
Di Indonesia, cerita fabel tentang kancil yang cerdik memang begitu melegenda. Kisahnya tidak hanya seru, tetapi juga penuh dengan pesan moral. Salah satunya yang bisa kamu temukan di sini adalah cerita tentang kancil dan harimau. Kalau kamu ingin bernostalgia dan lupa bagaimana jalan ceritanya, mending langsung cek saja berikut ini, yuk!
Ada banyak cara bernostalgia dengan masa kecilmu. Salah satu contohnya adalah dengan membaca ulang kisah-kisah yang dulu sering kamu baca seperti cerita fabel Kancil dan Harimau ini.
Kisahnya tidak hanya menarik dan seru untuk dibaca, tetapi juga dipenuhi dengan pesan moral untuk menjalani kehidupan. Siapa tahu, kamu menjadi diingatkan kembali ke jalan yang benar setelah membacanya.
Selain itu, kamu juga bisa menceritakannya untuk adik, keponakan, atau sepupumu, lho. Daripada semakin penasaran, mending langsung saja simak ringkasan cerita Kancil dan Harimau, pesan moral, ulasan singkat unsur intrinsik, dan fakta-fakta menariknya di sini. Selamat membaca!
Cerita Kancil dan Harimau yang Jahat
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seekor Harimau yang begitu sombong, kejam dan jahat. Ia bahkan tak segan-segan untuk memangsa penghuni hutan yang lainnya.
Pernah pada suatu hari, Harimau memakan seekor induk kambing yang baru saja melahirkan. Tak hanya sang induk, ia juga menyantap anaknya hingga habis.
Mengetahui fakta tersebut, para penghuni hutan yang lain tidak sudi untuk dekat-dekat dengannya, mendengar namanya saja mereka tidak mau. Hewan-hewan itu juga menjaga satu sama lain supaya tidak ada lagi yang bernasib sama dengan induk kambing.
Nah, karena hal tersebut, Harimau kini menjadi sulit untuk mendapatkan makanan. Ia berburu selama berhari-hari, tapi tak satupun hewan yang bisa ditangkapnya.
Segala cara telah ia lakukan. Baik itu mengendap-ngendap, melumuri badan dengan lumpur, atau mengotori badannya dengan dedaunan kering agar lawan terkecoh, namun hasilnya tetap nihil.
Menemukan Daging Enak
Hingga pada suatu hari saat sedang mencari santapan, Harimau mencium aroma daging yang begitu lezat. Dengan berbekal indra penciumannya yang tajam, ia akhirnya berhasil menemukan sumber aroma tersebut. Ia melihat ada seonggok daging digantung di dalam kotak di atas pohon.
“Mengapa makanan yang segar ini bisa menggantung di atas pohon, ya? Dan, apa sebenarnya kotak itu? Eh, tapi aku tak peduli, yang penting aku bisa kenyang dulu saat ini,” katanya dalam hati.
Tanpa pikir panjang, Harimau mengaum lalu melompat ke dalam kotak yang berisi daging segar. “Jadi begini, ya, nasib menjadi seorang raja. Makan saja sudah disiapkan,” sombongnya.
Tidak mau buang-buang waktu lagi, ia segera menerkam daging tersebut. Ketika ia menarik daging tersebut, kotak kayu tersebut tertutup.
Dirinya masih tak menyadari apa yang terjadi. Dilahapnya daging itu hingga tak tersisa sedikitpun. Setelah merasa kekenyangan, kantuk pun melandanya. Ia pun tertidur pulas di dalam kotak tersebut.
Baca juga: Kisah Hikayat Si Miskin dan Ulasan Lengkapnya yang Mengandung Nilai-Nilai Bijak Kehidupan
Terjebak dan Tak Bisa Menyelamatkan Diri
Harimau terbangun dari tidur saat kotak tempatnya tidur dipenuhi dengan air. Wajar saja, hujan deras sedang mengguyur hutan.
Ia buru-buru ingin menyelamatkan dirinya, tapi tak bisa bergerak. Saat itulah, ia menyadari kalau sudah terperangkap. Dirinya berusaha kuat untuk mencari jalan keluar, tapi tak menemukannya.
Harimau pun mulai panik. Ia kemudian marah dan mengaum-ngaum dengan keras. Suaranya itu bahkan bisa mengalahkan derasnya hujan.
“Tolong keluarkan aku dari sini! Keluarkan aku! Keluarkan aku!” begitu pekiknya. Suaranya sudah hampir habis tapi sayang sekali, tak ada satu orang pun yang mendengarnya.
