
Ada banyak cerita dongeng yang menarik sebagai bacaan sebelum tidur di Indonesia, salah satunya adalah tentang Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas. Kalau kamu belum pernah membacanya, langsung saja cek artikel berikut ini.
Pernahkah kamu mendengar cerita dongeng tentang Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas? Kisahnya menceritakan tentang seorang putri yang sedang menunggu kedatangan seorang pangeran berkuda putih.
Layaknya cerita lainnya, kisah dongeng ini menarik untuk dibacakan sebagai bacaan sebelum tidur karena memiliki akhir yang bahagia. Belum lagi, ada juga pesan moral yang bisa dipetik dari kisahnya.
Semakin penasaran dengan cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas, kan? Tanpa menunggu lama langsung saja simak artikel berikut ini dan dapatkan juga ulasan seputar unsur intrinsik juga fakta menariknya! Selamat membaca!
Cerita Dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas
Alkisah pada suatu masa, hiduplah seorang putri muda yang cantik jelita bernama Kembang Melati. Ia tinggal bersama perawatnya yang sudah tua bernama Sarinah dan para pelayan wanita di sebuah istana di pinggir sungai besar.
Di sisi lain atau seberang sungai, hiduplah seorang raja bernama Rajah Bajir yang tinggal di sebuah istana berwarna pelangi. Ia bisa menimbulkan banjir sesuka hatinya. Bahkan, air matanya bisa membuat anak sungai dan aliran air sungai menjadi penuh.
Dari jendela istananya, sang raja sering kali melihat putri kecil tetangga seberang sungainya sedang menenun gaun pengantin. Tak hanya itu, sang raja juga bisa mendengar sang putri menyanyikan lagu yang mengharapkan keberuntungan. Sayangnya, sang putri tak pernah sekalipun berbalik melihat ke arahnya.
Setiap hari, sang raja hujan terus menatap ke arah istana tetangganya dengan pandangan sedih. Kesedihan itu menimbulkan tangisan air mata yang melimpah dan menyebabkan sungai meluap. Rupanya, hal itu juga membuat angin berhembus menjadi lebih kencang melalui pohon-pohon tinggi di sekitar istana.
Suatu ketika, ketika sang raja menangis hingga membuat angin berhembus seolah berbisik di antara pohon-pohon, sang putri bisa mendengarnya. Putri Kembang Melati pun kemudian menolehkan pandangannya ke arah sungai. Saat itu lah untuk pertama kalinya ia melihat air sungai yang mulai naik lebih tinggi secara perlahan.
Sayangnya, ia tidak mengetahui bahwa seorang pemuja rahasia yang berharap menjadi calon suaminyalah yang kini tengah menangis dan menyebabkan air sungai naik.
Sang Raja Berubah Menjadi Kupu-Kupu
Selama berhari-hari, sang raja hujan begitu merindukan ingin bertemu secara langsung dengan sang putri. Namun, ia mengetahui kalau hal itu tidaklah mungkin mengingat istana mereka dipisahkan oleh sungai besar yang sangat lebar.
Pada suatu hari, ia menemukan cara untuk bisa berubah menjadi seekor kupu-kupu. Awalnya, ia tidak mengetahui apa gunanya bisa berubah menjadi hewan kecil yang bisa terbang itu. Namun, tak lama kemudian ia pun teringat, bahwa jika ia bisa terbang, maka itu artinya ia bisa menyeberangi sungai yang lebar.
Tanpa menunggu lama, sang raja pun langsung mendalami cara berubah menjadi kupu-kupu itu. Setelah bisa menguasainya dengan baik, ia pun langsung mengubah tubuhnya menjadi kupu-kupu bersayap emas dan terbang menyeberangi sungai.
Pada akhirnya, sang raja hujan berhasil menyeberangi sungai dan terbang di depan jendela kamar sang putri. Meskipun begitu, ia hanya bisa terbang bolak-balik di depan jendela yang tertutup itu.
Untungnya, tak lama kemudian, sang putri membuka jendelanya dan melihat sayap kupu-kupu yang berwarna emas itu. Warna sayapnya yang tak biasa dan sangat indah itu membuat sang putri terkagum-kagum dan terpesona. Apalagi ketika serangga terbang berukuran kecil itu mendadak singgah di tangan sang putri dan sayapnya terlihat menyala. Tentu saja hal itu membuat putri mungil itu merasa gemas.
