Pernahkah kamu membaca cerita fabel tentang Gajah dan Semut yang menarik dan penuh pesan moral? Kalau belum, langsung saja baca kisahnya di bawah ini!
Cerita dongeng tentang hewan selalu saja menarik dibacakan untuk buah hati tersayang, salah satu contohnya adalah tentang Gajah dan Semut. Apalagi fabel ini mengandung pesan moral yang baik dan bisa diajarkan untuk si kecil.
Kisahnya pun tak terlalu panjang, sehingga bisa juga dibacakan sebagai dongeng pengantar tidurnya. Bukankah akan menjadi hal yang bijaksana kalau membacakan kisah yang memiliki pesan amanat baik sebelum buah hati terlelap?
Jadi tunggu apa lagi? Langsung saja simak cerita fabel Gajah dan Semut yang telah kami siapkan di artikel ini! Sesudahnya, tak lupa baca juga ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya juga, ya!
Cerita Fabel Gajah dan Semut
Alkisah pada suatu hari, di sebuah hutan rimba, hiduplah berbagai macam binatang. Mulai dari yang kecil seperti semut hingga yang sangat besar semacam gajah.
Sebagai binatang yang ukurannya paling besar di hutan, Gajah memiliki sifat yang sangat angkuh. Ia merasa dirinyalah yang paling kuat. Apalagi, ia pernah berhasil mengalahkan Harimau si raja hutan. Dengan menggunakan belalainya yang panjang, ia mengangkat Harimau tinggi-tinggi kemudian membantingnya ke tanah. Sejak saat itu, ia mengaku-aku sebagai penguasa hutan rimba yang baru.
Dengan kesombongannya, Gajah tak hanya merasa bisa mengalahkan Harimau saja. Ia menyepelekan semua hewan yang ada di hutan dan berpikiran kalau mereka pasti bisa ia kalahkan dengan mudah. Akibat dari kesombongannya, semua hewan yang ada hutan tidak ada yang menyukaipenguasa hutan yang baru itu.
Sayembara Menjadi Raja Hutan
Pada suatu hari yang cerah, tanpa ada angin tanpa ada hujan, Gajah mengumumkan sebuah sayembara kepada seluruh warga hutan. Ia berkata, jika ada hewan yang bisa mengalahkannya, maka bisa menggantikannya sebagai Raja Hutan.
Ketika mendengar hal itu, seluruh warga hutan pun menyambutnya dengan antusias. Khususnya para hewan buas yang senang memangsa hewan lain yang lebih kecil dan tak berdaya.
Hewan berbelalai panjang itu sendiri tidak gentar. Ia tetap yakin kalau dalam sayembara tersebut, tidak akan ada satu binatang pun yang bisa mengalahkannya.
Hari berlangsungnya sayembara akhirnya tiba. Seluruh binatang yang tinggal hutan berkumpul menjadi satu di sebuah tanah lapang. Beberapa memang berniat untuk mengalahkan Gajah, sementara yang lainnya hanya ingin menyaksikan siapakah yang bisa melawan Sang Raja Hutan.
Satu per satu para hewan mulai maju untuk melawannya. Mulai dari Harimau, Badak, Beruang, hingga Landak. Namun, tetap saja tidak ada yang bisa menang. Beberapa hewan bahkan langsung mengundurkan diri setelah maju ke arena pertandingan. Mereka sudah merasa takut dahulu ketika melihat hewan besar bertelinga lebar itu.
Semut yang Pemberani
Setelah melihat tidak ada seekor hewan pun yang berhasil mengalahkannya, kesombongan Gajah semakin menjadi-jadi. Ia mulai menakut-nakuti hewan lain dengan menjulurkan dan mengayun-ayunkan belalainya yang panjang.
Para hewan yang hampir terkena belalai pun ketakutan dan memundurkan langkahnya. Hal tersebut membuat sang penguasa rimba itu semakin merasa angkuh.
“Mana ini? Tidak adakah yang berani mengalahkanku?” tanyanya masih dengan mengayunkan belalainya.
Mendadak, terdengar suara dari arah sebuah batang pohon. “Aku ingin mengikuti sayembara ini! Bolehkan aku mencoba melawanmu?” tanya Semut dengan sopan.
“Apa kamu yakin, hewan kecil?” tanya Gajah sambil tertawa meremehkan. “Kamu ini bukan lawanku! Ukuran tubuhmu saja tidak lebih besar dari ujung ekorku! Kamu yakin bisa melawanku?”
