
Pada umumnya, dongeng mengandung amanat dan pesan moral. Cerita yang mengajarkan pentingnya menghargai privasi orang lain adalah dongeng Goldilocks dan Tiga Beruang yang kisah serunya bisa kamu simak di aritkel ini. Selamat membaca!
Membaca cerita dongeng bisa menjadi salah satu cara untuk menghibur diri. Jika ingin membaca cerita tentang kenakalan seorang anak, bacalah Goldilocks dan Tiga Beruang.
Mengingat dongeng berjudul Goldilocks and the Three Bears dalam bahasa Inggris ini cukup populer, kamu mungkin sudah tak asing lagi dengan kisahnya. Buat yang belum tahu, cerita dongeng ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama Goldilocks yang nakal dan tak pernah mematuhi perintah ibunya.
Ia lalu memasuki rumah keluarga beruang tanpa izin. Lantas, apa yang akan terjadi selanjutnya? Kalau kamu penasaran, baca cerita Goldilocks dan Tiga Beruang yang ada di artikel ini, yuk! Selain kisahnya, kami juga telah memaparkan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca!
Cerita Goldilocks dan Tiga Beruang
Alkisah, pada zaman dahulu, hiduplah seorang gadis kecil bernama Goldilocks. Ia sangat cantik dan manis. Rambutnya kuning bergelombang sehingga membuatnya tampak memukau.
Sayangnya, wajahnya yang cantik dan manis tak sepadan dengan kelakuannya. Tiap hari, ada saja kegaduhan yang ia buat di rumahnya. Mulai dari memecahkan vas bunga, merusak mainan, hingga membrantaki rumah.
Padahal, sang ibu tiap hari mengingatkan gadis itu untuk berperilaku manis dan baik. Namun, Goldilocks tak pernah mengindahkan perkataan sang ibu.
Pada suatu pagi, Goldilocks ingin pergi bermain di luar rumah. Ia merasa bosan karena beberapa hari di rumah terus-terusan. Saat membuka pintu belakang rumah, sang ibu yang tengah memasak pun mendengarnya.
“Anakku, Sayang. Jangan bermain terlalu jauh. Bermainlah di taman belakang rumah saja. Jangan ke hutan, ya, Nak. Berbahaya!” ucap sang ibu.
“Baik, Bu,” jawab Goldilocks. Ia pun bermain ayunan di belakang rumahnya. Ia berlari ke sana ke mari dan bermain banyak hal. Namun, ia tiba-tiba merasa bosan.
“Ah, aku bosan dengan permainan-permainan ini. Aku ingin bermain yang lebih seru,” ucapnya dalam hati.
Lalu, ia memandang bunga-bunga cantik jauh di dalam hutan belakang rumahnya. Ia tertarik untuk pergi ke hutan itu dan memetik bunga. “Hmm, di dalam hutan rupanya ada bunga-bunga bermekaran warna-warni yang amat cantik. Aku ingin memetiknya,” ucap Goldilocks.
“Tapi, ibu tak akan mengizinkanku masuk ke dalam hutan. Ah, lebih baik tak usah izin pada ibu. Aku akan segera kembali setelah memetiknya. Ibu tak akan tahu kalau aku masuk ke hutan,” imbuhnya.
Tiga Ekor Beruang
Di sisi lain, jauh di dalam hutan, hiduplah sekeluarga beruang yang hidup bahagia. Mereka terdiri dari seekor ayah yang bertubuh gemuk dan besar, ibu bertubuh sedang, dan sang anak yang tubuhnya kecil.
Setiap pagi, sang ibu selalu memasak bubur oatmeal untuk sarapan. Ketika sudah matang, ia lalu menyiapkan mangkok yang sangat besar untuk sang suami, mangkok sedang untuk dirinya sendiri, dan mangkok kecil untuk sang anak.
Setelah semua siap, ia memanggil suami dan anaknya. “Kemarilah, sarapan sudah siap. Mari makan bersama,” teriak sang ibu memanggil suami dan anaknya.
