
Apakah kamu sedang mencari legenda yang berasal dari Nusa Tenggara Barat? Kalau iya, pas banget, nih, karena kamu bisa menemukan salah satunya yang berjudul cerita rakyat Batu Golog di sini. Kalau penasaran seperti apa, langsung cek saja berikut!
Membaca legenda atau cerita rakyat nusantara bisa dijadikan sebagai sarana untuk melepas stres. Nah di sini, kamu bisa menemukan salah satu cerita rakyat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berjudul Batu Golog.
Tak hanya menghibur, kisah mengenai orang tua yang kurang bijak dan tidak mau mendengarkan anak ini juga memiliki pesan yang bagus untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan untuk orang tua saja, tetapi juga calon-calon orang tua nantinya.
Kamu sepertinya sudah semakin penasaran ingin segera membaca cerita rakyat Batu Golog ini, kan? Daripada kebanyakan basa-basi, mending langsung saja cek selengkapnya di bawah, yuk! Selain ringkasan ceritanya, kamu pun dapat menemukan pesan moral, ulasan singkat, unsur-unsur intrinsik, dan fakta menariknya.
Cerita Rakyat Batu Golog Asal Nusa Tenggara Barat
Sumber: Wikimedia Commons
Pada zaman dahulu kala di daerah Padamara, Nusa Tenggara Barat, ada sepasang suami istri bernama Amaq dan Inaq Lembain yang memiliki dua orang anak. Kehidupan mereka bisa dibilang serba kekurangan.
Pasangan tersebut menjadi buruh petani lepas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehari-hari, mereka mencari pekerjaan ke rumah-rumah penduduk yang sekiranya sedang membutuhkan tenaga tambahan. Bahkan, mereka terkadang harus pergi ke desa tetangga dengan membawa serta kedua anak mereka.
Pada suatu hari, Inaq Lembain sudah berjalan cukup jauh untuk mencari pekerjaan. Namun, belum ada satu orang pun yang membutuhkan tenaganya.
Hingga kemudian, wanita itu melihat ada beberapa orang yang sedang sibuk menumbuk padi di sebuah rumah. Ia kemudian berjalan ke sana, siapa tahu akan mendapatkan pekerjaan.
Ia kemudian pergi ke sana dan menemui si ibu pemilik rumah. Katanya, “Maaf, Bu. Apakah di sini memerlukan tambahan orang? Saya bisa membantu menumbuk padi.”
“Sebenarnya, kami tidak membutuhkan tambahan tenaga. Penumbuk padi di sini sudah cukup banyak,” jawabnya.
“Tolonglah, Bu. Ibu tidak perlu membayarku dengan uang. Cukup beras saja supaya kedua anakku besok bisa makan.”
Mendengar hal tersebut, sang pemilik rumah kemudian merasa iba. Hatinya semakin terketuk saat melihat kedua anak di sebelah Inaq yang masih kecil-kecil. Akhirnya, ia memutuskan untuk membiarkannya bekerja pada hari itu.
Baca juga: Kisah Putri Tujuh Dumai dan Ulasannya, Asal Usul Penamaan Kota Dumai yang Kaya Minyak
Batu Golog yang Bisa Meninggi
Sebelum memulai pekerjaannya, Inaq Lembain menyuruh kedua anaknya untuk duduk di sebuah batu yang tak jauh dari tempatnya menumbuk padi. Lalu ia berkata, “Ibu akan bekerja di sana. Kalian duduk di sini saja, ya, jangan mengganggu dulu.”
Wanita itu kemudian bekerja dengan sungguh-sungguh. Ia tidak mau mengecewakan ibu pemilik rumah yang telah mempekerjakannya.
Namun saat sedang menumbuk padi, beberapa saat kemudian kedua anaknya mulai memanggil-manggilnya. “Ibu… ibu… lihatlah kami!” teriak si bungsu.
“Dik diamlah dulu… Jangan ganggu ibu yang sedang bekerja,” ucap si sulung.
“Tapi… tapi Kak, batu ini semakin meninggi. Bagaimana kalau kita nanti terbang?” tanya si bungsu dengan polosnya.
Si sulung pun tidak bisa menjawab pertanyaan adiknya. Ia hanya bisa menanangkannya dan berharap ibunya akan melihat ke arah mereka.
Batu Semakin Meninggi
“Ibuuuuuu…. batu ini semakin lama semakin tinggi. Kami takut,” teriak kedua anaknya. Mereka semakin panik karena batu yang diduduki menjadi sangat tinggi.