Mendengar ucapan tersebut, tentu saja Semut langsung merasa kesal. Namun, ia tetap berusaha tenang dan rendah hati.
“Aku yakin, Gajah,” jawab Semut masih dengan santun. “Tak mengapa kau sekarang sombong di hadapanku. Namun, lihat saja nanti setelah kamu merasakan gigitanku!”
Kali ini Gajah yang langsung marah mendengar ucapan Semut. Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, ia langsung masuk ke dalam arena pertarungan. “Maju sini kamu, Semut!” teriaknya dengan suara menggelegar.
Pertarungan Dimulai
Tanpa takut, Semut turun dari pohon dan maju ke dalam arena. Pertandingan antara kedua hewan tersebut dimulai dengan sorak-sorai dari para penonton. Beberapa hewan merasa tak tega melihat Semut akan diinjak-injak dengan mudah, sementara hewan lainnya mendoakan agar hewan kecil itu bisa memenangkan pertandingan.
Awalnya, pertempuran terjadi dengan sangat tidak seimbang. Dengan mudah Gajah menginjak-injak semut. Untungnya, Semut yang cerdik dan pemberani bisa mencari-cari kesempatan. Ketika hewan berbelalai panjang itu tengah menginjak-injak bumi, dengan cekatan Semut berjalan hingga naik ke atas punggungnya yang besar.
Tanpa menunggu waktu lama, hewan kecil itu pun berlari menuju ke telinga Gajah yang besar dan masuk ke dalamnya. Sesampainya di dalam, secara perlahan ia menggigit isi telinga si Gajah sampai Raja Hutan itu merasa kesakitan. Tubuhnya yang besar berguling-guling di atas tanah. Ia melakukan segala cara untuk bisa mengeluarkan Semut dari dalam telinganya, tapi tak berhasil.
“Ampun, Semut! Maafkan aku! Aku mengaku kalah!” teriak hewan besar itu menyerah.
Mendengar teriakan itu, Semut merasa kasihan dan keluar dari lubang telinga si Gajah. “Makanya jadi hewan jangan sombong dan angkuh!” ucap Semut kemudian. “Meskipun tubuhmu besar, pasti ada hewan lain yang bisa mengalahkanmu. Kekuatan saja tidak selalu bisa membuatmu menjadi kuat! Sia-sia saja kalau tidak memiliki kecerdikan otak!”
Gajah pun hanya bisa terdiam karena malu. Apalagi, hewan-hewan lain yang ada di tanah lapang itu menyaksikan kekalahannya dan menertawakannya. Sejak saat itu, ia tak lagi angkuh dan mengaku-aku sebagai penguasa hutan rimba.
Baca juga: Dongeng Anak-Anak Terbaik, Serigala dan Tujuh Anak Domba Beserta Ulasan Lengkapnya
Unsur Intrinsik Cerita Gajah dan Semut
Setelah membaca cerita tentang Gajah dan Semut di atas, jangan lewatkan sedikit ulasan seputar unsur intrinsiknya. Berikut kami siapkan ulasannya:
1. Tema
Gagasan utama atau tema dari cerita Semut dan Gajah di atas adalah kesombongan. Seperti yang digambarkan oleh Gajah yang merasa tubuhnya paling besar sehingga tak ada hewan yang bisa mengalahkannya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Tokoh utama dari cerita dongeng ini ada dua, yakni Gajah dan Semut. Gajah digambarkan sebagai hewan yang memiliki sifat sombong dan suka merendahkan hewan lainnya. Sementara Semut adalah hewan kecil yang sabar, pemberani, dan sopan. Selain itu, ia juga digambarkan sebagai hewan yang cerdik sehingga pada akhirnya bisa mengalahkan sang Raja Hutan.
Selain kedua tokoh tersebut, ada juga beberapa tokoh yang disebutkan sekilas dalam kisahnya. Di antaranya adalah Harimau sang mantan Raja Hutan, Badak, Beruang, dan Landak yang tak juga berhasil mengalahkan sang Raja Hutan.
3. Latar
Secara umum, latar lokasi yang disebutkan dalam cerita Gajah dan Semut ini adalah hutan rimba. Selain itu, ada juga tanah lapang tempat Gajah mengadakan sayembara dan akhirnya dikalahkan oleh hewan yang ukuran jauh lebih kecil darinya.