Tak berapa lama kemudian, serangga itu terlihat seolah mencium ujung jari sang putri dan kembali terbang keluar jendela.
Nasiman Ingin Menjadi Pangeran Berkuda Putih
Beberapa hari kemudian, kupu-kupu bersayap emas itu kembali datang ke jendela kamar sang putri. Sama seperti sebelumnya, putri Kembang Melati pun kembali membuka jendelanya menyambut serangga mungil itu.
Kali ini, sang kupu-kupu jelmaan raja hujan langsung terbang mendekati telinga tangan sang putri. Setelah itu, ia pun berbisik, “Cepatlah menenun gaun pengantinmu itu, Putri Kembang Melati. Karena sebentar lagi pangeran berkuda putih akan segera datang untuk melamarmu.”
Namun, rupanya sang putri hanya mendengar bagian ‘pangeran berkuda putih’ saja. Ia pun kemudian langsung bertanya, “Di manakah pangerang berkuda putihku itu?” Serangga bersayap emas itu tidak menjawab pertanyaan sang putri. Alih-alih, ia justru langsung terbang keluar dari jendela kamar putri Kembang Melati.
Rupanya, di luar kamar sang putri, terdapat seseorang yang mendengar pertanyaan itu. Orang itu adalah Nasiman, putra dari perawat tua sang putri yang bernama Sarinah. Ia sering dikenal sebagai anak yang licik dan berlaku curang.
Sama halnya seperti malam itu, ketika ia mendengar pertanyaan sang putri, dengan tergesa-gesa ia langsung berlari menemui ibundanya.
“Ibu,” ucapnya memanggil sang ibunda, “Tadi aku sedang berdiri di luar jendela kamar putri Kembang Melati dan mendengarnya bertanya-tanya di manakah pangeran berkuda putihnya. Kuharap ibu bisa pergi menemui sang putri kemudian memberitahunya bahwa aku adalah pangeran berkuda putih yang akan menjadi pengantinnya.”
“Kau tak akan pernah menjadi seorang pangeran berkuda putih, Nak,” ucap sang ibunda, “Apalagi menjadi pengantin pria yang menikahi sang putri. Karena bagaimanapun juga, kamu bukanlah keturunan bangsawan.”
“Aku tidak peduli, Ibu. Aku harus menikahi Putri Kembang Melati,” jawab Nasiman masih mengeyel, “Oleh karena itu, kumohon pergilah menemui sang putri dan beritahukan padanya bahwa pangeran berkuda putihnya akan segera mendatanginya.”
Ancaman untuk Menikahi Nasiman
Pada dasarnya, Nasiman adalah anak yang licik dan juga kejam. Ia bahkan tak ragu-ragu menyakiti ibundanya sendiri jika tidak mengikuti apa yang ia inginkan. Oleh karena itu, sang ibunda pun merasa takut padanya. Dengan rasa takut itu, terpaksa sang ibunda mengikuti permintaan Nasiman untuk menemui sang putri.
Di suatu pagi hari yang cerah, ketika Putri Kembang Melati sedang duduk merenung di kamarnya, perawatnya yang sudah tua itu pun datang menghampiri. Kemudian, sang perawat memberitahunya tentang keberadaan seorang pangeran berkuda putih yang telah datang dan akan memperistrinya.
Di waktu yang bersamaan, sang kupu-kupu emas kembali terbang masuk ke dalam kamar tuan putri. Serangga mungil itu pun terbang mendekati telinga sang putri dan berbisik.
“Pangeran berkuda putihmu yang sesungguhnya masih belum datang, Tuan Putri,” ucap sang raja yang masih menyamar sebagai serangga bersayap indah itu, “Pria yang dimaksud oleh Sarinah, perawatmu itu adalah putranya sendiri yang bernama Nasiman. Ia adalah orang yang licik dan jahat yang akan memperdayaimu. Jangan pernah menikah dengannya, Putri. Bersabarlah menunggu hingga pangeran berkuda putihmu yang sebenarnya tiba!”
