
Pernahkah kau mendengar cerita dongeng tentang Danau Angsa yang menarik? Kalau belum, di dalam artikel ini kami menyediakan kisah sekaligus ulasannya. Selamat membaca!
Kalau kamu mencari cerita dongeng anak Indonesia yang menarik dan cocok dijadikan sebagai kisah sebelum tidur, coba baca tentang Danau Angsa yang telah kami siapkan di bawah ini. Kisahnya tak hanya menarik, tapi juga mengandung pesan moral yang baik.
Dongengnya menceritakan tentang seorang putri cantik yang dikutuk menjadi angsa oleh penyihir jahat. Agar bisa kembali menjadi manusia, ia harus menemukan cinta senjati yang akan mencintainya dengan penuh ketulusan.
Jadi, tanpa menunggu lama, langsung saja cek cerita dongeng Danau Angsa (Swan Lake) yang telah kami siapkan di bawah ini. Setelah membaca kisahnya, jangan lupa ketahui juga ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menarik tentang dongengnya. Selamat membaca!
Cerita Dongeng Danau Angsa
Alkisah pada zaman dahulu kala, di sebuah negeri antah berantah hiduplah seorang pangeran bernama Pangeran Siegfried. Sang pangeran dikenal oleh warganya sebagai seseorang yang gagah berani.
Suatu hari, bertepatan dengan ulang tahun yang kedua puluh satu sang pangeran, di kerajaan itu diadakan pesta yang sangat meriah. Sang pangeran mengundang seluruh sahabatnya untuk datang, menikmati makanan yang lezat dan berdansa dengan penuh kegembiraan.
Ketika sedang menikmati pesta itu, mendadak sang Ratu datang ke ruangan pesta dan mendekati sang pangeran.
“Siegfried, kini kau telah dewasa dan sudah saatnya kau menikah. Besok Ibunda akan mengadakan pesta untukmu dan mengundang para putri yang berasal dari berbagai negeri. Pilihlah salah satu dari mereka untuk kau jadikan sebagai mempelaimu,” ujar sang Ratu kemudian langsung meninggalkan ruangan pesta tersebut.
Ucapan sang Ratu itu rupanya membuat sang pangeran merasa sangat kecewa. Ia sama sekali tak ingin menikah dengan gadis yang belum tentu ia cintai. Namun, karena mengetahui bahwa ia tak akan bisa menolak perintah dari ibundanya itu, sang pangeran hanya bisa menundukkan kepala dan menghela napas panjang. Suasana pesta ulang tahun yang awalnya cerita itu pun kini berubah menjadi muram.
Mendadak, di luar jendela terlihat sekawanan angsa yang sedang terbang melintas. Salah seorang sahabat dari Pangeran Siegfried melihat pemandangan itu dan mengusulkan pada mereka semua untuk melanjutkan pestanya dengan berburu angsa yang terbang itu.
“Ide yang bagus!” seru Pangeran Siegfried, “Ayo kita semua berburu angsa malam ini!”
Tanpa menunggu lama, Pangeran Siegfried dan para sahabatnya kemudian keluar dari istana dengan menunggang kuda. Setelah beberapa saat, sampailah rombongan para sahabat pangeran itu di tepi danau.
Pertemuan dengan Putri Odette
Sesampainya mereka di tepi danau, mereka bisa melihat beberapa angsa yang tengah berenang dengan cantik dan anggun di tengah danau. Menariknya, di antara beberapa angsa itu, ada salah satu angsa yang terlihat mengenakan mahkota.
Karena tujuan rombongan itu adalah untuk berburu angsa, mereka pun mulai mempersiapkan diri. Pangeran dan para sahabatnya mulai membidikkan anak panah mereka. Namun, seolah bisa merasakan ada ancaman yang datang, mendadak para angsa itu langsung terbang menjauh begitu saja.
“Cepat kejarlah angsa-angsa itu!” perintah sang Pangeran pada para sahabatnya. Sementara para sahabatnya itu mengejar angsa-angsa yang terbang, Pangeran Siegfried tinggal di tepi danau sendirian untuk mengawasi.
