Abu Nawas merupakan seorang pujangga yang memiliki banyak kisah menarik, salah satunya saat ia memanjatkan doa untuk mencari jodoh. Kalau penasaran seperti apa ceritanya, langsung saja simak ulasan di bawah ini!
Siapa yang tak kenal dengan Abu Nawas, seorang pujangga yang memiliki 1001 kisah lucu dan kocak? Salah satu kisah Abu Nawas paling terkenal adalah saat ia memanjatkan doa kepada Tuhan dalam usaha mencari dan minta jodoh.
Ceritanya tak hanya bisa kamu jadikan hiburan yang bisa dikisahkan ulang kepada teman-temanmu saja. Namun, bisa juga kamu jadikan penyemangat saat sedang menantikan jodohmu.
Sudah tak sabar ingin mengetahui kisah Abu Nawas dalam mencari jodoh? Langsung saja simak ulasannya di bawah ini. Selain ceritanya, kamu juga bisa mendapatkan sedikit ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya, lho! Selamat membaca!
Kisah Abu Nawas Mencari Jodoh
Alkisah pada suatu masa, Abu Nawas yang masih bujang tengah jatuh cinta pada seorang gadis yang cantik jelita. Tak hanya berparas rupawan, gadis tersebut juga cerdas dan rajin beribadah. Oleh karenanya, sang pujangga sangat berambisi untuk memperistrinya.
Menurut kisah yang beredar, karena cintanya yang begitu besar, Abu Nawas memanjatkan doa kepada Allah Swt. untuk minta agar didekatkan dengan gadis pujaannya itu dan menjadi jodoh atau pasangan hidupnya kelak.
“Ya Allah,” ucapnya berdoa, “Jika memang gadis itu adalah yang terbaik untukku, dekatkanlah ia denganku. Namun, jika memang menurut-Mu ia tak baik untukkku, kumohon ya Allah, pertimbangkanlah lagi.” Tak lupa, ia menyebutkan nama sang gadis dalam doanya.
Seperti memaksa Allah Swt., doa itu selalu diucapkan oleh Abu Nawas setelah selesai salat lima waktu tanpa henti. Bahkan, ketika masih belum ada tanda-tanda dari Allah Swt. selama berminggu-minggu sekalipun, doa itu terus saja diucapkannya. Sang pujangga sangat yakin kalau Yang Maha Esa suatu hari pasti akan mengabulkan doanya.
Hingga akhirnya, tiga bulan pun berlalu. Abu Nawas merasa kalau doanya mungkin tak akan pernah terkabul. Ia pun berpikir keras dan introspeksi diri. “Apakah Allah tak mengabulkan doaku karena aku tidak berpasrah atas pilihan jodohku?” tanyanya dalam hati.
Setelah merenung selama beberapa saat, ia mencoba untuk mengubah doanya. Ia tetap meminta jodoh kepada Allah Swt., tapi kali ini ia mengubah kata-katanya. Dalam setiap doa yang ia ucapkan setelah salat lima waktu, ia tak lagi menyebutkan nama sang gadis cantik secara spesifik. Ia bahkan tak lagi memaksa Allah untuk mengabulkan doa tersebut.
“Ya Allah, berikanlah istri yang terbaik untukku,” ucapnya dalam salah satu doa. Sangat sederhana dan tidak memaksa.
Usaha Berdiplomasi Melalui Doa Kepada Allah Swt.
Sama seperti sebelumnya, doa tersebut selalu diucapkan setiap selesai salat lima waktu. Sekali lagi, ia melakukan rutinitas itu selama berminggu-minggu. Namun, tetap saja Abu Nawas tidak pernah bertemu dengan gadis pujaannya. Ia sampai bertanya-tanya kapankah Allah Swt mempertemukannya dengan wanita yang bersedia ia nikahi.
Kebingungannya itu semakin lama menjadi sebuah kekhawatiran. Bagaimana jika ternyata doanya tak lagi terkabul karena terlalu sederhana? Akhirnya Abu Nawas pun kembali memutar otaknya agar doanya bisa segera terkabul.