Setelah membisikkan ucapan itu, kupu-kupu bersayap emas itu pun langsung terbang kembali keluar dari jendela kamar sang putri. Sesudahnya, sang putri kembali berbalik menghadap Sarinah, perawatnya dan berucap, “Aku akan bersabar dan menunggu hingga pangeran berkuda putih yang sesungguhnya datang saja, Sarinah.”
Meskipun begitu, sang perawat tua itu tak pantang menyerah. “Ini adalah mempelai pengantinmu yang sebenarnya, Tuan Putri,” ucap Sarinah bersikeras seraya menggengam tangan sang putri dan memohon, “Kumohon nikahilah ia sesegera mungkin, Putri. Karena jika tidak, kita berdua pasti akan mati.”
Baca juga: Kisah Hansel dan Gretel Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Kakak Beradik yang Memiliki Ibu Tiri Jahat
Kiriman untuk Sang Putri
Betapa terkejutnya sang putri ketika mendengar permintaan itu. Bagaimanapun juga, ia sama sekali tidak ingin mati secepat ini. Ia pun berpikir keras apa yang harus ia lakukan.
“Baiklah kalau begitu,” ucap sang putri setelah berpikir beberapa lama, “Tolong katakan pada calon mempelai pengantinku yang telah datang itu, bahwa aku membutuhkan waktu selama tujuh hari untuk memikirkannya. Beritahukan padanya untuk menunggu di tepi sungai, karena aku akan mengirimkan jawabanku ke sana.”
Sarinah kemudian pergi menemui putranya dan memberitahukan tentang pesan dari sang putri. Awalnya, sang perawat tua itu merasa takut kalau putranya akan menolak usulan itu dan langsung mengamuk. Namun, siapa sangka kalau rupanya Nasiman justru menganggap itu adalah ide yang sangat bagus dan langsung menyetujuinya begitu saja.
Bahkan, Nasiman langsung mengambil sebuah keranjang besar dan mengisinya dengan makanan yang kira-kira cukup untuknya bertahan selama tujuh hari. Kemudian ia membawa keranjang itu ke suatu tempat yang ada di pinggir sungai.
Di hari yang sama, setelah menemui sang putri, kupu-kupu emas itu kembali ke istananya dan berubah menjadi wujudnya semula. Setelahnya, ia memanggil salah satu burung pembawa pesannya yang terbaik dan paling ia percaya, sang Gagak Putih.
Ketika burung gagak itu datang, sang raja langsung memberikan sebuah peti kecil yang berisi perhiasan mahal dan sebuah surat. Tak lupa, ia memberikan pesannya pada burung gagak itu, “Bawalah kotak ini kepada Putri Kembang Melati sesegera mungkin. Pastikan tak ada satu pun barang yang hilang atau tidak diterima oleh sang putri.”
“Tenang saja, Tuanku,” jawab sang gagak, “aku pasti akan mengirimkan semuanya sendiri kepada sang putri.”
Godaan Ikan Untuk Si Gagak Putih
Gagak putih itu pun terbang dengan peti kecil yang diikat ke punggungnya dan sebuah surat di antara cakarnya. Dengan perlahan tapi pasti, ia terbang ke sisi lain tepi sungai, menuju ke istana Putri Kembang Melati.
Di tengah perjalanan, ia melihat Nasiman yang tengah duduk di tepi sungai seraya memakan ikan yang tampak lezat. Gagak putih yang sangat menyukai ikan itu pun terbang dengan cepat mendekati Nasiman.
“Oh, tampaknya lezat sekali ikan itu. Bolehkah aku memintana sedikit?” tanya sang gagak berteriak.
“Siapa kau?” tanya Nasiman ak kalah berteriak dengan penuh kekesalan, “Berani-beraninya kau bertanya tentang hal itu padaku. Beritahukan padaku siapa kau, darimana kau berasal, dan surat apa yang kau bawa di cakarmu.”
Dengan penuh kesombongan, sang gagak putih itu membusungkan dada. “Aku adalah utusan dari sang penyihir agung dan raja hujan yang bernama Rajah Banjir. Dan aku sedang memiliki tugas dari tuanku itu untuk mengirimkan surat dan peti kecil ini untuk Putri Kembang Melati. Dan tentu saja, aku harus mengirimkannya secara langsung kepadanya.”