Ketika sedang mengawasi itu, sang Pangeran mendadak melihat seorang gadis di tengah rimbunan semak. Bagi sang pangeran, gadis itu adalah perempuan paling cantik yang pernah ia lihat seumur hidupnya.
“Apa yang sedang dilakukan oleh gadis secantik itu di tepi danau malam-malam begini?” pikir sang Pangeran. Karena penasaran, sang pangeran memutuskan untuk mendekati gadis itu dan menyapanya.
“Aku adalah Siegfried, siapa kau?” tanya sang Pangeran tanpa berbasa-basi.
Gadis yang disapa itu pun langsung melonjak terkejut. “Aku adalah Odette, seorang putri yang berasal dari negeri tetangga,” jawab sang gadis setelah melihat ke sekelilingnya terlebih dahulu. “Sebenarnya, aku adalah angsa yang tadi nyaris saja kau panah.”
“Bagaimana mungkin? Sebenarnya apa yang terjadi padamu?” tanya Pangeran Siegfried penasaran.
Dengan penuh kesedihan, Putri Odette pun memulai ceritanya.
“Pada suatu hari, aku sedang berjalan-jalan bersama dayang-dayangku. Kami pun akhirnya sampai di tepi danau ini. Rupanya, di dekat sini ada tempat tinggal Rothbart yang jahat,” ucap sang Putri memulai ceritanya.
Cara Terbebas Dari Sihir
Sang Putri kemudian melanjutkan ceritanya, “Ketika Rothbart melihatku, ia berniat untuk melamarku. Namun, aku menolak lamaran itu. Rupanya, hal itu membuatnya marah dan langsung mengutukku bersama dayang-dayangku menjadi angsa. Sejak saat itu, kami selalu berubah menjadi angsa di siang hari. Anehnya, setelah tengah malam, kami akan kembali berubah menjadi manusia.”
Mendengar cerita itu membuat sang Pangeran langsung merasa iba. Ia pun kemudian berkata, “Tak perlu khawatir, wahai Putri. Karena aku pasti akan menyelamatkanmu.”
Mendadak, angin yang sangat kencang bertiup di sekitar danau itu. Kemudian terdengar suara keras yang menggelegar. Rupanya, itu adalah suara Rothbart.
“Siapa kau, pangeran kerdil? Apakah kau mengira kalau kau bisa mengalahkanku?”
Tanpa menunggu lama, Pangeran Siegfried langsung mengeluarkan anak panahnya kemudian mengarahkannya ke Rothbart.
“Jangan!” teriak sang Putri dengan panik berusaha mencegah upaya Pangeran Siegfried, “Kumohon jangan memanahnya. Karena kalau Rothbart mati, nantinya aku akan berubah menjadi angsa selamanya,” Hal itu tentunya membuat sang Pangeran terpaksa meletakkan kembali panahnya.
“Kau tak akan pernah bisa membunuhku!” ujar Rothbart diikuti dengan tawa melengking kemudian menghilang.
Setelah sang penyihir jahat itu menghilang, Pangeran Siegfried langsung bertanya, “Putri Odette, tahukah sekiranya bagaimana cara untuk menghilangkan sihir itu?”
“Kudengar hanya ada satu cara agar aku bisa terbebas dari sihir,” jawab Putri Odette, “Yaitu dengan cara mendapatkan cinta sejati.”
Jawaban itu membuat sang Pangeran merasa sangat gembira. “Kalau begitu, bisa dipastikan kau pasti akan segera terbebas dari sihir ini. Karena sesungguhnya aku telah mencintaimu!” ujar sang Pangeran seraya menggenggam kedua tangan Putri Odette untuk menunjukkan kesungguhannya.
Menunggu Kedatangan Putri Odette
Agar bisa semakin menunjukkan kesungguhannya, Pangeran Siegfried kemudian berlutut di hadapan Putri Odette dan berkata, “Datanglah ke pesta dansaku besok malam, aku pasti akan melamarmu di sana.”
Mereka berdua pun kemudian berdansa di bawah cahaya rembulan. Namun, siapa sangka tak jauh dari sana terdapat seekor burung hantu yang bertengger di atap gereja tua dan mendengarkan setiap percakapan mereka. Rupanya, burung hantu itu adalah penjelmaan dari Rothbart yang jahat.
