
Ada beragam kisah yang menarik untuk dibacakan sebagai bacaan sebelum tidur pada buah hati tersayang. Salah satunya adalah cerita dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan. Kalau penasaran dengan kisahnya, langsung saja cek ulasan di artikel berikut ini.
Sedang mencari kisah dongeng anak Indonesia yang bisa dibacakan sebagai cerita sebelum tidur untuk buah hati? Coba bacakan cerita dongeng tentang Almira si Peri Penjaga Hutan yang kisahnya tak terlalu panjang ini.
Tentunya selain kisahnya menarik, kamu juga bisa mengajarkan pesan moral yang bisa didapatkan dari ceritanya. Selain itu, kamu juga bisa sedikit mengajarkan ilmu tentang hewan-hewan dan cara mereka makan.
Semakin penasaran dengan cerita dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan yang satu ini, kan? Kalau penasaran langsung saja simak kisahnya sekaligus ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya yang telah kami siapkan di bawah ini. Selamat membaca!
Cerita Dongeng Almira Si Peri Penjaga Hutan
Alkisah pada suatu ketika, hiduplah seorang peri mungil bernama Almira yang tinggal di tepi hutan bersama ibundanya. Keluarga peri tersebut berkerja sebagai penjaga hutan. Biasanya, tugas tersebut dilakukan oleh sang ibunda.
Namun, ketika sang ibunda sakit, tugas menjaga hutan itu kemudian diserahkan kepada Almira. Menurut sang ibunda, pada akhirnya, Almiralah yang kelak akan menggantikan tugasnya. Oleh karena itu, tak ada salahnya Almira mulai belajar untuk menjaga hutan.
Terpaksa, Almira pun menerima tugas itu. Kemudian, sang ibunda memberikan tongkat ajaib yang biasa ia gunakan untuk bekerja. Melihat tongkat itu, Almira pun merasa sangat bahagia karena sebenarnya sejak kecil ia ingin memegang tongkat ajaib milik ibunya. Belum lagi, menggunakan tongkat itu artinya ia bisa membantu hewan-hewan di hutan.
Ketika ia masih kecil, ia pernah melihat ibunya beberapa kali membantu hewan menggunakan tongkat ajaib itu. Di antaranya adalah rusa yang terluka, anak burung yang jatuh dari sarangnya di atas pohon, burung yang tersesat, dan singa yang terkena jebakan pemburu.
Dengan senang hati, Almira menerima tongkat ajaib itu dan menyimpannya dengan baik. Ia sudah tak sabar untuk bisa menggunakannya esok hari ketika menjalankan tugasnya.
Keesokan harinya, peri mungil itu berpamitan pada ibundanya untuk berangkat bekerja. Ia langsung berkeliling hutan untuk memeriksa beberapa hewan. Tak berapa lama kemudian, ia melihat seekor jerapah yang tengah melintas.
Upaya Almira Membantu Para Hewan
“Oh, tidak, betapa kasihannya jerapah itu,” gumamnya seraya berpikir, “jerapah itu berjalan dengan penuh kepayahan karena memiliki leher yang panjang. Aku akan membantunya agar ia bisa berjalan lebih cepat dengan membuat lehernya menjadi pendek!”
Dengan cepat Almira menggerakkan tongkat ajaibnya dan membuat leher jerapah menjadi lebih pendek. Ketika peri kecil itu beranjak pergi, sang jerapah terlihat memekik kebingungan karena lehernya menjadi lebih pendek.
Setelah pertemuannya dengan jerapah, Almira kemudian bertemu dengan seekor gajah. “Halo, gajah!” sapa Almira dengan ceria.
“Halo, peri hutan,” jawab sang gajah seraya menggerakkan belalainya tanda bahagia. Namun, sang peri mungil justru mengira kalau gerakan itu mengganggu sang gajah.
“Belalaimu kenapa panjang sekali, gajah? Kasihan kau, penglihatanmu pasti terganggu! Tenang saja, karena aku akan membantumu dengan menghilangkan belalaimu itu!” ujarnya kemudian langsung menggerakkan tongkat ajaibnya.
Di waktu yang bersamaan, belalai gajah perlahan melesak ke dalam. Jika ada yang melihat si Gajah tentu akan merasa keheranan karena dia tak memiliki belalai.
“Belalaiku!” teriak gajah karena panik dan ketakutan, “Apa yang terjadi pada belalaiku?”
Namun, saat itu Almira si peri mungil penjaga hutan sudah beranjak pergi. Tak berapa lama kemudian, ia bertemu dengan harimau.
“Wah, harimau, kenapa cakarmu panjang dan tajam?” tanya Almira tanpa banyak berbasa-basi ketika berpapasan dengan hewan buas itu, “Bunda bilang, kuku itu seharusnya tak boleh panjang karena nantinya akan menjadi sarang kuman. Oleh karena itu, aku akan membuat cakarmu menjadi pendek selamanya, ya, harimau!”
Kemudian dengan satu hentakan tongkat ajaibnya, kuku harimau betul-betul menjadi pendek. Belum sempat sang harimau merespon karena terkejut, sang peri mungil sudah beranjak pergi menjauh.