“Hore, hore, sarapan,” teriak si kecil dengan riang gembira. Namun, bubur itu rupanya masih sangat panas. “Ibu, aku tak bisa memakan bubur ini karena terlalu panas. Bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu sembari menunggu bubur ini hangat, Bu?” tanya sang anak.
“Ah, itu ide bagus. Ayo kita jalan-jalan dulu melihat pemandangan hutan sambil menunggu buburnya mendingin!” ucap sang ayah.
Mereka pun memutuskan tuk berjalan-jalan di sekitar hutan. Saat mengelilingi hutan, sang anak melihat sarang lebah yang menggantung di pohon besar.
“Wah, sarang lebahnya besar, sekali. Sarang madunya pasti banyak banget. Ayah, bisakah kita mengambil madu dari sarang lebah itu? Aku lihat tak ada lebah yang menunggunya,” rengek sang anak beruang.
“Tak boleh, Nak. Madu itu milik para lebah dan sarang itu adalah rumah mereka,” ucap sang ayah dengan bijak.
“Kita tak boleh masuk ke rumah orang tanpa izin dan makan makanannya. Tidak sopan dan tidak baik, Nak,” imbuh sang ibu.
“Kalian benar. Lagipula, ibu telah memasak oatmeal yang lezat untuk sarapanku,” ucap sang anak yang patuh kepada ucapan ibu dan ayahnya.
Goldilocks Tersesat
Sementara itu, Goldilocks pun tiba di hutan dan mengagumi para bunga yang tumbuh cantik. “Betapa indah dan harumnya bunga ini,” ucapnya sambil memetik bunga. Padahal, sang ibu pernah memberi tahu Goldi untuk tak memetik bunga sembarangan.
Lalu, datanglah seekor kupu-kupu yang hinggap di salah satu bunga. Goldilocks ingin menangkap kupu-kupu itu. Namun, hewan itu terbang masuk ke hutan. Goldilocks tak diam saja. Ia berlari mengejarnya.
“Aku akan menangkapmu dengan tanganku, kupu-kupu!” teriaknya sambil berlari.
Goldilocks terus berlari di dalam hutan. Ia tak peduli telah berlari sangat jauh. Hingga akhirnya, ia tersadar bila ia telah kehilangan arah. “Tunggu dulu, di mana ini? Aku lupa ke mana tadi arahku berlari? Aduh, bagaimana caranya aku pulang?” tanyanya dalam hati.
Ia lalu berjalan tuk menemukan jalan pulang. Namun, ia tak berhasil menemukannya. “Tampaknya aku tersesat. Bagaimana ini?” ucap gadis itu bingung. Ia hampir menangis karena perutnya lapar dan tubuhnya lelah.
Saat berjalan mencari jalan pulang, tiba-tiba ia melihat rumah beruang di antara pepohonan. Secara diam-diam, ia mendekati rumah itu dan berkeliling untuk mencari seseorang.
Akan tetapi, ia tak menemukan seseorang di rumah itu. Ia pun mengetuk pintu rumah beruang, tapi tak ada jawaban. “Halo, selamat siang, ada orang di rumah?” ucapnya sambil mengetuk pintu.
Karena tak kunjung ada yang membukakan pintu, ia pun mengintip dalam rumah dari jendela. Ia lalu menyaksikan 3 mangkok berisi bubur yang tampaknya sangat lezat.
“Bubur itu tampaknya sangat lezat. Perutku makin lapar. Seandainya aku bis memakannya,” ucapnya dalam hati.
Ia lalu kembali ke pintu utama dan mengetuknya lebih keras. Saat mengetuknya, tiba-tiba saja pintu itu terbuka. “Ah, rupanya pemilik rumah ini tak mengunci pintu,” ucapnya dalam hati girang.
Ia lalu berteriak di dekat pintu. “Apakah ada orang di rumah? Kalau tidak ada, aku masuk, ya,” ucap Goldilocks sambil masuk dan berjalan mendekati meja makan.
Menghabiskan Makanan Beruang
Karena sangat lapar, Goldilocks mendekati mangkok bubur paling besar dan hendak memakannya. Akan tetapi, saat mencicipinya, mulutnya kesakitan lantaran buburnya masih sangat panas. “Aduh, bubur ini sangat panas. Lidahku tak kuat,” ucapnya kesakitan.