Karena menyadari kalau usahanya sia-sia, ia pun akhirnya berhenti dan pasrah. “Sekarang aku cuma bisa menungu nasib saja,” lirihnya pilu.
Keesokan harinya, hujan sudah berhenti. Sinar matahari yang muncul bisa menghangatkan tubuhnya yang kedinginan.
Ia juga merasa lapar sekali setelah menghabiskan semua tenaganya untuk menyelamatkan diri kemarin. Ia merasa menyesal kenapa menghabiskan semua dagingnya.
Datanglah Seekor Rusa yang Baik Hati
Hingga kemudian, Harimau mendengar suara berisik di sekitar tempat ia terperangkap. Ternyata, suara itu adalah milik seekor Rusa yang terpisah dari kawanannya. Kemudian, dipanggilnya Rusa itu untuk mendekat.
“Hei Rusa, kemarilah… tolonglah aku. Sedari kemarin aku sudah terperangkap di sini. Tolong bebaskan aku,” kata Harimau.
Rusa yang dipanggil ragu-ragu untuk mendekat. Pasalnya, ia teringat semua perbuatan jahat Harimau terhadap penghuni hutan. Ia pun masih terdiam di tempatnya.
“Kemarilah… aku di dalam kotak. Aku tidak bisa menerkammu, jadi kamu tidak perlu takut mendekat,” kata sang Harimau lagi. Rusa pun masih dilema antara menolong atau tidak.
“Ayolah, tolong aku. Siapa lagi yang akan menolongku kalau bukan kamu. Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Tak perlu khawatir, aku tahu berterima kasih. Aku tak akan berbuat jahat pada orang yang telah menolongku,” bujuknya.
“Apakah kamu benar-benar bisa memegang omonganmu? Kamu berjanji?” tanya Rusa. “Tentu saja, aku berjanji tak akan menerkammu,” jawabnya.
Harimau akhirnya bisa meyakinkan Rusa untuk membukakan perangkap. Perangkap terbuka dan ia akhirnya bisa bebas. Hewan berbulu belang-belang itu kemudian mengulurkan tangannya sebagai tanda untuk berterima kasih.
Tanpa pikir panjang, Rusa membalas dan mengulurkan tangannya juga. Namun tanpa disangka, tangannya malah dicengkeram dengan erat. Ia lalu dibanting dan diterkam oleh Harimau.
Baca juga: Kisah Legenda Ciung Wanara Asal Jawa Barat yang Seru Beserta Ulasan Lengkapnya
Rusa Mencoba untuk Melepaskan Diri
Si Rusa menjadi begitu tidak berdaya karena gigitan Harimau di lehernya begitu kuat. Ia juga mencoba untuk mengingatkan hewan jahat itu untuk menepati janjinya.
“Kamu tidak boleh memakanku. Kamu tadi sudah berjanji, kan? Ayo sekarang lepaskan aku. Katanya kamu adalah hewan yang tahu balas budi,” katanya sembari meronta-ronta.
Namun, Harimau malah marah dan berkata, “Sudahlah jangan berisik. Aku sudah kelaparan. Apa kamu mau aku makan sekarang juga?” jawabnya.
“Tunggu dulu… Coba tanyakan pada tiga hewan lain apakah kelakuanmu itu bisa dibenarkan. Kalau semuanya menjawab iya, mungkin memang sudah takdirku menjadi mangsamu,” iba si Rusa.
Lalu tak lama kemudian, lewatlah seekor elang hitam yang kemudian hinggap di sebuah dahan yang tak jauh dari mereka. “Hei elang, tolong jawab pertanyaanku. Apakah Harimau berhak memangsaku, padahal aku baru saja membebaskannya dari perangkap,” tanya Rusa.
“Ya, itulah hukum alam. Dulu aku membantu manusia menjaga sawahnya dari burung pipit. Tapi sekarang, mereka malah memburuku,” jawab elang lalu terbang. Mendengar hal itu, tentu saja membuat Harimau girang bukan main.
Selanjutnya, lewatlah seekor kuda tua. Rusa pun menanyai hewan tersebut dan jawaban yang didapatnya sama saja. Rusa semakin pasrah karena kesempatannya tinggal satu kali lagi.
Harapan Terakhir
Beberapa saat kemudian, lewatlah Kancil di hadapan dua hewan tersebut. Ia kemudian berhenti saat Rusa memanggilnya. “Kancil yang cerdik, tolong bantulah aku,” kata Rusa memelas.
