
Pernah mendengar cerita burung jalak dan kerbau, tapi lupa bagaimana kisahnya? Jangan khawatir, melalui artikel ini kami menguraikan fabel yang jadi bacaan wajib saat SD tersebut beserta ulasan menariknya. Langsung saja intip keterangan di bawah ini kalau kamu penasaran!
Kamu yang lahir sekitar tahun 1990-an atau sebelumnya, barangkali tidak asing lagi dengan cerita burung jalak dan kerbau mengingat kisahnya tercantum dalam buku mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD). Sebuah bacaan ringan yang di dalamnya menjelaskan mengenai simbiosis mutualisme.
Kalau kamu lupa seperti apa kisahnya atau belum pernah membaca sebelumnya dan tak tahu bagaimana jalan ceritanya, kami menyediakan informasinya di artikel ini. Melalui artikel ini, kami tidak hanya memaparkan alur kisahnya saja, lho.
Di sini, kami juga menguraikan informasi seputar unsur intrinsik dari cerita burung jalak dan kerbau beserta fakta menariknya. Penasaran seperti apa? Kalau begitu tanpa perlu berbasa-basi lagi, langsung saja intip penjelasan lengkap di bawah ini! Selamat membaca.
Cerita tentang Burung Jalak dan Kerbau
Alkisah pada zaman dahulu hiduplah seekor kerbau yang mendiami sebuah padang rumput nan luas. Di padang rumput itu juga terdapat pohon-pohon rindang dan sungai yang mengalir deras, yang dapat menjadi sumber kehidupan bagi hewan-hewan yang ada di sana.
Suatu ketika, kerbau yang sedang bersantai di tepi sungai tampak panik dan tidak berhenti bergerak serta mondar-mandir. Ia berkali-kali mengibas-ngibaskan ekornya ke punggung walau tak dapat menjangkau seluruhnya. Sesekali, ia juga menggigit-gigit bagian tubuh yang bisa dijangkau.
Rupanya, hewan berkaki empat itu merasa tak nyaman karena gatal di seluruh tubuhnya. Banyak kutu bersarang di sana, sedangkan ia tidak bisa membunuh kutu-kutu itu dengan tangannya sendiri. Sampai akhirnya, ia berteriak meminta tolong kalau-kalau ada binatang lain yang bisa membantunya. “Tolong! Tolong aku!”
“Ada apa kerbau? Kenapa kau berteriak?” Tanya seekor kura-kura yang kebetulan melintas. “Tubuhku begitu gatal karena digigit kutu. Apa kau bisa menolongku?” Ujar kerbau. “Aku tentu ingin menolongmu, tetapi aku tidak bisa memanjat tubuhmu,” kura-kura pun pergi lantaran tidak mampu menolong.
Tak lama setelahnya, seekor marmut melintas. Ia menanyakan hal yang sama dan berusaha membantu kerbau dengan memanjat tubuh hewan memamah biak itu. Akan tetapi setiap kali memanjat, marmut selalu tergelincir jatuh karena tubuh kerbau begitu licin.
“Kerbau, maaf sepertinya aku tak dapat membantu. Aku kesulitan memanjat tubuhmu yang besar dan terasa licin,” marmut pun berlalu. “Lantas siapa yang bisa menolongku. Tolong! Tolong aku!” Kerbau berteriak-teriak meratapi nasibnya.
Baca juga: Kisah Sawerigading dari Sulawesi Selatan & Ulasan Menariknya, Penyemangat Agar Pantang Menyerah
Burung Jalak yang Kelaparan
Di saat bersamaan, ada burung jalak yang tengah mencari makan di rerumputan dan sesekali terbang ke pepohonan. Ia juga sempat melintas di atas kerbau yang masih meraung-raung meminta bantuan. Burung jalak juga sempat bergumam, “Ah, aku lapar sekali. Sedari pagi belum makan.”
