
Kamu suka membaca dongeng anak-anak? Sudah pernah membaca cerita dongeng Jack Si Pemalas? Kalau belum langsung saja baca ceritanya di artikel ini, yuk!
Membaca dongeng anak-anak bisa menjadi hiburan di kala rasa bosan sedang melanda. Sudahkah kamu membaca dongeng berjudul Jack Si Pemalas? Sesuai judulnya, dongeng ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Jack yang sukanya bermalas-malasan.
Hingga suatu hari, sang ibu memaksanya untuk bekerja. Jika tidak, sang ibu enggan menghidupi atau merawatnya. Lalu, Jack memutuskan untuk bekerja. Akan tapi, ada saja kesalahan yang ia perbuat.
Kesalahan apa sajakah yang telah ia lakukan? Apakah ia akan berubah menjadi pemuda yang rajin dan tak hobi malas-malasan? Kalau penasaran, tak perlu ke mana-mana lagi, langsung saja baca kelanjutan dongeng Jack si Pemalas beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya di artikel ini!
Cerita Dongeng Jack Si Pemalas
Alkisah, pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak laki-laki miskin yang hidup bersama dengan ibunya. Mereka telah lama hidup berdua saja karena sang ayah telah meninggal dunia.
Ibunya hanya bekerja sebagai seorang penenun dan usianya sudah sangatlah tua. Meski begitu, anaknya yang bernama Jack tak pernah membantunya. Ia selalu bermalas-malasan.
Jangankan bekerja, membantu membersihkan rumah atau menyapu halaman pun ia segan. Setiap hari, ia menghabiskan waktunya berjemur di bawah terik matahari hingga kulitnya menghitam.
“Jack! Tak bisakah kau membantu ibumu ini bekerja? Paling tidak bantulah ibu membersihkan rumah,” ujar sang ibu pada pemuda yang hobi bermalas-malasan itu.
Jack selalu menjawab dengan kata “Iya”. Pada kenyataannya, ia tak benar-benar melakukan perintah yang diberikan oleh sang ibu.
Tak hanya ibunya, para tetangga pun mengetahui bila Jack adalah anak yang senang bermalas-malasan. Karena itu, mereka memanggilnya Jack si pemalas.
Suatu hari, sang Ibu sangat kesal mendapati anaknya bermalas-malasan. Padahal, ia sendiri sibuk bekerja dan membersihkan rumah, serta menyiapkan sarapan.
“Kita ini sudah hidup miskin, kenapa kau bermalas-malasan? Apakah kau tidak ingin mengubah nasib kita? Bekerjalah! Jangan hanya sibuk berjemur saja,” ucap sang ibu geram.
Jack Memutuskan Tuk Bekerja
Setelah mendengar ibunya marah-marah dengan sangat hebatnya, Jack mulai berpikir. “Pekerjaan apa ya yang bisa menghasilkan uang?” tanyanya dalam hati.
Jack terlalu lama memikirkan pekerjaan apa yang bisa ia tekuni. Saking lamanya, sikapnya membuat ibu semakin marah-marah.
“Jadi, kapan kau mulai bekerja?!” bentak sang ibu.
“Aku sedang memikirkannya, Bu,” ucap Jack.
Jawaban Jack membuat sang Ibu naik pitam. Ia lalu mengancam anaknya. “Bila kau tak lekas bekerja, aku tak akan mengurusmu lagi! Tak sudi aku merawat anak pemalas sepertimu!” ucapnya.
Mendengar amarah sang ibu, Jack langsug terperanjat dari tempat duduknya. Ia tak memikirkan lagi apa yang harus dilakukannya. Tapi, ia bergegas pergi ke pasar dan mulai mencari pekerjaan.
Dalam perjalanan ke pasar, ia melihat tetangganya yang bekerja sebagai seorang petani. Ia pun bertanya, “Pak Petani, apakah kau punya pekerjaan untukku?”
“Tentu saja. Bantulah aku mencabuti rumput di ladangku,” jawabnya.
