Ada beragam dongeng terjemahan yang bisa kamu pilih dengan kisah menarik. Salah satunya adalah cerita dongeng Rumpelstiltskin yang berasal dari Jerman. Kisahnya dalam bahasa Indonesia bisa kamu simak di artikel ini!
Membaca dongeng sebelum tidur baiknya yang jalan ceritanya cukup panjang. Tentu saja ada beragam cerita dongeng panjang yang kisahnya menarik, salah satunya adalah Rumpelstiltskin.
Secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik jelita yang memiliki ayah tukang membual. Karena sikap sang ayah itu, sang gadis harus menerima resikonya.
Lalu, ia bertemu dengan pria kecil seperti kurcaci yang kan membantunya. Nah, kalau ingin tahu kisah selengkapnya, langsung saja cek cerita dongeng Rumpelstiltskin yang kami paparkan di artikel ini. Tak hanya ceritanya saja, ulasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik juga telah kami jabarkan. Selamat membaca!
Cerita Dongeng Rumpelstiltskin
Alkisah, pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan kecil di tepi hutan yang rimbun. Di dalam hutan itu sangatlah gelap. Konon, ada monster yang hidup di dalamnya.
Meski demikian, para rakyat hidup dengan aman dan sentosa di bawah kepemimpinan seorang Raja yang masih muda. Sejak ayahnya meninggal, ialah yang menjadi raja meski usianya masih terbilang muda.
Di negeri itu, hiduplah seorang penggiling gandum bersama dengan anak perempuan yang cantik jelita bernama Viola. Sang istri telah lama pergi meninggalkan dunia. Jadi, mereka hanya tinggal berdua saja.
Penggiling daging itu sangat hobi berbicara. Tak jarang ia melebih-lebihkan ceritanya. Ia juga kerap berbohong kepada orang-orang. Oleh sebab itu, banyak orang yang tak memercayai perkataan pria tua itu.
Viola kerap memperingatkan ayahnya agar tak berbohong atau mengarang cerita. Namun, sang ayah tak pernah mendengarkan perkataan putrinya.
Suatu hari, ada seorang warga yang sudah tak sabar dengan sifat penggiling daging itu. Ia lalu memberitahu raja sikap buruk penggiling daging yang teramat meresahkan.
“Baginda Raja, hamba hendak melaporkan bahwa ada seorang penggiling gandum tua yang sangat banyak berbicara. Ia kerap mengarang cerita dan berbohong. Banyak warga yang resah pada sikapnya,” ucap salah satu warga itu.
Tentu saja Raja tak bisa membiarkan rakyatnya merasa cemas. Ia lalu meminta pengawal untuk membawa penggiling gandum itu ke istana.
Keesokan harinya, penggiling gandum itu pun datang ke istana. Ia langsung menghadap ke Raja dan berkata, “Baginda, terima kasih telah mengundangku kemari. Aku merasa sangat terhormat,” ucap pria tua itu.
“Aku dengar kau kerap menceritakan kebohongan pada para warga,” ucap Baginda Raja.
Belum selesai dia bicara, penggiling gandum tiba-tiba memotong pembicaran. “Mohon maaf lancang, Baginda. Tapi, biarkan hamba menceritakan fakta tentang hamba dahulu,” imbuhnya.
“Baiklah, cepat ceritakan,” perintah Raja.
“Hamba memang terlihat seperti penggiling gandum biasa. Namun, hamba mempunyai anak perempuan yang paling cantik di muka bumi ini. Ia juga bisa menenun jerami menjadi sebatang emas,” cerita penggiling gandum berlebihan.
“Wah, anak perempuanmu berbakat sekali. Jika memang anakmu sehebat itu, bawalah ia ke istana untuk membuktikannya,” tantang Raja.
Raut wajah penggiling gandum berubah pucat pasi. Ia khawatir jika sang anaknya terkena dampak dari kebodohonnya.
Sesampainya di rumah, penggiling gandum itu langsung memberi tahu Viola kebodohannya. “Viola, bagaimana ini, aku mengatakan pada Raja bahwa kamu bisa mengubah jerami menjadi emas,” ucap si penggiling.
“Raja ingin kamu datang ke istana untuk membuktikannya,” kata sang ayah.
“Mana mungkin aku bisa mengubah jerami menjadi emas, ayah. Aku sudah berulang kali berkata pada ayah jangan berbohong. Sekarang ayah terjebak dalam kebohonganmu sendiri,” ucap Viola sedih.