Tak lama kemudian, matahari pun terbit dan sang Putri kembali menjelma menjadi seekor angsa yang langsung terbang ke arah danau.
Malam harinya, di istana itu telah dilangsungkan pesta yang sangat meriah. Seluruh putri dari berbagai negeri datang dan turut serta merayakan pesta itu dengan menari secara anggun. Semua orang tak sabar ingin menyaksikan siapakah putri beruntung yang akan dipilih oleh Pangeran Siegfried sebagai pendampingnya.
Setiap kali ada putri yang selesai menari, Ratu akan selalu bertanya pada putranya, “Bagaimana menurutmu, Siegfried putraku sayang?”
Sayangnya, sepanjang malam, yang ada di dalam pikiran sang pangeran hanyalah Putri Odette saja. Sehingga alih-alih menjawab pertanyaan itu, ia justru balik bertanya, “Kira-kira kapankah Putri Odette akan datang?”
Namun, hingga semua putri yang tiba selesai menari, Putri Odette masih saja tak kunjung tiba. Pada akhirnya, sang Pangeran pun menemui putri-putri itu dan berkata, “Maafkan aku, para putri. Sebenarnya aku telah memiliki tunangan dan berjanji untuk hanya menikahinya.”
Baru saja Pangeran Siegfried berkata begitu, mendadak gerbang besar aula terbuka dan suara terompet terdengar nyaring. Tepat di pintu aula itu, berdirilah seorang ksatria bertameng hitam dan putri yang cantik jelita.
Putri Odette Asli atau Palsu?
Pangeran Siegfried pun langsung berlari untuk menghampiri dan menyambut sang Putri. “Putri Odette, aku telah menunggu kedatanganmu sedari tadi,” ujarnya seraya meraih tangan Putri Odette.
Kemudian mereka berdua mulai berdansa dengan diiringi alunan musik yang indah. Semua tamu undangan yang hadir terkagum akan kecantikan Putri Odette yang terlihat anggun seperti angsa. Mereka semua mengakui bahwa sang Putri adalah pasangan yang sempurna untuk Pangeran Siegfried yang tampan. Sang Ratu pun turut serta tersenyum bahagia ketika melihat kecantikan sang putri.
Mendadak, seekor angsa terlihat muncul dan bertengger di tepi jendela aula. Rupanya, angsa itu adalah Putri Odette yang asli. Karena saat itu masih belum tengah malam, Putri Odette belum berubah dari bentuk angsanya.
Betapa terkejutnya sang putri ketika melihat melalui jendela dan melihat Pangeran Siegfried sedang berdansa dengan putri lain. Rupanya, sebenarnya ksatria bertameng hitam itu adalah Rothbart dan putri yang sedang menari dengan sang Pangeran ada putrinya yang bernama Odile. Sayangnya, ternyata sang Pangeran tidak menyadari hal itu.
Bahkan, mendadak ia berbicara di hadapan para undangan dengan suara nyaring, “Para hadirin sekalian, perkenalkanlah ini adalah Putri Odette yang nantinya akan menjadi mempelaiku. Wahai Putri Odette, aku berjanji akan mencintaimu selamanya.”
Tak lama kemudian, tiba-tiba terdengar suara petir yang menggelegar dan kegelapan langsung menyelimuti seluruh ruangan dansa itu. Hal itu membuat sang Pangeran kebingungan dan hanya bisa melihat ke sekelilingnya.
Betapa terkejutnya sang Pangeran ketika melihat Putri Odette yang asli sedang berdiri di dekat jendela. “Oh, tidak! Itu adalah Putri Odette! Kalau begitu siapa kau sebenarnya?” tanyanya pada putri yang baru saja berdansa dengannya.
Putri Odette Tak Akan Bisa Menikah
Putri Odette palsu itu pun langsung tertawa terbahak-bahak dengan penuh kejahatan. “Aku adalah Odile, putri dari Rothbart,” ujar sang putri. Setelah itu, mereka berdua pun menunjukkan wujud asli mereka.
“Pangeran Siegfried, kau sudah bersumpah kalau kau akan mencintai putriku Odile selama-lamanya. Kini kau tak akan bisa mematahkan sihir Odette!” teriak Rothbart diikuti dengan tawa kejahatan.
