Suka membaca kisah-kisah lucu Abu Nawas yang terkenal cerdik dan bijak? Pernah mendengar hikayat Abu Nawas dan botol ajaib yang sarat akan pesan moral? Bila belum, tak perlu ke mana-mana lagi. Mending kamu langsung saja simak artikel ini!
Dongeng atau hikayat Abu Nawas biasanya berisi cerita yang tak hanya lucu, tapi juga mengandung pesan positif. Ada banyak hikayat tokoh ini yang menarik tuk kamu baca, salah satunya adalah Abu Nawas dan Botol Ajaib.
Kamu sudah pernah membaca kisahnya? Singkatnya, dongeng ini mengisahkan tentang seorang raja yang memberikan tugas konyol kepada Abu Nawas. Meski awalnya kebingungan, pada akhirnya pria tersebut bisa menemukan cara untuk menyelesaikan tugas dari baginda raja.
Semakin penasaran dengan kisah selanjutnya dari hikayat Abu Nawas dan botol ajaib? Tak perlu banyak basa-basi lagi, yuk, langsung saja simak kisah beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya berikut!
Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib
Alkisah, pada suatu hari, Baginda Raja Harun Ar-Rasyid merasakan sakit perut yang tak kunjung sembuh. Kata tabib istana, Baginda Raja terkena penyakit angina. Penyakitnya tak parah, tapi cukup mengganggu keseharian baginda.
Ia lalu memanggil Abu Nawas ke istananya. Sesampainya pria itu di istana, Baginda Raja menyambutnya dengan senyuman yang lebar. Rupanya, sang raja telah menyiapkan tugas yang cukup konyol untuk pria tersebut.
“Hai, kau Abu Nawas. Aku punya tugas penting buatmu,” ucap sang raja.
“Wahai Baginda Raja Harun Ar-Rasyid, tugas apakah yang akan engkau berikan pada hamba?” jawab pria lucu itu.
“Akhir-akhir ini aku sering merasakan sakit perut. Kata tabib istana, aku menderita penyakit angina,” kata raja
Abu Nawas sedikit keheranan mendengar cerita sang raja. Ia lalu bertanya, “Ampun Baginda, kiranya apa yang bisa hamba lakukan untuk Yang Mulia?”.
“Tangkap dan penjarakan angin itu untukku! Kau tentu bisa melakukannya, bukan?” perintah sang raja.
Pria yang mendapat perintah konyol dari raja ini pun terdiam sejenak. Ia merasa bingung dengan perintah dari raja. Di sisi lain, ia tak mungkin menolak perintah itu. Sebab, apa pun yang jadi perintah raja harus ia patuhi bila tak mau terkena hukuman.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya pria ini menjawab, “Baiklah, Yang Mulia. Akan hamba coba untuk memenjarakan angin,” ucapnya meskipun belum tahu cara untuk menangkap benda tak kasat mata itu.
“Aku beri kau waktu tiga hari untuk menyelesaikan tugasmu. Betapa baik hatiku, hahaha” ucap sang raja.
“Baik, Yang Mulia. Akan hamba segera selesaikan perintah dari Tuan,” jawabnya.
Baca juga: Legenda Asal-Usul Pulau Senua dan Ulasan Menariknya, Pulau yang Berbentuk Seperti Ibu Hamil
Memikirkan Cara Memenjarakan Angin
Usai mendapat perintah dari sang raja, Abu Nawas pun pulang membawa tugas konyol itu. Sepanjang perjalanan pulang, ia terus terdiam dan mulutnya terkunci tak mengeluarkan sepatah kata pun.
Ia tak habis pikir dengan perintah yang Raja Harun Ar-Rasyid berikan. Ia belum bisa memikirkan bagaimana cara menangkap dan memenjarakan angin. Menurutnya, angin adalah benda yang tak berwarna dan tak dapat dilihat.