“Maafkan ayahmu, Nak,” ucap sang ayah yang menyesali perbuatannya.
Dikurung dalam Sebuah Ruangan
Keesokan harinya, datanglah Viola dan ayahnya ke istana untuk menghadapi apa pun resiko dari kebohongan penggiling gandum. Mereka menemui Raja dengan wajah penuh kekhawatiran.
“Oh, akhirnya kau datang juga tuan penggiling daging. Selamat datang juga untuk gadis cantik. Seperti kata ayahmu, kau memang sangatlah menawan. Namun, bisakah kau membuktikan perkataan ayahmu bahwa kau bisa mengubah jerami menjadi emas?” tanya Raja.
Viola hanya diam saja. Ia tak tahu harus berkata apa. Dalam hati, ia menangis dan merasa takut. “Apa yang harus aku lakukan?” ucapnya dalam hati.
Setelah mengobrol sejenak, Raja mengajak Viola ke sebuah ruangan yang sudah dipenuhi dengan jerami. “Pengawalku telah menyiapkan segudang jerami dan alat tenun. Malam ini, ubahlah jerami-jerami ini menjadi emas. Jika keesokan hari jerami ini tak berubah, aku akan menghukum ayahmu dengan hukuman berat karena telah berbicara dusta,” ucap Raja.
Viola lalu dikurung dalam ruangan itu sendirian. Pengawal menutup rapat-rapat pintunya. “Jaga terus ruangan ini. Jangan sampai ada orang yang keluar atau masuk,” perintah Raja.
Bertemu Pria Kecil
Ketika sendirian, Viola menangis tersedu-sedu. “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana bisa aku menenun jerami ini menjadi emas? Bagaimana kalau besok ayahku mendapat hukuman mati?” tanyanya pada diri sendiri sambil menangis.
Lalu, tiba-tiba saja ada cahaya muncul di ruangan itu dan muncullah sosok pria yang kecil mengenakan topi. “Hai Gadis cantik, kenapa kau menangis? Apa yang membuatmu bersedih?” tanya pria itu.
“Ayahku menyebar kebohongan. Ia bilang aku bisa mengubah jerami menjadi emas dengan cara menenunnya. Karena itu, Raja ingin aku membuktikannya. Jika tidak, ayahku akan dihukum karena telah berbohong,” ucapnya sambil menangis.
“Hmm, aku bisa membantumu. Tapi, apa yang akan kau berikan padaku jika aku bisa membantumu?” tanya pria kecil itu.
“Apakah benar kau bisa membantuku? Aku akan memberimu apa pun yang aku punya asal kau mau membantuku,” jawab Viola.
“Tentu saja aku bisa membantumu. Kalau begitu, berikan kalung itu padaku, lalu aku akan mengubah jerami-jerami ini menjadi emas,” ucap pria kecil.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, Viola langsung mencopot kalungnya. Ia lalu memberikannya pada pria kecil.
Setelah menerima kalung dari Viola, pria itu langsung menenun jerami. Ajaibnya, jerami itu bisa berubah menjadi emas. Tak butuh waktu lama untuk mengubah seluruh jerami menjadi emas.
“Terimakasih telah membantuku pria kecil. Kalau boleh tahu, siapa namamu?” tanya Viola. Tanpa memberikan jawaban, pria itu tertawa dan tiba-tiba menghilang begitu saja.
Raja Belum Sepenuhnya Percaya
Setelah pagi datang, Raja pun membuka pintu gudang. Ia terkejut mendapati jerami-jerami telah berubah menjadi emas yang sangat banyak.
“Wah, ternyata benar ucapan ayahmu. Kau bisa mengubah jerami menjadi emas. Kalau begitu, pulanglah. Sore nanti, aku akan menemuimu,” ucap Raja.
Viola mengira Raja telah membebaskan dirinya dan sang ayah. Namun, anggapannya keliru. Saat sore tiba, Raja menemui Viola lagi.
“Aku masih belum sepenuhnya percaya dengan perkataan ayahmu. Kali ini, kau harus membuktikan kemampuanmu lagi dengan jerami yang makin banyak,” ucap Raja.
Rupanya, di ruangan tadi, telah disiapkan jerami yang lebih banyak dari sebelumnya. Raja meminta Viola untuk mengubahnya menjadi emas.