“Sial, ternyata aku sudah dijebak!” sesal Pangeran Siegfried dengan penuh kekesalan.
“Kini aku hanya perlu menunggu pernikahanmu dengan Odile!” seru Rothbart sebelum akhirnya menghilang bersama putrinya itu.
Hal itu tentu saja membuat Putri Odette merasa sedih dan putus asa. “Sekarang semuanya telah berakhir sudah. Selamat tinggal, pangeranku tersayang,” ujar Putri Odette disertai isak tangis. Masih dengan menangis, sang putri kemudian berlari ke arah hutan.
“Kini aku tak akan pernah lagi menjadi manusia selamanya,” ujarnya penuh kesedihan, “Aku juga tak akan pernah bisa menikah dengan Pangeran Siegfried.”
Namun, rupanya Pangeran Siegfried mengejar Putri Odette. “Tunggu sebentar, Putri Odette! Dengarkan aku terlebih dahulu! Aku berjanji tidak akan menikahi siapa pun selain kau.”
Sementara itu, para dayang-dayang Putri Odette sedang menanti kedatangan dan kabar gembira dari sang putri di dalam hutan. Mereka semua berpikir kalau Putri Odette bersedia menerima lamaran Pangeran Siegfried, maka mereka semua pun akan bisa kembali berubah menjadi manusia.
Sayangnya, tak lama kemudian mereka semua melihat sang putri kembali dalam keadaan berlinang air mata.
“Duhai putriku sayang, apa yang telah terjadi padamu?” tanya para dayang itu nyaris secara bersamaan.
Tak Akan Bisa Kembali Menjadi Manusia
Putri Odette pun kemudian menceritakan apa yang terjadi padanya di pesta Pangeran Siegfried. Betapa sedihnya para dayang mendengar hal itu. Mereka semua pun menangis bersama-sama.
“Apakah itu artinya kita semua tak akan bisa menjadi manusia lagi?” tanya salah satu dayang yang bersedih.
“Kini semuanya telah berakhir. Lebih baik aku mati saja daripada terus hidup sebagai angsa di bawah kekuasaan Rothbart,” ujar Putri Odette yang juga sangat bersedih. Setelah berkata begitu, Putri Odette langsung berlari ke arah danau, berniat untuk menceburkan dirinya.
“Tunggu! Putri Odette berhentilah!” Mendadak, Pangeran Siegfried muncul dan menangkap pergelangan tangan Putri Odette. “Putri Odette yang jelita, kumohon maafkanlah aku. Aku berjanji pasti akan membunuh Rothbart agar bisa menyelamatkanmu.”
Namun, sang putri menggelengkan kepalanya. “Tak bisa, pangeran. Kalau kau membunuh Rothbart, sihir itu tak akan bisa menghilang. Sekarang, sudah tak ada lagi yang bisa kita lakukan.”
Tepat setelah sang putri selesai berkata, mendadak terdengar suara guntur yang menggelegar. Mengikuti suara itu, muncullah Rothbart yang tertawa penuh kekejian tepat di hadapan Pangeran dan Putri yang sedang bersedih.
“Lebih baik kalian berdua menyerah saja,” ujarnya.
“Kau benar-benar penyihir yang jahat!” seru Pangeran Siegfried berusaha menyerang Rothbart. Sang penyihir jahat menanggapi dengan meniupkan napasnya kencang-kencang sehingga menimbulkan angin kencang.
Hal itu membuat para dayang beterbangan ke segala penjuru, berusaha menghindari angin kencang yang terasa seolah bisa menelan seluruh isi danau. Meskipun begitu, Pangeran Siegfried dan Putri Odette tetap bergeming.
“Lebih baik aku mati dibandingkan harus menjadi tawanan seorang penyihir jahat sepertimu!” seru sang Putri dengan penuh amarah.
Bukti Kesucian Cinta Abadi
Pangeran Siegfried pun menganggukkan kepalanya, menyetujui ucapan Putri Odette.