“Oh begitu,” ucap Nasiman seraya tertawa kecil palsu. “Kalau begitu, aku akan memberikan beberapa dari ikanku. Kemari mendekatlah. Kau bisa meletakkan surat dan peti kecil itu ke rerumputan sana. Agar kau bisa lebih mudah menikmati ikannya.”
Tanpa diminta dua kali, gagak putih itu langsung melakukan yang diperintahkan oleh Nasiman. Sang gagak langsung meletakkan surat di cakarnya dan peti kecil di punggungnya di atas rerumputan. Kemudian, dengan rakut ia mulai memakan ikan yang lezat itu.
Baca juga: Cerita Beruang dan Lebah Madu Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah yang Mengajarkan Pentingnya Kejujuran
Akal Buruk Nasiman
Di waktu yang bersamaan, Nasiman tidak membuang-buang waktu. Ia langsung membuka peti kecil itu dan mengeluarkan perhiasan emas yang indah itu. Sebagai gantinya, ia meletakkan seekor laba-laba berukuran besar dan beberapa kalajengking yang mengerikan ke dalamnya.
Kemudian, Nasiman bergegas pergi menemui ibundanya dengan membawa surat itu. Setelah bertemu dengan sang ibunda, ia pun menunjukkan surat yang ia curi dari gagak putih yang masih asyik makan ikan itu.
“Ibunda,” ucap Nasiman, “Aku sadar kalau aku tidak bisa membaca. Namun, aku paham betul kalau isi surat ini pasti dipenuhi dengan kata-kata yang indah. Oleh karena itu, aku akan memintamu untuk mengubah seluruh isinya menjadi kata-kata yang buruk. Sementara itu, aku akan menyembunyikan perhiasan yang indah ini.”
Kemudian, setelah selesai melakukan semua kejahatan itu, Nasiman kembali ke tempatnya bertemu dengan gagak putih itu. Dengan sangat berhati-hati, ia mengembalikan semua peti kecil yang kini berisi laba-laba dan kalajengking, serta surat yang sudah diubah isinya itu.
Sementara itu, sang gagak putih masih saja sibuk makan dengan nikmatnya. Ia sama sekali tak memperhatikan apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Bahkan, setelah selesai makan hingga potongan terakhir, gagak putih itu justru pergi ke arah mata air untuk minum.
Di sana, sang mata air bergumam pada gagak putih, “Ah, gagak putih, kenapa kau tidak membawa surat dan peti kecil itu kepada sang putri seperti yang diperintahkan Rajah Banjit?”
Namun, gagak putih tidak bisa mendengar suara sang mata air. Selain itu, ia juga tidak mendengar suara angin yang berbisik padanya, “Ah, gagak putih, sesuatu yang buruk dan mengerikan akan terjadi karena keserakahanmu.”
Surat yang Menyakitkan Putri
Dan benar saja, sesuatu yang buruk dan mengerikan itu pun akhirnya sungguh-sungguh terjadi. Setelah selesai makan dan puas minum, gagak putih berpamitan pada Nasiman dan kembali melanjutkan tugas pentingnya. Dengan membawa peti kecil dan surat yang kini sudah berganti isinya, gagak putih itu terbang ke pinggir jendela kamar sang putri.
Ketika Putri Kembang Melati melihat gagak berwarna putih yang membawa surat dan peti kecil, ia merasa yakin bahwa burung itu merupakan pesuruh dari pangeran kuda putih yang sesungguhnya. Oleh karena itu, ia pun merasa sangat gembira dan tak sabar ingin segera mengetahui apa isi dari surat dan peti kecil yang dibawa sang gagak.
Hal pertama yang dilakukan sang putri adalah membaca surat dari calon suaminya itu. Betapa terkejutnya sang putri hingga ia nyaris tak bisa memercayai apa yang ia baca di dalam surat itu.
“Kau berwajah sangat jelek,” kata isi surat itu, “Dan apa yang ada di dalam peti kecil itu busuk dan juga tua. Begitu pula dengan rambut hijau dan kulit birumu.”