“Aku memberimu waktu semalaman. Besok pagi, seluruh jerami ini harus berubah menjadi emas. Jika tidak, kau akan kuhukum,” ucap Raja rakus itu.
Viola kembali menangis. Ia tak menyangka Raja bisa setega itu kepada dirinya. “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tak bisa berbuat apa-apa,” ucapnya kebingungan sambil menangis.
Lalu, tiba-tiba, pria kecil itu datang lagi. “Hai, Nona manis. Kenapa kau masih menangis? Bukankah kemarin aku sudah menuruti perintahmu?” tanyanya.
“Sekarang Raja menambahkan jumlah jerami yang lebih banyak. Aku harus mengubahnya menjadi emas. Kau tahu sendiri, aku tak bisa melakukannya,” ucap Viola sambil menyeka air matanya.
“Kalau begitu, aku akan membantumu lagi. Tapi, berikan cincin yang ada di jarimu itu kepadaku,” pinta pria kecil.
“Tapi, cincin ini satu-satunya kenang-kenangan dari ibuku,” ucapnya.
“Oh, jadi kamu tak ingin selamat?” ucap pria itu. Tak ingin mendapatkan hukuman dari Raja, dengan sangat terpaksa ia memberikan cincin kenangan dari sang ibu kepada pria kecil.
Setelah menerima cincin, pria kecil itu langsung menenun jerami hingga berubah menjadi emas. Kali ini ia membutuhkan waktu yang lebih lama karena jeraminya begitu banyak.
Pria Kecil yang Selalu Meminta Imbalan
Untungnya, ia berhasil mengubah seluruh jerami sebelum pagi datang. “Terima kasih pria kecil karena kamu selalu membantuku. Aku mungkin telah mati bila tak ada dirimu. Kalau begitu, bolehkah aku tahu siapa namamu?” tanya Viola.
Namun, lagi-lagi pria kecil itu tidak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya tertawa lalu pergi menghilang begitu saja.
Viola pun merasa bingung, “Kenapa ia tak pernah menjawab bila aku tanyai nama. Siapa sebenarnya pria kecil itu?” Selain itu. Viola juga berharap ini adalah akhir dari segalanya. Ia tak ingin lagi terus-terusan berbohong.
Ketika pagi datang, Raja membuka pintu ruangan. Ia semakin terkejut dengan kilauan emas yang amat banyak.
“Oh Viola, sungguh berharganya dirimu. Aku bisa memberi kemakmuran pada rakyat dengan emas-emas yang kau buat ini. Sekarang, pulanglah ke rumahmu dan beristirahatlah,” ucap sang Raja.
Gadis cantik itu pulang dengan rasa tenang. Karena sang Raja tak mengatakan akan menemuinya sore nanti, ia kini bisa bernapas lega.
“Akhirnya semua ini telah berakhir. Tapi, aku masih penasaran dengan pria kecil yang selalu membantuku. Aku ingin sekali mengucapkan terima kasih padanya. Siapa dia sebenarnya?” ucapnya dalam hati sepanjang perjalanan ke rumah.
Siapa Gerangan Pria Kecil Itu?
Setibanya di rumah, sang ayah telah menanti Viola dengan rasa cemas. Ia lalu memeluk anak satu-satunya itu. “Anakku, untung saja kau pulang hari ini. Bagaimana kalau kita pergi saja dari negeri ini agar Raja tak mengganggumu lagi,” ucap sang ayah.
“Tak perlu, Yah. Tampaknya, Raja tak akan memintaku datang lagi. Sekarang, kita bisa beristirahat dengan tenang,” ucap Viola.
“Maafkan ayahmu ini, Nak. Ayah berjanji akan lebih berhati-hati dalam berucap,” kata sang ayah yang sangat menyesali perbuatannya.
“Oya, Yah. Apakah ayah tahu pria kecil yang bisa melakukan segala hal? Ia adalah yang membantuku mengubah jerami menjadi emas. Aku penasaran dengan pria kecil itu,” tanya Viola.
“Hmm, aku tak tahu siapa yang kamu maksud, Nak. Hanya saja, di dalam hutan lebat itu konon ada banyak monster. Aku tak tahu apakah pria kecil yang kamu maksud monster atau bukan,” jawab sang Ayah.
“Kalau ia monster, tak mungkin membantuku, Yah. Ia baik kepadaku,” ucap Viola yang masih penasaran dengan siapa pria kecil itu.
