalah akhir dari kehidupan Um Leo. Di sisi lain, gua milik Astrazor pun perlahan-lahan terguncang. Frogi pun melompat keluar. Seketika itu, gua Astrazor hancur tak bersisa.
Sejak saat itu, sabana kembali seperti semula. Hewan-hewan hidup dengan bahagia dan tenang. Para manusia pun kembali tinggal di pinggiran sabana.
Unsur Intrinsik
Nah, setelah membaca cerita seru Singa Bersayap ini, lengkapi wawasanmu dengan membaca unsur intrinsiknya, yuk! Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasan singkatnya;
1. Tema
Tema atau inti dari cerita Singa Bersayap ini adalah tentang kebencian dan upaya balas dendam. Seekor singa bernama Um Leo memiliki hati yang jahat dan ingin menguasai dunia.
Namun, ia tak memiliki kekuatan dan keberanian. Ia sebenarnya hanyalah singa pemalas dan lemah. Lalu, ia bertemu dengan seekor naga jahat yang mengubah hidupnya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh utama dalam cerita Singa Bersayap ini. Tokoh utama antagonis adalah si singa bernama Um Leo. Ia adalah singa yang lemah dan penakut tapi punya hati yang buruk dan ingin kuasai dunia.
Banyak singa yang membenci Um Leo. Pasalnya, ia tak pernah mau berburu. Untuk makan sehari-hari, ia selalu merebut hasil mangsa dari para singa betina.
Namun, setelah bertemu dengan kepala naga di dalam gua, Um Leo berubah menjadi sosok yang bersayap, kuat, dan gagah. Dengan kekuatan itu, ia pun berubah menjadi sangat kejam.
Naga bernama Astrazor itu meruapakan tokoh antagonis kedua dalam cerita Singa Bersayap ini. Entah apa yang menimpanya, tapi ia hanya memiliki kepala yang menempel di dinding tembok.
Untuk mengembalikan tubuhnya, ia meminta Um Leo mengumpulkan tulang-tulang secara utuh. Jika berhasil, ia akan menjadi naga terhebat di dunia dan akan menguasai bumi.
Tokoh protagonis dalam cerita binatang ini adalah si katak bernama Frogi. Ia digambarkan sebagai sosok pemberani dan selalu ceria. Selain itu, ia jugalah seekor katak cerdas yang berhasil menyelamatkan sabana dengan kecerdasannya.
Selain antagonis dan protagonis, cerita Singa Bersayap ini juga mempunyai tokoh pendukung. Ia adalah peri cantik yang memberi tahu Frogi untuk menghancurkan tulang supaya bisa menyelamatkan dunia.
3. Latar
Latar tempat dari cerita Singa Bersayap ini adalah di padang pasir di Afrika. Secara detail, kisah dongeng ini menggunakan latar di beberapa tempat, seperti gua, pemukiman warga, dan sungai.
4. Alur Cerita Dongeng Singa Bersayap
Alur cerita dongeng Singa Bersayap ini adalah maju alias progresif. Cerita berawal dari seekor singa bernama Um Leo yang menyimpan dendam dan ingin menguasai dunia.
Hanya saja, ia tak punya kekuatan tuk wujudkan impian itu. Sialnya, ia malah bertemu dengan seekor naga sakti yang bersembunyi di dalam gua.
Ia memberikan sayap dan kekuatan pada Um Leo. Syaratnya, Um Leo harus membawa tulang yang utuh untuk dipersembahkan pada naga bernama Astrazor itu.
Setelah mempunyai kekuatan dan kehebatan, Um Leo pun berubah menjadi sosok yang menyeramkan. Ia menyerang para hewan dan bahkan manusia.
Untuk menghentikannya, sang peri air muncul membawa pesan dari dewa. Ia menyampaikan pesan itu pada katak bernama Frogi. Pesannya berisi bahwa Um Leo dan Astrazor bisa dihentikan bila ada yang menhancurkan tulang-tulang di gua.
Sempat merasa takut, pada akhirnya Frogi mau menghancurkan tulang itu. Dengan kecerdasan dan keberaniannya, ia berhasil menghancurkan tulang-tulang itu. Ia pun berhasil memusnahkan kekuatan Um Leo dan menghancurkan gua milik Astrazor.
5. Pesan Moral
Apakah pesan moral dari cerita Singa Bersayap ini? Amanat utamanya adalah jangan jadi pendendam. Jika ada yang melukai perasaanmu, terlebih itu karena kesalahanmu sendiri, berusahalah tuk introspeksi diri.
