
Cerita dongeng binatang biasanya mengisahkan tentang kecerdasan seorang hewan dalam mengelabuhi lawannya. Salah satunya adalah dongeng Singa dan Kelinci yang telah kami sajikan di artikel ini. Yuk, simak langsung kisahnya!
Dalam dongeng, biasanya singa digambarkan sebagai karakter jahat dan penguasah hutan. Begitu pun di cerita Kelinci dan Singa. Kamu sudah pernah membaca kisahnya belum, nih?
Secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang seekor kelinci kecil yang bijaksana dan cerdas. Ia berencana untuk mengelabui singa yang mengganggu ketenteraman makhluk di sebuah hutan.
Bagaimanakah cara kelinci itu mengelabui si singa? Penasaran? Tak perlu ke mana-mana lagi. Langsung saja simak cerita Kelinci dan Singa yang ada di artikel ini, yuk! Selain kisahnya, kami juga telah memaparkan ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya. Selamat membaca!
Cerita Dongeng Singa dan Kelinci
Alkisah, di sebuah hutan belantara, hiduplah para binatang yang hidup sejahtera dan bahagia. Ada zebra, rusa, kelinci, gajah, jerapah, dan masih banyak lagi. Mereka setiap hari makan rumput dan dedaunan.
Tidak ada singa, harimau, elang, atau binatang karnivora apa pun yang menyerang mereka. Oleh sebab itu, mereka hidup dengan tenang dan bebas melakukan apa pun di hutan.
Tapi, semua ketenangan itu telah sirna. Dalam teriknya matahari, saat mereka sedang asyik berkumpul, tiba-tiba saja ada auman seekor binatang yang terdengar menakutkan.
Rupanya, ada seekor singa yang berdiri di atas sebuah batu. Seluruh hewan kecil berlari dan bersembunyi. Mereka merasa takut menjadi santapan binatang yang mengerikan itu.
“Dengarkan aku semuanya! Aku datang dari hutan sebelah. Makanan kian langka, karena rupanya kalian bergerombol di sini. Kini, akulah Raja di hutan ini!” ucapnya sambil tertawa.
“Mulai hari ini, kalian harus mematuhi segala perintahku. Aku tak ingin menyerang kalian. Jadi, kalian harus menyiapkan makanan untukku setiap hari. Jika tidak memenuhi perintahku, aku akan memburu kalian dengan brutal. Apa kalian mengerti?” imbuhnya.
Seluruh binatang hanya bisa terdiam mendengar Singa itu. Mereka tak kuasa dan tak berani melawan. “Karena tak ada yang menjawab, aku anggap kalian menyetujui perintahku. Jadi, tiap pagi, siapkan aku satu mangsa untuk kumakan,” ucapnya keji.
“Hah?” ucap para hewan kaget.
“Aku bisa memakan hewan apa saja, asalkan besar dan bisa membuatku kenyang,” ucapnya kembali.
Mengatur Strategi
Usai menakut-nakuti para binatang, Singa itu pergi ke dalam gua untuk tidur. Sementara itu, para hewan yang lain merasa sangat ketakutan. Ketenangan dan kebahagiaan itu hilanglah sudah.
Mereka lalu berkumpul untuk berunding apa yang harus mereka lakukan. Gajah memimpin diskusi itu. “Jadi, apa yang harus kita lakukan teman-teman? Haruskah kita menyerahkan diri satu persatu?” ucapnya sedih.
“Umm, bagaimana kalau kita semua kabur saja? Aku tak ingin salah satu di antara kita menjadi santapan singa itu,” ucap Jerapah.
“Tapi, kita harus pergi ke mana? Hutan-hutan di dekat sini telah tandus. Hanya ada gunung yang letaknya sangat jauh dari sini. Singa itu bisa saja menyerang sebelum kita sampai di sana,” ujar Gajah.
Mereka pun terdiam karena tak tahu harus berbuat apalagi. Dalam keheningan, seekor kelinci kecil pun angkat bicara. “Teman-teman, besk pagi aku akan menemui Singa itu,” ujarnya berani.
Seluruh hewan pun terkejut. “Kalian semua punya keluarga. Sedangkan aku sendirian. Jadi, tak masalah bila aku menjadi mangsanya,” ucap Kelinci itu.
“Tapi, kamu adalah keluarga kami. Tak seharusnya kamu berkata begitu,” ucap Rusa.
“Iya benar. Ayo kita cari cara lain saja,” ujar binatang yang lain.
“Izinkan aku menemuinya, Teman-teman. Aku akan memikirkan cara untuk mengalahkannya. Jika tidak berhasil, relakan kepergianku,” imbuhnya.
Para hewan lain mau tak mau menyetujui keputusan si Kelinci. Mereka pun kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan sedih dan galau.