Selama berhari-hari, penggiling gandum dan Viola hidup seperti biasa. Tak ada lagi gangguan dari sang Raja. Sang penggiling pun tak lagi banyak bicara. Ia khawatir perkataannya mencelakai orang lain.
Namun, ketenangan itu tak berlansung lama. Belum ada seminggu sejak bebas, Raja tiba-tiba datang ke rumah penggiling gandum.
“Baginda Raja, apa yang membawamu kemari? Rasanya, seluruh perkataan ayah hamba sudah hamba buktikan,” tanya Viola.
“Viola, maksud dan kedatanganku kemari bukan untuk membuktikan perkataan ayahmu. Bukan pula untuk menghukummu. Jadi, kau tak perlu takut,” tanya Raja.
“Lantas, apa yang membuat Tuan datang kemari?” tanya Viola.
“Aku ingin meminta pertolonganmu, Negeri ini sedang krisis. Kerajaan tak lagi punya persediaan makanan untuk membantu para warga. Untuk itu, aku ingin kau membuat emas dari jerami lagi. Sebagai imbalan, aku akan menikahimu dan menjadikanmu seorang ratu,” pinta Raja,
Viola hanya terdiam dan tak bisa menjawab apa-apa. Di satu sisi, ia ingin membantu menyelesaikan masa krisis. Di sisi lain, ia sadari dirinya tak punya kemampuan mengubah jerami.
Karena lama terdiam, Raja pun memberi waktu Viola selama satu malam untuk memikirkan jawabannya. “Nasib negeri ini ada pada tangan ajaibmu, Viola. Cobalah untuk memikirnya dulu baik-baik. Aku akan datang kemari lagi esok hari untuk menagih jawabanmu,” kata Raja yang lalu meninggalkan rumah penggiling gandum.
Setelah Raja pergi, Viola pergi ke sungai untuk memikirkan jawabannya. “Aku harus bagaimana? Jika aku berkata jujur kalau kemampuan itu bukanlah milikku, apakah Raja menghukumku?” batinnya dalam hati.
“Kalau aku menerima tawarannya, akankah pria kecil itu datang dan membantuku? Kalau ia tidak datang, apakah Raja akan membunuhku?” imbuhnya lagi.
Pertanyaan-pertanyaan itu tak kunjung terjawab. Viola mengalami kegalauan yang luar biasa. Ditambah lagi, ia tak bisa bertanya pada siapa pun.
Pria Kecil Meminta Anak Sebagai Imbalan
Di tengah lamunan dan kegalauan Viola, tiba-tiba saja pria kecil itu datang lagi. “Hai, Gadis cantik, kau selalu terlihat punya masalah. Kali ini, apa yang mengganggu pikiranmu?” tanyanya.
“Hmm, tadi Raja datang ke rumahku. Ia ingin aku membuat emas lagi dari jerami. Sebagai imbalan, ia akan menikahiku,” jawab Viola.
“Kalau begitu, terima saja tawarannya. Menikahlah dengan Raja dan kau akan menjadi Ratu. Kapan lagi anak tukang giling gandum bisa menjadi ratu? Bukankah itu kesempatan emas?” bujuk pria kecil itu.
“Tapi, kau tahu sendiri, selama ini aku tak bisa mengubah jerami menjadi emas. Semua adalah perbuatanmu,” ucap Viola.
“Tenang saja, besok aku akan membantumu,” ucap pria kecil itu. “Tapi seperti biasa, ada yang harus kau berikan kepadaku sebagai imbalannya,” imbuhnya.
“Aku sudah tak punya apa-apa lagi. Barang berharga milikku hanya tinggal cincin yang sudah kau ambil waktu itu,” ucap Viola.
“Hmmm, kalau begitu, saat kau menjadi Ratu, aku akan mengambil anak pertama. Tampaknya aku butuh teman kecil untuk hidup,” ujar pria kecil.
Viola terpaksa menyepakati perjanjian itu. Pasalnya, ia tak mendapatkan solusi lainnya. “Mungkin, ini adalah cara terbaik. Aku harus menyelamatkan negeri ini,” ucap Viola dalam hati.
Menikah dengan Raja
Keesokan harinya, Viola datang ke istana. Ia lalu berkata pada Raja bahwa dirinya siap membantu negeri ini. Tentu saja Raja menyambutnya dengan suka cita.
Viola kemudian memasuki ruangan penuh dengan jerami. Tak lama kemudian, muncullah pria kecil itu secara tiba-tiba.