Untungnya, Abu Nawas adalah seseorang yang cerdas dan tak mudah kehabisan akal. Ia langsung memikirkan cara agar bisa berdiplomasi dengan Allah Swt. Sekali lagi, ia mengubah doanya.
“Ya Allah,” ucapnya setelah selesai salat lima waktu, “kali ini aku tidak meminta jodoh untuk diriku. Aku hanya meminta seorang gadis yang pantas dijadikan menantu ibuku, ya Allah. Ibuku yang sangat aku cintai itu sudah tua dan aku ingin membahagiakannya. Oleh karena itu, berikanlah ia menantu yang baik dan solehah.”
“Sekali lagi, doa ini bukan untukku, ya Allah,” tutupnya seolah berusaha meyakinkan Sang Maha Mengetahui.
Memang ada-ada saja si Abu Nawas ini. Bisa-bisanya ia membawa-bawa nama ibunya di dalam doanya. Padahal Allah Maha Mengetahui dan tak bisa diakali. Sudah jelas kalau permintaannya itu untuk dirinya sendiri.
Namun, kali ini doa tersebut justru terkabulkan. Mungkin karena keikhlasan dan keluguan Abu Nawas, Allah Swt. pun menakdirkan seorang wanita cantik dan salihah sebagai istrinya. Sang pujangga merasa bahagia dan bersyukur karena bisa mempersunting wanita pujaannya. Kehidupan keluarga kecil itu pun berjalan sakinah, mawaddah, warahmah.
Baca juga: Dongeng Melayu Pak Ande yang Bertemu Gergasi & Ulasan Menariknya
Unsur Intrinsik Kisah Abu Nawas Mencari Jodoh
Setelah membaca kisah Abu Nawas dalam mencari jodoh, jangan lupa ketahui juga beberapa unsur intrinsik seputar ceritanya. Berikut adalah ulasannya:
1. Tema
Gagasan utama atau tema dari kisah Abu Nawas mencari jodoh ini adalah kesabaran. Terlihat dari sang pujanga yang tak pernah berhenti berdoa selama berbulan-bulan, meskipun Allah Swt. belum menjawab doanya. Ia bahkan masih yakin Allah Swt. pasti akan mendatangkan jodohnya di waktu dan doa yang tepat.
2. Tokoh dan Perwatakan
Tokoh utama dalam kisah ini adalah Abu Nawas yang sedang mencari jodoh. Ia digambarkan memiliki sifat yang sabar, tawakal, dan juga cerdik. Buktinya, selama berbulan-bulan ia terus berdoa memohon didekatkan dengan wanita pujaannya. Ketika doa itu tak juga terkabul, ia tak lagu pesimis atau menyalahkan Sang Maha Pengasih.
Selain Abu Nawas, ada juga tokoh lain yang turut serta mewarnai kisahnya. Yakni sang gadis pujaan yang namanya selalu disebut oleh Abu Nawas selesai salat lima waktu.
3. Latar
Tak ada latar lokasi yang disebutkan secara khusus dalam kisah Abu Nawas mencari jodoh ini. Namun, tetap ada latar waktu yang disebutkan, yakni setelah salat lima waktu.
4. Alur
Kisah Abu Nawas memanjatkan doa untuk mencari dan minta jodoh ini memiliki alur maju atau progresif. Ceritanya dimulai dari Abu Nawas yang tengah jatuh hati kepada seorang gadis dan berharap dijodohkan dengannya. Ia pun kemudian berdoa sepenuh hati kepada Allah Swt. agar bisa dekat dengan gadis tersebut.
Konflik terjadi ketika setelah berbulan-bulan lamanya ia tak juga didekatkan dengan gadis tersebut. Ia pun kemudian mengubah isi doanya dan kembali meminta Allah Swt. agar mendapat istri terbaik. Ketika doa itu tak juga terkabulkan, ia pun kembali mengubahnya agar Allah Swt. memberikan menantu terbaik untuk ibunya. Pada akhirnya, doa itu pun terkabul dan Abu Nawas bisa menikah dengan wanita pujaannya.