Dengan gigih, Jack mencabuti rumput-rumput di ladang. Ia bekerja dari pagi hingga sore. Saat matahari mulai terbenam, ia berhenti kerja dan mendapatkan uang sebanyak 1 dollar.
“Ini uang hasil kerjamu hari ini. Simpan baik-baik, ya. Berikan pada ibumu agar ia merasa senang,” ucap petani itu seraya memberikan uang.
Selalu Melakukan Kesalahan
Jack merasa senang karena akhirnya ia mendapatkan uang. Sayangnya, suatu hal buruk terjadi. Ia kehilangan uangnya saat melewati sungai.
Sesampainya di rumah, ia berkata pada sang ibu bahwa uangnya terjatuh saat perjalanan pulang. Ibunya pun marah besar.
“Anak bodoh! Seharusnya kamu menaruh uangmu itu di kantong agar tak terjatuh! Kamu terlalu pemalas sehingga tidak bisa menghasilkan uang sepeser pun,” ucap ibunya.
Mendengar ucapan ibunya, Jack merasa sangat bersedih. “Maafkan kecerobohanku ibu. Besok aku tak akan mengulangi kesalahanku,” jawab Jack.
Keesokan harinya, Jack kembali keluar rumah untuk mencari pekerjaan. Kali ini, ia menemui tukang roti.
“Tuan pembuat roti. Apakah ada pekerjaan untukku?” tanya pemuda itu.
“Tentu saja ada. Kamu bisa mencuci dan membersihkan dapur tempat aku membuat roti,” ucap si Tukang Roti.
Dengan penuh semangat, Jack membersihkan dapur itu. Karena seumur hidupnya diisi dengan bermalas-malasan, ia jadi merasa cepat lelah. Namun, ia tak pernah menyerah.
Setelah bekerja dengan keras, Jack tidak mendapatkan bayaran berupa uang, melainkan seekor kucing. Ia tak keberatan mendapatkan upah berupa hewan yang lucu itu.
Akan tetapi, ia mengalami kesulitan saat membawanya. Dalam perjalanan pulang, kucing itu mencakar tangan Jack dan kabur begitu saja. Lagi-lagi, Jack pulang dengan tangan kosong.
Ketika tiba di rumah, sang ibu kembali menanyakan upah kerja anaknya. “Mana upah kerjamu hari ini?” tanyanya.
“Kali ini aku tidak mendapatkan uang, Bu. Aku tadi bekerja di sebuah toko roti. Pemiliknya memberiku kucing sebagai upah,” ucap Jack.
“Lantas, di mana kucingnya? Kenapa kau pulang dengan tangan kosong?” ucap sang Ibu geram.
“Kucing itu terlepas saat aku membawanya pulang. Ia terus-terusan mencakar tanganku,” jelas pemuda itu.
Penjelasan Jack membuat sang ibu marah besar. “Dasar anak bodoh! Kau seharusnya mengikatnya dengan tali dan menariknya ke rumah!” bentak sang Ibu.
“Maafkan aku, Bu. Aku akan melakukannya lain kali,” jawab Jack.
Tetap Melakukan Kecerobohan
Keesokan harinya, Jack tak lagi bekerja di toko kue. Ia bekerja pada seorang penjagal. “Tuan Penjagal, apakah aku bisa bekerja di sini?” tanyanya.
“Tentu saja. Kau bisa membantuku memotong-motong daging domba,” jawab si Penjagal. Kemudian, Jack bekerja dengan sepenuh hati.
Ketika sore datang, ia pun menyelesaikan pekerjaannya. “Karena kau telah bekerja keras, aku akan memberimu daging domba yang besar,” ucap Penjagal.
Karena sangat besar dan berat, Jack menyeret daging itu hingga ke rumah. “Ibu pasti senang dengan upah yang aku bawa saat ini. Daging domba ini tampak segar dan lezat,” ucapnya dalam hati.
