
Dongeng anak-anak banyak yang mengandung nilai kehidupan, tak terkecuali cerita burung hantu dan belalang. Sudah pernah mendengar atau membaca kisahnya? Kalau belum, kamu bisa membaca uraian yang kami paparkan di artikel berikut ini!
Fabel hewan memang bisa dibilang menarik untuk diceritakan kepada anak-anak, karena mereka dapat belajar jenis-jenis binatang sekaligus nilai-nilai kehidupan dari hal yang sederhana. Salah satunya adalah cerita tentang burung hantu dan belalang yang kami paparkan di artikel ini.
Di sini, kami tidak hanya mengungkapkan dongeng kedua hewan berbeda spesies tersebut. Melalui artikel ini, kami juga mengupas soal alur cerita burung hantu dan belalang, termasuk amanat dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Lebih dari itu, ada pula informasi menarik terkait fakta yang mungkin ada dalam dongeng sarat makna ini. Mau tahu apa itu? Daripada makin penasaran, mending langsung saja kamu simak keterangan di bawah ini! Selamat membaca.
Cerita tentang Burung Hantu dan Belalang
Alkisah di sebuah pohon di tengah hutan, hiduplah seekor burung hantu yang sudah tua usianya. Ia dikenal sebagai burung hantu tua yang galak, dan kerap memarahi siapa saja yang mengganggu istirahat siangnya.
Seperti itulah kebiasaannya. Ia selalu tidur saat mentari terbit, dan baru bangun ketika matahari terbenam. Di malam hari itulah ia beraktivitas, mulai dari mencari makan hingga sekadar bertengger di dahan pohon dan bersenandung. Burung hantu gemar memakan serangga, juga kerap memburu hewan lain, seperti katak, tikus, dan kumbang.
Di satu sisi, hutan yang sama dihuni pula belalang. Berbanding terbalik dengan burung hantu, belalang menghabiskan sebagian besar aktivitasnya di siang hari, termasuk mencari makan. Ia juga senang bernyanyi dan bermain-main bersama kelompoknya.
Baca juga: Cerita Rakyat dari Maluku, Legenda Batu Badaong Beserta Ulasan Lengkapnya
Burung Hantu dan Belalang Adu Mulut
Suatu sore di mana saat itu sedang musim panas, belalang keluar dari sarangnya dan terbang dari dahan satu ke dahan yang lain untuk bersenang-senang. Tak hanya melompat-lompat, ia juga bernyanyi riang gembira merayakan betapa cerahnya hari itu.
Rupanya, suara nyanyian belalang didengar oleh burung hantu tua yang sedang tidur pulas. Burung hantu pun membuka matanya dan mencoba melihat suara apa yang didengarnya dari salah satu ranting pada pohon yang menjadi rumahnya.
Ia mengintip dari lubang yang ada di batang pohon, lalu mendapati seekor belalanglah yang berisik mengganggu tidurnya. “Hei, belalang! Pergilah dari sini, aku sedang tidur,” kata burung hantu dengan nada tinggi.
“Apakah kau tidak punya sopan santun? Setidaknya kau mesti menghormatiku karena usiaku jauh lebih tua darimu dengan membiarkanku tidur tenang!” Bentak burung hantu lagi. Akan tetapi, kemarahan itu tidak diindahkan oleh belalang. Belalang malah membalas ucapan burung hantu dengan lebih kasar.
“Apa maksudmu burung hantu tua? Kau tidak berhak melarangku. Aku juga punya hak melakukan apapun di pohon ini,” teriaknya. Tak cukup sampai di situ, si belalang pun malah bernyanyi lebih keras dari sebelumnya.
Baca juga: Legenda Asal Mula Desa Trunyan dan Ulasan Menariknya, Alasan di Balik Cara Pemakaman yang Unik
Tipuan Berujung Maut
Burung hantu tua tidak membalas perkataan kasar belalang. Ia memilih untuk memikirkan cara agar bisa membuat belalang langsung jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi di lain hari. Dan burung hantu tua yang berpikiran bijaksana pun tahu harus bagaimana.
Ketika belalang masih bernyanyi dan berteriak-teriak keras, burung hantu memanggilnya dengan lemah lembut, berbeda dari sebelumnya. “Tuan belalang yang bersuara indah. Baiklah, tak masalah aku mendengarkan suaramu,” tuturnya yang dibalas senyuman oleh belalang.
“Karena sudah terlanjur terjaga, aku akan menikmati suaramu. Dan asal kau tahu, di dalam sini aku mempunyai minuman yang terbuat dari anggur, yang sangat lezat dan menyegarkan,” imbuh burung hantu. “Minuman macam apa itu?” Belalang penasaran.