Hal itu langsung membuat sang putri terbakar amarah. Ia pun langsung menyobek surat itu menjadi serpihan kecil. Tak hanya itu, ia juga membuang kotak kecil itu keluar jendela, tanpa repot-repot membukanya terlebih dahulu.
Namun, rupanya kotak itu justru terbuka ketika jatuh di taman di luar kamar sang putri. Gagak putih yang melihat laba-laba dan kalajengking keluar dari peti kecil itu pun langsung merasa heran. Ia tidak mengerti kenapa tuannya, Rajah Banjir mengirimkan hal-hal yang mengerikan seperti itu kepada seorang putri yang cantik jelita.
Amarah Sang Putri
Di waktu yang bersamaan, Nasiman terlihat tertawa terbahak-bahak penuh kebahagiaan. Pikirnya, sang putri kini tak akan menikah dengan Rajah Banjir. Namun, satu hal yang Nasiman tidak ketahui, sang putri kini bukan hanya tak mau menikahi pangeran berkuda putihnya, tapi ia sama sekali tak ingin menikah dengan siapa pun.
Surat yang dikirimkan oleh Rajah Banjir telah membuatnya sangat sedih dan terus menangis. Sepanjang malam ia hanya mondar-mandir berjalan di dalam kamarnya. Tak ada seorang pun pelayan yang bisa menghiburnya.
“Bawa pergi bangku tenunku!” ucap sang putri pada para pelayannya dengan berlinang air mata, “Aku tidak akan menenun gaun pengantinku lagi.”
Menjelang malam hari yang dipenuhi dengan kesedihan itu, kupu-kupu emas kembali datang dan masuk melalui jendela kamar sang putri yang terbuka. Serangga bersayap cantik itu mendekati telinga sang putri dan berbisik dengan penuh kelembutan.
“Putri Kembang Melati yang rupawan, kenapa kau tidak mengenakan perhiasan indah yang dikirimkan oleh pangeran berkuda putih untukmu?” tanya sang kupu-kupu penasaran.
Pertanyaan itu jelas membuat sang putri merasa kesal. Dengan penuh amarah, ia langsung menepis serangga itu menjauh. Namun, sang raja hujan yang agung itu mengira kalau tepisan itu adalah bentuk godaan sang putri.
Sekali lagi, ia mendekati sang putri dan berbisik di telinganya, “Putri kecil kesayangan, bersediakah kau bertemu dengan pangeran berkuda putihmu besok pagi? Ia akan membawamu ke istananya yang berwarna pelangi, di mana sinar keemasan matahari akan terlihat seribu kali lebih indah dan memunculkan warna-warnanya yang paling menawan, juga di mana kau akan melihat kain tenun yang sangat halus dan sangat menyilaukan layaknya sinar rembulan. Ayolah, putri tersayang, selesaikan tenunan gaun pengantinmu, karena besok calon mempelaimu akan datang.”
Baca juga: Cerita Kerbau yang Cerdas dan Banyak Akal Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah yang Penuh Pesan Moral
Amarah Rajah Banjir yang Menyebabkan Kebanjiran
Ketika mendengar ucapan kupu-kupu emas itu, bukannya merasa senang sang putri justru semakin merasa kesal. Ia bahkan sampai memanggil para pelayannya kemudian meminta mereka untuk segera mengusirnya keluar dari istana. Tak hanya itu, ia juga meminta para pelayan untuk tak pernah membiarkan serangga itu masuk.
Betapa terkejutnya Rajah Banjir mendengar ucapan sang putri. Ia tak menyangka kenapa gadis pujaannya mengusirnya seperti itu. Hal itu pada akhirnya juga membuat sang raja merasa kesal.
Amarah sang raja itu menyebabkan banjir besar melanda seluruh bagian negeri pada malam itu juga. Banyak hewan dan tumbuhan tenggelam di bawah banjir, begitu pula dengan bangunan. Sementara hal-hal yang tidak tenggelam, akan terlepas dari tanah dan akhirnya hanyut.
Istana tempat Putri Kembang Melati, para pelayan, Sarinah, dan juga Nasiman yang jahat tinggali itu adalah salah satu contoh hal yang akhirnya hanyut di air banjir. Istana itu terus saja hanyut sampai mendekati istana pelangi milik Rajah Banjir.
