
Sekitar akhir tahun 1944, kedudukan Jepang di Perang Asia Pasifik semakin melemah. Untuk itu, mereka kemudian membentuk sebuah barisan yang berisikan orang-orang pemberani. Namanya adalah Jibakutai atau yang juga dikenal sebagai Pasukan Berani Mati Jepang.
Pada masa pendudukannya di Indonesia, Jepang banyak membentuk organisasi-organisasi militer. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung kekuatan mereka dalam menghadapi Sekutu. Di antara banyak organisasi tersebut, ada satu yang mungkin jarang diperbincangkan. Namanya yaitu Jibakutai, sebuah Pasukan Berani Mati yang dibentuk oleh Jepang pada akhir tahun 1944.
Pemerintah Jepang memang mempersiapkan Jibakutai untuk menyerang musuh dalam keadaan terdesak. Anggotanya tidak memiliki syarat khusus, yang penting mereka tidak takut mati.
Itu tadi hanya secuil informasi mengenai Pasukan Berani Mati bentukan Jepang atau Jibakutai. Apabila ingin menyimak ulasan lengkapnya, lebih baik langsung cek saja di bawah ini.
Latar Belakang Pembentukan Barisan Berani Mati
Sumber: Wikimedia Commons
Menurut catatan sejarah, Pemerintah Jepang membentuk Jibakutai karena terinspirasi dari Kamikaze. Untuk yang belum tahu, Kamikaze adalah pasukan yang ditugaskan untuk melakukan serangan bunuh diri guna menghancurkan lawan.
Konon, tindakan tersebut sudah ada sejak tahun 1281. Pada waktu itu, Jepang dapat selamat dari serangan Mongol berkat tindakan orang-orang yang tergabung dalam kamikaze. Pada perang-perang selanjutnya, bangsa asing tersebut juga melakukan hal yang sama ketika terjadi perang dengan Tiongkok (1894–1895) dan Rusia (1905–1906).
Selanjutnya, strategi menyerang lawan dengan mengorbankan diri sendiri tersebut juga dilakukan oleh Jepang ketika menghadapi Amerika Serikat. Ini terjadi sewaktu periode Perang Pasifik tahun 1942-an.
Hal tersebut mereka lakukan karena pada waktu itu sudah tidak bisa lagi menembus pertahanan lawannya. Baik pasukan angkatan laut maupun daratnya sudah sangat kewalahan menghadapi tentara Amerika.
Nah, untuk menjadi anggota pasukan kamikaze juga tidak sembarangan. Kebanyakan dari mereka secara sadar mengajukan diri karena rasa patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Sebelum melaksanakan misi, mereka akan menjalani serangkaian pelatihan yang sangat menguras tenaga dan emosi. Itu semua dilakukan demi keberhasilan misi bersama.
Selanjutnya, pasukan tersebut akan mendapatkan tanda jasa dari petinggi militer Jepang sebelum terjun ke medan perang. Ketika gugur, mereka akan dianggap sebagai seorang pahlawan. Kalau dalam istilah di negara Jepang, mereka adalah bunga sakura yang berguguran.
Sejarah Terbentuknya Jibakutai
Rupanya, Pemerintah Jepang mau mengadaptasi strategi pasukan kamikaze yang sudah ada di negaranya dan menerapkannya di Hindia Belanda. Alasannya adalah pada waktu itu kedudukan mereka di Perang Asia Timur Raya semakin terdesak.
Maka dari itu, mereka ingin menjalankan strategi kamikaze untuk mempertahankan kedudukan. Jika berhasil, mereka mungkin akan bertahan sama seperti pada perang-perang yang telah terjadi sebelumnya.
Tepatnya pada tanggal 8 Desember 1944, Pasukan Berani Mati atau Jibakutai resmi dibentuk. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan peringatan tiga tahun masa Perang Pasifik.
Adapun tujuan dibentuknya Jibakutai adalah sebagai cadangan pasukan untuk mendukung tentara saat terjadi kondisi yang genting dalam peperangan. Karena hal tersebut, mereka sering disebut hanya sebagai pendukung atau pasukan nomor dua saja.
Baca juga: Prasasti-Prasasti Peninggalan yang Menjadi Bukti Eksistensi Kerajaan Mataram Kuno
Keanggotaan Jibakutai
Berbeda dari organisasi lain seperti PETA, Heiho, atau yang lainnya, barisan ini tidak memiliki syarat minimal umur untuk bergabung. Siapa pun boleh ikut. Asalkan, mereka memiliki semangat juang mengusir penjajah, tekad yang kuat, dan tidak takut mati.
Yang masuk menjadi anggota Pasukan Berani Mati kebanyakan berasal dari pribumi dengan berbagai profesi. Ada yang seorang petani, wartawan, bahkan guru pun ada. Pada waktu itu, jumlah yang bergabung kira-kira mencapai 50.000 orang.
