
Pernahkah kamu mendenga cerita dongeng tentang Kuda dan Keledai? Kalau belum, langsung saja simak artikel yang telah kami siapkan di bawah ini dan dapatkan juga ulasan menariknya.
Ada banyak sekali kisah fabel yang mengandung pesan moral yang baik dan bisa diceritakan pada buah hati tersayang. Salah satunya adalah cerita dongeng Kuda dan Keledai yang telah kami siapkan di bawah ini.
Dengan menceritakan kisah di bawah ini, kamu bisa sekaligus mengajari si kecil untuk tak perlu merasa iri pada hidup orang lain yang terlihat lebih indah. Dengan begitu, diharapkan ia juga tumbuh menjadi seorang anak yang banyak mensyukuri hidupnya sendiri.
Semakin penasaran dengan cerita dongeng Kuda dan Keledai kan? Tanpa menunggu lama, langsung saja cek artikel ini lalu dapatkan juga ulasan menarik seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya. Selamat membaca!
Cerita Dongeng Kuda dan Keledai
Alkisah pada suatu masa, hiduplah seekor Kuda dan Keledai. Sang Keledai selalu saja merasa iri dengan kehidupan yang dijalani oleh Kuda. Keledai merasa kalau si kuda sangat beruntung karena selalu dirawat dengan baik oleh pemiliknya, ditempatkan di kandang yang bersih, diberi makanan enak, selalu dimandikan, dan tak pernah disuruh bekerja sama sekali.
Sementara itu, Keledai harus selalu bekerja keras setiap hari. Ia diwajibkan untuk mengangkat barang bawaan dan menarik gerobak yang berat. Belum lagi, ia sama sekali tak pernah dimandikan oleh tuannya. Makan pun hanya seadanya saja. Yang paling membuatnya merasa kesal karena ia ditempatkan di sebuah kandang kotor yang jarang sekali dibersihkan.
Suatu hari, setelah lelah karena bekerja keras seharian, dengan penuh kekesalan ia menghampiri Kuda di kandangnya. Kemudian, si Keledai langsung mengeluh panjang lebar.
“Hey, Kuda! Seharusnya kau banyak bersyukur karena hidupmu sangat enak dan penuh dengan kasih sayang dari tuan padamu. Kau selalu ditempatkan di kandang yang bersih dan diberi makanan yang enak!” ucap Keledai dengan penuh kekesalan.
“Sedangkan setiap hari aku hanya diberi makan seadanya dan ditempatkan di kandang yang kotor. Selain itu aku masih harus bekerja keras setiap hari. Tidak tahukah kau kalau selama ini aku sangat iri padamu?” lanjut Keledai menunjukkan seluruh kekesalannya.
Penjelasan dari Sang Kuda
Si Kuda menanggapi semua kekecewaan Keledai itu dengan senyum tipis. “Keledai, sesungguhnya kau tidak benar-benar mengetahuinya bahwa kaulah yang jauh lebih beruntung dibandingkan aku. Karena kau hanya melihat kehidupanku selama berada di kandang saja. Sementara kau tak pernah melihat kehidupanku yang dipenuhi dengan risiko.”
Jawaban itu membuat si Keledai menjadi keheranan. Ia bertanya-tanya dalam hati apakah benar si Kuda sebenarnya memiliki beban risiko yang sangat berat. Karena bagaimanapun juga, selama ini yang bisa ia lihat adalah kehidupan si Kuda yang selalu enak, nyaman, dan dirawat dengan sangat baik oleh tuannya.
“Apa maksudmu dengan kehidupan yang penuhi risiko itu? Aku tak mengerti apa yang sedang kau ucapkan,” tanya Keledai dengan penuh rasa ingin tahu.
