
Ada beragam kisah tentang seorang putri yang memiliki wajah rupawan dan hati yang suci. Salah satunya adalah cerita dongeng Putri Berambut Kaca berikut ini. Kalau penasaran dengan kisahnya, langsung disimak saja, yuk!
Kamu mungkin sudah sering mendengar kisah dongeng tentang putri dan pangeran yang tak hanya berparas rupawan, tapi juga baik hatinya. Kira-kira, sudahkah kamu mendengar cerita dongeng Putri Berambut Kaca?
Ketika membaca judul dongeng ini, kamu mungkin sempat berpikiran bagaimana mungkin ada seorang putri yang berambut kaca? Apakah sang gadis memiliki rambut yang terbuat dari kaca? Ataukah ada alasan lain yang membuatnya mendapatkan panggilan itu?
Daripada cuma penasaran, langsung saja simak cerita dongeng putri cantik berambut kaca yang telah kami siapkan di bawah ini! Sesudahnya, jangan lewatkan juga ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya, ya! Selamat membaca!
Cerita Dongeng Putri Berambut Kaca
Alkisah pada zaman dahulu kala terdapat kerajaan bernama Fistulina. Kerajaan tersebut dipimpin oleh raja dan ratu yang baik hatinya. Tak hanya itu, mereka juga dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan disukai oleh rakyatnya.
Pada suatu hari, sang ratu melahirkan seorang putri yang cantik jelita. Karena kecantikannya, sang raja memberi nama sang putri dengan panggilan Dandelia. Konon, bagi sang raja, putrinya itu memiliki kecantikan layaknya bunga dandelion.
Sang putri tumbuh dengan kecerdasan yang cemerlang dan kecantikan yang luar biasa. Bahkan, istimewanya, rambut hitam sang putri terlihat berkilau menyerupai kaca. Setiap orang yang melihatnya pasti akan memberikan pujian dan kekaguman atas keindahan rambut sang putri.
“Benar-benar seorang putri berambut kaca,” komentar setiap rakyat. Sejak saat itu, seluruh rakyat memanggil sang gadis dengan panggilan Putri Berambut Kaca.
Kehidupan keluarga kerajaan Fistulina itu terus saja diberkahi dengan kebahagiaan dan hal-hal baik lainnya. Tak hanya keluarga sang raja, tapi juga seluruh rakyatnya.
Sayangnya, ketentraman itu tak bertahan lama. Pada suatu hari, muncullah malapetaka, di mana sebuah kebakaran besar membakar habis dan meluluhlantakkan Kerajaan Fistulina. Seluruh warga pun panik dan terburu-buru berusaha menyelamatkan diri ke kerajaan tetangga, Alnicola, yang terletak tak jauh dari Kerajaan Fistulina.
Karena pergi dalam keadaan panik dan terburu-buru, mereka tak sempat membawa barang-barang berharga. Yang mereka bawa hanyalah pakaian yang melekat di badan mereka saja.
Usulan dari Raja Alnicola
Pada awalnya, dengan perasaan iba Raja Alnicola menyambut warga Kerajaan Fistulina dengan tangan terbuka. Dia tahu kalau kerajaan tetangganya itu baru saja tertimpa musibah. Ia sempat berpikiran kalau kerajaan tetangganya pasti akan melakukan hal yang sama jika musibah menimpa Kerajaan Alnicola.
Namun, dengan banyaknya rakyat Fistulina yang meminta pertolongan tanpa membawa harta benda sedikit pun, Raja Alnicola pun mulai merasa kewalahan. Ia pun kemudian berterus terang kepada Raja dan Ratu Fistulina.
“Wahai tetanggaku, pemimpin Kerajaan Fistulina, maafkan tetanggamu ini. Karena aku tak bisa berbuat banyak. Sebenarnya aku ingin bisa terus membantu wargamu, tapi kerajaanku juga membutuhkan uang. Rasanya kami tak akan mampu kalau harus terus menanggung kehidupan seluruh rakyat Fistulina.”
Hal itu rupanya juga sebenarnya menjadi kekhawatiran Raja Fistulina. “Duhai pemimpin Kerajaan Alnicola, seharusnya kamilah yang meminta maaf karena sudah banyak membebanimu. Namun, kami juga tidak tahu harus berbuat apa karena kami sendiri juga membutuhkan banyak dana untuk kembali membangun kerajaan.”