Lalu, ia menyendok bubur di mangkok kedua yang mana milik ibu beruang. Tapi, ia lagi-lagi tak mau memakannya karena buburnya terlalu dingin. “Yang ini terlalu dingin. Menyantap bubur dingin tentu saja kurang sedap,” ucapnya.
Terakhir, mencoba makan dari mangkok paling kecil. “Hmm, bubur ini rasanya pas. Tak terlalu dingin juga tak panas. Rasanya sungguh nikmat,” ucapnya sambil memakan bubur itu.
Ia memakannya dengan lahap hingga buburnya habis. Setelah habis, ia merasa kenyang. “Perutku sangatlah kenyang. Tapi, aku ingin istirahat dulu di rumah ini,” ucapnya.
Ia lalu berjalan menuju ruang keluarga dan melihat ada tiga kursi, yaitu yang paling besar, sedang, dan kecil. Pertama-tama, ia ingin duduk di kursi yang paling besar. Tapi, ia tak bisa meraihnya karena terlalu tinggi.
“Kursi ini terlalu tinggi, aku tak bisa meraihnya,” ucap Goldilocks. Ia lalu mencoba kursi sedang, tapi baginya terlalu keras. “Kenapa kursi ini keras sekali, aku merasa tak nyaman,” imbuhnya lagi.
Terakhir, ia duduk di kursi yang terkecil. “Nah, kursi ini sangat cocok untukku. Tak terlalu tinggi dan besar, juga rasanya empuk. Aku suka duduk di kursi ini,” ucapnya sambil mengayunkan kaki di kursi.
Menumpang Tidur
Ketika asyik duduk di kursi kecil, tiba-tiba saja kursi itu hancur berkeping-keping. Tampaknya, kursi itu tak kuat menopang tubuh Goldilocks. “Aduh, aku telah merusak kursi ini, bagaimana kalau pemilik rumah datang?” ucapnya takut.
“Tampaknya aku harus pergi sekarang agar tak ketahuan,” ucap Goldilocks.
“Tapi, aku merasa sangat mengantuk. Bagaimana kalau aku tidur dulu sejenak? Iya, benar. Aku akan tidur sejenak,” imbuh Goldilocks yang ingin tidur karena merasa lelah, kenyang, dan akhirnya mengantuk.
Ia lalu memasuki kamar beruang. Di sana ada tiga kamar tidur yang berukuran besar, sedang, dan kecil. Pertama-tama, ia memilih tidur di tempat yang paling besar. Namun, kasur itu terlalu besar untuknya dan juga terlalu keras.
Tanpa pikir panjang, ia langsung melompat ke kasur yang sedang. Akan tetapi, ia merasa kurang nyaman dengan kasur itu karena terlalu empuk. “Aku tak bisa tidur di kasur yang terlalu empuk. Tapi tenang, masih ada kasur kecil,” ucapnya dalam hati sambil berpindah ke kasur yang paling kecil.
Tempat tidur yang paling kecil membuat Goldilocks merasa nyaman. Ukurannya pas dengan tubuhnya. Kasurnya pun tak terlalu keras dan juga tak begitu empuk.
“Ah, kasur kecil ini sangatlah nyaman,” ucapnya sambil menarik selimut. Saking nyamannya, tak lama kemudian, Goldilocks pun tertidur.
Keluarga Beruang Pulang ke Rumah
Tak lama kemudian, ayah, ibu, dan anak beruang pun memutuskan pulang ke rumah. Sang anak merasa sangat lapar dan sudah tak tahan ingin memakan buburnya.
Ketika tiba di rumah, mereka langsung menuju meja makan. Ayah beruang melihat mangkoknya dan sangat marah. “Seseorang telah mencicipi buburku! Siapa yang berani-beraninya mencicipi punyaku!” ucap sang ayah marah.
“Sama, seseorang juga telah mencicipi buburku!” ucap sang ibu kesal.