Saat itu, sang raja sebenarnya sedang berdiri di depan pintu istananya dan memperhatikan banjir yang terjadi. Ketika melihat istana sang putri terhanyut ke arahnya, ia berpura-pura tidak melihat. Selain itu, ia juga berpura-pura tidak mendengar tangisan minta tolong sang putri.
Sang raja sama sekali tak mau mempedulikan gadis yang pernah ia puja, hingga ketika ia mendengar suara Sarinah sang perawat.
“Maafkanlah kami, Rajah Banjir. Semua ini adalah salahku. Akulah yang seharusnya disalahkan. Karena sebenarnya akulah yang mengubah kata-kata indah dalam surat itu menjadi ungkapan yang jelek dan tidak menyenangkan. Dan putrakulah, Nasiman, yang mengganti perhiasan indah di dalam peti kecil itu menjadi laba-laba dan kalajengking ketika gagak putihnya sedang makan ikan,” teriakan Sarinah terdengar menyayat hati di antara tangisannya.
Baca juga: Cerita Pangeran Ikan dan Ulasan Lengkapnya, Dongeng Seorang Pria Tampan yang Disihir Menjadi Ikan
Menyelamatkan Sang Putri dan Para Pelayan
Ketika mendengar pengakuan sang perawat, Rajah Banjir barulah menyadari segalanya. Bahwa rupanya, hal yang terjadi kemarin adalah sebuah kesalahpahaman semata. Sebenarnya sang putri tidak berniat mengusirnya.
Raja hujan itu pun kemudian langsung melompat dan berusaha menyelamatkan sang putri dan orang-orang yang ada di dalam istana yang masih mengapung itu. Kemudian ia membawa mereka masuk ke dalam istana pelanginya. Meskipun begitu, ia tidak mengizinkan Sarinah sang perawat tua dan putranya yang keji masuk ke dalam istananya.
“Semoga saja ombak besar menelan kalian!” teriak sang raja dengan suara bergemuruh. Dan benar saja, dengan getaran dari gemuruh suara itu, mendadak ombak besar yang setinggi langit naik hingga menelan sang perawat beserta putranya. Tak hanya itu, gagak putih pun dihukum karena keserakahannya. Kini ia diubah menjadi burung hitam dan tak akan bisa berbicara lagi.
Setelah semua pelaku kejahatan itu dihukum, sang raja membuat banjirnya kembali surut. Dalam waktu singkat, semua daerah itu kembali kering, seolah tak pernah terjadi banjir bandang sebelumnya. Tak lupa, ia pun menemui sang putri dan menceritakan tetang siapakah ia sebenarnya.
Ketika mendengar bahwa pria itu adalah putra seorang bangsawan dan selama berhari-hari ini selalu merindukan sang putri, betapa terkejutnya Putri Kembang Melati. Apalagi ketika mendengar suara Rajah Banjir, sang putri mengenalinya sebagai suara kupu-kupu emas yang sering mengunjunginya dan menceritakan tentang keberadaan seorang pangeran berkuda putih.
Setelah semua kesalahpahaman itu diluruskan, Putri Kembang Melati pun bersedia menikahi sang raja. Sejak saat itu, sang putri pun hidup dalam kebahagiaan bersama raja di istana berwarna pelangi yang ada di tepi sungai itu.
Unsur Intrinsik Dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas
Setelah membaca cerita dongeng tentang Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas di atas, jangan lupa ketahui juga ulasan tentang beberapa unsur intrinsiknya. Di sini kami menyiapkan sedikit informasi tentang tema atau inti cerita, tokoh dan perwatakannya, latar lokasi yang digunakan, alur jalannya cerita, dan juga pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas. Berikut ulasannya:
1. Tema
Inti cerita dari dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas di atas adalah tentang amanah. Bahwa ketika kau sudah berjanji untuk melaksanakan sesuatu, laksanakanlah dengan sebaik mungkin. Selesaikan pekerjaanmu itu terlebih dahulu, jangan seperti sang gagak putih yang perhatiannya mudah teralihkan sehingga menimbulkan masalah untuk banyak orang.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh yang disebutkan dalam cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas di atas. Di antaranya adalah Putri Kembang Melati, Rajah Banjir, Nasiman, Sarinah, dan Gagak Putih.