“Kalau begitu, bolekah kami mengajukan usul, Raja Fistulina?” ucap Raja Alnicola berusaha membantu.
“Tentu saja aku pasti bersedia menerima usulan darimu, Raja Alnicola,” jawab Raja Fistulina dengan bijaksana.
“Kemarin permaisuri dari Kerajaan Merulius datang berkunjung kemari. Ketika melihat rambut kaca Putri Dandelia, ia begitu terpesona akan keindahannya. Ia bahkan bersedia membayar mahal asalkan bisa mendapatkan rambut seindah milik Putri Dandelia. Jadi pikirku, bagaimana kalau…”
Belum sempat Raja Alnicola menyelesaikan ucapannya, Raja Fistulina langsung memotong pembicaraan. “Baiklah, aku paham! Coba nanti aku akan merundingkannya dengan putri semata wayangku,”
Putri Dandelia Tidak Mau Kehilangan Rambutnya
Ketika bertemu dengan Putri Dandelia, Raja Fistulina langsung mengungkapkan tentang masalah yang terjadi pada kerajaan mereka. Kemudian sang raja juga meneritakan tentang kunjungan permaisuri Kerajaan Merulius dan ketertarikannya pada rambut sang putri.
Sayangnya, sang putri menolak tawaran itu.
“Tidak mau, ayah! Aku tidak mau menjual rambutku. Bahkan kepada permaisuri Kerajaan Merulius sekalipun!” ucap Putri Dandelia dengan bersedih.
“Tapi sayang, hanya rambut kacamu yang bisa menyelamatkan kerajaan kita!” bujuk Raja Fistulina.
“Tetap saja, tidak, ayah! Aku tidak mau kehilangan rambut kacaku!” Setelah mengucapkan hal itu, Putri Dandelia langsung kembali masuk ke kamarnya sambil menangis.
Meskipun begitu, Raja dan Ratu Fistulina tidak ingin menyerah begitu saja. Mereka tak ingin menyia-nyiakan peluang ketika ada cara untuk menyelamatkan kerajaan mereka kembali seperti semula. Mereka berdua kemudian menyusun sebuah rencana untuk bisa mendapatkan rambut kaca sang putri.
Malam harinya, seperti biasa sang putri tertidur dengan pulas. Ia sama sekali tidak menyadari ketika ada yang mengendap-endap masuk ke dalam kamarnya. Ia baru terbangun dan terkejut ketika ada tangan yang menyentuh bahunya.
Putri Dandelia pun langsung tersentak dan terbangun dari tidurnya. Begitu tersadar, ia langsung berteriak kencang, “Tidak! Kumohon jangan sentuh rambut kacaku!”
Setelah benar-benar terbangun, betapa terkejutnya Putri Dandelia ketika mendapati ayahnya yang memegang bahunya. Rupanya, Raja Fistulina berencana untuk memotong rambut kaca Putri Dandelia ketika sang putri terlelap. Sayangnya, rencana itu kini hancur berantakan karena sang putri terlanjut bangun dahulu.
Baca juga: Legenda Minang Cindua Mato Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Pemuda Pemberani Dalam Membela Kebenaran
Putri Dandelia Berubah Pikiran
Sejak insiden itu, Putri Dandelia menjadi semakin tidak mempercayai kedua orang tuanya lagi. Ia pun menjadi khawatir jika suatu hari nanti Raja dan Ratu akan berhasil memotong rambutnya ketika ia tengah terlelap.
Oleh karena itu, Putri Dandelia memutuskan untuk secara diam-diam melarikan diri dari istana. Setelah keluar dari lingkungan istana, ia terus saja berjalan jauh. Di sepanjang perjalanan, setiap orang langsung mengenali sang putri dari rambutnya yang berkilau bagaikan kaca yang tertimpa cahaya matahari. Dan setiap orang yang mengenalinya itu selalu memberi hormat padanya.
Bahkan, beberapa anak kecil yang berpapasan dengannya pun memberikan pujian. “Rambut kakak terlihat sangat indah!” ucap seorang anak yang tiba-tiba berdiri di hadapan Putri Dandelia. Sang putri hanya tersenyum mendengar pujian itu.
Secepat kedatangannya di hadapan Putri Dandelia, anak kecil itu mendadak langsung pergi berlari begitu saja. Ketika sang putri masih terkejut melihat kedatangan dan kepergian sang anak kecil yang begitu tiba-tiba, mendadak anak itu kembali muncul bersama teman-temannya.