5. Pesan Moral
Amanat atau pesan moral yang bisa didapatkan dari kisah Abu Nawas mencari jodoh ini adalah jangan pernah merasa lelah meminta kepada Allah Swt. karena Ia pasti akan mengabulkan doa hamba-Nya pada waktu yang tepat.
Selain unsur intrinsiknya, ceritanya juga mengandung unsur ekstrinsik. Yakni hal-hal di luar kisahnya yang mempengaruhi dan mewarnai jalannya cerita, seperti nilai moral, budaya, dan agama.
Baca juga: Kisah Si Jangoi dan Ulasannya, Inspirasi Nama Pulau di Kepulauan Riau
Fakta Menarik tentang Kisah Abu Nawas Mencari Jodoh
Sudah puas membaca kisah Abu Nawas yang sedang mencari jodoh dan ulasan unsur intrinsiknya? Jangan lupa baca sekalian sedikit ulasan seputar fakta menariknya, ya! Berikut ulasannya!
1. Doa Meminta Jodoh
Buat kamu yang sedang jomblo seperti Abu Nawas di awal kisah mungkin bertanya-tanya seperti apa sebenarnya doa mencari atau minta jodoh yang baik. Tak perlu galau atau risau, karena di dalam Alquran sendiri beberapa kali disebutkan ayat yang berisi doa mendapatkan jodoh yang terbaik.
Yang pertama adalah surat Al-Anbiya’ ayat 89 yang berbunyi, “Rabbi laa tadzarnii fardan wa anta khairul waaritsiin.” Ayat yang bermakna, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik” itu diangkat dari kisah Nabi Zakaria yang mengalami cobaan karena belum memiliki keturunan selama puluhan tahun. Semoga saja dengan mengucapkan doa ini setelah salat, Allah Swt. akan semakin cepat mendekatkanmu dengan jodohmu.
Kemudian ada juga surat Al-Furqan ayat 74 yang berbunyi, “Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzuriyyatinaa qurrota a’yun.” Maknanya adalah, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan dari kalangan kami sebagai penenang hati. Dengan melafalkan doa ini setiap kali selesai salat lima waktu, semoga hatimu menjadi lebih tenang dalam menjemput jodoh impianmu.
Selain kedua doa yang berasal dari Alquran itu, ada juga doa lain yang sama baiknya dan bisa kamu gunakan. Khususnya jika kamu ingin berdoa secara spesifik berdasarkan jenis kelaminmu.
Bagi laki-laki bisa berdoa, “Robbi hablii milladunka zaujatan thoyyibah akhtubuhaa wa atazawwaju biha watakunu shoohibatan lii fiddini waddunyaa walaakhiroh.” Artinya adalah, “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu. Istri yang aku lama dan nikahi. Istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, dunia, dan akhirat.”
Sementara bagi para perempuan bisa berdoa, “Robbi hablii milladunka zaujan thoyyiban wayakuuna shoohiban lii fiddini waddunyaa wal aakhiroh.” Dengan arti, “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu. Suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, dunia, dan akhirat.”
Selain berdoa setiap kali selesai salat lima waktu, jangan lupa untuk melakukan salat tahajud di sepertiga malam dan salat hajat. Tak lupa jagalah wudu dan teruslah berusaha untuk memperbaiki diri. Perbanyak silaturahmi dengan kerabat dan tetaplah tawakal kepada Allah Swt. Yakinlah, bahwa Allah pasti telah menyiapkan jodoh datang pada waktu yang tepat untukmu.
Baca juga: Cerita Siti Maryam Ibu Nabi Isa As, Wanita Suci yang Dipilih Allah
Sudah Puas Membaca Kisah Abu Nawas Mencari Jodoh?
Itulah tadi kisah lucu Abu Nawas dalam mencari jodoh terbaik untuknya. Ceritanya inspiratif dan cocok dijadikan sebagai dongeng sebelum tidur, kan?
Kalau masih ingin membaca cerita-cerita kocak Abu Nawas lainnya, cek saja artikel di PosKata. Di sini kamu bisa mendapatkan kisah Abu Nawas dalam menipu malaikat, mencari Tuhan, atau mencari neraka.