
Membaca dongeng bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan seru bila kamu pilih cerita yang tepat. Apabila ingin membaca dongeng tentang seorang putri, mending baca saja kisah Cermin Ajaib yang telah kami sajikan di artikel ini!
Ketika mendengar benda cermin ajaib, kamu mungkin langsung teringat cerita dongeng Snow White. Namun, cermin ajaib juga memiliki cerita dongeng sendiri, loh.
Sudah pernah dengar atau baca kisahnya? Kalau belum, secara singkat, cerita dongeng Cermin Ajaib mengisahkan tentang seorang raja yang sedang mencari calon istri.
Ia menggunakan cermin ajaib sebagai barometer. Lantas, berhasilkah Raja mendapatkan pasangan yang tepat? Nah, kalau penasaran dengan kisahnya, mending langsung baca aja cerita dongeng Cermin Ajaib yang ada di artikel ini, yuk!
Cerita Dongeng Cermin Ajaib
Alkisah, pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang megah dan penuh dengan kekayaan berlimpah. Para rakyatnya hidup dengan makmur sentosa. Sebab, Raja yang memimpin sangatlah baik dan bijaksana.
Meski demikian, para rakyat terus mencibir sang Raja. “Kenapa Raja tak kunjung memiliki istri? Bukankah usianya sudah cukup matang untuk menikah?” kata seorang petani pada temannya.
“Aku juga tidak tahu. Kabarnya, Raja menginginkan sosok istri yang sempurna dan ia kesulitan unuk menemukannya,” jawab temannya itu.
“Hmm, tapi aku mendengar jika Raja terlalu sibuk mengurus negeri ini hingga ia tak sempat mencari sosok istri,” jawab petani lainnya.
“Kemarin, aku mendengar kalau Raja dikutuk oleh seorang penyihir. Ia tak bisa menikah. Kalau menikah, kejayaan negeri ini akan menghilang,” ujar salah satu teman.
“Ah, itu adalah hal yang tak benar. Raja itu sibuk mengurus negeri ini,” jawab petani bijak.
“Tapi, bukankah kita juga butuh seorang Ratu? Raja butuh keturunan untuk meneruskan tahtanya. Kalau ia tak menikah, bagaiamana mungkin mendapatkan seorang pangeran?” tanya petani.
Pertanyaan-pertanyaan itu terlontar dari banyak warga. Sejatinya, mereka penasaran kenapa Raja tampan mereka tak kunjung menikah.
Raja Mengadakan Sayembara
Desas-desus warga yang mencibir Raja ini terdengar hingga pengawal istana. Ia lalu menyampaikan kabar tak sedap itu kepada utusan Raja. Sontak, utusan Raja sangat terkejut. Ia lalu melaporkan kepada Raja,
“Baginda Raja, hamba hendak mengatakan kabar buruk,” ucapnya.
“Kabar buruk apa yang ingin kau sampaikan padaku?” jawab Raja penasaran.
“Para warga rupanya saling bertukar gosip terkait Raja yang tak kunjung menikah,” ucap utusan istana itu.
“Bagaimana kata mereka?” tanya Raja.
“Ada yang mengatakan jika Raja terlalu mencari wanita yang sempurna. Ada pula yang mengatakan jika Raja dikutuk oleh seorang penyihir,” jelas utusan Raja sambil menunduk khawatir pemimpinnya tersinggung.
“Hahaha, rakyat-rakyatku memang lucu. Mereka bisa saja mengarang cerita,” ucap Raja sambil tertawa.
“Mereka juga mengatakan kalau Raja butuh Ratu agar memiliki penerus tahta,” imbuh utusan istana.
“Hmm, benar juga. Aku selama ini terlalu sibuk mengurus negara sampai-sampai tidak sempat memikirkan asmara,” ucap Raja sambil berpikir.
“Kalau begitu, apakah Baginda Raja akan memutuskan tuk menikah?” tanya utusan istana.