Raja Hutan yang Baru
Keesokan harinya, Kelinci tak langsung datang menemui Singa. Ia berjalan-jalan dulu di sekitar sungai. Saat siang tiba, barulah ia mendatangi binatang kejam itu.
Lalu, si Singa marah besar. Ia tak terima bila makanannya sangat kecil. Ditambah lagi ia datang terlambat. “Kenapa kamu baru datang? Dan, kenapa kamu yang kemari? Bukankah kemarin sudah kukatakan bahwa aku ingin binatang yang besar!” ucapnya geram.
“Begini, Tuan. Sebenarnya, aku bisa saja sampai di sini tepat waktu, tapi tadi ada singa baru yang mendekatiku,” ujar si Kelinci.
Singa itu pun terkejut, “Hah? Ada singa lain?”
“Ia ingin melahapku. Lalu, aku berkata bahwa aku telah menjadi santapanmu. Tapi, ia malah menertawakanku. Katanya, aku tak boleh tunduk pada singa yang lemah sepertimu,” ucap Kelinci.
“Berani-beraninya hewan itu menghinaku. Bawa aku kepadanya sekarang juga!” ujarnya geram.
“Ia juga ingin bertemu denganmu, Tuanku. Katanya, ia akan menjadi Raja baru menggantikanmu,” imbuh Kelinci.
Singa pun semakin marah. Ia sudah tak sabar untuk melakukan pertarungan dengan singa lain yang menghinanya itu. “Cepat bawa aku ke tempatnya. Akan aku tunjukkan kemampuanku,” ucap Singa itu.
“Tapi, Tuanku. Aku tak menyarankan kamu menemuinya. Ia tinggal di sebuah benteng dan tubuhnya tampak besar,” ujar si Kelinci.
“Kau pikir aku takut? Cepat bawa aku ke sana!” ujarnya.
Kelinci Banyak Akal
Lalu, Kelinci itu membawa si Singa ke ujung hutan. Ada sebuah sumur batu yang berdiri di tempat terbuka. Kelinci mengatakan bahwa sumur itu adalah benteng milik singa baru.
“Tuan, singa lain di dalam benteng itu. Kau yakin akan menyerangnya?” tanya Kelinci.
Tanpa berkata apa-apa, Singa langsung memanjat ke dinding sumur itu. Ia lalu melihat singa lain yang sedang menatapnya kembali. Padahal, itu hanyalah bayangannya sendiri yang terpantul dari air sumur.
Ia mengaum dengan keras. Aumannya menggema dari sumur itu. Hewan bodoh itu menyangka bila singa yang lain hendak melawannya. Tak berselang lama, ia melompat ke dalam sumur itu dan tenggelam.
Kelinci itu pun tersenyum bangga. Semua hewan yang sedari tadi bersembunyi di semak-semak pun keluar dengan sangat lega. Mereka bersorak sorai menyambut kemenangan si Kelinci. Agar tetap aman, mereka menutup sumur itu dengan kayu.
Para hewan itu pun memulai aktivitas mereka seperti biasa di hutan itu. Tak ada lagi gangguan atau binatang jahat yang kan menyerang. Beruntung sekali mereka punya Kelinci cerdas.
Unsur Intrinsik
Kurang lengkap rasanya kalau kamu belum mengulik unsur intrinsik dari cerita Kelinci dan Singa ini. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasannya;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari dongeng ini adalah tentang Kelinci cerdas yang mengelabui Singa bodoh. Meskipun badang Kelinci sangat kecil dan kalah jauh dari Singa, ia menggunakan otak cerdasnya untuk mengelabui binatang keji itu.
2. Tokoh dan Perwatakan
Tokoh utama dalam cerita ini adalah Kelinci dan Singa. Kelinci merupakan tokoh protagonis yang digambarkan sebagai hewan pemberani dan banyak akal.
Sebaliknya, Singa adalah tokoh antagonis yang jahat dan bodoh. Badannya besar, tapi ia tak pandai berpikir. Bahkan ia mengira bayangannya sendiri adalah singa lain.
Tak hanya mereka berdua, cerita ini juga memiliki beberapa tokoh pendukung yang turut mewarnai kisahnya. Mereka adalah Gajah, Rusa, dan Jerapah.
3. Latar
Secara general, cerita Kelinci dan Singa ini menggunakan latar tempat di sebuah hutan belantara. Secara spesifik, cerita ini terjadi di sebuah sumur dan gua.
4. Alur Cerita Dongeng Singa dan Kelinci
Alur cerita dari fabel singa bodoh dan kelinci pintar ini adalah maju. Cerita bermula dari datangnya seekor singa yang mengganggu ketentraman sebuah hutan.
Singa itu meminta agar setiap hari satu persatu hewan untuk menjadi santapannya. Jika tidak ada yang mau, ia akan melakukan penyerangan paksa pada para hewan.
