• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

PosKata

Inspirasi & Literasi Kata

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Home
  • Arti Nama
  • Inspirasi
  • Ruang Pena
  • Histori
  • Arti Kata
» Ruang Pena » Cerita Dongeng » Cerita Dongeng 1001 Malam

Cerita Dongeng Abu Nawas; Doa Merayu Tuhan dan Ulasan Lengkapnya, Kisah yang Penuh Pesan Moral

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Gambar Utama

Siapa yang suka membaca dongeng 1001 Malam? Sudah pernah membaca kisah Abu Nawas yang Doa Merayu Tuhan? Kalau belum, tak perlu ke mana-mana lagi, ya! Karena sekarang kamu sudah berada di tempat yang tepat. Yuk, simak langsung saja kisah lengkapnya.

Kisah Abu Nawas adalah salah satu bagian dari dongeng 1001 Malam. Biasanya, kisahnya mengandung pesan moral. Ada banyak kisah Abu Nawas, salah satunya adalah Doa Merayu Tuhan. Kamu sudah pernah membaca atau mendengar kisahnya?

Berbeda dengan kisah lainnya, di dongeng ini Abu Nawas tak bersikap konyol. Secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang tiga orang murid yang bertanya pada gurunya, Abu Nawas. Pertanyaan mereka sebenarnya sama, tapi sang guru menjawab dengan tiga jawaban berbeda. Bagaimana bisa?

Daripada penasaran, kamu mending langsung simak cerita lengkap Doa Abu Nawas Merayu Tuhan yang ada di artikel ini. Tak hanya kisahnya saja, unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya pun telah kami paparkan. Selamat membaca!

Kisah Abu Nawas; Doa Merayu Tuhan

Doa Abu Nawas Merayu Tuhan - Berdoa

Alkisah, di Timur Tengah, hiduplah seorang sufi bernama Abu Nawas. Karena kecerdasannya, ia memiiliki banyak murid. Ketika mengajar, ia dapat mengajar materi yang berbobot dengan penyampaian yang mudah dimengerti. Tak heran bila para murid sangat menyukainya.

Pada suatu hari, ketika mengajar, ada tiga orang tamu yang mengunjunginya untuk mengajukan pertanyaan. Orang pertama bertanya, “Abu, manakah yang lebih utama, orang yang melakukan dosa-dosa besar atau orang yang melakukan dosa kecil”

Abu Nawas pun menjawab, “Orang yang mengerjakan dosa kecil.”

“Kenapa begitu?” tanya orang pertama itu.

“Sebab, Allah lebih mudah mengampuni dosa kecil ketimbang dosa besar,” jawab seorang sufi cerdas itu. Orang pertama itu pun menganggukkan kepala dan sangat puas dengan jawaban tersebut.

Tak lama kemudian, bertanyalah orang kedua dengan pertanyaan yang sama, “Abu, menurut engkau, manakah yang lebih utama, mengerjakan dosa-dosa besar atau mengerjakan dosa-dosa kecil?”

Dengan jawaban berbeda, sufi itu menjawab, “Orang yang tidak mengerjakan kedua dosa itu adalah yang utama.”

“Mengapa demikian?” tanya orang kedua.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu saja Allah tidak perlu memberikan pengampunan,” ujarnya santai. Orang kedua pun menganggukan kepala dan puas dengan jawaban gurunya.

Lalu, orang ketiga juga memberi pertanyaan yang sama, “Abu, mana yang lebih utama? Orang yang mengerjakan dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa kecil?”

Ia dengan kalem menjawab, “Dosa yang besar lebih utama.”

“Kenapa bisa begitu?” tanya orang ketiga.

“Pasalnya, pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besar dosa hamba-Nya,” jawabnya kalem. Dan lagi, murid ketiga juga merasa puas dengan jawaban tersebut. Ketiga orang itu lalu pergi dengan hati yang puas.