Kancil kemudian mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh hewan malang itu. Tak disangka, jawaban yang diberikannya ternyata sama saja seperti kedua hewan yang lewat tadi. “Ya begitulah memang hukum alam, yang kuat memangsa yang lemah,” kata Kancil.
Mendengar perkataan Kancil, Harimau semakin jumawa dan kemudian bersiap untuk memangsa Rusa. “Tapi tunggu dulu, aku belum selesai bicara,” kata Kancil menghentikan kegiatan si hewan berbulu belang itu.
“Apa yang aku katakan akan benar kalau aku tahu awal kejadiannya. Jujur, aku kurang bisa menangkap apa yang Rusa bicarakan. Bagaimana kalau kalian tunjukkan saja rangkaian kejadiannya,” sambungnya lagi.
Dengan menahan kesal dan amarah, Harimau menyetujui usulan si Kancil. Mereka kemudian melakukan reka ulang kejadian yang sebenarnya.
Harimau masuk ke kotak perangkap dan menunjukkan tempat di mana daging digantung. Ia menceritakan secara detail sebelum diselamatkan oleh Rusa.
“Jadi sebelumnya kamu terperangkap di sini? Apa susahnya, sih, keluar dari kotak kayu jelek ini. Kamu, kan, raja hutan, masa begitu saja tidak bisa membukanya,” kata Kancil.
Harimau pun kesal bukan main. “Begini sajalah, sekarang tutup pintunya. Aku akan tunjukkan betapa sulitnya pintu ini untuk dibuka.”
Kancil dibantu Rusa kemudian mengunci pintu kotak perangkap tersebut dengan lebih kuat. Harimau pun mempraktikkan kalau ia memang benar-benar tidak bisa membukanya. Kesabarannya pun habis.
“Sudah cukup, jangan buat aku marah. Sekarang cepat bukakan pintunya!” serunya.
“Apa? Membukakan pintu untuk hewan tak tahu balas budi sepertimu? Yang benar saja. Ayo Rusa kita pergi, tinggalkan saja ia di sini. Biar sang pemilik perangkap senang karena mendapatkan hasil tangkapan,” kata si Kancil melenggang pergi diikuti oleh Rusa.
Harimau pun sangat marah, tapi ia tak bisa apa-apa. Tak berapa lama kemudian, pemburu datang lalu menembak mati sang Harimau. Tawatlah riwayatnya saat itu juga.
Baca juga: Dongeng Kancil dan Kura-Kura yang Cocok Dibacakan Pada Si Kecil Beserta Ulasan Lengkapnya
Unsur Intrinsik Cerita Harimau, Rusa, dan Kancil yang Cerdik
Meskipun cukup panjang, cerita Harimau dan Kancil yang cerdik ini seru banget untuk diikuti, kan? Nah selanjutnya, di sini kamu akan menyimak ulasan singkat unsur-unsur intrinsik yang membangun fabel tersebut.
1. Tema
Inti dari cerita Harimau, Rusa, dan Kancil ini adalah tentang membalas budi. Setelah bebas dari perangkap, Harimau tidak membalas budi pada Rusa. Ia malah mau memangsa hewan yang telah menyelamatkannya itu.
2. Tokoh dan Perwatakan
Sesuai dengan judul cerita yang sudah kamu baca, ada tiga tokoh yang akan diulik, yaitu Harimau, Rusa, dan Kancil. Yang pertama adalah Harimau yang memiliki sifat kejam, menang sendiri, mudah marah, dan tidak tahu balas budi.
Selanjutnya, ada Rusa yang baik hati dan hatinya mudah tersentuh. Sayang sekali, Harimau malah memanfaatkan rasa belas kasihan tersebut dan tega ingin memangsanya.
Yang terakhir tentu saja Kancil. Ia memang dikenal sebagai hewan yang cerdik dan bijaksana. Maka tidak heran, kalau ia bisa menyelesaikan masalah yang terjadi antara Harimau dan Rusa.
3. Latar
Cerita dongeng si Kancil dan Harimau yang bisa dibilang tidak terlalu pendek ini hanya memiliki satu latar. Setting atau latarnya berada di sebuah hutan, tempat di mana hewan-hewan tinggal.
4. Alur
Sementara itu, alur yang digunakan dalam cerita fabel Harimau, Rusa, dan Kancil ini menggunakan alur progresif. Kisahnya dimulai dari Harimau yang terjebak di sebuah perangkap, lalu diselamatkan oleh Rusa.
Sayangnya, Harimau malah inging memangsanya. Kemudian, datanglah Kancil yang membantu untuk menyelesaikan hal tersebut.