“Benar, Keledai. Hidupku sangat dipenuhi oleh risiko. Bahkan, aku bisa saja mati kapan pun. Hal itu dikarenakan aku adalah kuda perang. Ketika terjadi peperangan, tuan akan naik ke punggungku dengan membawa persenjataan lengkap. Kalau musuhnya lebih kuat daripada tuan, aku bisa saja terluka parah atau bahkan mati ketika di medan perang,” jawab si Kuda dengan tenang.
Tentu saja Keledai langsung terkejut ketika mendengar itu semua. Ia pun mulai menyadari bahwa rupanya selama ini ia telah salah. Iri hatinya itu tidak perlu dilakukan. Karena bagaimanapun juga, ia tak perlu merisikokan hidupnya. Bahwa rupanya, nasibnya jauh lebih beruntung dibandingkan si kuda.
Unsur Intrinsik Cerita Dongeng Kuda dan Keledai
Setelah membaca cerita dongeng Kuda dan Keledai di atas, kini saatnya kamu mengetahui ulasan tentang unsur intrinsiknya. Di artikel ini kami menyiapkan ulasan seputar tema dari dongeng Kuda dan Kedelai, tokoh-tokohnya, latar kisahnya, alur jalannya cerita, dan pesan moral yang bisa kamu dapatkan. Berikut ini ulasannya:
1. Tema
Inti cerita atau tema dari kisah dongeng Kuda dan Keledai di atas adalah tentang bersyukur. Bahwa setiap orang di dunia ini jangan menjadi seperti Keledai yang selalu iri dengan hidup Kuda yang terlihat lebih baik. Padahal, kalau mau bersyukur, hidup sang keledai sebenarnya justru lebih baik.
2. Tokoh dan Perwatakan
Di dalam cerita dongeng ini, hanya ada dua tokoh yang diceritakan, yaitu Kuda dan Keledai. Sifat Keledai dalam cerita tersebut adalah mudah iri dan kesal, khususnya pada kebaikan dan perhatian yang diberikan sang tuan kepada kudanya.
Sementara itu, sifat Kuda dalam dongeng Kuda dan Keledai di atas adalah bijaksana. Ketika temannya datang untuk mengomel, dengan sopan ia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi tanpa merendahkan si Keledai.
3. Latar
Latar yang disebutkan dalam cerita dongeng Kuda dan Keledai yang satu ini tidak terlalu disebutkan secara mendetail. Salah satu tempat yang disebutkan hanyalah kandang tempat kedua hewan itu tinggal. Di mana kandang sang kuda disebutkan bersih dan terjaga, sementara kandang sang keledai diceritakan kotor dan tak terawat.
4. Alur
Jika ditilik dari ceritanya, kisah dongeng Kuda dan Keledai ini memiliki alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari keberadaan seekor keledai yang selalu merasa iri pada perlakuan sang tuan pada kuda.
Keledai merasa kalau kuda selalu dimanjakan dengan kandang yang bersih, makanan yang enak, dan kasih sayang berlebih. Sementara ia sendiri tinggal di kandang yang kotor, makanan seadanya, dan selalu diberikan pekerjaan berat.
Setelah mengeluh, akhirnya si Kuda menjelaskan bahwa rupanya ia adalah seekor kuda perang yang bisa saja berisiko kematian. Bahwa sebenarnya, hidup sang Keledai jauh lebih baik karena meskipun ia harus bekerja keras, tapi setidaknya ia tidak memiliki risiko menghadai kematian di peperangan.
5. Pesan Moral
Tentunya tak sulit mendapatkan pesan yang terkandung dalam cerita dongeng Kuda dan Keledai di atas, kan? Terkadang, kita melihat hidup orang lain lebih beruntung dibandingkan kehidupan kita. Padahal, kenyataannya belum tentu sama seperti yang kita duga. Oleh karena itu, akan lebih baik kalau kita banyak mensyukuri apa pun yang kita dapatkan dan kita miliki.