Mereka berdua kemudian saling bersumpah tak akan pernah berpisah selamanya. Dengan tetap bergandengan tangan, mereka pun melemparkan diri ke arah danau. Secara perlahan tapi pasti, Pangeran Siegfried dan Putri Odette pada akhirnya mulai tenggelam hingga ke dasar danau. Menariknya, tak berapa lama kemudian, mendadak muncullah seberkas cahaya terang dari dalam air danau.
“Tidaaaaaak!” teriak Rothbart ketika melihat cahaya terang tersebut. Ia menyadari bahwa cahay terang itu berarti kekuatan sihirnya pada akhirnya telah dikalahkan. Sang penyihir jahat itu pun kemudian langsung terjatuh ke tanah.
Rupanya, cahaya itu merupakan perwujudan dari bukti cinta sejati antara Pangeran Siegfried dan Putri Odette. Akhirnya, mereka berdua berhasil mengalahkan kekuatan sihir jahat Rothbart. Kemudian, Rothbart pun berubah menjadi gumpalan asap dan menghilang.
Beberapa saat kemudian, matahari pagi mulai terbit di ufuk timur. Danau itu sendiri terlihat begitu tenang, seolah peristiwa yang terjadi pada malam sebelum tak pernah terjadi di sana.
Kemudian, dari permukaan danau, muncullah sepasang kupu-kupu yang terbang entah dari mana. Kedua kupu-kupu tersebut terbang dengan indahnya, seolah tengah menari ke sana kemari dan hinggap di antara bunga-bunga yang bermekaran. Ternyata, kedua kupu-kupu tersebut telah menjadi lambang dari kebahagiaan dan cinta abadi antara Pangeran Siegfried bersama Putri Odette.
Unsur Intrinsik Cerita Dongeng Danau Angsa
Setelah membaca cerita dongeng Danau Angsa di atas, kini kamu juga bisa mengetahui sedikit ulasan seputar unsur intrinsiknya. Mulai dari tema atau inti cerita, tokoh dan juga perwatakannya, latar tempat terjadinya cerita, alur jalannya dongeng, dan juga pesan moral yang bisa didapatkan dari kisah Danau Angsa. Berikut adalah ulasannya:
1. Tema
Inti cerita atau tema dari kisah dongeng Danau Angsa ini adalah tentang cinta sejati. Hal itu terlihat dari hubungan yang terjalin antara Pangeran Siegfried dan Putri Odette. Ketulusan cinta itu akhirnya bisa menghancurkan sihir hitam yang dipasang oleh Rothbart di tubuh Putri Odette dan para pelayannya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh yang disebutkan dalam cerita dongeng Danau Angsa di atas. Di antaranya adalah Pangeran Siegfried, Putri Odette, Rothbart, dan Putri Odile.
Pangeran Siegfried digambarkan sebagai seorang pria yang setia dan menepati janjinya untuk hanya mencintai Putri Odette saja. Ia pun berusaha untuk menyelamatkan sang Putri dengan berbagai macam cara. Putri Odette adalah seorang putri yang baik hati dan berniat mencari cinta sejatinya hanya demi bisa kembali ke kehidupannya semula.
Rothbart adalah seorang penyihir jahat yang licik. Ia berusaha melakukan apa pun agar bisa mencelakai Putri Odette. Begitu pula dengan putrinya yang bernama Putri Odile yang juga sama-sama jahat dan licik.
3. Latar
Hanya ada sedikit latar lokasi yang disebutkan di sepanjang cerita dongeng Danau Angsa di atas. Di antaranya adalah istana Pangeran Siegfried, tepi danau tempat sang Pangeran berburu angsa bersama sahabatnya, dan aula tempat diadakannya pesta dansa untuk mencari calon istri.
4. Alur
Jika ditilik dari kisahnya, cerita dongeng Danau Angsa ini memiliki alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari pesta ulang tahun Pangeran Siegfried yang telah beranjak dewasa. Sang Ratu sampai berniat untuk mengadakan pesta dansa demi mencari calon istri untuk sang pangeran.
Sang Pangeran yang merasa kesal kemudian mengajak teman-temannya untuk pergi berburu angsa. Hanya saja, angsa-angsa yang tadinya akan dipanah oleh pangeran mendadak terbang menjauh. Ketika teman-teman Pangeran berusaha mengejar para angsa itu, sang Pangeran melihat seorang putri yang cantik jelita dan langsung jatuh cinta.