Seorang Murid yang Bertanya

Murid yang sedari tadi mendengar Abu Nawas menjawab pertanyaan ketiga orang itu pun bertanya-tanya. “Abu, mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda,” ujarnya tak paham.

Abu Nawas tersenyum lalu menjawab, “Muridku, manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, yaitu tingkatan mata, otak, dan hati.”

“Maksudnya bagaimana Abu? Apa itu tingkatan mata?” tanya muridnya masih tak paham.

Lalu, Abu Nawas menjelaskan dengan bahasa yang ringan, “Begini, seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang nampak di matanya.”

“Emm, lantas apa itu tingkatan otak?” tanya sang murid itu mencoba perlahan-lahan memahami jawaban gurunya.

“Berbeda dengan anak kecil, orang pandai akan berkata bahwa bintang itu besar karena ia punya banyak pengetahuan,” jawabnya.

“Dan, apa itu tingkatan hati?” tanyanya mulai paham.

“Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit akan tetap mengatakan bintang itu kecil, meski sebenarnya ia tahu bawah ukurannya begitu besar. Sebab, baginya, tak ada satu pun di dunia ini yang lebih besar dari Allah,” jawab Abu Nawas sambil tersenyum.

Mendengar jawaban terakhir, murid itu pun menganggukkan kepalanya. Kini, ia paham kenapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda.

Doa Abu Nawas Merayu Tuhan

Setelah puas dengan pertanyaan sebelumnya, si murid pun bertanya lagi, “Wahai guruku, bolehkah aku bertanya lagi?”

“Tentu saja boleh, muridku. Apa yang ingin kau tanyakan?” jawab sang guru.

“Mungkinkah manusia merayu Tuhan?” tanyanya.

“Mungkin saja,” jawabnya santai menerima pertanyaan aneh itu.

“Bagaimana caranya?” tanya murid itu penasaran.

“Manusia bisa merayu Tuhan dengan kata-kata pujian dan doa-doa,” ujar Abu Nawas.

“Kalau begitu, Guru, bolehkah aku tahu doa itu?” ujar si murid antusias.

Lalu, Abu Nawas membacakan doanya, “Ialahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi. Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali, “

Ia juga menyebutkan arti dari doa itu, “Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.”

Baca juga: Asal Mula Gunung Mekongga di Sulawesi Tenggara & Ulasan Menariknya, Tempat Terbunuhnya Burung Garuda Raksasa

Unsur Intrinsik

Usai membaca kisah Abu Nawas; Doa Merayu Tuhan, apakah kamu penasaran dengan unsur intrinsiknya? Kalau iya, berikut adalah ulasan singkat unsur-unsurnya, mulai dari tema hingga pesan moral;

1. Tema

Inti cerita atau tema dari dongeng 1001 Malam ini adalah tentang kesabaran dan kebijaksanaan dalam menghadapi masalah. Seperti Abu Nawas yang sabar dan bijak menjawab setiap pertanyaaan dari ketiga orang dan muridnya. Selain itu, dongeng ini juga menceritakan doa atau syair puji-pujian untuk memohon ampun pada Allah Swt..

2. Tokoh dan Perwatakan

Doa Abu Nawas Merayu Tuhan - Pria Bersorban

Ada dua tokoh utama dalam cerita ini, siapa lagi kalau bukan Abu Nawas dan muridnya. Seorang sufi ini digambarkan sebagai sosok yang penyabar, bijak, dan pandai. Ia bisa menjawab pertanyaan dengan mudah dan santai. Kesabarannya terlihat dari ketulusannya menjawab pertanyaan-pertanyaan tak lazim dari orang-orang.

Sementara sang murid digambarkan sebagai seorang anak yang mudah penasaran. Ia ingin tahu apa saja yang dilihat dan didengarnya. Beruntung, Abu Nawas dengan sabar menjawab segala pertanyaan dari muridnya itu.