Teguran dari Ibunda
Tak berapa lama kemudian, Almira sang peri mungil penjaga hutan mendengar suara ibundanya memanggil. Sebagai putri yang penurut, ia pun langsung beranjak pulang.
Betapa terkejutnya ketika ia mendapati ibundanya sudah berkacak pinggang di depan rumah. Meskipun sempat takut kalau ia sudah berbuat salah, Almira tetap memberanikan diri menemui ibunda kesayangannya itu.
“Bunda mendengar laporan dari jerapah, gajah, dan harimau. Mereka bilang selama satu hari ini kau telah berbuat usil pada mereka. Kau menyihir leher jerapah menjadi lebih pendek, kau melenyapkan belalai gajah, bahkan gara-gara ulahmu harimau pun sampai kehilangan cakarnya!” ucap sang ibunda dengan tegas.
“Tapi, Bunda, Almira tidak bermaksud jahat,” jawab sang peri mungil seraya menundukkan kepalanya. Ia pun kemudian menjelaskan satu persatu alasannya mengapa mengubah hewan-hewan tersebut menggunakan tongkat ajaibnya.
Mendengar jawaban buah hatinya itu hanya membuat Bunda hanya bisa menggelengkan kepalanya beberapa kali.
“Bunda tahu kamu memiliki niatan baik. Namun, kamu juga harus tahu, Almira, kalau bagian tubuh dari masing-masing hewan itu sebenarnya memiliki kegunaannya masing-masing. Leher panjang jerapah sangat berguna untuk mengambil daun-daun yang terletak pada pucuk cabang pohon yang tinggi. Kini karena kamu menyihirnya menjadi pendek, ia tak bisa meraih daun-daun tersebut,” ucap Bunda menjelaskan.
“Sementara belalai gajah berguna untuk mencabut rumput dan mengambil air untuk memasukkannya ke dalam mulut. Tanpa belalai, gajah tak akan bisa makan dan minum dengan mudah. Sementara cakar harimau yang panjang dan tajam tapi kini telah kau potong itu berguna untuk menangkap mangsa. Kini ia tak bisa melakukan hal itu lagi. Kalau hal itu dibiarkan, bisa-bisa mereka nantinya mati,” lanjut Bunda.
Meminta Maaf dan Mengembalikan Seperti Semula
Betapa terkejutnya Almira ketika mendengar penjelasan dari sang ibunda. Ia tak menyangka bahwa upayanya untuk menolong jerapah, gajah, dan harimau itu justru bisa mencelakai mereka. Tanpa menunggu lama, ia pun langsung meminta maaf pada bunda.
“Maafkan aku, Bunda, aku tidak menyangka kalau yang aku lakukan justru mencelakai hewan-hewan di hutan. Aku sama sekali tak berniat untuk menyakiti mereka!” ucap Almira dengan isak tangis.
“Bunda sudah memaafkanmu, nak,” ucap Bunda bijaksana. “Kini, kau harus segera menemui jerapah, gajah, dan harimau. Kemudian kembalikan mereka seperti semula. Jangan lupa untuk meminta maaf juga kepada mereka atas semua yang telah kau lakukan.”
Almira pun langsung menghapus air matanya seraya mengangguk. Kemudian, tanpa menunggu lama, ia berpamitan kepada bunda dan kembali menemui ketiga hewan yang sudah ia ubah penampilannya.
Pertama, Almira menemui sang jerapah berleher pendek. Ia pun langsung meminta maaf karena tak memahami bahwa leher panjangnya berguna untuk sang jerapa makan daun dari puncak pohon yang tinggi. Sesudahnya, Almira mengayunkan tongkat ajaibnya dan mengembalikan leher jerapah seperti semula.
Setelah itu, Almira juga menemui gajah yang tak memiliki belalai dan harimau yang kehilangan cakar tajamnya. Sama seperti sebelumnya, sang peri mungil meminta maaf atas ketidakpahaman sebelumnya. Kemudian tak lupa ia menjentikkan tongkatnya dan mengembalikan sang gajah dan harimau seperti semula. Kini, semua hewan pun kembali bahagia dan Almira mendapatkan semakin banyak ilmu untuk menjadi peri hutan yang baik.
Unsur Intrinsik Dongeng Almira Si Peri Penjaga Hutan
Setelah membaca kisah dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan di atas, jangan lupa ketahui juga sedikit ulasan seputar unsur intrinsiknya. Di sini kamu bisa mengetahui ulasan seputar inti cerita, tokoh dan latar yang disebutkan dalam kisahnya, alur jalannya dongeng, juga pesan moral yang bisa didapatkan. Berikut adalah ulasannya:
1. Tema
Inti cerita atau tema dari cerita dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan ini adalah tentang bahanya kurang ilmu. Seperti halnya sang tokoh utama yang hampir saja membunuh seluruh hewan di hutan hanya karena merasa kalau ia lebih mengetahui tentang hewan-hewan tersebut.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh yang disebutkan dalam cerita dongeng Almira si Peri Mungil Penjaga Hutan di atas. Di antaranya adalah Almira, Bunda Almira, dan ketiga hewan hutan, yakni jerapah, gajah, juga harimau.