Begitu menyadari kerbau tak berhenti meraung dan meminta tolong, burung jalak pun menghampiri. “Hai kerbau, dari tadi kulihat kau gelisah dan aku juga mendengarmu meminta tolong. Apa yang terjadi?” Tanyanya.
“Tubuhku gatal karena banyak kutu bersarang. Apa kau bisa menolongku?” Tutur kerbau memastikan. “Sepertinya aku bisa membantumu. Kebetulan aku sedang sangat lapar. Aku bisa memakan semua kutu yang ada di tubuhmu,” ujar burung jalak.
Setelah mendapat izin, burung jalak langsung mendarat di punggung kerbau dan mematuk-matukkan paruhnya. Ia memburu kutu dan memakan mereka satu persatu. Hampir tak ada satu pun kutu yang luput dari jangkauannya. Semua dibabat habis.
Kerbau senang akhirnya kutu-kutu di tubuhnya lenyap. Ia merasa nyaman karena rasa gatal telah hilang dan bisa makan rumput dengan lahap tanpa ada menggigit-gigit tubuhnya dan mengibas-ngibaskan ekornya. “Terima kasih burung jalak, karena bantuanmu, rasa gatal di tubuhku hilang,” kata kerbau.
Baca juga: Dongeng I Laurang Sang Manusia Udang Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya
Cerita tentang Kesepakatan Burung Jalak dan Kerbau
Tak hanya kerbau yang merasa berhutang budi, burung jalak pun sama. Burung jalak juga amat berterima kasih karena mendapatkan makanan gratis tanpa perlu repot mencari ke sana ke mari. “Terima kasih juga, berkat kutu yang bersarang di tubuhmu, aku bisa makan banyak,” balas burung jalak.
Mendengar hal itu, kerbau tidak menyangka kutu-kutu yang jadi hama di tubuhnya ternyata dapat menjadi makanan bagi binatang lain. Kerbau lantas menawarkan sesuatu kepada burung jalak dan mengatakan, “Hai burung jalak. Kau mungkin sudah menelan kutu-kutu yang ada di tubuhku, tetapi kutu yang lain bisa saja datang lagi. Seandainya kau datang tiap pagi membersihkan kutu-kutu yang mungkin hinggap di tubuhku, apakah kau keberatan?”
Kerbau melanjutkan, “Dengan begitu, kau mendapat makanan tanpa harus bersusah payah dan aku tidak perlu merasakan gatal-gatal lagi.” Tak disangka burung jalak setuju. Ia menuturkan, “Aku sepakat. Aku akan datang ke mari memakan kutu-kutumu setiap pagi dengan senang hati.”
Sejak saat itu, kerbau tidak lagi berteriak minta tolong di pagi hari. Sementara burung jalak, ia juga sudah punya tempat tujuan setiap pagi pergi ke padang rumput untuk menemui kerbau sekaligus mengambil makanannya secara cuma-cuma.
Baca juga: Dongeng Putri Malu yang Mengandung Pesan Moral Beserta Ulasan Menariknya!
Unsur Intrinsik
1. Tema
Cerita fabel yang mengisahkan mengenai burung jalak dan kerbau ini mengusung tema persahabatan dan saling tolong menolong antar sesama. Bahwasanya, tolong menolong bisa saja membantu individu menemukan teman sejatinya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Dongeng di atas menceritakan tentang dua tokoh utama, yaitu burung jalak dan kerbau yang masing-masing mempunyai persoalan dalam hidupnya. Burung jalak repot mencari makan, sedangkan kerbau selalu diganggu kutu-kutu ditubuhnya setiap pagi saat ia sedang makan rumput.
Selain dua tokoh utama, di fabel yang kami paparkan juga ditunjukkan adanya karakter pembantu. Mereka adalah kura-kura dan marmut yang digambarkan sebagai sosok baik hati, tetapi tidak dapat membantu menyelesaikan persoalan yang dialami kerbau.