“Tentu saja aku akan menikah. Kalau begitu, coba sebarkan sayembara bahwa aku mencari seorang Ratu,” ucap Raja.
“Sayembara? Untuk seluruh rakyat di negeri ini?” ucap utusan Raja.
“Tentu saja,” jawab Raja.
“Apakah baginda tak ingin memilih Ratu dari anak pemerintah kerajaan? Atau mungkin anak dari Raja dari negeri lain?” tanya utusan kerajaan.
“Mereka boleh ikut. Tapi, aku membuka sayembara untuk seluruh rakyat di negeri ini. Aku punya penilaian sendiri tentang tipe istri idamanku. Dan siapa pun berhak mengikuti sayembara ini,” ucap Raja.
“Baiklah, Tuan. Aku akan mengundang seluruh perempuan di negeri ini untuk mengikuti sayembara ini,” ucap utusan kerajaan.
Sayembara Mencari Ratu
Sore itu juga, utusan kerajaan menyampaikan pesan Raja. “Teruntuk para perempuan di negara ini, siapa pun itu, baik anak petani, anak penggembala, atau pun anak pemerintah kerajaan, dan ingin menjadi Ratu, datanglah ke kerajaan esok hari. Sebab, Raja sedang mencari seorang calon Ratu. Siapa pun boleh datang. Raja akan menilai sendiri siapa perempuan yang cocok untuknya,” ucap sang utusan kerajaan.
Para perempuan antusias untuk mengikuti sayembara itu. Mereka langsung menyiapkan gaun yang paling cantik untuk digunakan esok hari. Mulai dari anak petani hingga anak petinggi kerajaan ingin mengikuti sayembara tersebut.
Di sisi lain, ada seorang gadis bernama Fiona yang sebenarnya enggan mengikuti sayembara itu. Tapi, sang ayah menyuruhnya ikut.
“Anakku, kau kan sudah dewasa, apakah kau tak berkenan ikuti sayembara dari Raja?” tanya ayah gadis itu.
“Emm, memangnya seorang Raja mau menikahi perempuan kampung seperti aku?” tanya Fiona.
“Kalau berdasarka sayembara, semua orang boleh mengikuti sayembara itu. Raja tak memandang status sosial dari calon Ratu,” ujar sang ayah.
“Menurut ayah, haruskah aku mencoba datang ke sana? Sebenarnya, bukan menjadi Ratu tujuanku. Melainkan karena Raja adalah pria yang baik dan bijak. Siapa yang tak ingin punya suami bijak?” ucap Fiona.
“Benar, Anakku. Tak ada salahnya jika kamu ingin mencoba. Datanglah esok hari,” kata sang Ayah.
Cermin Ajaib
Keesokan harinya, banyak sekali wanita yang berkumpul memenuhi halaman istana. Tak lama kemudian, Raja yang tampan dan bijaksana dengan para pengawal yang mendampinginya ke halaman istana.
“Wahai seluruh rakyatku. Aku mendengar jika kalian penasaran kenapa aku tak kunjung menikah. Bukan karena dikutuk atau apa pun itu, aku hanya terlalu sibuk mengurus negeri ini. Tapi, berkat kalian, aku menyadari jika negeri ini butuh seorang Ratu,” ucap Raja.
“Maka dari itu, aku mengumpulkan kalian di halaman istana dengan tujuan untuk mencari seorang Ratu. Aku tak memiliki kriteria khusus. Hanya saja, aku ini menikah dengan siapa pun di antara kalian yang berani bercermin di depan cermin ini,” imbuhnya.
Raja lalu mengeluarkan sebuah cermin dan ia berikan ke pengawalnya. Para wanita yang memenuhi halaman istana saling berbisik karena cermin yang Raja maksud sangatlah indah.
Pinggiran cermin itu terbuat dari emas dengan ukiran-ukiran yang sangat cantik. Karena penasaran, salah satu perempuan mengangkat tangannya.