Tentu saja hewan-hewan di hutan itu panik. Pada malam hari, mereka pun berunding untuk mengatur rencana. Setelah sekian lama berunding, akhirnya seekor kelinci kecil buka suara.
Ia siap menjadi hewan pertama yang menemui Singa. Meski hewan-hewan lain melarang, Kelinci itu tetap nekat untuk menemui si Singa. Rupanya ia punya rencana cerdik.
Keesokan harinya, ia mengatakan pada singa itu dan memberitahukan bahwa ada informasi penting yang harus ia sampaikan. Kelinci berkata bahwa ia sempat bertemu dengan singa yang baru saja datang ke hutan ini. Pentingnya lagi, singa baru itu mengaku bahwa dirinya raja baru di hutan ini.
Padahal, singa itu tak benar-benar ada. Kelinci hanya mengarang cerita untuk menyulut kemarahan binatang yang hendak memangsanya itu. Terlanjur dipenuhi amarah, si Singa itu lalu datang menemui hewan baru.
Kelinci membawanya ke sebuah sumur. Di sana, singa itu melihat bayangannya sendiri dan mengira itu adalah lawannya. Ia lalu melompat untuk melakukan penyerangan. Karena terlalu dalam, si Singa itu pun tenggelam. Seluruh hewan di hutan itu pun kembali tenang.
5. Pesan Moral
Kira-kira, pesan moral apa sajakah yang bisa kamu petik dari cerita si singa yang mengaku raja hutan dan kelinci cerdas ini? Amanat pertama, janganlah kamu mengusik kehidupan orang lain.
Hanya demi kepentingan sendiri, tak seharusnya kamu menjadikan orang lain sebagai korban. Jangan seperti si Singa yang tiba-tiba datang ke hutan dan merusak ketentraman para penghuninya.
Pesan berikutnya, jadilah orang yang bijak dan cerdas seperti Kelinci. Ia tak panik sehingga dapat memikirkan strategi untuk melawan dan mengalahkan Singa itu. Jika melawan dengan tenaga, jelas Kelinci akan kalah. Karenanya, ia melawan dengan kecerdasan.
Selain unsur intrinsik, cerita dongeng Singa dan Kelinci ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral.
Fakta Menarik
Tak banyak fakta menarik yang bisa kami paparkan dari cerita dongeng ini. Hanya ada satu yang sayang bila kamu lewatkan. Berikut penjabarannya;
1. Ada Versi Lain
Pada umumnya, cerita dongeng memang memiliki beberapa versi cerita. Begitu pun dengan cerita Kelinci dan Singa ini. Secara garis besar, kisahnya tetap sama, yakni ada seekor singa yang mengaku raja hutan dan merusak ketenangan sebuah hutan.
Namun, salah satu versi menceritakan bahwa Singa itu ingin masing-masing hewan menyerahkan salah satu dari mereka yang berukuran besar. Pada hari pertama, gajah terbesar menyerahkan dirinya ke singa itu.
Hari berikutnya, jerapah terbesar yang menjadi mangsa binatang keji itu. Lama kelamaan, binatang-binatang terbesar pun habis. Berikutnya, yang harus menyerahkan diri adalah kelinci.
Karena tubuh mereka kecil, maka Singa akan menyantap beberapa di antara mereka hingga merasa kenyang. Lalu, salah satu kelinci tertua mendapatkan ide. Ia akan datang sendirian dan meminta kelinci lainnya untuk bersembunyi.
Mendapati hari ini ia akan memakan satu kelinci tua, Singa geram. Lalu, Kelinci itu berkata, “Tuan, dalam perjalanan ke sini, teman-teman kelinci lainnya telah dimakan oleh singa baru yang datang kemari.”
Tentu saja hal itu membuat Singa marah besar dan ingin bertarung dengan singa yang telah mengambil mangsanya itu. Namun, semua itu hanyalah tipuan dari si Kelinci.
Lalu, hewan bertelinga panjang itu membawa si Singa ke sumur. Mengira bayangan di sumur itu adalah singa lain, ia pun melompat dan tenggelam. Kelinci tua itu berhasil menyelamatkan kawan-kawannya. Hutan itu kembali tenang dan tentram.
Sudah Puas dengan Cerita Kelinci dan Singa Ini?
Demikianlah artikel yang mengulik cerita fabel Kelinci dan Singa. Kamu sudah puas dengan cerita yang kami jabarkan? Kalau suka, yuk, bagikan ke teman-temanmu.
Buat yang butuh cerita dongeng lainnya, langsung saja cek kanal Ruang Pena di situs ini. Tak hanya dongeng saja, di Ruang Pena juga ada beragam cerita rakyat Nusantara. Beberapa di antaranya adalah legenda Minang Cindua Mato, kisah Si Tanggang, dan kisah Datu Pujung. Selamat membaca!