Namun, saat hampir tiba di rumah, Jack terkejut mendapati daging yang ia seret telah hancur. Bagaimana tidak, ia melewati jalanan yang kasar dan berbatu.
Ia lalu menjelaskan kejadian yang menimpanya pada sang Ibu. Sang Ibu pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. “Aku tak akan berharap lebih padamu,” ucapnya ketus.
Jack hanya bisa terdiam. Ia menyadari segala kecerobohan dan kesalahannya. “Aku tak bisa begini terus. Aku harus menjadi anak yang bisa diandalkan ibu,” tekadnya dalam hati.
Keesokan harinya, Jack berpamitan pada sang ibu untuk mencari pekerjaan. “Kali ini kamu harus pulang membawa kubis satu kantong besar. Bawalah pulang dengan cara memanggulnya di pundakmu,” perintah sang Ibu.
“Baklah, Bu. Aku akan melakukannya sesuai perintahmu,” ucap Jack. Kali ini, ia tak ingin mengecewakan sang ibu.
Jack kali ini bekerja pada pemilik ternak. Ia bekerja sebagai penjaga ternak, seperti sapi, domba, keledai, dan kerbau.
Pemilik ternak itu suka dengan kerja keras Jack. Bahkan, pemuda itu tak hanya menjaga ternak tapi juga mencari rumput untuk para hewan. Ia bekerja hingga sore menjelang.
“Kau bekerja dengan sangat baik dan keras, anak muda. Sebagai upah, aku akan memberimu satu ekor keledai,” ucap pemilik ternak.
Bertemu dengan Gadis Cantik
Sesuai perintah sang ibu, Jack menggendong keledai itu di pundaknya. Ia lalu berjalan ke rumah untuk diberikannya pada sang ibu. Namun, ia sangat kewalahan memanggul keledai itu.
“Kenapa keledai ini sangatlah berat,” ucapnya sambil beristirahat. Karena sudah tak sabar untuk menunjukkan pada sang ibu, ia pun segera berjalan pulang.
Ia berjalan melewati sebuah rumah milik orang kaya yang memiliki satu orang anak gadis. Gadis kaya raya itu sangat cantik, tapi ia tuli dan bisu. Wajahnya selalu muram dan ia tak pernah tertawa selama hidupnya.
Seorang dokter pernah berkata bila gadis itu tak akan pernah bisa bicara sampai seseorang bisa membuatnya tertawa. Ayah dari gadis itu berjanji bila suatu saat nanti ia akan menikahkan putrinya dengan pemuda yang bisa membuatnya tertawa.
Lalu, gadis itu melihat Jack sedang menggendong keledai di bahunya. Keledai itu tampak menendang-nendangkan kakinya dan meringkik dengan keras. Jack juga berusaha tetap membawa keledai itu meski mengalami kesulitan.
Kejadian itu tampak lucu sehingga membuat sang gadis cantik itu tertawa tergelak-gelak. Hal itu membuatnya bisa berbicara dan mendengar. Mendapati putri sematang wayangnya tertawa, sang ayah sangat gembira.
Ia berulang kali mengucap syukur pada Tuhan. “Terimakasih, Tuhan. Engkau telah berikan anakku kemampuan untuk berbicara dan mendengar,” ucap sang ayah bersyukur.
“Apa yang membuatmu tertawa, Anakku. Telah lama ayah mendambakannya,” tanya sang ayah.
“Lihatlah pria itu, Yah. Ia tampak sangat lucu. Ia tampak kewalahan menggendong keledainya,” jawab sang gadis.
Kemudian, sang ayah meminta Jack untuk menikahi anak semata wayangnya. Tentu saja pemuda itu tak menolak. Meski awalnya pemalas, Jack tak menjadi suami yang malas-malasan.
Ia rajin bekerja. Ibunya pun bahagia karena akhirnya sang anak bisa berubah dan mendapatkan istri yang cantik jelita. Mereka tak lagi hidup miskin dan berbahagia hingga akhir hayat.