4. Alur
Alur dari cerita ini adalah maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari seekor Gajah yang sombong karena merasa tak ada hewan lain yang akan bisa mengalahkannya. Ia sampai membuat sayembara dan mengatakan kalau hewan apa pun yang bisa mengalahkannya akan menjadi Raja Hutan. Sayangnya, tak ada satu hewan pun yang berhasil mengalahkannya.
Konflik mulai terjadi ketika muncul seekor semut yang berniat melawannya. Meskipun awalnya Sang Gajah meremehkan Semut, tapi akhirnya hewan kecil itu pun menjadi pemenang.
5. Pesan Moral
Seperti yang sudah disebutkan di awal, cerita Gajah dan Semut ini memiliki pesan moral yang baik dan bisa disampaikan untuk buah hati tersayang. Di antaranya adalah agar kamu tidak angkuh atau lupa diri ketika memiliki sebuah kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Karena bisa saja kamu juga tidak memiliki apa yang orang lain miliki. Oleh karena itu, kamu harus selalu rendah hati dan memanfaatkan kelebihanmu itu untuk membantu orang lain.
Selain intrinsik, dalam cerita ini juga terdapat unsur ekstrinsiknya, seperti nilai moral, sosial, dan budaya.
Fakta Menarik tentang Cerita Gajah dan Semut
Setelah membaca cerita Gajah dan Semut serta ulasan tentang unsur intrinsiknya, jangan lupa ketahu juga sedikit fakta menarik yang berhubungan dengan kisahnya. Di antaranya adalah:
1. Ada Versi Cerita Lainnya
Layaknya kisah dongeng lainnya, cerita Gajah dan Semut ini juga memiliki beberapa versi yang berbeda-beda. Meskipun begitu, tetap saja masing-masing kisahnya mengandung pesan moral yang tak kalah indahnya. Salah satunya adalah kisah tentang Gajah yang berjalan-jalan di hutan dan membuat para semut merasa seperti diserang gempa bumi.
Sayangnya ketika para semut protes, hewan besar itu justru tidak mempedulikan mereka. Karena kesal, malam harinya koloni semut menyerang kawanan gajah dengan masuk ke dalam telinga dan belalai kemudian menggigit bagian dalam kulit para gajah. Akhirnya, kawanan gajah pun meminta maaf.
2. Benarkah Gajah Takut pada Semut?
Ketika membaca ceritanya, kamu mungkin sempat berpikiran apakah gajah benar-benar takut pada semut? Atau mungkin justru keponakan maupun buah hatimu yang bertanya, memangnya hewan sebesar itu benar-benar takut pada semut?
Rupanya, hal tersebut benar adanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Todd Palmer, seorang Kepala Pusat Riset Mpala, Kenya dan Universitas Florida, kawanan gajah suka sekali merusak dan menghancurkan pohon yang terdapat di Kenya. Namun, ada beberapa pohon Akasia yang tak pernah dihancurkan atau bahkan didekati. Dr. Todd bahkan mengibaratkan ketakutan gajah itu seperti anak-anak yang akan melarikan diri ketika disodori brokoli.
Setelah diperhatikan dan diteliti lebih baik, rupanya terdapat koloni semut di beberapa pohon Akasia tersebut. Jika ada gajah yang mendekat, beberapa koloni semut akan langsung masuk ke dalam belalai dan telinga hewan besar tersebut. Dampak positifnya, koloni semut tersebut bisa membantu mencegah penggundulan hutan dan tanaman langka di Afrika Timur. Khususnya yang diakibatkan perusakan gajah.
Cerita Gajah dan Semut Sebagai Dongeng Sebelum Tidur yang Penuh Pesan Moral
Demikianlah cerita pendek Gajah dan Semut yang lucu, menarik, dan penuh dengan pesan moral. Cocok sekali kamu ceritakan ulang kepada buah hati atau keponakan tersayang, kan? Setelah membacakan kisahnya, jangan lupa beritahukan juga amanat yang bisa didapatkan dari kisahnya pada mereka. Agar menjadi pembelajaran agar keponakan atau si kecil tercinta tidak berlaku sombong kepada siapa pun dalam segala situasi.
Kalau masih ingin membacakan kisah dongeng tentang hewan lainnya yang juga berisi pesan moral yang baik, langsung saja cek kanal Ruang Pena di PosKata. Di sini kamu bisa mendapatkan dongeng Gajah dan Monyet, Kancil dan Musang, juga Ikan dan Burung.