“Bagaimana bisa aku menangkap angin yang bahkan tak bisa kusentuh itu?” tanyanya dalam hati.
Dua hari berlalu, Abu Nawas tak kunjung mendapatkan ide untuk menangkap angin, apalagi harus memenjarakannya. Ia hampir putus asa. Bahkan, ia tak dapat tidur dengan tenang. Ditambah lagi, waktu yang Baginda Raja tentukan hanya kurang 1 hari lagi.
“Apa yang harus kuperbuat? Besok adalah hari terakhir. Tapi, aku tak kunjung mendapatkan ide,” ucapnya dalam hati.
Ia mondar-mandir memikirkan cara untuk memenjarakan angin. Saking bingungnya, dalam hati, ia sempat menyerah dan berserah pada hukuman yang akan dirinya dapatkan esok hari.
Ketika malam datang, tiba-tiba ia mendapatkan ide yang sangat cemerlang. “Bukankah angin itu tidak terlihat? Raja juga tak dapat melihatnya, bukan?” ucapnya dalam hati sambil bergegas menyiapkan alat-alat yang ia butuhkan untuk menyelesaikan tugasnya.
Kembali ke Istana
Saat pagi tiba, ia berjalan dengan yakin ke istana. Ia membawa sebuah botol kosong. Tak nampak apa pun di dalam botol itu. Ia lalu menemui Baginda Raja yang rupanya juga telah menunggu kedatangannya.
“Kau sudah menyiapkan tugas yang kuperintahkan padamu?” tanya sang raja.
“Tentu sudah, Yang Mulia,” kata Abu Nawas sambil menyerahkan sebuah botol kosong pada Baginda Raja.
“Mana anginnya?” tanya Baginda.
“Ada di dalam botol ini, Yang Mulia,” jawab pria cerdas itu dengan senyuman.
“Benarkah? Kenapa aku tak bisa melihat apa-apa?” tanya Baginda Raja kebingungan.
” Ampun Baginda, siapa pun tak akan bisa melihat angin. Akan tetapi, jika ingin tahu angin, Tuan harus membuka tutup botol tersebut terlebih dahulu,” jawab Abu Nawas meyakinkan sang raja.
Setelah membuka tutup botol, Baginda Raja mencium bau busuk. Ia lalu murka kepada pria yang membawa botol tersebut. “Bau busuk apa ini? Kau mau meracuniku?” bentak sang raja.
“Ampun Baginda. Tadi hamba buang angin. Lalu, hamba masukkan dalam botol itu. Karena takut anginnya keluar, maka hamba memenjarakannya dengan menutup botol ini. Dengan begitu, hamba bisa menyelesaikan tugas dari Tuan,” jawab pria cerdik ini.
Mendengar penjelasan pria itu, Baginda Raja tak jadi marah. Ia merasa perkataan Abu Nawas sangat masuk akal. Karenanya, Baginda Raja tak menghukum pria itu dan justru memberikannya sebuah hadiah.
Unsur Intrinsik
Suka dengan hikayat lucu Abu Nawas dan botol ajaib di atas? Penasaran dengan unsur intrinsik, seperti tema, tokoh dan perwatakan, latar, alur, serta pesan moral dalam kisah ini? Yuk, simak ulasan singkatnya berikut;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari hikayat ini adalah tentang kecerdikan dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, hikayat ini juga menceritakan tentang semangat dan kerja keras yang membuahkan hasil positif.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada dua tokoh utama yang mewarnai cerita ini. Siapa lagi kalau bukan Abu Nawas dan Baginda Raja Harun Ar-Rasyid. Abu Nawas memiliki sifat yang cerdik, banyak akal, dan pantang menyerah.
Sementara itu, Baginda Raja Harun Ar-Rasyid digambarkan sebagai raja yang kurang pandai. Sebab, ia memberikan perintah yang tak masuk akal, yakni menangkap angin. Meski hanya memiliki dua tokoh utama, kisah ini tetap menarik tuk kamu baca, bukan?