Unsur Intrinsik
Usai membaca cerita Jack si Pemalas, yuk, tambah wawasanmu dengan membaca unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasannya;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari dongeng ini adalah tentang perjuangan si pemalas bernama Jack yang ingin mengubah kebiasannya. Meski awalnya ia melakukan beberapa kecerobohan, pada akhirnya ia bisa mengubah dirinya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Learning English Online Ucan.Vn
Dongeng ini tak memiliki tokoh antagonis. Tokoh protagonisnya adalah Jack dan ibunya. Seperti judulnya, Jack adalah si pemalas yang setiap hari berjemur di bawah terik matahari. Ia bahkan tak pernah membantu ibunya. Padahal, mereka hidup hanya berdua dan miskin.
Sang ibu adalah sosok yang tegas. Ia tak segan-segan memarahi anaknya yang hanya bermalas-malasan saja. Tak hanya itu, ia sebenarnya cukup sabar dalam mengurus anaknya yang pemalas itu.
Di akhir cerita, muncullah tokoh utama lainnya, yaitu gadis cantik yang awalnya bisu dan ayahnya yang kaya raya. Si Gadis memiliki penyakit di mana ia harus tertawa dulu jika ingin bisa berbicara dan mendengar.
Penyakitnya hilang ketika bertemu dengan si Jack. Sang ayah dari gadis ini adalah orang yang sabar dan tak pernah lupa bersyukur. Ia juga bukan tipe orang kaya yang sombong. Buktinya, ia tak keberatan menikahkan sang anak dengan pria miskin.
3. Latar
Ada beberapa latar tempat dari dongeng Jack si Pemalas. Awal cerita terjadi di rumahnya dan tempat ia biasa berjemur. Ketika Jack memutuskan untuk bekerja, latar tempat yang digunakan ialah di ladang, toko roti, rumah penjagal, dan peternakan.
Pada akhir cerita, latar tempatnya adalah di rumah gadis kaya raya yang kemudian menjadi istri Jack. Pemuda itu dan ibunya pun tinggal di rumah tersebut dan hidup berkecukupan.
4. Alur Cerita Dongeng Jack Si Pemalas
Alur cerita dongeng ini adalah maju alias progresif. Cerita bermula dari seorang pemuda bernama Jack yang kesehariannya dihabiskan dengan bermalas-malasan. Ia gemar berjemur di bawah terik matahari.
Sang ibu yang mulai muak dengan sikap anaknya pun memaksa Jack untuk bekerja. Jika tidak segera bekerja, ia tak akan memberinya makan. Hal itu membuat Jack menyampingkan rasa malasnya.
Ia lalu pergi mencari berbagai pekerjaan. Hari pertama bekerja, ia membantu seorang petani di ladang. Namun, upahnya yang berupa koin hilang kala ia membawanya pulang.
Hari kedua, ia bekerja di sebuah toko roti. Pemiliknya memberi seekor kucing. Saat dibawa pulang, kucing itu kabur. Singkatnya, Jack selalu ceroboh dan tak pernah menunjukkan hasilnya kepada sang ibu.
Namun, ia tak pernah menyerah. Pada akhirnya, kecerobohannya itu menghibur seorang gadis cantik yang dalam seumur hidupnya belum pernah tertawa.
Berkat Jack, ia tertawa terpingkal-pingkal. Mereka pun menikah dan Jack hidup bahagia dan kaya raya bersama ibu dan istrinya. Meski begitu, pemudai itu tak lantas bermalas-malasan. Ia tetap bekerja keras untuk istri dan keluarganya.
5. Pesan Moral
Kira-kira, pesan moral apakah yang bisa kamu petik dari cerita Jack si Pemalasa ini? Ada beberapa pesan yang bisa kamu petik, utamanya adalah jangan bermalas-malasan.
Meski kamu memiliki ibu yang telah menyiapkan segala kebutuhanmu, tetap berikan bantuan padanya. Jangan malah mempersulit ibumu dengan bermalas-malasan saja. Bantuan kecil saja sudah sangat bermanfaat untuk ibumu.