“Sesuai janjiku, aku akan membantumu mengubah jerami ini menjadi emas. Tapi, kau kelak juga harus memenuhi janjimu. Berikan aku anak pertamamu jika kau sudah menjadi ratu,” ucap pria kecil itu.
Setelah itu, pria kecil itu mulai bekerja. Ia dengan mudah mengubah jerami menjadi sebuah emas. Ketika fajar hampir tiba, ia berhasil menyelesaikan seluruh tugasnya.
Seperti biasanya, Viola mengucapkan terima kasih pada pria itu dan menanyakan namanya. “Terimakasih telah membantuku. Kali ini, tolong jawab pertanyaanku, siapa namamu dan darimana asalmu?” tanyanya.
Namun, lagi-lagi pria kecil itu hanya tertawa dan menghilang begitu saja. Saat pagi datang, Raja pun membuka pintu ruangan. Ia sangat berterimakasih pada Viola karena telah mengubah jerami menjadi emas yang sangat banyak.
“Terimakasih Viola. Berkatmu, negeri ini akan aman. Sekarang, mari kita laksanakan pernikahan,” ucap Raja.
Siang itu juga, Raja dan Viola menggelar pernikahan di istana kerajaan. Viola resmi menjadi Ratu dan membawa ayahnya ke istana.
Peramal Istana
Tak lama setelah menikah, Ratu mengandung seorang anak. Lalu, tiba-tiba saja peramal istana memberikan kabar buruk kepada Raja. “Baginda Raja, maafkan hambamu ini, tapi hamba melihat akan ada musibah besar terjadi di negeri ini,” ucap peramal itu.
“Apa maksudmu?” tanya Raja bingung.
“Jika Ratu melahirkan, akan ada sesuatu sosok mengerikan yang mengambil bayi Ratu,” ucap peramal itu.
“Tampaknya, sosok mengerikan itu membuat perjanjian dengan Ratu,” imbuh sang peramal.
Mendengar perkataan peramal istana, Raja pun ketakutan. Ia lalu bertanya pada Ratu maksud dari perkataan sang peramal.
“Peramal bilang jika anak kita kelak lahir, akan ada monster yang mengambilnya. Ia juga mengatakan kalau kau membuat janji dengan monster itu. Apa maksudnya?” tanya Raja.
Seketika itu pula Ratu menangis tersedu-sedu. Ia lalu menceritakan kisahnya dan berusaha jujur pada Raja.
“Suamiku, Baginda Raja, aku hendak membuat pengakuan. Sebenarnya, selama ini aku tak benar-benar bisa mengubah jerami menjadi emas. Semua hanyalah tipuan dari ayahku saja,” jelasnya sambil menangis.
“Pada hari pertama aku dikurung, tentu saja aku menangis. Lalu, tiba-tiba muncul pria kecil yang menolongku. Ialah yang mengubah jerami menjadi emas. Jadi, selama ini yang mengubah jerami adalah pria itu. Sebagai imbalan, ia biasanya meminta barang berharga dariku. Namun, saat aku sudah tak punya apa-apa, ia mengatakan akan mengambil anakku saat menjadi Ratu,” imbuhnya.
Raja hanya bisa terdiam. “Maafkan aku Raja. Aku melakukan semua ini karena merasa takut dan terhimpit,” ucap Ratu.
Melihat Ratu menangis, Raja pun tak tega. Ia memaafkan istrinya yang sedang hamil tua itu. “Baiklah, kalau begitu, aku akan selalu melindungi anak kita agar tak monster itu ambil,” ucap Raja.
Pria Kecil Menagih Janji
Sumber: Youtube – Geethanjali Kids – Rhymes and Stories
Sembilan bulan kemudian, lahirlah anak laki-laki dari Ratu dan Raja. Mereka sangat berbahagia karena kedatangan buah hati.
Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Saat Ratu sedang sendirian di kamar, pria kecil itu datang untuk menagih janji.
“Hmm, anakmu sangat lucu. Cocok untuk kujadikan teman. Hahaha. Sekarang, tepatilah janjimu, berikan anak itu padaku,” jawab pria itu.
“Tolong jangan ambil anakku, Tuan. Kini, kau bisa minta apa pun dariku. Tapi tolong jangan ambil anakku. Aku sangat menyayanginya,” ucap Ratu.