Saat sang anak melihat mangkoknya, ia mulai menangis. “Ayah, Ibu, mangkokku kosong tak tersisa sedikit pun makanan,” ucapnya sambil menangis.
Sang ayah lalu pergi ke ruang keluarga dan mendapati kursinya berubah tempat. “Kursiku semula tak begini. Ada yang telah duduk di kursiku,” ucapnya semakin geram.
Sang ibu pun mendapati kursinya juga telah berpindah tempat. “Kursiku juga berubah tempat, pasti ada yang mendudukinya,” ucap sang ibu marah.
Sama seperti sebelumnya, anak beruang menangis melihat kursinya yang telah hancur. “Ayah, Ibu, kursiku telah hancur. Seseorang pasti merusaknya,” ucapnya sambil menangis lagi. “Siapa yang sudah merusak kursiku? Huhuhu,” imbuhnya.
Melihat Goldilocks Tertidur Pulas
Ayah beruang meyakini ada seseorang yang telah masuk ke dalam rumah mereka. Ia pun masuk ke dalam kamar dan mendapati kasurnya tak rapi. “Ada seseorang yang telah tidur di kasurku,” ucapnya kesal.
“Seseorang juga telah tidur di ranjangku. Lihatlah, selimutnya sangat berantakan,” sahut sang ibu.
“Seseorang juga telah tidur di ranjangku dan ia masih tidur,” ucap sang anak beruang sambil menangis. Ayah dan ibu berjalan ke ranjang anak mereka.
Sang ayah pun menarik selimut Goldilocks dan mereka sangat terkejut. “Apa yang gadis kecil ini lakukan di rumah kita?” tanya sang ayah.
“Suruh gadis ini menyingkir dari kasurku, Yah. Huhuhuhu,” ucap anak beruang sambil menangis.
Terbangun karena tangisan anak beruang, Goldilocks melihat tiga beruang di hadapannya. Merasa takut, ia pun langsung bangkit dari tempat tidur dan berlari keluar rumah sekuat tenaga.
Ia terus berlari tanpa melihat ke belakang. Sebab, ia sangat takut bila para beruang menerkamnya. Meski napasnya terengal-engal, ia tetap berlari menjauh dari rumah beruang.
Bertemu dengan Orang Tuanya
Bahkan, ia tak tahu ke mana harus pergi. Ia hanya berlari dan terus berlari. Saat sangat lelah berlari, untung saja ia melihat kedua orang tuanya sedang mencari-carinya.
“Goldilocks, di mana kamu, Nak?” teriak sang ayah.
Gadis kecil itu langusng berteriak memanggil kedua orang tuanya. “Ayah, Ibu, aku di sini,” ucapnya sambil melambaikan tangan. Goldilocks sangat senang melihat kedua orang tuanya.
Ia langsung berlari dan memeluk ibunya. “Ibu, maafkan aku pergi tanpa izin. Aku tak akan mengulanginya lagi. Huhuhu,” ucap Goldilocks sambil menangis dalam pelukan.
“Oh, Anakku. Apakah kau baik-baik saja? Ibu dan Ayah memaafkanmu. Berhentilah menangis dan jangan mengulanginya lagi, ya,” ucap sang ibu sambil menyeka air mata Goldilocks.
Sejak kejadian itu, Goldilocks benar-benar berubah. Ia tak lagi bersifat nakal. Ke mana pun ia pergi, ia selalu meminta izin dulu pada kedua orang tuanya.
Unsur Intrinsik
Setelah membaca cerita Goldilocks dan Tiga Beruang, lengkapi wawasanmu dengan mengulik unsur intrinsiknya, yuk! Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasannya;
1. Tema
Tema atau inti cerita Goldilocks dan Tiga Beruang adalah tentang karma dari perbuatan buruk. Seorang gadis kecil kerap membuat keributan.
Ia lalu tersesat di hutan dan masuk ke rumah keluarga beruang tanpa izin. Lalu, ia memakan bubur, merusak tempat duduk, dan tidur di kasur anak beruang.
2. Tokoh dan Perwatakan
Siapakah karakter utama dari cerita Goldilocks dan Tiga Beruang? Seperti judulnya, tokoh utama dalam cerita ini adalah gadis kecil bernama Goldilocks dan tiga ekor beruang, yakni ayah, ibu, dan anak.