5. Pesan Moral
Ada banyak sekali amanat atau pesan moral yang bisa diambil dari ceritaHarimau, Rusa, dan Kancil ini. Salah satunya adalah jadi orang harus tahu diri. Jangan seperti Harimau yang tidak tahu diri dan malah ingin memangsa hewan yang sudah menyelamatkannya.
Selanjutnya, jadilah orang yang baik seperti Rusa. Perbuatan jelek orang lain jangan menghentikanmu untuk membantu seseorang yang mengalami kesulitan. Meski pada akhirnya kepercayaan yang diberikan disalahgunakan, tapi pada akhirnya kebenaran akan selalu menang.
Kemudian, jadilah orang yang cerdik dan bijak seperti Kancil. Kamu jangan terburu-buru untuk ikut campur masalah orang lain. Cermati baik-baik duduk perkaranya secara obyektif seperti apa yang Kancil lakukan.
Nah, selain unsur intrinsiknya, dongeng Kancil dan Harimau ini juga memiliki unsur ekstrinsik yang membangunnya. Contohnya adalah nilai-nilai moral, sosial, serta budaya yang sesuai dengan budaya penulis dan lingkungan sekitar.
Baca juga: Simak Kisah Dongeng Klasik Cinderella dan Sepatu Kaca Beserta Ulasan Menariknya di Sini, Yuk!
Fakta Menarik Mengenai Cerita Harimau dan Kancil
Selain cerita dan unsur intrinsiknya, dalam artikel ini kamu juga bisa mendapatkan fakta menarik dari cerita Kancil dan Harimau. Berikut ini ulasannya:
1. Memiliki Banyak Versi
Kisah fabel yang menggunakan Harimau dan Kancil sebagai tokohnya ternyata memiliki banyak versi. Salah satunya adalah yang akan kamu baca berikut ini.
Pada zaman dahulu, di sebuah pulau terpencil sedang terjadi bencana kelaparan. Sekumpulan harimau sudah berhari-hari berburu, tapi karena tidak ada seekor hewan pun yang dapat ditangkap.
Mereka kemudian melakukan perjalanan yang cukup jauh ke sebuah pulau kecil untuk mencari sedikit makanan. Beruntungnya, mereka melihat seekor Kancil tengah minum di tepi pantai lalu mengepungnya.
“Hei Kancil, di manakah rajamu? Kami datang untuk minta makan. Di sini, kami membawa potongan kumis raja kami sebagai bukti perintah. Kalau kalian menolak, pulau ini akan kami serang,” kata salah satu dari mereka.
Kancil sebenarnya bingung mau menjawabnya. Hal itu dikarenakan di pulau tersebut tidak tak ada rajanya.
Ia kemudian berbasa-basi dengan kumpulan Harimau itu. Tak lama kemudian, dirinya kemudian bergegas menemui sahabatnya, si Landak besar, karena baru saja mendapatkan sebuah ide yang cemerlang.
Ternyata, ia meminta bantuan dari Landak untuk mencabut durinya yang paling panjang dan tajam. Setelah mendapatkannya, ia lalu datang menunjukkannya pada sekumpulan Harimau lapar yang sedang beristirahat pada pinggiran pantai itu.
Sekumpulan harimau yang melihat kumis tersebut kemudian ketakutan saat melihat kumis yang dibawa oleh Kancil lebih besar dan tajam jika dibandingkan dengan kumis raja mereka. Tak mau sesuatu hal buruk terjadi, mereka kemudian memilih pergi dari pulau kecil tersebut tanpa keributan.
Baca juga: Kisah Asal-Usul Nyi Roro Kidul Penguasa Pantai Selatan Beserta Ulasannya yang Menarik untuk Dibaca
Sudah Puas Menyimak Cerita Kancil dan Harimau di Atas?
Demikianlah cerita dongeng Kancil dan Harimau yang bisa kamu temukan di PosKata. Gimana? Semoga tak hanya bisa membuatmu terhibur, tetapi juga mendapatkan pelajaran yang berharga.
Kalau kamu masih menginginkan untuk membaca cerita fabel yang seru lainnya, mending langsung cek saja artikel-artikel di PosKata, yuk! Nggak hanya fabel, kamu pun dapat membaca cerita rakyat, kisa-kisah nabi, maupun dongeng dari Barat.
Beberapa contohnya adalah dongeng Pangeran Kodok, Putri Tidur, Cinderella, dan lain-lain. Pokoknya baca terus, ya!