“Baginda, mohon maaf, bolehkah hamba mengajukan pertanyaan?” tanya perempuan itu.
“Boleh-boleh saja. Pertanyaan apakah itu?” jawab Raja.
“Apa yang harus kami lakukan di depan cermin itu? Hanya berkaca saja?” tanyanya penasaran.
Banyak yang Mengundurkan Diri
“Tentu saja hanya bercermin. Tak ada yang perlu kalian lakukan di hadapan cermin ini. Sebab, di depan cermin ini segala kebaikan dan keburukan kalian semasa hidup akan tampak di dalamnya. Jika memang kalian ingin menjadi ratuku, silakan maju ke depan untuk bercermin,” ucap Raja.
Seluruh wanita di halaman istana langsung saling berbisik. Mereka merasa takut. “Bagaimana jika seluruh kesalahanku di masa lalu terungkap?” tanya mereka berbisik.
Satu persatu di antara mereka pun mengurunkan niat untuk mengikuti sayembara Raja. Mereka takut semua keburukan akan terlihat di dalam cermin milik Raja itu.
“Mereka tak ada yang berani bercermin, Tuan. Bagaimana bila Tuan tak mendapatkan seorang Ratu,” bisik utusan kerajaan.
“Pasti ada wanita yang bercermin. Aku percaya itu,” ucapnya.
Di antara ratusan wanita yang ada di halaman istana, hanya tersisa satu wanita sederhana, yaitu Fiona. Ia berani melangkah ke depan untuk menemui Raja.
“Tuan, perkenalkan nama hamba Fiona. Hamba adalah anak seorang petani,” ucap perempuan itu.
Para wanita yang tadinya undur diri terbelalak melihat keberanian Fiona. “Wah, berani sekali anak petani itu. Apakah ia merasa dirinya sempurna?” ucap salah seorang wanita yang merasa iri.
“Baiklah, Fiona. Apakah kamu hendak bercermin?” tanya Raja.
“Tentu saja, Tuan. Sebelum itu, izinkan hamba mengatakan sesuatu,” ucap Fiona meminta izin.
“Baiklah, silakan katakan apa yang kamu inginkan,” ucap Raja.
“Perlu Tuan ketahui, di dunia ini tak ada satu pun manusia yang terlahir sempurna. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Yang terpenting adalah bagaimana kita mau belajar atas kesalahan itu. Hamba tak takut jika cermin itu nanti menampakkan keburukan-keburukanku, karena hamba terus berupaya mengubah diri menjadi lebih baik dari kemarin,” jelas Fiona.
Tak Menunjukkan Keburukan Apapun
Raja tersenyum mendengar perkataan Fiona. Ia lalu mempersilakan wanita cantik berpenampilan sederhana itu untuk bercermin.
Tak lama Fiona bercermin, tidak ada satu hal buruk pun yang muncul di cermin itu. Fiona terkejut. “Tidak mungkin, hamba pernah melakukan keburukan. Hamba tidak sempurna,” ucap wanita itu kaget.
Seluruh orang yang melihatnya pun ikut terkejut. “Mana mungkin hal itu bisa terjadi? Memangnya dia tidak pernah berbuat salah?” mereka berbisik.
Lalu, Raja pun menenangkan keributan. “Rakyatku, tenanglah. Sebenarnya, cermin ini bukanlah cermin ajaib. Cermin ini hanyalah cermin biasa. Sesungguhnya, aku hanya ingin menguji kepercayaan diri kalian. Sebab, aku mencari seorang Ratu yang percaya diri sehingga ia bisa ikut andil dalam menyejahterakan negeri ini,” ucap Raja.
Seluruh rakyat dan jajaran pegawai istana yang ada di situ bertepuk tangan. Mereka merasa kagum dengan keputusan Raja dalam mencari seorang pendamping.