Rupanya, putri itu adalah Putri Odette yang dikutuk oleh penyihir jahat bernama Rothbart. Untuk bisa menghilangkan kutukan itu, ia harus merasakan cinta sejati yang tulus dari dalam hati. Pangeran Siegfried pun berjanji akan berusaha mengembalikan sang putri ke tubuhnya semula. Sang pangeran pun mengundang Putri Odette untuk datang ke pesta dansa yang diadakan di istana.
Keesokan malamnya, benar saja sang putri datang ke pesta dansa tersebut. Namun, siapa sangka kalau rupanya putri itu bukanlah Putri Odette, melainkan Odile, anak perempuan Rothbart. Mereka berniat untuk menghalangi Putri Odette kembali ke bentuknya semula. Sang putri yang asli sendiri sebenarnya masih berbentuk angsa dan hanya bisa melihat Pangeran Siegfried berdansa dengan gadis lain.
Dengan penuh kesedihan, Putri Odette pun kembali ke tepi danau. Untungnya, Pangeran Siegfried langsung menyadari kesalahannya dan langsung mengejar sang putri. Pada akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk menenggelamkan diri ke dalam danau dan menghilangkan kutukan dari Rothbart.
5. Pesan Moral
Cerita dongeng Danau Angsa tak hanya menarik untuk dikisahkan pada buah hati tercinta, tapi juga mengandung pesan moral yang baik. Salah satunya adalah untuk selalu menepati janji seperti yang dilakukan oleh Pangeran Siegfried pada Putri Odette. Kemudian, usahakan untuk selalu melakukan kebaikan, karena bagaimanapun juga, kebaikan dan cinta sejati pasti akan bisa mengalahkan kejahatan.
Selain unsur intrinsik, dari cerita dongeng Danau Angsa di atas kamu juga bisa mengetahui sedikit ulasan seputar unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai sosial, budaya, dan moral yang mempengaruhi jalannya dongeng.
Fakta Menarik tentang Cerita Dongeng Danau Angsa
Sumber: Wikimedia Commons
Selain ulasan seputar unsur intrinsik, dalam artikel ini kamu juga bisa mendapatkan beberapa fakta menarik seputar cerita dongeng Danau Angsa. Berikut adalah ulasannya:
1. Berasal dari Pertunjukan Balet
Tahukah kamu kalau cerita dongeng Danau Angsa (Swan Lake) di atas rupanya berasal dari sebuah pertunjukkan balet singkat yang diciptakan oleh Tchaikovsky untuk para keponakannya. Karena kisahnya yang menarik, Begichev dan Geltser meminta izin untuk menjadikan kisah tersebut menjadi sebuah skenario dan mewujudkannya sebagai pertunjukan balet pada tahun 1876.
Sayangnya, pada awal pertunjukannya, sambutan penonton kurang bagus. Banyak penonton yang merasa kalau kisahnya terlalu biasa saja.
Menariknya, sekarang cerita dongeng Danau Angsa termasuk salah satu dari tiga pertunjukan balet klasik yang secara rutin sering ditampilkan oleh kelompok-kelompok balet terkenal di dunia.
Selain pertunjukan balet, di Jerman sendiri juga terdapat sebuah cerita dongeng lawas tentang Danau Angsa yang banyak diceritakan dari mulut ke mulut. Kisahnya pun kurang lebih sama, yakni tentang seorang putri yang dikutuk oleh penyihir jahat menjadi angsa putih dan harus mendapatkan cinta sejati untuk bisa kembali ke wujudnya semula.
2. Memiliki Beberapa Versi
Karena cerita dongeng Danau Angsa ini berasal dari pertunjukan balet singkat yang telah diadaptasi oleh masing-masing kelompok yang memainkannya, tidaklah mengherankan jika kisahnya memiliki beberapa variasi yang berbeda-beda.
Beberapa di antaranya menyebutkan tentang akhir yang berbeda. Seperti akhir bahagia di mana Pangeran Siegfried dan Putri Odette tidak mati atau berubah menjadi kupu-kupu. Di mana mereka berhasil mengusir si penyihir jahat dan akhirnya hidup bahagia berdua selamanya.