Sang anak kecil yang sebelumnya datang memberikan pujian pun terlihat memamerkan kecantikan Putri Dandelia pada teman-temannya. Semua teman-teman si anak kecil pun terlihat terkagum-kagum akan keindahan rambut Putri Dandelia.
Di sisi lain, sang putri justru terlihat tertegun ketika melihat anak-anak kecil itu. Alasannya karena mereka terlihat sangat kurus, wajahnya pucat, dan bajunya sobek-sobek. Bahkan, Putri Dandelia merasa kalau mereka sepertinya kelaparan.
Tanpa sadar, air mata Putri Dandelia mulai berjatuhan. Hatinya begitu tersentuh melihat penderitaan warganya. Ia pun menjadi tersadar bahwa keinginan ayahnya untuk memotong dan menjual rambut kacanya. Khususnya demi kehidupan para warga Kerajaan Fistulina.
Putri Dandelia Merelakan Rambutnya
Putri Dandelia pun langsung berpamitan pada anak-anak itu dan berlari sekencang mungkin ke arah istana. Sesampainya di istana, ia langsung menemui ayahnya.
“Ayah, maafkan aku!” ucap Putri Dandelia setelah bertemu dengan Raja Fistulina. “Aku salah karena egois. Kini kupersembahkan rambut ini demi kemakmuran rakyat Fistulina.”
Saat itu, sebenarnya Putri Dandelia sudah memotong rambut kacanya sendiri. Ia hanya menyisakan rambutnya sependek mungkin di kepalanya. Rambut yang sudah ia potong itu sudah diikat dan diserahkan kepada sang ayah.
Melihat hal itu, tentu saja Raja Fistulina langsung terkejut. Ia tak menyangka putrinya akan tersadarkan dan bersedia menyerahkan rambut kacanya demi kesejahteraan rakyat mereka.
“Putriku, kau benar-benar gadis yang berhati emas!” puji Raja Fistulina.
Tanpa menunggu lama, Raja Fistulina segera membawa rambut kaca itu ke Kerajaan Merulius untuk menjualnya pada sang permaisuri. Dengan penuh kebahagiaan, sang permaisuri membayar rambut kaca itu dengan sekantung uang emas. Raja Fistulina membawa uang emas tersebut kembali ke kerajaannya kemudian mulai mengatur segala macam hal yang diperlukan untuk membangun kembali negerinya.
Menariknya, keesokan harinya ketika Putri Dandelia bangun tidur, ia terkejut karena rambutnya kini sudah kembali panjang seperti semula. Setelah bangun, ia langsung berlari keluar kamar dan mendatangi ayahnya.
“Ayah! Coba lihatlah! Ketika aku bangun tidur mendadak rambutku sudah panjang lagi seperti dahulu!” ucap Putri Dandelia dengan penuh kegembiraan.
Raja Fistulina pun turut serta merasa bahagia. “Baguslah kalau begitu, putriku!” ucap sang raja. “Pasti semua itu berkat kebaikan dan ketulusan hatimu.”
Kembalinya Kejayaan Kerajaan Fistulina
Dari hal itu, Putri Dandelia dan Raja Fistulina mendadak memiliki pemikiran cemerlang. Setiap hari, Putri Dandelia akan memotong rambut kacanya. Kemudian, rambut itu akan dijual pada kerajaan-kerajaan tetangga yang tertarik. Kabarnya, beberapa permaisuri menggunakannya sebagai rambut palsu atau hiasan mahkota.
Di pagi harinya, rambut Putri Dandelia akan kembali panjang seperti semula. Dan pada siang harinya, seperti hari sebelumnya, rambut kaca sang putri akan dipotong dan dijual untuk kerajaan tetangga yang berminat dengan harga beberapa keping emas.
Pada akhirnya, ide tersebut bisa membantu Kerajaan Fistulina bangkit dari keterpurukan. Secara perlahan, istana kembali dibangun dengan indah dan rumah-rumah warga juga dikembalikan seperti semula. Bahkan, dengan hasil menjual rambut kaca tersebut, seluruh warga Kerajaan Fistulina bisa kembali mendapatkan kemakmurannya.
Tak lupa, Raja dan Ratu Fistulina juga mengembalikan beberapa bantuan yang sudah diberikan oleh Raja Alnicola selama ini. Berkat hal itu, Kerajaan Alnicola pun kembali meraih kejayaannya seperti semula sebelum hartanya habis untuk membantu warga Kerajaan Fistulina.