“Itu adalah minuman yang dikirimkan oleh Olympus. Dewa Apollo pernah meminumnya sebelum ia menyanyi untuk para dewa tertinggi. Kalau kau meminumnya, suaramu akan jauh lebih merdu dari sekarang,” ucap burung hantu. “Bolehkah aku mencobanya?” Tanya belalang.
“Tentu saja. Masuklah dan cicipi sendiri. Suaramu mungkin akan lebih merdu dari Apollo setelah meminumnya,” tutup burung hantu. Belalang pun setuju dan ia masuk ke dalam lubang di batang pohon yang digunakan burung hantu untuk beristirahat.
Begitu sampai di dalam dan berada cukup dekat, burung hantu yang matanya sudah rabun itu dapat melihat wujud belalang lebih jelas. Ketika itulah ia langsung menerkam, memakan belalang di hadapannya bulat-bulat.
Baca juga: Kisah Garuda Wisnu Kencana dan Ulasannya, Burung Mitologi Kendaraan Dewa Wisnu
Unsur Intrinsik
1. Tema
Cerita hewan yang berbicara tentang burung hantu dan belalang di atas mengusung tema kelalaian karena pujian. Di awal, kamu mungkin tidak menyangka kalau pada akhirnya burung hantu tua itu bukan sekadar marah, tetapi juga memakan si belalang.
2. Tokoh dan Perwatakan
Hanya ada dua tokoh yang ditonjolkan dalam cerita di atas, yaitu burung hantu yang sudah tua dan seekor belalang. Burung hantu digambarkan galak dan pemarah, tetapi juga memiliki pemikiran yang bijaksana sehingga tidak gegabah dalam mengambil keputusan.
Sementara si belalang digambarkan sebagai sosok yang riang dan suka bersenang-senang. Hanya saja, ia tidak hormat kepada burung hantu tua dan berkata kasar ketika ditegur. Hal tersebut membuatnya terperosok ke jurang maut.
3. Latar
Latar dari dongeng yang kami bahas kali ini tak hanya mengambil setting di hutan meski di dalamnya juga disebutkan demikian. Secara spesifik, latar terjadinya cerita adalah di sebuah pohon yang ditinggali seekor burung hantu tua.
4. Alur
Tampaknya kamu mungkin sudah menebak kalau cerita mengenai burung hantu dan belalang di atas menggunakan alur maju. Jalan ceritanya diterangkan secara runtut mulai dari pengenalan kedua tokoh, pertemuan keduanya, konflik yang dialami, kemudian penyelesaian di mana salah satu tokoh tewas karena ulahnya sendiri.
5. Pesan Moral
Setiap dongeng hewan bisa dikatakan mengandung pesan moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan manusia, tak terkecuali cerita burung hantu dan belalang. Di dalam dongeng ini terselip pesan supaya kita menghormati orang yang lebih tua. Pesan moral lainnya, yaitu agar kita berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan supaya tidak menyakiti orang lain.
Baca juga: Cerita Rakyat dari Lampung, Kisah Legenda Batu Kepampang dan Ulasan Lengkapnya
Fakta Menarik di Balik Fabel Burung Hantu dan Belalang
1. Belalang Ialah Makanan Burung Hantu
Cerita fabel burung hantu dan belalang yang kami paparkan di atas bukan hanya membahas soal pesan moral untuk belajar menghormati orang lain. Ditambah lagi, kisah ini juga tak cuma menunjukkan kemarahan burung hantu kepada belalang hingga ia memakannya.
Faktanya, belalang adalah serangga yang menjadi sumber makanan bagi burung hantu. Selain belalang, burung hantu juga memakan hewan-hewan lain seperti tikus, ikan, hingga ayam. Oleh karenanya, ia termasuk ke dalam golongan binatang karnivora atau pemakan daging.
Puas Membaca Cerita Burung Hantu dan Belalang di Atas?
Itulah tadi dongeng lengkap dan amanat cerita dari fabel burung hantu dan belalang. Kiranya, dari uraian di atas kamu bisa mengambil hikmah tentang bagaimana sebaiknya seseorang menjalani kehidupan.
Bila kamu ingin orang terdekatmu memetik pelajaran serupa, jangan ragu untuk membagikan isi artikel ini kepada mereka, termasuk anak atau keponakanmu, ya. Kalau perlu, kamu dapat pula membagikan uraian yang kami rangkum ini ke media sosial supaya dibaca lebih banyak orang.