Almira digambarkan sebagai seorang peri mungil yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sayangnya, rasa ingin tahunya itu tidak diimbangi dengan pengetahuan yang sepadan. Sehingga ia hampir saja membuat hewan-hewan di hutan celaka.
Sang bunda adalah wanita yang sabar, bijaksana dan sangat menyayangi buah hatinya. Bahkan ketika putrinya melakukan kesalahan sekalipun, ia tidak langsung marah, tapi ia mendengarkan dahulu penjelasan sang putri kemudian menjelaskan bagaimana yang sebenarnya.
Jerapah, gajah, dan harimau adalah tiga hewan yang terlalu sial karena bertemu dengan sang peri mungil yang memiliki rasa ingin tahu terlalu tinggi. Gara-gara tongkat ajaib Almira, tubuh mereka berubah sehingga tak bisa mengambil makan. Untungnya, mereka memiliki sifat pemaaf sehingga bisa langsung memaafkan Almira setelah dikembalikan seperti semula.
3. Latar
Hanya ada satu latar lokasi yang disebutkan dalam cerita dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan yang satu ini. Lokasi itu adalah hutan tempat para hewan tinggal yang dijaga oleh bunda dan Almira.
4. Alur
Jika ditilik dari kisahnya, cerita dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan ini memiliki alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari keberadaan seorang peri mungil yang mendadak diberi tugas untuk menggantikan tugas ibundanya dalam menjaga hutan.
Namun, karena rasa sok tahunya yang terlalu tinggi, sang peri kecil bernama Almira itu justru nyaris mencelakai jerapah, gajah, dan harimau. Ketiga hewan yang baru saja lehernya dipendekkan, belalainya dilesakkan, dan cakarnya dihilangkan itu pun langsung melapor kepada ibunda.
Ibunda tentu saja langsung memanggil Almira pulang dan menegurnya. Untungnya, sang peri mungil langsung mengakui kesalahannya, meminta maaf, kemudian m,engubah kembali ketiga hewan itu seperti semula.
5. Pesan Moral
Ada beberapa pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan yang satu ini. Pesannya tak hanya bisa diajarkan kepada buah hati, tapi juga dijadikan pembelajaran bagi orang tua.
Di antaranya adalah jangan menjadi orang yang terlalu sok tahu seperti halnya Almira. Jangan menganggap jauh lebih mengetahui sesuatu ketika sebenarnya kamu tidak mengetahui apa-apa. Akan lebih baik jika kamu bertanya dahulu agar nantinya tidak merugikan orang lain.
Pesan moral selanjutnya bisa dipelajari dari sikap ibunda yang berusaha mendengarkan dan menjelaskan ketika putrinya melakukan sebuah kesalahan. Jika kamu memiliki buah hati, seharusnya juga melakukan hal yang sama. Jangan langsung menghakimi dan marah begitu saja tanpa mendengarkan si kecil.
Selain unsur intrinsik, dari cerita dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan ini juga bisa didapatkan ulasan seputar unsur ekstrinsiknya. Yaitu hal-hal dari luar cerita, seperti nilai budaya, sosial, dan moral, yang turut serta mempengaruhi jalannya kisah.
Fakta Menarik tentang Dongeng Almira Si Peri Penjaga Hutan
Hal terakhir yang bisa kamu dapatkan dari artikel seputar dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan ini adalah ulasan seputar fakta menariknya. Berikut telah kami siapkan ulasannya.
1. Diadaptasi Menjadi Animasi Pendek
Cerita dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan ini tak hanya menarik ketika dibacakan, tapi juga mengandung pesan moral yang baik. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak animator yang terinspirasi untuk membuat video animasi pendeknya.
Jika ingin menontonnya, kamu bisa menemukan video-video animasi itu dengan mudah di YouTube. Kalau mau, kamu juga bisa mengajak buah hati menyaksikannya bersama-sama. Tentunya, gambar yang menarik pada videonya akan membuat penyampaian kisah dongeng Almira si Peri Penjaga Hutan menjadi lebih mudah.
Dongeng Almira Si Peri Penjaga Hutan yang Penuh dengan Pesan Moral
Begitulah cerita dongeng tentang Almira si Peri Penjaga Hutan yang telah kami rangkum khusus untukmu. Kisahnya menarik dan mengandung pesan moral yang bermakna, kan? Tentunya akan menjadi hal yang bermanfaat jika kamu membacakannya untuk buah hati atau keponakan tersayang.
Kalau masih ingin mencari kisah yang tak kalah menariknya, langsung saja simak ulasannya secara khusus di kanal Ruang Pena di PosKata ini. Di sini kamu bisa mendapatkan berbagai macam kisah dari beberapa negara, termasuk cerita 1001 dongeng sebelum tidur, kisah Cinderella sang putri yang cantik, dan asal-usul Telaga Warna. Selamat membaca!