Anak-anak Inaq Lembain terus menerus memanggilnya. Sayangnya, teriakan itu tidak digubris oleh sang ibu. Ia berpikir kalau itu hanyalah akal-akalan anak-anaknya saja.
Semakin lama, batu tersebut terus tumbuh hingga setinggi pohon kelapa. Kedua anaknya semakin berteriak keras. Namun, ia masih saja tidak mengindahkannya dan merasa kesal.
“Sssttt… tolong diamlah. Ibu sedang bekerja,” gertaknya. Ia tetap fokus menumbuk padi dan sama sekali tak melirik ke arah kedua buah hatinya sama sekali.
Beberapa waktu kemudian, teriakan kedua anaknya sudah tidak terdengar lagi. Wanita itu berpikir mungkin kedua anaknya kecapekan merengek, lalu tertidur.
Baca juga: Legenda Putra Lokan Asal Riau dan Ulasannya, Kisah tentang Seorang Pangeran Tampan yang Dibuang
Sudah Terlambat
Ketika pekerjaannya selesai, Inaq Lembainn berniat untuk menghampiri anak-anaknya. Saat melihat ke arah mereka, ia pun terkejut karena tidak menemukan mereka di sana.
Keterkejutannya semakin bertambah saat melihat batu yang ceper tadi menjadi tinggi sekali hingga menyentuh langit. Perasaannya pun menjadi campur aduk antara sedih, takut, bingung, dan menyesal.
Seandainya saja tadi menoleh sebentar saja, hal ini pasti tidak akan terjadi. Ia pun menangis tersedu-sedu.
Ia lalu memohon kepada Tuhan supaya bisa membawa anaknya kembali. Beruntung sekali, doanya itu dikabulkan.
Wanita tersebut mendapatkan sebuah sabuk ajaib yang dapat memotong batu golog dengan sekali tebas. Tak menunggu waktu yang lama lagi, ia segera mengayunkan sabuk tersebut.
Setelah itu, batu golog tertebas menjadi tiga bagian. Potongan batu tersebut terlempar sangat jauh ke beberapa tempat.
Batu yang pertama jatuh di sebuah tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong. Sementara itu, batu kedua terlempar ke tempat yang diberi nama Dasan Batu.
Kemudian, batu yang ketiga tak hanya terlempar jauh, tetapi juga menimbulkan bunyi gemuruh yang sangat keras. Maka dari itu, tempat jatuhnya diberi nama Montong Teker.
Sayang sekali, meski sudah melakukan semuanya, ia tetap tidak dapat menemukan kedua anaknya. Hal tersebut membuat ia menangis sejadi-jadinya dan sangat menyesal karena telah mengabaikan kedua buah hatinya.
Baca juga: Dongeng Mentiko Betuah dari Aceh, Mustika Berharga Berkat Kebaikan Hati beserta Ulasan Menariknya
Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Batu Golog
Sumber: ITB
Gimana kisah lengkap legenda Batu Golog yang berasal dari Nusa Tenggawa Barat ini? Seru, kan? Nah selanjutnya, kamu juga bisa menyimak ulasan singkat dari unsur-unsur intrinsik yang membangun ceritanya.
1. Tema
Inti cerita atau tema dari cerita rakyat Batu Golog ada tentang orang tua yang sibuk bekerja hingga tanpa sengaja mengabaikan anak-anaknya. Realita seperti ini mungkin sudah sering kamu jumpai di kehidupan nyata.
Di satu sisi, kamu mungkin merasa jengkel kepada Inaq Lumbian karena mengabaikan anaknya. Namun di sisi lain, kamu pun paham karena alasannya bekerja keras adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.
2. Tokoh dan Perwatakan
Dalam cerita rakyat Batu Golog di atas, kamu mungkin sudah menemukan beberapa tokoh. Hanya saja, Amaq Lembainn tidak akan dibahas karena ia hanya disebutkan dan tak memiliki peran yang signifikan dalam legenda tersebut.
Penjelasan yang pertama dimulai dari Inaq Lembain. Ia adalah sosok seorang ibu yang bertanggung jawab dan begitu menyayangi anaknya. Hanya saja, dirinya mungkin kurang bijak karena mengabaikan anak-anaknya saat sibuk bekerja.
Setelah itu, ada ibu pemilik rumah yang baik hati. Ia bersedia menerima Inaq Lembain bekerja di tempatnya meski tidak membutuhkan tenaga tambahan lagi.
Dan yang terakhir, ada anak-anak Inaq Lembain. Mereka sebenarnya adalah anak yang pengertian dan tidak rewel saat diajak bekerja.