Tokoh pendukung dalam kisah ini adalah tiga orang tamu. Mereka muncul dalam awal cerita untuk menanyakan tiga pertanyaan yang sama pada Abu Nawas. Meski pertanyaannya sama, sufi nan cerdas itu bisa menjawab dengan tiga jawaban berbeda.

3. Latar

Latar tempat dan setting waktu dalam cerita ini tak disebutkan secara spesifik. Hanya saja, diperkirakan cerita ini menggunakan latar tempat di sebuah ruangan kelas atau mungkin di rumah Abu Nawas.

4. Alur

Alur cerita dongeng 1001 Malam ini adalah maju. Cerita berawal dari kedatangan tiga orang tamu yang bertanya pada Abu Nawas. Mereka bertanya tiga hal yang sama pada sufi cerdas itu.

Meski pertanyaannya sama, Abu Nawas dapat menjawab dengan tiga jawaban yang berbeda. Ketiga orang tamu itu puas dengan jawaban masing-masing dan kemudian pergi dari tempat Abu Nawas mengajar.

Sontak, kejadian itu, membuat salah satu murid sufi tersebut penasaran. Lalu, dengan rasa penasaran, murid itu bertanya pada gurunya bagaimana bisa satu pertanyaan memiliki tiga jawaban yang berbeda.

Ia lalu menjawab bahwa manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, yaitu tingkatan mata, otak, dan hati. Untuk mempermudah si murid memahami maksudnya, ia memberikan penjelasan lewat perumpamaan bintang di langit.

Setelah itu, sang murid pun memahami maksud dari gurunya. Namun, ia masih memiliki pertanyaan lain. Murid itu penasaran, apakah Tuhan bisa dirayu oleh manusia? Dan jawaban Abu Nawas adalah mungkin saja bisa.

Manusia mungkin bisa merayu Tuhan lewat pujian dan doa-doa. Setelah itu, Abu Nawas mengucapkan doa yang artinya adalah tentang pengakuan dan permintaan tobat seorang umat kepada Allah Swt..

5. Pesan Moral

Apakah pesan moral yang bisa kamu petik dari kisah Abu Nawas; Doa Merayu Tuhan ini? Salah satu pesan yang terkandung adalah berusahalah untuk bersabar menghadapi setiap masalah.

Abu Nawas bisa saja marah kepada ketiga orang tamu yang memberinya pertanyaan sama. Namun, dengan cerdas ia malah memberikan tiga jawaban yang berbeda kepada setiap tamunya.

Lalu, ia juga bisa saja memarahi muridnya yang memberikan pertanyaan tak lazim, yakni bisakah manusia merayu Tuhan. Hanya saja, ia memilih tuk memberikan pengertian bahwa merayu Tuhan bisa dengan cara berdoa dan memberikan pujian kepadanya.

Selain unsur-unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik yang bisa kamu simpulkan dari kisah Abu Nawas; Doa Merayu Tuhan ini. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sekitar pada saat itu, termasuk nilai budaya, sosial, dan moral.

Baca juga: Cerita Rakyat Putri Satarina dan Tujuh Bidadari dari Sulawesi Tenggara & Ulasannya, Kisah Kebaikan Hati Seorang Gadis

Fakta Menarik

Sebelum mengakhiri artikel ini, kurang lengkap rasanya bila kamu belum membaca fakta menariknya. Karena ceritanya singkat, tak banyak fakta menarik yang bisa kami jabarkan. Namun, ada satu fakta yang sayang bila kamu lewatkan. Berikut ulasan singkatnya;

1. Kepopuleran Syair Abu Nawas

Doa Abu Nawas Merayu Tuhan - Masjid

Saat kamu membaca Doa Abu Nawas Merayu Tuhan di atas, apakah kamu merasa familier atau mungkin sudah mengetahuinya? Jadi, doa yang merupakan syair Abu Nawas yang populer dengan judul Syair Al-I’tiraf.