Sayangnya, Pasukan Berani Mati bentukan Jepang ini tidak memiliki kedudukan di kemiliteran. Bahkan, mereka juga tidak mendapatkan gaji.
Pasukan tersebut menjalani pelatihan militer dasar sederhana seperti menggunakan bambu runcing dan baris berbaris. Setelah latihan, mereka boleh kembali ke tempat masing-masing. Pelatihan tersebut berlangsung selama beberapa waktu.
Orang-orang yang tergabung dalam Jibakutai hanyalah menjadi pendamping dari pasukan yang lain dan bukan di tempatkan di garda depan. Mereka akan maju jika situasi terdesak lalu mengorbankan dirinya sendiri.
Namun karena merupakan pasukan “nomor dua”, tak jarang keberadaan mereka menjadi kurang dianggap. Menurut sebuah sumber sejarah, hingga Perang Asia Timur Raya berakhir, rupanya Jepang belum pernah menerjunkan Jibakutai.
Setelah Indonesia merdeka, Pasukan Berani Mati bentukan Jepang itu tidak menghilang begitu saja. Mereka kemudian mengganti namanya menjadi Barisan Berani Mati (BBM).
Akibat pergantian nama itu, pasukan tersebut pernah mendapatkan cemoohan. Pasalnya, mereka belum pernah sekalipun berkontribusi dalam peperangan. Namun, itu tidak berlangsung lama karena ada sebuah peristiwa yang mengubah semuanya.
Peranan Jibakutai Setelah Kemerdekaan
Kiprah Barisan Berani Mati (BBM) terdengar gaungnya ketika meletus Perang Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Pertempuran tersebut terjadi akibat kemarahan rakyat kepada tentara Sekutu.
Sekitar tengah malam, pemuda yang bergabung dalam BBM memulai aksinya. Sebelumnya, mereka telah menyiapkan diri terlebih dahulu dengan melengkapi tubuh dengan granat. Kemudian membagi pasukan dalam kelompok-kelompok kecil.
Para pasukan pun beramai-ramai menghentikan tank-tank milik pasukan Inggris. Setelah itu, mereka akan membuka kanopinya dan masuk ke dalam tank. Kamu mungkin sudah tahu apa yang terjadi selanjutnya. Benar sekali, mereka meledakkan dirinya sendiri dan tank pun akan hancur.
Tidak hanya masuk ke tank, mereka juga akan menabrakkan dirinya sendiri ketika mendapati tank-tank tentara musuh menyerang. Mereka melakukan hal tersebut selama tiga hari berturut-turut.
Kejadian tersebut membuat banyak pihak tidak percaya. Para pejuang yang lain merasa sangat terkejut sekaligus kagum dengan keberanian mereka.
Sementara itu, pihak Sekutu juga sama terkejutnya. Bahkan, mereka sempat menuduh Indonesia menggunakan orang Jepang untuk melakukan tindakan tersebut. Karena pada waktu itu, yang berani melakukan hal demikian hanyalah pasukan Jepang saja.
Selain itu, akibat hal yang tidak dinyana tersebut membuat mereka menderita kerugian yang sangat besar. Bukan hanya kendaraan tempur yang rusak parah, pasukan mereka yang gugur.
Apa yang dilakukan oleh Barisan Berani Mati memang sebuah keberanian yang patut diacungi jempol. Mereka menggunakan caranya yang ekstrem itu untuk melindungi kedaulatan Indonesia..
Namun usai peperangan berakhir, pemerintah tidak lagi menganjurkan para pemuda untuk melakukan hal yang serupa. Pasalnya, hasil militer yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sementara itu, jumlah korban yang jatuh sangatlah banyak.
Baca juga: Sistem Kerja Rodi yang Diberlakukan oleh Pemerintah Kolonial di Indonesia
Sudah Puas Membaca Informasi tentang Pasukan Berani Mati Jepang di Atas?
Demikianlah ulasan singkat mengenai Jibakutai atau Pasukan Berani Mati yang dibentuk pada masa penjajahan Jepang. Semoga saja setelah membaca artikel di atas dapat menambah wawasanmu mengenai peristiwa sejarah yang terjadi pada masa itu.
Oh iya, apakah kamu juga mencari informasi mengenai sejarah kerajaan-kerajaan lampau yang pernah ada di Indonesia? Jika iya, pas banget, nih. Karena di PosKata banyak sekali membahas sejarah beserta fakta menarik tentang kerajaan-kerajaan yang sayang sekali jika dilewatkan.
Sebagai contohnya ada artikel mengenai sejarah Kerajaan Majapahit, Singasari, Mataram Islam, Demak, dan masih banyak lagi. Kalau penasaran, mending dilanjutkan membacanya, yuk!