Kini, semakin banyak orang yang merasa kagum dan mencintai Putri Dandelia. Karena rupanya, sang putri tak hanya memiliki wajah rupawan dan rambut berkilau, tapi hatinya juga indah dan bening layaknya kaca.
Unsur Intrinsik Dongeng Putri Berambut Kaca
Setelah membaca dongeng tentang anak perempuan yang memiliki panggilan Putri Berambut Kaca di atas, jangan lupa simak juga sedikit ulasan seputar unsur intrinsiknya. Di sini kamu bisa mendapatkan sedikit informasi seputar tema, tokoh-tokoh dan perwatakannya, latar, alur, sekaligus pesan moral yang bisa kamu dapatkan dari kisah dongengnya. Berikut adalah ulasannya:
1. Tema
Inti cerita atau tema dari kisah dongeng Putri Berambut Kaca ini adalah tentang ketulusan hati. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap sang putri yang menjadi tokoh utama. Meskipun awalnya ia sempat ragu-ragu memberikan rambutnya, tapi pada akhirnya dengan ketulusan hati ia mengikhlaskan rambutnya dipotong dan dijual
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh yang mewarnai cerita dongeng Putri Berambut Kaca yang satu ini. Di antaranya adalah Raja Fistulina, Ratu Fistulina, Putri Dandelia, dan Raja Alnicola.
Secara perwatakan, Raja dan Ratu Fistulina digambarkan sebagai pemimpin yang bijaksana dan baik hati. Mereka sangat mempedulikan kesejahteraan kerajaan dan rakyatnya. Bahkan, ketika akhirnya berhasil mengumpulkan uang lagi, mereka tak lupa memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan mengembalikan semua uang yang sudah digunakan oleh Raja Alnicola untuk membantu mereka.
Raja Alnicola sendiri merupakan seorang pemimpin di negeri tetangga dari Kerajaan Fistulina. Ia digambarkan memiliki sifat baik hati dan tak ragu membantu seluruh rakyat Kerajaan Fistulina yang baru saja tertimpa musibah. Ia bahkan membantu memberikan solusi ketika Kerajaan Alnicola mulai kehabisan dana untuk membantu.
Putri Dandelia adalah seorang gadis yang merupakan anak tunggal dari Raja dan Ratu Fistulina. Ia tak hanya digambarkan berparas rupawan, tapi juga memiliki hati yang bersih dan tulus. Ketika melihat warganya yang kesulitan dan kelaparan, ia merasa tak tega. Dengan ketulusan hatinya, ia pun kemudian merelakan rambutnya yang indah dipotong dan dijual demi kemakmuran rakyatnya.
3. Latar
Beberapa latar lokasi disebutkan dalam cerita dongeng Putri Berambut Kaca ini. Di antaranya adalah Kerajaan Fistulina dan Kerajaan Alnicola. Secara detail, beberapa lokasi yang disebutkan dalam kisahnya adalah kamar Putri Dandelia, dan area kediaman warga Fistulina tempat sang putri bertemu dengan anak-anak yang penasaran.
4. Alur
Jika ditilik dari kisahnya, cerita dongeng Putri Berambut Kaca ini memiliki alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari kelahiran seorang gadis bernama Putri Dandelia dari Kerajaan Fistulina yang memiliki wajah rupawan dan rambut berkilau layaknya kaca. Oleh karena itu, sang gadis mendapatkan panggilan Putri Berambut Kaca.
Suatu hari, Kerajaan Fistulina tertimpa musibah kebakaran besar yang tak hanya menghancurkan istana saja tapi juga seluruh kediaman warga. Terpaksa, seluruh warga meminta bantuan ke negeri tetangga, yakni Kerajaan Alnicola.
Sayangnya, setelah waktu berlalu cukup lama, Kerajaan Alnicola semakin lama semakin kehabisan dana untuk membantu warga Fistulina. Raja Alnicola pun kemudian memberikan usulan kepada Raja Fistulina untuk menjual rambut Putri Dandelia kepada seorang permaisuri dari Kerajaan Merulius.
Namun, ketika Raja Fistulina menyatakan hal itu pada putrinya, sang putri menolaknya. Untungnya, setelah menyadari kalau rakyat mereka kesulitan, Putri Dandelia pun mengubah pikirannya dan menyatakan pada ayahnya kalau ia ikhlas rambutnya dipotong dan dijual ke Permaisuri Merulius.