Mempunyai sifat pendendam hanya akan membuatmu memikirkal hal negatif sehingga kamu tak dapat menemukan kelebihan dalam diri. Jika ada yang melukai perasaanmu, utarakan baik-baik dengan orang itu.
Pesan berikutnya adalah jangan gunakan kelebihanmu untuk hal-hal negatif. Saat diberi kekuatan dan kehebatan, Um Leo justru memanfaatkannya untuk keberukan karena memang niat awalnya demikian.
Karena itu, ia pun menerima karma yang setimpal. Coba saja bisa memanfaatkan kelebihannya dengan baik, ia pasti bisa diterima di sabana sebagai sosok yang hebat.
Selain unsur intrinsik, cerita dongeng Singa Bersayap ini juga punya unsur ekstrinsik. Di antaranya adalah nilai sosial, budaya, dan juga moral.
Fakta Menarik
Sebelum mengakhiri artikel yang memaparkan cerit dongeng Singa Bersayap ini, yuk, simak dulu fakta menariknya. Berikut ulasan singkatnya;
1. Makhluk Mitologi
Singa bersayap dianggap sebagai makhluk mitologi di beberapa negara. Bahkan, ada beberapa negara yang menggunakan singa bersayap sebagai sebuah lambang. Di Republik Venesia, makhluk mitologi ini dijadikan sebagai simbol St. Mark Evangelist, yakni santo pelindung Republik Venesia.
Simbol itu dijadikan patung yang terbuat dari perunggu kuno dan terletak di Piazzetta, San Marco, Venesia. Selain itu, singa bersayap juga digunakan sebagai simbol di bendera Republik Septinsular yang masih dibawah kekuasaan Republik Venesia.
Di Napoli, Italia, singa bersayap menjadi lambang North Atlantic Treaty Organization (NATO) alias Komando Pasukan Atlantik Utara. Dalam lambang tersebut, singa bersayap terlihat memegang pedang dan gulungan bertuliskan PAX, yaitu tulisan latin yang berarti perdamaian.
2. Terinspirasi dari Salah Satu Cerita Rafiki Remembers
Cerita Singa Bersayap yang kami paparkan di atas merupakan adaptasi dari dongeng berjudul The Flying Lion yang perdana publis pada tahun 1990. Dongeng tersebut adalah salah satu cerita dari buku Rafiki Remembers dan menjadi bagian dari The Lion King: A Natur Fun and Learn Series.
Secara garis besar, ceritanya hampir sama dengan kisah yang kami paparkan di atas. Namun, ada beberapa perbedaan minor. Dalam versi Rafiki Remembers, tak dijelaskan secara langsung kenapa sang singa bisa memiliki sayap. Tak ada tokoh naga dalam cerita tersebut.
Versi Rafiki Remembers juga tak menghadirkan peri cantik. Singa bersayap dikalahkan oleh seorang katak yang penasaran. Ia menyaksikan dua ekor burung berwarna putih yang selalu menjaga tulang.
Karena penasaran, ia bertanya kenapa kedua burung itu melakukannya. Hanya saja, mereka tak tahu harus menjaga tulang-tulang itu. Mereka hanya diperintah oleh singa bersayap dan takut menolak.
Saking penasarannya, katak itu pun meminta burung-burung itu tuk pergi beristirahat dan ia akan menggantikan menjaga tulang. Lalu, ia menghancurkan beberapa tulang tuk mengetahui isinya.
Saat dihancurkan, tak muncul sesuatu yang spesial dari tulang itu. Hanya saja, singa bersayap menjadi lemah. Ia mengamuk dan tahu ada yang sedang menghncurkan tulang-tulang miliknya.
Alhasil, ia pun datang menemui para burung dan hendak membunuh mereka. Untung saja, kedua burung itu berhasil kabur dan singa tak berhasil mengejar karena ia tak lagi bisa terbang. Pada akhirnya, ia kembali menjadi singa biasa dan harus mencari makan dengan cara berlari bukan terbang.
Bagikan Cerita Singa Bersayap ke Teman-Temanmu
Demikianlah artikel yang mengulik tentang cerita Singa Bersayap beserta ulasan lengkapnya. Kamu suka dengan kisahnya? Kalau suka, jangan ragu tuk bagikan ke teman-temanmu, ya!
Buat yang butuh cerita dongeng lainnya, langsung saja kepoin Poskata.com kanal Ruang Pena. Ada beragam cerita yang bisa kamu pilih, seperti dongeng Kelinci dan Singa, Iblis dengan Tiga Rambut Emas, serta Bunga Mawar yang Sombong. Selamat membaca!