“Janji adalah janji. Kau harus menepatinya, Ratu. Biarkan anakmu menjadi teman bagiku,” ucap pria itu.
Ratu terus memohon agar anaknya tak diambil. Ia rela melakukan apa pun demi menyelamatkan anaknya.
“Karena kau terus menangis, aku tak akan mengambil anakmu. Tapi ada syarat yang harus kau penuhi,” ucap pria kecil itu.
“Syara apakah itu? Apa pun akan aku lakukan asalkan kamu tak mengambil anakku,” ucap Ratu sambil menangis.
“Syaratnya mudah. Tolong sebutkan namaku. Aku memberimu waktu 3 hari untuk mengetahui namaku. Hahahaha,” ucap pria kecil itu sambil meninggalkan Ratu.
Mencari Tahu Nama Unik
Ratu lalu meminta seluruh pengawal untuk mencari tahu nama pria kecil itu. Para pengawal pun bertanya pada para warga.
Namun, tak ada satu pun warga yang mengetahui pria bertubuh kecil itu. Lalu, Ratu meminta seluruh pengawal menyebutkan nama-nama unik. Ia lalu memilih tiga nama yang menurutnya paling unik.
Keesokan harinya, pria itu datang menemui Ratu. “Jadi, siapakah namaku?” tanyanya sambil tertawa.
“Hahahaha, salah semuanya. Cukup untuk hari ini. Besok aku akan datang lagi kemari,” ucap pria itu seraya pergi begitu saja.
Ratu merasa sangat bingung. Ia lalu meminta pengawal istana untuk menanyai nama-nama unik ke seluruh rakyat. Kemudian, Ratu memilih tiga nama terunik.
Hari Kedua
Hari kedua pun tiba. Pria kecil itu datang lagi menemui Ratu. “Jadi, sudahkah kamu tahu siapa namaku?” ucapnya.
“Aku rasa namamu adalah Shortribs,” ucapnya yakin.
“Hahaha, bukan!” jawabnya.
“Apakah namamu Sheepshanks?” tanya Ratu.
“Belum benar,” jawab pria itu sambil tertawa.
“Aku rasa namamu Laceleg! Iya, benar, pasti Laceleg,” tebak Ratu.
“Sayang sekali, itu bukanlah namaku. Besok adalah hari terakhirmu menebak namaku. Gunakan sebaik mungkin atau aku akan mengambil anakmu. Hahaha,” ucap pria itu.
Ratu semakin bingung. Ia menangis karena tak siap kehilangan anaknya. Di sisi lain, ia tak tahu harus mencari tahu siapa nama pria itu.
Di tengah keputusasaannya, datanglah salah satu pengawal istana membawa pencerahan. “Mohon maaf Ratu. Hamba sudah tidak ada ide lagi mengenai nama unik. Namun, setelah kemarin malam menemui para warga, hamba tanpa sengaja masuk ke dalam hutan,” ucap pengawal itu.
“Lalu, hamba melihat sebuah rumah mungil di dalam hutan itu. Di depan rumah itu, ada api ungun yang menyala. Lalu, saya melihat ada makhluk kecil melompat-lompat mengitari api itu. Ia pun bernyanyi-nyanyi; Hari ini aku berpesta. Besok aku gembira. Aku akan mendapatkan anak Sang Ratu. Ha! Senang rasanya tidak ada yang tahu bahwa Rumpelstiltskin adalah namaku,” jelas pengawal itu.
Tentu saja Ratu sangat bergemberia mendengar cerita dari pengawal itu. “Terima kasih karena kau telah membantuku,” ucap Ratu pada pengawal istana.
Hari Terakhir
Pada hari terakhir, tibalah pria kecil itu di istana. “Halo Ratu. Hari ini adalah hari terakhirmu menebak namaku. Aku akan memberimu tiga kali kesempatan untuk menebak. Jika gagal, tepatilah janjimu,” ucap pria itu.
Ratu tak langsung menjawa Rumpelstiltskin. Mulanya, ia berkata, “Aku rasa namamu adalah Conrad,” ucapnya.
“Salah! Itu bukan namaku,” ucap pria itu.
“Apakah namamu Harry?” tanya Ratu.
“Masih belum tepat,” ucap pria itu sambil tersenyum lebar. Ia bersiap-siap untuk mengambil anak Ratu,
“Atau mungkin, namamu adalah Rumpelstiltskin,” ucap Ratu.