Nilai moral berikutnya adalah bekerja keraslahd dan jangan pernah menyerah. Jack memang awalnya malas-malasan. Ia terlalu mengandalkan ibunya sehingga bersikap semaunya sendiri.
Namun, saat punya tekad untuk bekerja dan membahagiakan ibunya, ia bekerja keras dan tanpa kenal lelah. Walaupun ia kerap melakukan kecerobohan sehingga bekerja tak menghasilkan upah, ia tetap gigih dalam pekerjaan yang ia lakukan.
Terakhir, janganlah kamu menelan mentah-mentah perintah seseorang. Jangan seperti Jack yang menuruti seluruh perkataan ibunya tanpa menyesuikan dengan kondisi yang ia alami. Alhasil, ia kerap mengalami kesulitan.
Selain unsur intrinsik, cerita dongeng ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral.
Fakta Menarik
Nah, sebelum mengakhiri artikel yang mengulik tentang cerita dongeng Jack si Pemalas ini, simak dulu fakta menariknya, yuk! Berikut ulasannya;
1. Jack Si Pemalas adalah Dongeng Bahasa Inggris
Mungkin kamu masih belum begitu familier dengan cerita Jack si Pemalas ini. Wajar saja, dongeng ini berasal dari Inggris dan tak sepopuler cerita-cerita internasional lainnya.
Kendati demikian, ceritanya sangatlah bagus dan mengandung pesan moral, kan? Dongeng ini pertama kali muncul pada kisaran tahun 1890 dan merupakan kumpulan cerita karya Joseph Jacob.
2. Ada Versi Lain
Pada umumnya, cerita dongeng memang punya beragam versi cerita. Tak terkecuali dongeng Jack si Pemalas ini. Secara garis besar, beberapa versi memiliki kisah yang serupa, yaitu tentang pemuda miskin yang hidup dengan ibunya dan hobi bermalas-malasan.
Dalam versi cerita yang kami rangkum di artikel ini, Jack mendapatkan upah berupa kucing di hari keduanya bekerja. Namun, pada versi lain, Jack mendapatkan upah berupa susu yang kemudian ia letakkan di dalam kantong. Tentu saja, setibanya di rumah, susu itu telah habis tak bersisa.
Perbedaan lainnya, si ayah kaya raya dari gadis yang bisu dan tuli itu sempat mengundang badut dan pelawak terkenal untuk menghibur anaknya. Sebab, anaknya hanya akan bisa sembuh dari penyakitnya bila tertawa.
Namun, tak ada satu pun badut dan pelawak yang menghiburnya. Sang ayah bahkan sempat mengumumkan sayembara, bahwasanya siapa pun yang bisa membuat anaknya tertawa akan menikah dengan putrinya.
Siapa yang menolak menikah dengan gadis cantik kaya raya? Tentu saja banyak pria yang mengikuti sayembara itu. Namun, tak ada satupun yang berhasil membuat sang gadis tertawa.
Saat sang ayah hampir menyerah, tiba-tiba putri semata wayangnya itu tertawa ketika melihat Jack yang sedang menggendong seekor keledai. Lalu, mereka pun menikah dan hidup bahagia.
Bagikan Cerita Dongeng Jack si Pemalas ke Teman-Temanmu
Demikianlah cerita dongeng Jack si Pemalas beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Kamu suka dengan cerita dari dongeng ini? Kalau suka, yuk, bagikan artikel ini ke teman-temanmu.
Kalau masih butuh cerita lainnya, langsung saja kepoin Poskata.com kanal Ruang Pena. Ada banyak dongeng yang bisa kamu pilih. Misalnya saja, dongeng Enam Serdadu, cerita Dua Ekor Kambing, dan kisah si Jempol.
Selain itu, ada pula cerita rakyat Nusantara yang bisa kamu simak, seperti asal mula Danau Batur, legenda Minang Cindua Mato, kisah Si Tanggang, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!