Secara penokohan, Kembang Melati digambarkan sebagai gadis lugu yang selalu menantikan kedatangan pangeran berkuda putihnya. Namun, kekecewaan dan rasa sakit hatinya membuatnya mudah terbawa amarah.
Sementara Rajah Banjir atau Kupu-Kupu Emas adalah seorang pemimpin yang berhati lembut dan pemalu. Ia tidak berani langsung menemui sang putri dan memilih berubah menjadi serangga dahulu untuk menemuinya. Sayangnya, ia juga seseorang yang mudah marah. Bahkan amarahnya bisa membuat air sungai meluap hingga banjir.
Nasiman adalah sosok yang licik dan jahat. Ia sering melakukan kejahatan dengan beragam cara demi bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Bahkan, ia tak ragu mengancam dan berbuat jahat pada ibunda sendiri yang telah melahirkannya.
Sarinah adalah ibunda dari Nasiman yang terpaksa turut serta berkomplot melakukan kejahatan. Meskipun begitu, ia adalah seseorang yang penakut dan mau mengakui kesalahannya.
Gagak putih adalah pesuruh Rajah Banjir yang mendapat tugas mengirimkan surat dan peti kecil untuk sang putri. Namun, perhatiannya mudah sekali teralihkan sehingga ia tak bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan justru membuat masalah besar pada akhirnya.
3. Latar
Setidaknya ada beberapa latar lokasi yang disebutkan adlam cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas di atas. Di antaranya adalah istana sang putri, istana pelangi Rajah Banjir, dan di sisi sungai tempat Nasiman bertemu dengan gagak putih.
4. Alur
Jika ditilik dari susunan ceritanya, kisah dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas di atas memiliki alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari keberadaan dua istana yang dipisahkan oleh sungai besar yang lebar. Satu istana dihuni seorang putri bernama Kembang Melati, sementara istana lain yang berwarna pelangi ditinggali oleh seorang pria bernama Rajah Banjir.
Sang raja sebenarnya jatuh hati kepada putri tetangganya itu. Namun, karena terlalu pemalu, sang raja hanya bisa memandang dari jauh. Ia pun kemudian mengubah dirinya menjadi seekor kupu-kupu berwarna emas dan mulai mengunjungi sang putri setiap hari.
Suatu hari, sang raja memberi tahu putri itu tentang jodohnya yang akan segera datang. Rupanya, percakapan itu didengar oleh Nasiman, putra yang jahat dari perawat sang putri. Ia pun kemudian memaksa ibundanya untuk memberi tahu sang putri bahwa jodohnya telah tiba, yaitu Nasiman.
Setelah diberitahu, sang putri meminta Nasiman untuk menunggu di pinggir sungai selama tujuh hari. Nasiman pun menyetujuinya. Selama penantian itu, mendadak ia bertemu dengan gagak putih suruhan sang raja. Gagak itu membawa sebuah surat dan peti kecil berisi perhiasan indah untuk sang putri.
Sayangnya, perhatian gagak putih teralihkan ke ikan yang dimakan Nasiman. Ketika sang gagak sedang makan, Nasiman mencuri surat dan kotak itu kemudian mengganti isi keduanya. Suratnya kini berisi kata-kata buruk, sementara peti kecilnya berisi laba-laba dan kalajengking.
Betapa terkejutnya sang putri ketika menerima kedua hadiah itu. Ia pun langsung marah pada sang raja dan juga kupu-kupu emas. Serangga yang tak paham apa yang membuat putri marah pun gantiuan merasa kesal. Bahkan, amarah sang raja sampai membuat air sungai meluap dan banjir bandang.
Untungnya, tak lama kemudian sang perawat mengakui kebohongannya, hingga akhirnya sang raja memutuskan menolong putri Kembang Melati. Sesudahnya, mereka pun menikah dan hidup bahagia bersama di istana pelangi itu.