“Pasti iblis yang telah menyebutkan namaku kepadamu!” teriak Rumpelstiltskin. Ia merasa sangat marah karena seseorang mengetahui namanya.
Dengan amarahnya, ia menghentakkan kakinya dengan keras ke lantai sehingga tubuhnya masuk ke dalam tanah. Sejak saat itu, Ratu tak pernah lagi bertemu dengannya.
Setelah membaca cerita dongeng Rumpelstiltskin, kurang lengkap rasanya kalau belum membahas unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasannya;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari dongeng Rumpelstiltskin adalah tentang seorang anak gadis yang harus menerima akibat dari perbuatan ayahnya yang sering berbohong. Ayahnya memang kerap berbohong dan melebih-lebihkan cerita. Bahkan, ia mengaku jika anak perempuannya bisa mengubah jerami menjadi emas.
2. Tokoh dan Perwatakan
Sumber: Youtube – MagicBox English Stories
Ada beberapa tokoh utama dalam cerita dongeng ini, yaitu penggiling gandum dan anak perempuanya Viola, Raja, serta Rumpelstiltskin. Si penggiling daging adalah sosok ayah yang menyebalkan. Ia kerap mengarang atau melebih-lebihkan cerita.
Sifatnya sangat berbeda dengan sang anak perempuan, Viola, yang baik dan suka menolong. Ia bahkan rela mengorbankan nyawanya demi sang ayah.
Raja adalah sosok pemimpin yang sangat mengutamakan rakyatnya. Ia selalu inginkan rakyat-rakyatnya hidup makmur dan sejahtera.
Tokoh utama berikutnya adalah Rumpelstiltskin. Watak Rumpelstilkin digambarkan sebagai pria kecil yang misterius dan bisa melakukan apa saja asal ada imbalannya.
3. Latar
Ada beberapa latar tempat yang dalam cerita dongeng Rumpelstiltskin. Pada awal cerita, latar yang diceritakan adalah di sebuah desa kecil dan di rumah penggiling gandum.
Lalu cerita berikutnya terjadi di istana. Tepatnya di sebuah gudang yang dalamnya banyak jerami, yakni tempat tokoh utama dikurung untuk mengubah jerami menjadi emas.
4. Alur Cerita Dongeng Rumpelstiltskin
Alur cerita dongeng Rumpelstiltskin adalah maju. Cerita bermula dari seorang penggiling gandum yang kerap menceritakan kebohongan.
Seorang warga yang kesal melaporkan penggiling daging itu kepada Raja. Kemudian, Raja mengundangnya ke istana untuk memberi pelajaran.
Namun, penggiling gandum itu justru mengatakan bahwa anaknya sangat cantik dan bisa mengubah jerami menjadi emas. Raja meminta penggiling gandum itu untuk membuktikannya.
Datanglah anak penggiling gandum yang bernama Viola. Dalam istana, ia dikurung di ruangan yang terdapat banyak jerami.
Raja memberinya waktu semalam untuk mengubah seluruh jerami menjadi emas. Tentu saja Viola hanya bisa menangis karena ia tak mempunyai kemampuan itu.
Lalu datanglah seorang pria kecil yang mengaku bisa membantunya. Namun, ia meminta kalung yang dipakai Viola. Tak lama setelahnya, pria kecil itu berhasil mengubah jerami menjadi emas.
Raja pun meminta Viola untuk mengubah jerami menjadi emas yang lebih banyak. Pada akhirnya, Viola tak punya lagi harta benda yang bisa diberikan untuk pria kecil sebagai imbalan.
Karena itu, Viola dan pria kecil itu membuat perjanjian. Kelak, Viola harus menyerahkan anak pertamanya pada pria kecil itu.
Saat sang anak lahir, gadis cantik itu tak ingin anaknya diambil pria kecil. Karena itu, si pria kecil meminta Viola untuk menebak namanya. Jika berhasil, ia akan melepaskan anak kecil itu.
Setelah beberapa kali mencoba, pada akhirnya Viola berhasil mengetahui bila nama pria kecil itu adalah Rumpelstiltskin. Kemudian, pria kecil itu menghilang dan tak pernah kembali.
5. Pesan Moral
Bisakah kamu menebak apa saja pesan moral dari cerita dongeng Rumpelstiltskin? Tentu saja ada beberapa amanat yang bisa kamu petik.