Goldilocks adalah gadis yang nakal dan pembangkang. Ia tidak pernah menuruti perkataan sang ibu. Selain itu, ia juga kerap membuat kegaduhan dengan merusak barang-barang di rumah.
Dalam keluarga beruang, sang ayah digambarkan sebagai sosok yang gagah dan besar serta memiliki sifat bijaksana. Sang ibu beruang digambarkan memiliki tubuh yang tak terlalu besar, bijak, dan penyayang. Sementara sang anak beruang memiliki tubuh paling kecil, riang, dan mudah menangis.
3. Latar
Ada beberapa latar tempat dalam cerita dongeng Goldilocks dan Tiga Beruang ini. Pada awal cerita, latar tempat adalah di rumah Goldilocks dan taman belakang.
Lalu, cerita berpindah ke hutan dan rumah keluarga beruang. Lebih detail lagi, cerita ini juga berlatar tempat di ruang makan, tempat keluarga, dan tempat tidur di rumah keluarga beruang.
4. Alur Cerita Goldilocks dan Tiga Beruang
Alur cerita dari dongeng yang seru ini adalah maju alias progresif. Cerita bermula dari seorang gadis bernama Goldilocks yang tersesat di dalam hutan. Ia lalu menemukan sebuah rumah milik beruang yang sepi. Ia lalu tanpa izin memasukinya.
Tak hanya masuk tanpa izin, ia juga memakan bubur yang seharusnya menjadi menu sarapan para beruang. Awalnya, ia mencicipi bubur milik sang ayah dan ibu. Tapi, ia kurang menyukainya. Ia menyukai bubur milik sang anak dan menghabiskannya.
Setelah makan makanan orang lain, ia lalu duduk di kursi yang ada di ruang keluarga dan tak sengaja merusak miliki sang anak beruang. Karena mengantuk, ia pun tidur di kasur milik anak beruang.
Ketika pulang ke rumah, ayah dan ibu beruang terkejut mendapati bubur mereka berkurang. Sang anak menangis karena buburnya hanya tinggal mangkoknya saja.
Lalu, mereka makin terkejut ketika melihat posisi kursi telah berubah dan miliki anak beruang telah rusak. Mereka mendapati Goldilocks tidur di kasur milik sang anak. Karena tak terima, anak beruang pun menangis dan Goldilocks pun terbangun.
Gadis nakal itu terkejut ketika bangun, karena di hadapannya ada 3 ekor beruang. Ia takut dan langsung bangkit dari tempat tidur, lalu berlari sekuat tenaga.
Karena takut diterkam oleh beruang, ia terus berlari tanpa arah dan tak melihat ke belakang. Lalu, ia menangis karena lelah dan makin tersesat. Untung saja, ia berhasil bertemu kedau orang tuanya yang juga sedang mencari dirinya. Sejak saat itu, Goldilocks berjanji tak akan pergi tanpa seizin dari ibunya. Ia juga tak lagi bersifat nakal.
5. Pesan Moral
Amanat atau pesan moral apakah yang bisa kamu petik dari cerita Goldilocks dan Tiga Beruang ini? Pesan moral utamanya adalah berbaktilah pada orang tuamu. Jangan membangkang atau tak menuruti perkataan mereka.
Dari awal, ibu Goldilocks sudah memberi peringatan agar ia tak pergi ke hutan. Namun, ia membangkang dan nekat pergi ke hutan tanpa izin terlebih dahulu. Akibatnya, ia tersesat di dalam hutan.
Pesan moral berikutnya adalah jangan memasuki rumah orang lain tanpa izin, seperti yang dilakukan Goldilocks. Ia masuk ke rumah keluarga beruang tanpa izin dan memakan makanan mereka. Tentu saja hal itu tak sopan dan salah besar serta tidak menghargai privasi orang lain.
Saat hendak memakai barang orang lain, ada baiknya kamu meminta izin terlebih dahulu. Sebab, belum tentu pemiliknya mau meminjamkan barang untukmu.