Selain itu, ada juga yang menceritakan bahwa pada akhirnya Putri Odette memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan menenggelamkan diri ke dalam danau. Tak lama kemudian, barulah Pangeran Siegfried yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena tak bisa hidup tanpa keberadaan wanita yang ia cintai.
Selain dua versi itu, ada juga versi menyedihkan yang menyebutkan bahwa Pangeran Siegfried salah mengenali Putri Odile dan akhirnya mereka berdua menikah. Hal itu membuat Putri Odette tetap menjadi angsa selamanya. Setelah sang Pangeran menyadari kesalahannya, barulah mereka berdua memutuskan untuk melemparkan diri ke dalam danau.
Menariknya, ada versi di mana Pangeran Siegfried bersikeras untuk tetap berusaha membunuh Rothbart menggunakan busur dan anak panah. Sayangnya, anak panah tersebut meleset dan justru mengenai sang Putri Odette. Kutukan Rothbart memang akhirnya menghilang, tapi nyawa Putri Odette tak bisa diselamatkan. Sang Pangeran pun kemudian membawa tubuh Putri Odette ke danau dan memutuskan untuk menenggelamkan diri bersama jenazah Putri.
3. Diadaptasi Menjadi Beragam Karya Seni
Kisahnya yang menarik membuat cerita dongeng Danau Angsa ini banyak diadaptasi menjadi berbagai macam karya seni. Di antaranya adalah film Etoile (1989) yang dibintaingi oleh Jennifer Connelly dan Gary McCleery, juga film Black Swan (2010) yang dibintangi oleh Natalie Portman, Vincent Cassel, dan Mila Kunis.
Selain itu, kisah ini juga diadaptasi menjadi film animasi, seperti Swan Lake (1981) yang diproduksi oleh Toei Animation, Swan Lake (1994) karya Madman Movies, The Swan Princess (1994) karya Nest Entertainment, Barbie of Swan Lake (2003), dan Barbie in the Pink Shoes (2013).
Kemudian ada juga beberapa serial televisi yang terinspirasi dari kisah dongengnya. Baik seluruh episode pada serialnya, atau hanya sebagian episodenya yang terinspirasi. Di antaranya adalah Princess Tutu (2002), Kaleido Star (2003), episode 213 dari acara The Muppet Show, episode 105 dari acara Cagney and Lacey, Tiny Toon Adventures episode Loon lake, Dexter’s Laboratory episode Deedeemensional, Wonder Pets, dan masih banyak lagi.
Beberapa karya literatur juga ada yang terinspirasi atau berdasarkan cerita dongeng Danau Angsa. Di antaranya adalah Amiri & Odette (2009) karya Walter Dean Myers, The Black Swan (1999) karya Mercedes Lackey, The Sorcerer’s Daughter (2003), dan Swan Lake (1989) sebuah cerita dongeng anak-anak karya Mark Helprin.
Inspirasi dari karya dongeng ini juga bisa ditemukan dalam bentuk musik. Baik terinspirasi dari ceritanya, atau dari musik-musik yang dibuat Pyotr Ilyich Tchaikovsky. Di antaranya adalah lagu instrumental dari grup Jepang Takeshi Terauchi & Bunnys pada album Let’s Go Unmei, single How It’s Got To Be dari penyanyi Jerman Jeanette Biedermann, lagu Swan Lake dari band Spanyol Dark Moor, dan masih banyak lagi.
Sudah Puas Membaca Cerita Dongeng Danau Angsa di Atas?
Jadi bagaimana? Sudah puas membaca cerita dongeng Danau Angsa yang telah kami siapkan di atas? Kisahnya cocok untuk dibacakan sebagai dongeng sebelum tidur untuk buah hati tercinta, kan? Belum lagi, kisahnya mengandung pesan moral yang bisa diajarkan untuk si kecil.
Kalau masih ingin mencari kisah dongeng lain yang tak kalah menariknya, langsung saja cek artikel yang telah kami siapkan di kanal Ruang Pena di PosKata ini. Di sini kamu bisa mendapatkan kisah fabel hewan dan tumbuhan, cerita Putri dan Pangeran kerajaan yang penuh cinta, atau dongeng 1001 malam Abu Nawas.