3. Latar Legenda Batu Golog
Secara general, latar tempat yang digunakan dalam cerita rakyat Batu Golog ini adalah di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tepatnya, berada di daerah Padamara.
Sementara itu, latar tempatnya pun sudah disebutkan dalam cerita secara spesifik. Beberapa di antara adalah di rumah keluarga Lembain, desa tetangga, dan langit.
Untuk latar suasanya sendiri, di atas sudah dituliskan beberapa. Contohnya adalah sedih, kecewa, marah, dan takut.
4. Alur
Untuk alurnya, cerita rakyat Batu Golog ini menggunakan alur maju atau progresif. Kisahnya berawal dari Inaq Lembain yang mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ia kemudian mendapatkan pekerjaan di desa tetangga. Ketika sedang bekerja, ia menyuruh kedua anak yang dibawanya untuk tetap duduk tenang di sebuah batu. Ajaibnya, batu itu bisa tumbuh tinggi.
Di akhir cerita, Inaq Lembain mungkin bisa membelah batu golog tersebut menjadi tiga. Sayangnya, ia tetap tidak bisa bertemu dan menyelamatkan anak-anaknya.
5. Pesan Moral
Ada beberapa pesan moral yang bisa kamu petik dari cerita rakyat Batu Golog di atas. Salah satunya adalah jika nanti sudah memiliki anak, kamu harus bertanggung jawab penuh atas mereka. Jangan sampai kamu menelantarkan malaikat-malaikat kecil yang kamu bawa ke dunia ini.
Selanjutnya, jangan selalu merasa benar hanya kamu adalah orang tua. Terkadang, kamu perlu mendengarkan anak-anakmu juga. Hal itu tentu akan menjadikanmu menjadi orang tua yang lebih bijak.
Dan yang terakhir adalah luangkanlah waktumu untuk membangun kedekatan dengan anak. Nantinya, kamu mungkin akan disibukkan dengan pekerjaan. Namun, hal itu bukan berarti kamu bisa bebas mengabaikan anakmu.
Walau bagaimanapun, mereka tetap butuh perhatian dan waktumu. Jangan sampai nantinya kamu menyesal seperti apa yang dialami oleh Inaq Lembain.
Tak hanya unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik dari legenda Batu Golog ini. Unsur ekstrinsik ini biasanya berkaitan dengan latar belakang masyarakat, penulis, dan juga nilai-nilai yang telah dipegang teguh selama ini.
Fakta Menarik dari Cerita Rakyat Batu Golog
Tadi kamu sudah membaca penjelasan singkat dari unsur-unsur intrinsik yang membangun legenda Batu Golog di atas, kan? Eitss.. tunggu dulu, artikel ini belum selesai karena kamu harus menyimak fakta menarik tentang kisah tersebut yang sayang sekali jika dilewatkan.
1. Memiliki Versi Cerita yang Lain
Cerita rakyat Batu Golog dari Nusa Tenggara Barat ini ternyata juga dikenal sebagai legenda Burung Kekuwo dan Burung Kelik. Mengapa demikian?
Dalam cerita di atas, kamu membaca kalau Inaq Lembain tidak dapat bertemu dengan anaknya, kan? Nah ternyata, kedua anaknya berubah menjadi burung Kekuwo dan Burung Kelik.
Menurut orang-orang, kedua burung tersebut memang tidak bisa mengerami telurnya. Hal itu dikarenakan mereka adalah jelmaan manusia yang dipercaya merupakan anak dari Inaq Lembain.
Selain itu, kalau dalam versi ini, Inaq Lembain diberikan sebuah selendang ajaib untuk membelah batu. Berbeda dari kisah di atas yang menggunakan sabuk.
Baca juga: Cerita Rakyat Putri Siluman dari Lampung dan Ulasannya, Pelajaran tentang Kesetiaan dan Kesabaran
Sudah Puas Menyimak Legenda Batu Golog di Atas?
Demikianlah ringkasan, penjelasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari cerita rakyat Batu Golog asal Nusa Tenggara Barat. Gimana? Pastinya menarik banget, kan?
Semoga saja kamu tidak hanya terhibur, tetapi juga memetik hikmahnya. Akan lebih baik lagi kalau nantinya kamu lakukan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain legenda di atas, kamu juga bisa membaca kisah nusantara lainnya di PosKata, lho. Beberapa contohnya adalah cerita Suri Ikun dan Dua Burung, legenda Putri Mandalika, dan kisah si Penakluk Rajawali.
Untuk kamu yang mungkin mencari dongeng dari Barat atau kisah para nabi, juga bisa menemukannya di sini, lho. Maka dari itu, tunggu apa lagi? Baca terus PosKata, ya!