3. Latar
Hikayat Abu Nawas dan botol ajaib ini menggunakan tiga latar tempat. Yaitu istana kerajaan, jalanan, dan rumah Abu Nawas. Untuk latar waktu, cerita ini berkisah pada pagi, siang, dan malam hari.
4. Alur Cerita Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib
Kalau membaca dengan seksama kisah ini, kamu mungkin bisa langsung menebak kalau alur ceritanya adalah maju. Cerita bermula dari Baginda Raja Harun Ar-Rasyid yang menderita penyakit angina.
Dengan konyolnya, ia lalu menugaskan pada Abu Nawas untuk menangkap dan memenjarakan angin. Awalnya, pria ini hampir putus asa karena tak kunjung mendapatkan ide untuk menangkap angin yang bahkan tak bisa dipegang itu.
Namun, pada akhirnya ia bisa menemukan ide untuk menangkap angin. Ia mengambil botol kosong, lalu buang angin di dalamnya. Setelah itu, botolnya ia tutup dan diserahkan pada sang raja.
Meski awalnya sang raja marah karena bau busuk itu, ia lalu mengerti penjelasan Abu Nawas. Pada akhirnya, Baginda Raja memberikan hadiah pada pria yang cerdik dan bijaksana itu.
5. Pesan Moral
Bisa menebak kira-kira apa saja pesan moral atau amanat yang terkandung dalam hikayat Abu Nawas dan botol ajaib ini? Salah satu amanat dalam dongeng ini adalah jangan mudah berputus asa dalam menghadapi suatu masalah. Teruslah berjuang dan pantang menyerah dalam mencari jalan keluar dari setiap masalah yang kamu hadapi.
Pesan moral yang dapat kamu petik dalam kisah ini adalah jangan semena-mena dengan jabatan. Seperti halnya sang raja yang seenaknya memerintah seseorang untuk menyelesaikan tugas konyol.
Tugas menangkap dan memenjarakan angin merupakan hal yang tak lazim, bukan? Untung saja, Abu Nawas punya banyak akal, sehingga ia bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan terhindar dari hukuman.
Selain unsur intrinsik, kisah ini juga memiliki unsur ekstrinsik yang bisa kamu simpulkan dari cerita hikayat Abu Nawas dan botol ajaib ini. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sekitar pada saat itu, termasuk nilai budaya, sosial, dan moral.
Baca juga: Kisah Si Kancil dan Si Gajah beserta Ulasan Lengkapnya, Fabel Menarik yang Mengandung Pesan Bermakna
Fakta Menarik
Tak banyak fakta menarik yang bisa dikulik dari dongeng singkat ini. Hanya ada satu fakta yang mungkin beberapa orang sudah ketahui. Kalau kamu belum tahu dan penasaran, berikut ulasannya;
1. Termasuk dalam Dongeng 1001 Malam
Kamu mungkin sudah familier dengan Dongeng 1001 Malam yang berasal dari Timur Tengah, bukan? Nah, hikayat Abu Nawas dan botol ajaib ini juga termasuk dalam Dongeng 1001 Malam.
Tokoh Abu Nawas sendiri ada di kehidupan nyata. Ia adalah seorang pujangga alias penulis puisi dari Arab. Meski demikian, dongeng ini tidaklah berdasarkan dari kisah nyata.
Sudah Puas Membaca Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib Ini?
Demikianlah hikayat Abu Nawas dan botol ajaib beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Ceritanya cukup menarik dan mengundang gelak tawa, bukan? Kamu sudah cukup puas dengan cerita yang kami paparkan?
Kalau masih butuh kisah lainnya, tak perlu ke mana-mana lagi. Langsung saja telusuri kanal Ruang Pena pada Poskata.com. Ada kisah Nabi Daud Melawan Jalut, dongeng Ali Baba dan 40 Pencuri, atau cerita Nabu Daud As dan Kitab Zabur. Selamat membaca!