5. Pesan Moral
Dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas ini memiliki pesan moral yang patut dicontoh dan dijadikan pembelajaran. Salah satunya adalah ketika sudah diberikan amanah untuk menyampaikan sesuatu, selesaikanlah amanah itu dengan baik. Jangan sampai kamu melalaikan tugasmu hingga membuat orang lain celaka.
Selain itu, ada juga pesan moral yang bisa didapatkan dari hubungan Rajah Banjir dan sang putri. Bahwa ketika tengah menjalin hubungan, usahakan untuk selalu menjaga komunikasi. Jangan membiarkan amarah akhirnya membuat hubunganmu dan seseorang yang kamu sayangi menjadi berantakan.
Selain unsur intrinsiknya, dari cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas ini juga bisa didapatkan unsur ekstrinsik. Yaitu, hal-hal dari luar cerita dongengnya yang turut serta membentuk jalannya kisah, seperti nilai budaya, sosial, dan moral.
Baca juga: Cerita Enam Serdadu dengan Keahlian Masing-Masing Ingin Mengubah Nasib Beserta Ulasan Lengkapnya
Fakta Menarik tentang Dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas
Belum bosan mendapatkan informasi tentang cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas yang satu ini, kan? Setelah ini, kami akan menyediakan ulasan tentang fakta menariknya. Berikut adalah ulasannya:
1. Memiliki Versi Lain yang Berbeda
Rupanya, cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas ini memiliki versi yang cukup berbeda. Saking berbedanya, bisa dibilang yang sama dari kedua versi ini hanyalah nama kedua tokoh utamanya.
Pada versi yang berbeda itu, kisahnya menceritakan tentang seorang putri bernama Kembang Melati Wangi. Meskipun berwajah rupawan dan memiliki suara yang merdu, tapi ia memiliki sifat yang sombong dan suka menganggap remeh orang lain. Ia bahkan tidak mau belajar membersihkan kamarnya sendiri atau memasak.
Sementara tokoh kupu-kupu emasnya adalah perwujudan dari peri yang berusaha menjadi penunjuk jalan untuk sang putri di hutan. Siapa sangka kalau jalan yang ditunjukkan itu membuat sang putri tersesat dan sampai di kerajaan tetangga.
Kerajaan tetangga itu merupakan tempat tinggal tunangan sang putri yang bernama Pangeran Tanduk Rusa. Di sana, sang putri terpaksa belajar memasak dan membersihkan kamarnya sendiri. Pada akhirnya, Putri Kembang Melati Wangi itu pun berubah menjadi seseorang yang rajin dan bahagia selamanya bersama Pangeran Tanduk Rusa.
Meskipun kisahnya berbeda, tapi versi yang berbeda itu juga memiliki pesan moral yang baik. Yakni mengingatkanmu untuk tidak berlaku sombong dan meremehkan orang lain.
2. Sering Diangkat menjadi Film Animasi
Kisah dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas yang menarik dan mengandung pesan moral yang baik membuat banyak animator yang tertarik untuk membuat film animasi pendeknya. Film-film animasi tersebut banyak diunggah di YouTube.
Kalau kamu tertarik untuk menunjukkan animasinya kepada buah hati, tanpa menunggu lama langsung saja cek di YouTube. Harapannya, video animasi itu dapat mempermudah penyampaian cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas kepada buah hati. Karena setidaknya, animasi tersebut akan disertakan dengan gambar bergerak dan/atau suara yang terlihat menarik bagi si kecil.
Sudah Puas Membaca Dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas Di Atas?
Demikianlah cerita dongeng Kembang Melati dan Kupu-Kupu Emas yang menarik dan mengandung pesan moral yang baik. Jadi bagaimana? Ingin segera membacakan kisahnya sebagai dongeng sebelum tidur untuk keponakan atau buah hati tersayang?
Kalau masih ingin mencari cerita lain yang tak kalah menariknya untuk dijadikan dongeng sebelum tidur pada buah hatimu, langsung saja cek artikel-artikel di kanal Ruang Pena di PosKata ini. Di sini kamu bisa mendapatkan cerita semut dan kupu-kupu, dongeng singa yang bodoh dan kelinci yang cerdas, atau kisah pinokio yang bisa mengajarkan buah hati tentang pentingnya kejujuran. Selamat membaca!