Terakhir, meminta maaflah bila berbuat salah. Goldilocks tak seharusnya lari begitu saja saat melihat para beruang telah kembali ke rumah. Ia sebaiknya minta maaf dan menceritakan kejadian yang dialaminya.
Selain unsur intrinsik, cerita dongeng ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral
Fakta Menarik
Setelah membaca cerita dan unsur intrinsik dari kisah Goldilocks dan Tiga Beruang ini, kurang lengkap rasanya bila kamu belum menyimak beberapa fakta menariknya. Berikut ulasannya;
1. Versi Lain
Dilansir dari Owlcation, original cerita Goldilocks dan Tiga Beruang ini adalah karya penulis asal Inggris Robert Southey dengan judul asli The Story of the Three Bears yang perdana rilis pada 1837. Dalam versinya, ada tiga beruang bujang yang berukuran besar, sedang, dan kecil.
Lalu, tokoh antagonis dalam dongeng versi Robert Southey digambarkan sebagai perempuan tua dan tak memiliki nama. Pada tahun 1849, penulis asal Inggris bernama Joseph Cundall mengubah karakter perempuan itu menjadi gadis kecil yang cantik dalam karyanya yang berjudul Treasury of Pleasure Books for Young Children.
Namun, karakter tersebut masih belum memiliki nama. Dalam dongeng tersebut, ia disebut sebagai Silver-Hair Girl atau Silver-Locks Girl karena memiliki rambut berwarna pirang.
Nama Goldilocks pertama kali muncul pada tahun 1904 dalam Old Nursery Stories and Rhymes. Kemudian, karakter Goldilocks semakin populer ketika Flora Annie Steel menyebutnya dalam karyanya yang berjudul English Fairy Tales pada tahun 1918.
Cerita ini memang memiliki beberapa versi, tapi intinya tetap sama, yakni tentang tiga beruang dan seorang perempuan penyusup. Perbedaan paling menonjol terletak di akhir cerita.
Ada versi yang mengisahkan bahwa pada akhir cerita para beruang justru menyambut dengan baik kedatangan Goldilocks. Mereka juga mengajak Goldilocks makan malam bersama dan mengajarinya menjadi gadis yang baik.
Dalam versi lainnya, Goldilocks hampir diterkam oleh beruang paling besar yang marah karena gadis itu menyusup rumahnya. Namun, ia berhasil diselamatkan oleh sang ibu.
2. Adaptasi Cerita Goldilocks dan Tiga Beruang
Termasuk dalam kisah yang cukup populer di Inggris, cerita Goldilocks dan Tiga Beruang ini diadaptasi menjadi beberapa tayangan televisi. Pada tahun 1970, salah satu perusahaan produksi film animasi di Amerika mengadaptasi kisah ini menjadi film animasi musikal berdurasi 30 menit dengan judul Goldilocks.
Di tahun 2015, Disney Junior juga mengadaptasi cerita Goldilocks dan Tiga Beruang menjadi tayangan televisi animasi series berjudul Goldie & Bear untuk anak-anak. Series tersebut mengisahkan tentang gadis kecil bernama Goldie yang bersahabat dengan beruang kecil bernama Jack.
Selain tayangan animasi, cerita ini juga diadaptasi menjadi live-action di tahun 1984. Dengan judul Goldilocks and the Three Bears, tayangan tersebut merupakan episode ke-9 dari series televisi berjudul Faerie Tale Theatre. Aktris yang memerankan Goldilocks adalah Tatum O’Neal.
Bagikan Cerita Goldilocks dan Tiga Beruang ke Teman-Temanmu
Demikianlah artikel yang mengulas tentang cerita Goldilocks dan Tiga Beruang. Ceritanya seru banget, kan? Kalau kamu suka, yuk, bagikan artikel ini ke teman-temanmu.
Buat yang pengin baca cerita dongeng lainnya, langsung saja kunjungi kanal Ruang Pena di situs Poskata.com. Ada cerita dongeng Iblis dengan Tiga Rambut Emas, Hansel dan Gretel, Alice in Wonderland, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!