Tak lama kemudian, Raja dan Fiona pun resmi menikah. Pesta pernikahan diadakan dengan mewah dan mengundang seluruh rakyat.
Mereka hidup bahagia dan tak lama kemudian lahirlah seorang pangeran tampan. Para rakyat pun tak kalah bahagia menyambut Ratu dan pangeran.
Unsur Intrinsik
Setelah membaca cerita dongeng Cermin Ajaib, tambah wawasanmu dengan mengulik unsur-unsur intrinsiknya, yuk. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasan singkatnya;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari dongeng Cermin Ajaib adalah tentang seroang Raja bijaksana dan tampan yang mencari seorang Ratu. Ia terlalu sibuk mengurus negara hingga lupa jika dirinya butuh Ratu dan penerus tahta. Dalam pencariannya, ia menggunakan cermin sebagai tolok ukur.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada dua tokoh utama dalam cerita dongeng Cermin Ajaib, yakni Raja dan Fiona. Raja digambarkan sebagai sosok pemimpin yang bijaksana dan pekerja keras. Saking sibuknya mengurs negara, ia sampai lupa mencari pasangan hidup.
Fiona merupakan gadis yang sederhana dan percaya diri. Ia adalah satu-satunya gadis di antara ratusan lainnya yang berani menerima tantangan dari sang Raja.
Selain dua karakter utama tersebut, ada pula tokoh pendukung dalam cerita dongeng Cermin Ajaib. Mereka adalah para petani, utusan raja, dan para perempuan yang ingin menjadi istri raja.
3. Latar
Ada beberapa latar tempat dalam cerita dongeng bahasa Indonesia ini. Namun, cerita ini tak menyebutkan secara spesifik nama lokasinya.
Pada awal cerita, latar yang digunakan adalah di sawah. Sebab, ada beberapa petani yang sedang membicarakan sang Raja.
Lalu, cerita terjadi di istana. Hal tersebut tergambar dari percakapan antara utusan kerajaan dan sang Raja.
4. Alur Cerita Dongeng Cermin Ajaib
Cerita dongeng Cermin Ajaib menggunakan alur maju. Kisahnya bermula dari seorang Raja yang menyadari bahwa dirinya membutuhkan seorang Ratu.
Ia lalu membuat sayembara untuk mencari Ratu yang tepat tuk dirinya. Siapa pun boleh mencalonkan diri sebagai istri Raja.
Pemimpin bijaksana itu tak mengharuskan calon istrinya dari keluarga terpandang. Karena itu, banyak sekali perempuan yang mendantangi halaman istana.
Lalu, Raja menyebutkan syarat yang harus mereka penuhi untuk menjadi istrinya. Syarat itu awalnya tampak mudah, yakni berkaca di sebuah cermin indah.
Namun, para gadis terkejut lantaran mereka berkaca di cermin ajaib yang akan menunjukkan segala keburukan dan kekuranganmu. Hampir seluruh wanita merasa tak percaya diri.
Akan tetapi, ada satu wanita yang berani mencoba berkaca di cermin ajaib milik Raja. Sebelum bercermin, ia mengatakan bahwa sejatinya manusia itu tak ada yang sempurna.
Jadi, setiap insan di muka bumi ini pasti berbuat kesalahan. Meski demikian, perempuan bernama Fiona itu bisa menjamin bahwa dirinya bisa belajar dari setiap kesalahannya.
Setelah lama bercermin, tak muncul apa pun dari cermin itu. Yang terlihat hanyalah wajah Fiona yang sangat cantik.
Fiona terkejut karena ia merasa punya kekurangan. Semua orang yang menyaksikannya pun turut terkejut. Lalu, Raja mengungkapkan bahwa cermin itu tak benar-benar ajaib.
Ia hanya ingin melihat siapa wanita yang percaya diri. Sebagai calon Ratu, ia harus memiliki kepercayaan diri agar bisa membantu Raja menyejahterakan negara.