3. Latar
Latar yang menjadi tempat terjadinya cerita persahabatan antara burung jalak dan kerbau di atas ialah di sebuah padang rumput. Dijelaskan pula detail lain bahwa padang rumputnya dekat dengan sumber mata air, sehingga banyak didatangi berbagai jenis hewan untuk sekadar mencari makan.
4. Alur
Fabel di atas menggunakan alur maju yang cerita dimulai dari pengenalan karakter, permasalahan, dan penyelesaian. Karakternya adalah burung jalak dan kerbau, persoalannya ialah burung jalak yang membantu kerbau mengatasi gatal di tubuhnya, lalu penyelesaiannya yaitu ketika mereka menjadi teman baik.
5. Pesan Moral
Dari cerita burung jalak dan kerbau yang kami uraikan, kamu mungkin sudah bisa memperkirakan pesan moral apa yang dapat dipetik. Salah satunya adalah agar sebagai individu, kita mempedulikan sekitar, lebih peka, dan bersedia menolong mereka yang membutuhkan.
Pasalnya, seringkali apa yang bagi kita tidak berguna dan mengganggu, ternyata justru amat dibutuhkan oleh orang lain. Untuk itu, janganlah pula memandang sesuatu hal dengan remeh padahal orang lain mungkin tidak melihatnya demikian.
Tak hanya unsur intrinstik, fabel yang satu ini juga memiliki unsur ekstrinsik yang penting pula untuk kamu ketahui. Dalam hal ini, unsur intrinsik yang ada pada dongeng tersebut secara tidak langsung dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang saling tolong menolong.
Baca juga: Legenda Asal Mula Telaga Biru Beserta Ulasannya, Bikin Terharu dan Sarat Makna
Fakta Menarik di Balik Fabel Burung Jalak dan Kerbau
1. Jadi Bacaan Wajib Siswa Sekolah Dasar
Sebelumnya kami sempat menyinggung bahwa cerita burung jalak dan kerbau terdapat dalam buku mata pelajaran Bahasa Indonesia era 1990-an, barangkali sampai sekarang. Rupanya, kisah persahabatan yang di dalamnya ada hubungan saling menguntungkan satu sama lain ini merupakan bacaan wajib anak SD, lho.
Selain fabel ini, ada pula beberapa kisah lain yang menjadi bacaan penting dan mengajarkan banyak pesan moral kepada siswa-siswi SD. Sebut saja di antaranya, yaitu Timun Mas, Kancil dan Buaya, Cerita Terbentuknya Danau Toba, dan masih banyak lagi.
2. Simbiosis Mutualisme Jalak dan Kerbau Dulu & Kini
Kamu perlu tahu, persahabatan berbasis simbiosis mutualisme antara burung jalak dan kerbau bukan hanya kisah fiksi semata. Kedua binatang ini di kehidupan nyata memang saling memberikan keuntungan bagi satu sama lain. Burung jalak diketahui lebih suka hinggap dan memakan kutu dari tubuh kerbau dibandingkan binatang lain.
Baca juga: Cerita Rakyat Nenek Luhu dan Ulasan Lengkapnya, Dongeng Terjadinya Laguna Air Putri di Maluku
Puas Membaca Cerita Burung Jalak dan Kerbau di Atas?
Itulah tadi dongeng yang termasuk cerita fabel berjudul kerbau dan burung jalak yang perlu kamu ketahui. Dengan membaca uraian di atas, kamu juga dapat mengetahui pesan yang terkandung di dalam bacaan dongeng kerbau dan burung jalak serta kisah persahabatan mereka.
Jika fabel tersebut berkesan bagimu, jangan ragu untuk membagikannya kepada orang-orang terdekat, terlebih untuk anak atau keponakanmu. Bila perlu, kamu bisa membagikannya di jejaring sosial sehingga akan lebih banyak orang yang bisa ikut bernostalgia bersamamu.