Nilai moral utamanya adalah jangan suka berbohong. Tidak perlu menarik perhatian orang lain dengan kebohongan. Jangan seperti si penggiling gandum yang kerap menebar kebohongan hingga membuat orang-orang kesal.
Berikutnya, pesan moral yang bisa kamu petik dari cerita dongeng Rumpelstiltskin adalah berilah pertolongan yang tulus dan jangan meminta imbalan. Membantulah karena kamu ingin melakukannya, bukan karena mengincar sesuatu dari yang kamu berikan pertolongan.
Selain unsur intrinsik, cerita dongeng Rumpelstiltskin ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral.
Sebelum mengakhiri artikel tentang cerita dongeng Rumpelstiltskin, yuk, simak dulu fakta-fakta menariknya. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya;
1. Dongeng Brothers Grimm
Cerita dongeng Rumpelstiltskin merupakan koleksi dari pendongeng terkenal asal Jerman, Brothers Grimm. Dongeng ini cukup populer di Jerman dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.
Meski demikian, cerita dongeng asli Rumpelstiltskin versi Brothers Grimm dianggap kurang ramah untuk anak-anak. Sebab, sang gadis anak penggiling gandum dikurung dalam sebuah menara. Ia diancam bila tidak bisa mengubah jerami menjadi cemas, Raja akan memenggal kepalanya.
2. Ada Versi Lain
Pada umumnya, dongeng memang memiliki beragam versi cerita. Begitu pun dengan cerita dongeng Rumpelstiltskin. Kisah ini juga memiliki beragam versi.
Secara garis besar, kisahnya tetap sama, yakni tentang seorang gadis cantik anak penggiling gandum yang kerap membual. Namun, ada beberapa detail cerita yang berbeda.
Dalam cerita dongeng Rumpelstiltskin versi lain, Raja adalah sosok yang rakus. Setelah gadis anak penggiling gandum berhasil mengubah jerami menjadi emas dengan bantuan pria kecil misterius, Raja kembali meminta lebih banyak emas.
Dengan bantuan pria kecil itu, sang gadis berhasil membuat ratusan emas. Namun, pada suatu hari, sang gadis tak lagi memiliki benda untuk diberikan ke pria kecil itu.
Ia pun pasrah dan akan berkata jujur pada Raja bahwa selama ini ia tak benar-benar mengubah jerami menjadi emas. Apa pun hukuman dari Raja, ia akan menerimanya.
Namun, pria kecil itu memaksa akan membantu sang gadis. Berulang kali gadis itu menolak, tapi pria kecil tetap mengubah jerami menjadi emas. Sebagai gantinya, ia akan mengambil anak pertama dari gadis itu.
Tentu saja sang gadis menolak berulang kali. Namun, pria itu tak mengindahkan perkataannya. Ia tetap mengubah jerami menjadi emas.
Perbedaan tak hanya itu saja. Gadis tersebut tak menikah dengan Raja, melainkan pangeran. Berbeda dengan sang Raja, Pangeran memiliki sifat yang sangat baik dan dermawan.
Ketika Raja meninggal, Pangeran menggantikan tahtanya. Gadis penggiling gandum itu pun menjadi Ratu.
3. Diangkat Menjadi Film
Sumber: Amazon
Cerita dongeng Rumpelstiltskin diadaptasi menjadi beberapa film. Salah satunya adalah film dengan judul sama yang rilis pada tahun 1987. Disutradarai oleh David Irving, film sama dengan dongeng Rumpelstiltskin versi Brothers Grimm.
Pada tahun 1995, ada pula film horor berjudul Rumpelstiltkin. Namun, ceritanya cukup berbeda dengan dongeng aslinya. Dalam film tersebut, tokoh Rumpelstiltkin diceritakan terkurung dalam sebuah batu giok kecil.
Bagikan Cerita Dongeng Rumpelstiltskin ke Teman-Temanmu
Demikianlah artikel yang mengulik cerita dongeng Rumpelstiltskin beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Apakah kamu suka dengan ceritanya? Kalau suka, segera bagikan artikel ini kepada teman-temanmu, ya.
Buat yang butuh cerita dongeng lainnya, langsung saja kepoin Poskata.com kanal Ruang Pena. Masih ada banyak dongeng yang bisa kamu pilih, seperti 7 Burung Gagak, Beauty and the Beast, Momotaro, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!
TIM DALAM ARTIKEL INI
Penulis Rinta Nariza
Rinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya.
Editor Khonita Fitri
Seorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.