Menariknya, keesokan harinya rambut indah Putri Dandelia sudah kembali panjang seperti semula. Sejak saat itu, ia selalu memotong rambutnya setiap siang dan membiarkannya kembali tumbuh keesokan harinya. Rambut yang sudah dipotong itu kemudian dijual ke kerajaan-kerajaan tetangga. Berkat hal itu, akhirnya Kerajaan Fistulina dan seluruh rakyatnya kembali meraih kemakmuran.
5. Pesan Moral
Tentu saja ada pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita dongeng Putri Berambut Kaca yang satu ini. Salah satunya adalah lakukan segala sesuatu dengan ketulusan hati, khususnya jika berhubungan dengan membantu orang lain. Yakinlah kalau suatu saat Tuhan Yang Maha Esa pasti akan membalas ketulusan hatimu itu dengan kebaikan yang berlipat ganda. Sama halnya seperti ketulusan yang ditunjukkan oleh Putri Dandelia.
Selain unsur intrinsik, dari cerita dongeng Putri Berambut Kaca ini juga bisa ditemukan beberapa unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai yang berlaku dari lingkungan sekitar dan mempengaruhi jalannya dongeng, seperti nilai sosial, budaya, dan moral.
Fakta Menarik tentang Dongeng Putri Berambut Kaca
Kalau sudah mengetahui ulasan seputar unsur intrinsiknya, jangan lupa dapatkan juga beberapa fakta menarik tentang dongeng Putri Berambut Kaca ini, ya! Selamat membaca!
1. Aslinya Merupakan Dongeng Majalah Bobo
Pernahkah kamu mendengar majalah anak-anak bernama Bobo? Majalah yang terbit sejak tahun 1973 tersebut berisi beragam informasi yang menarik untuk anak-anak usia 6 hingga 12 tahun. Salah satu kanal yang menarik adalah kanal dongeng yang berisi kisah-kisah yang menarik dan mudah dibaca oleh anak-anak.
Cerita dongeng tentang Putri Berambut Kaca ini sebenarnya merupakan salah satu kisah yang diceritakan dalam kanal dongeng tersebut. Selain tentang sang putri yang memiliki rambut berkilau layaknya kaca, ada banyak cerita lain yang bisa kamu dapatkan di majalah tersebut.
Kalau kamu tertarik untuk membaca kisahnya atau mengumpulkan cerita yang sudah dibuat oleh majalah tersebut, tak perlu bingung atau khawatir. Karena Bobo sudah mengumpulkan kisah-kisah yang pernah ia cetak di dalam majalahnya menjadi satu dalam Buku Kumpulan Dongeng Bobo. Kisah tentang Putri Berambut Kaca sendiri termasuk dalam Kumpulan Dongeng Bobo edisi 49. Apakah kamu tertarik untuk mengoleksinya?
2. Diadaptasi Menjadi Video
Kisahnya yang menarik dan penuh dengan pesan moral baik membuat cerita dongeng Putri Berambut Kaca ini banyak diadaptasi menjadi video animasi atau story telling. Format penceritaan yang menggunakan video tentu saja membuat kisahnya menjadi jauh lebih menarik ketika disimak oleh anak-anak. Apalagi ketika videonya menggunakan warna-warna cerah yang mencolok.
Biasanya, inti ceritanya kurang lebih masih tetap sama seperti kisah aslinya. Meskipun, terkadang ada beberapa nama tokohnya yang berbeda, seperti nama sang Raja, Ratu, atau nama dari Kerajaannya. Kalau penasaran, kamu bisa langsung menemukan video-video animasi dan storry telling itu di YouTube.
Sudah Puas Membaca Dongeng Putri Berambut Kaca Di Atas?
Demikianlah cerita dongeng tentang Putri Berambut Kaca yang telah kami rangkumkan untukmu. Bukankah kisahnya menarik untuk dibacakan untuk buah hati? Setelah membacakan kisahnya, jangan lupa untuk mengajarkan pesan moralnya.
Kalau masih ingin mencari Cerita Dongeng tentang Putri entah dari desa atau kota, langsung saja cek artikel-artikel di PosKata. Di sini kamu bisa mendapatkan Dongeng Princess Disney seperti Belle, Cinderella dan tikusnya, atau Pocahontas. Selamat membaca!