Al I’tiraf sendiri artinya adalah pengakuan. Biasanya, pujian atau syair ini dikumandangkan sebelum adzan. Tak hanya itu, ada beberapa penyanyi religi yang cukup populer di Indonesia yang menyanyikan syair ini, seperti Ustaz Jefri Al Buchori, Nissa Sabyan, Fathur, dan Alfina Nindiyani. Kamu bisa mendengarkannya di Youtube.

Baca juga: Dongeng tentang Persahabatan Buaya dan Burung Penyanyi dan Ulasan Menariknya, Sebuah Pelajaran untuk Tidak Berkata Sembarangan

Belajar Bersabar dan Bijak dari Kisah Ini

Demikianlah artikel yang membahas kisah Abu Nawas; Doa Merayu Tuhan ini. Kamu suka dengan kisahnya? Semoga, dari kisah ini kamu bisa belajar kesabaran dan kebijaksanaan, ya. Selain itu, semoga saja kamu makin memahami Syair Al I’tiraf.

Apabila tertarik untuk membaca kisah lainnya, langsung saja kepoin situs ini. Ada Doa Abu Nawas Minta Jodoh, Abu Nawas dan Keledai, kisah Abu Nawas Mencari Cincin, dan masih banyak lagi. Selain itu, ada pula cerita rakyat atau legenda Nusantara, seperti Tangkuban Perahu, asal usul Gunung Mekongga, dan kisah terbentuknya Pulau Nusa. Selamat membaca!

← Kisah Lucu dan Menggelitik Abu Nawas dan Telur Unta untuk Mengobati Raja Beserta Ulasan Lengkapnya
Cerita Rakyat dari Daerah Lampung, Asal Mula Kotabumi dan Ulasan Lengkapnya →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Rinta Nariza

Rinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya.

Editor
Khonita Fitri

Seorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.

Sidebar Utama

Artikel Terkait

Cerita Dongeng 1001 Malam

  • Dongeng Abu Nawas Mencari Tuhan dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Pria yang Penasaran dengan Keberadaan Tuhan
  • Dongeng 1001 Malam, Kisah Abu Nawas Mengguncang Dunia Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Kisah Abu Nawas Ingin Terbang Sehingga Bikin Geger Warga Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Kisah 1001 Malam dan Ulasan Lengkapnya, Cerita Abu Nawas Akan Disembelih dan Dijadikan Bubur Oleh Rakyat Badui
  • Kisah Lucu dan Menggelitik Abu Nawas dan Telur Unta untuk Mengobati Raja Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Cerita Batu dan Pohon Ara Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng 1001 Malam yang Sarat Pesan Moral
  • Kisah Abu Nawas tentang Pesan Bagi Para Hakim dan Ulasan Menariknya, Pelajaran untuk Selalu Profesional dalam Bekerja
  • Dongeng Lucu dan Menggelitik, Abu Nawas Menipu Gajah Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Dongeng 1001 Malam, Abu Nawas dan Lelaki Kikir Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Dongeng 1001 Malam, Kisah Abu Nawas dan Keledai Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Kisah Abu Nawas dan Botol Ajaib yang Sarat akan Makna Beserta Ulasan Unsur Intrinsiknya
  • Dongeng Abu Nawas Merayu Tuhan Beserta Ulasannya, Kisah yang Sarat akan Makna
  • Dongeng Ali Baba dan 40 Pencuri Beserta Ulasan Lengkapnya, Pelajaran tentang Ketamakan
  • Kisah Lucu Abu Nawas dan Dua Sahabatnya tentang Puasa Beserta Ulasan Menariknya
  • Cerita Abu Nawas Mencari Cincin dan Ulasannya, Kisah Menggelikan yang Mengandung Pesan Bijak
  • Cerita Dongeng Abu Nawas Berdoa Mencari Jodoh Beserta Ulasan Menariknya
  • Cerita Lucu Abu Nawas Menipu Malaikat di Alam Kubur & Ulasan Menariknya
  • Kisah Aladin dan Lampu Ajaib yang Diadaptasi ke Berbagai Karya Beserta Ulasannya
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Persyaratan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 PosKata.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.