Lalu, Raja pun menikahi Fiona. Tak lama kemudian, mereka dikaruniai putra tampan. Rakyat pun senang menyambut keluarga baru Raja.
5. Pesan Moral
Nilai moral utama dari dongeng Cermin Ajaib adalah jadilah orang yang percaya diri. Tak perlu merasa malu dengan kekuranganmu. Sebab, setiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Pesan moral berikutnya adalah tak perlu mengomentari kehidupan orang lain. Para warga mencibir Raja hanya karena ia belum menikah. Padahal, ia tak memikirkan pernikahan karena sibuk mengurus negara.
Terakhir, jadilah wanita yang cerdas seperti Fiona. Ia tak serta merta takut saat Raja mengatakan cermin ajaib bisa melihat kekurangan setiap orang. Dengan cerdas dan berani ia mengatakan pada Raja bahwa sejatinya setiap manusia pernah berbuat salah.
Selain unsur intrinsik, cerita dongeng ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral.
Fakta Menarik
Setelah membaca cerita dan unsur intrinsiknya, kurang lengkap kalau kamu belum membaca fakta menarik dongeng Cermin Ajaib. Apakah itu? Berikut ulasan singkatnya;
1. Ada Versi Lain
Dongeng memang biasanya punya beragam versi cerita. Begitu pula dengan kisah Cermin Ajaib. Ada versi lain yang tidak mengisahkan tentang seorang Raja yang mencari Ratu, melainkan tentang seorang Sultan kaya raya.
Ia memiliki cermin ajaib. Setiap hari, ia memandangi cermin itu. Sultan memiliki 3 anak laki-laki, yakni si Sulung, Tengah, dan Bungsu.
Suatu hari, cermin ajaib itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tidak ada satupun orang yang tahu di mana keberadaannya. Merasa sangat kehilangan, Sultan pun jatuh sakit.
Ketiga anak Sultan tak bisa diam saja. Mereka lalu pergi dari istana untuk mencari cermin ajaib. Dalam perjalanan, mereka bertiga berpisah.
Dengan perjuangan yang amat berat, Bungsu berhasil mendapatkan kembali cermin ajaib. Nggak cuma itu saja, ia juga mendapatkan seorang peri cantik.
Namun, saat hendak kembali ke istana, si Sulung dan si Tengah menjebak Bungsu dan memasukannya ke dalam sumur. Sebab, mereka merasa iri dengan keberhasilan sang adik.
Mereka lalu pulang ke istana dan mengaku berhasil menemukan cermin ajaib. Meski cermin ajaib telah kembali, Sultan tetap merasa sedih karena Bungsu menghilang. Tak lama kemudian, Bungsu kembali ke istana setelah mendapatkan pertolongan dari seekor ular.
Ia lalu menceritakan pada Sultan kejadian yang sebenarnya. Sontak Sultan marah besar dan memenjarakan si Sulung dan si Tengah.
Betapa baik dan tulus hati si Bungsu karena ia tak ingin kakak-kakaknya dipenjara. Mereka pun hidup bahagia dan si Bungsu menikah dengan peri cantik.
Bagikan Dongeng Cermin Ajaib Kepada Teman-Temanmu
Demikianlah artikel yang mengulik tentang cerita dongeng Cermin Ajaib beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Kamu suka dengan kisahnya, bukan? Kalau suka, bagikan artikel ini ke teman-temanmu, yuk!
Buat yang pengen baca cerita lainnya, langsung saja kepoin Poskata.com kanal Ruang Pena. Ada beragam dongeng yang bisa kamu baca, seperti cerita Hansel dan Gretel, kisah Pangeran Ikan, serta kisah Kakek Pemekar Bunga.
Selain dongeng, kanal ini juga memiliki banyak cerita rakyat Nusantara. Misalnya saja seperti cerita Minang Cindua Mato, kisah si Tanggang, legenda asal-usul Kota Makassar, serta kisah lainnya. Selamat membaca!