Selain unsur intrinsik, kamu juga bisa mendapatkan unsur ekstrinsik dari cerita dongeng Kuda dan Keledai di atas. Yaitu, hal-hal dari luar dongeng Kuda dan Keledai yang melengkapi kisahnya, seperti nilai sosial, budaya, dan juga moral.
Fakta Menarik tentang Cerita Dongeng Kuda dan Keledai
Kalau sudah membaca cerita dongeng kuda dan keledai yang sarat dengan beban dan unsur intrinsiknya, kini kamu juga perlu mengetahui beberapa fakta menariknya.
1. Perbedaan Kuda dan Keledai
Jika dilihat secara sekilas, hewan kuda dan keledai itu memang terlihat sama. Karena pada dasarnya, keledai merupakan anggota terkecil dari keluarga kuda. Namun, tahukah kamu kalau rupanya keduanya memiliki banyak perbedaan?
Di antara perbedaannya adalah keledai memiliki telinga yang lebih panjang, sementara kuda wajahnya lebih panjang. Keledai juga memiliki ingatan yang luar biasa, di mana mereka bisa mengenali suatu wilayah dan hewan lain yang mereka temui 25 tahun yang lalu. Sementara kuda bisa melihat lebih baik di malam hari.
Selain itu, seekor keledai jauh lebih kuat dibandingkan seekor kuda dengan ukuran yang sama. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika hewan ini sering kali digunakan sebagai hewan pekerja yang membawa beban berat atau menarik bajak.
Di sisi lain, kuda lebih sering digunakan sebagai hewan peliharaan keluarga, hewan rekreasi, hewan buruan, dan terkadang makanan. Oleh karena itu, bisa dibilang hewan ini memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan keledai.
2. Diadaptasi dari Kisah Pendek
Inspirasi memang bisa datang dari mana saja, begitu pula dengan inspirasi untuk cerita dongeng Kuda dan Keledai yang satu ini. Rupanya, kisah yang mengandung pesan moral yang baik ini diadaptasi dari dongeng pendek karya Aesop yang berjudul The Ass and The Charger.
Menariknya, kisah aslinya rupanya sangat pendek sekali. Bahkan mungkin tak cukup panjang untuk disebut sebagai sebuah dongeng. Kira-kira begini bunyi kisahnya:
Seekor keledai tengah meratapi perlakuan sang tuan padanya yang lebih buruk dibandingkan perlakuannya kepada seekor kuda. Kuda itu dibawa ke medan perang dan mati. Sang keledai kemudian berpikir lebih baik dibandingkan pendapatnya sebelumnya. Tetaplah merasa puas dengan kehidupanmu sendiri.
Kisahnya singkat sekali, kan? Meskipun begitu, tetap saja kisah tersebut mengandung pesan moral yang sangat baik untuk diajarkan pada buah hati tersayang.
Kisah karangan Aesop itu aslinya berasal dari bahasa Yunani. Oleh sang penerjemah, George Fyler Townsend, kisahnya dibuat menjadi lebih panjang, mungkin dengan tujuan agar dongeng tersebut lebih mudah dipahami dan menarik. Meskipun begitu, kurang lebih kisah dongengnya masih memiliki inti cerita dan pesan moral yang sama.
Cerita Dongeng Kuda dan Keledai yang Menarik dan Bisa Menjadi Pembelajaran
Jadi bagaimana? Cerita dongeng Kuda dan Keledai di atas menarik dan mengandung pesan moral yang bagus, kan? Karena ceritanya yang singkat, kamu bisa menggunakannya sebagai dongeng yang dibacakan untuk buah hati atau keponakanmu sebelum tidur.
Kalau masih mencari dongeng dalam bahasa Indonesia yang tak kalah menarik lainnya, langsung saja cek artikel-artikel di kanal Ruang Pena di PosKata ini. Selain dongeng fabel, kamu juga bisa mendapatkan cerita putri, kisah 1001 malam, dan juga asal usul sebuah kota yang ada di Indonesia. Selamat membaca!