• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

PosKata

Inspirasi & Literasi Kata

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Home
  • Arti Nama
  • Inspirasi
  • Ruang Pena
  • Histori
  • Arti Kata
» Ruang Pena » Cerita Rakyat » Cerita Rakyat Jambi

Legenda Rangkayo Hitam dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Raja yang Memperjuangkan Kesejahteraan Kerajaan Jambi

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Gambar Utama

TIap daerah di Indonesia biasanya memiliki cerita rakyat yang menarik tuk disimak. Di Jambi, ada cerita rakyat Rangkayo Hitam yang bisa kamu baca kisahnya di artikel ini. Selamat membaca!

Jambi adalah salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya di bagian tengah Pulau Sumatra. Ada banyak cerita rakyat dari Jambi, salah satunya adalah Orang Kayo Hitam atau biasa disebut Rangkayo Hitam.

Kamu mungkin masih belum familier dengan kisah legenda tersebut. Apalagi kalau kamu tidak berasa dari Provinsi Jambi. Secara singkat, Orang Kayo Hitam adalah nama seorang raja yang memimpin Negeri Jambi. Ia punya kesaktian yang luar biasa, hingga sulit tuk dimusnahkan.

Jika ingin tahu konflik apa dan bagaimana kisah selengkapnya dari cerita rakyat Rangkayo Hitam ini, langsung saja baca artikel berikut. Selain ceritanya, ada pula unsur intrinsik, pesan moral, serta fakta menariknya. Selamat membaca!

Cerita Rakyat Rangkayo Hitam

Cerita Rakyat Rangkayo Hitam - Sampul Buku Sumber: Orang Kayo Hitam – Sarana Pancakarya Nusa

Alkisah, pada zaman dahulu, di Negeri Jambi ada pohon kelapa gading yang hanya memiliki empat buah kelapa. Keempat buah kelapa itu dianggap sakral dan kokoh, karena tidak kunjung jatuh dari pohonnya.

Pada akhirnya, karena sudah semakin tua, pohon kelapa gading itu pun tumbang. Namun, secara ajaib, keempat buah kelapa itu berubah menjadi manusia. Satu buah kelapa menjadi perempuan, dan sisanya menjadi seorang laki-laki.

Mereka tumbuh dengan kesaktian dan kekuatannya masing-masing sehingga berhasil menguasai beberapa tempat. Kakak tertua menjadi penguasa di Kerajaan Mataram,

Sementara anak kedua, Datuk Temenggung, menjadi raja di Negeri Jambi. Orang ketiga adalah Tiang Bungkuk yang menguasai Ranah Minang, dan terakhir, Puteri Mayang Mengurai yang konon menikah dengan raja di negeri lain.

Datuk Temenggung terkenal paling pandai dalam mengelola kerajaan. Sehingga, ia memiliki kekayaan yang melimpah. Kemudian, ia menikah dengan seorang putri cantik dan mereka telah dikaruniai lima orang anak. Mereka adalah Orang Kayo Pinagi, Orang Kayo Hitam, Orang Kayo Gemuk, Orang Kayo Padataran, dan Putri Pinang Masak.

Dari kelima anaknya, Orang Kayo Pinagi dan Orang Kayo Hitam adalah yang punya kekuatan dan kesaktian sama seperti Datuk Temenggung. Ketiga anak lainnya adalah manusia biasa, sama seperti ibu mereka.

Baca juga:  Kisah tentang Si Kelingking Asal Jambi dan Ulasan Lengkapnya, Pelajaran untuk Tidak Meremehkan Penampilan Fisik Seseorang

Orang Kayo Hitam Menjadi Raja

Pada suatu hari, Datuk Temenggung mengatakan bila ia ingin menghabiskan sisa umurnya dengan bertapa di sebuah gua. Karena itu, ia menyerahkan kepemimpinannya kepada Orang Kayo Hitam.

Awalnya, Orang Kayo Pinagi yang dipilih. Namun, ia menolak karena tak ingin menjadi pemimpin kerajaan. Akhirnya, Orang Kayo Hitam yang menggantikan posisi sang ayah. Dalam masa kepemimpinannya, Orang Kayo Hitam terkenal tegas, baik, dan adil. Sehingga, masyarakat merasa aman dan tenteram.

Ia pun membuat peraturan baru yang menguntungkan dan menyejahterakan Negeri Jambi. Bahkan, ia menghapuskan aturan memberi upeti pada Kerajaan Mataram yang dulu selalu dilakukan ayahnya tiap tahun.

Karenanya, Raja Mataram alias paman dari Orang Kayo Hitam murka dan ingin menghancurkan Jambi serta membunuh pemimpinnya. Namun, ia sadar betul, memusnahkan Orang Kayo Hitam tidaklah semudah itu. Lalu, salah satu penasihat kerajaan mengatakan pada sang Raja cara membunuh pemimpin Negeri Jambi.

“Tuan, izinkan hamba mengatakan sesuatu!” ucap penasihat kerajaan itu.

“Katakan saja!,” perintah Raja.

“Untuk menghancurkan Jambi kau harus menyiapkan tentara dan memercayakan sembilan orang hulubalang yang tangguh untuk melatih mereka. Lalu, untuk membunuh Orang Kayo Hitam, kau harus membuat keris yang ditempa oleh sembilan besi, dan harus diselesaikan selama sembilan kali Jumat,” ucap penasihat kerajaan.

Raja pun memerintahkan para pengawal istana untuk menyiapkan semuanya. Sementara itu, di Negeri Jambi, Orang Kayo Hitam mendengar rencana jahat dan licik Raja Mataram. Tentu saja ia tak tinggal diam.

Menyamar Menjadi Anak Kecil Kudisan

Ia lalu pergi ke Mataram tuk menggagalkan rencana pamannya. Dengan perahu kecilnya, ia mendatangi pelabuhan Mataram. Agar tak diserang oleh pengawal kerajaan, ia menyamar menjadi seorang anak kecil yang kudisan.

Tak satu pun orang yang berani mendekatinya karena takut ketularan. Ia lalu mendatangi gelanggang tempat para tentara berlatih. Sesampainya di sana, semua orang menjauhinya. Wajar saja, tubuhnya sangatlah bau busuk.

Karena tak tahan dengan bau busuknya, sembilan orang hulubalang yang tangguh pun menghampiri anak kecil itu.

“Heh! Kau bocah bau busuk, apa tujuanmu datang kemari? Baumu sangatlah mengganggu hidung kami. Tak bisakah kau pergi dari sini!” ucap salah satu hulubalang.

“Aku hanya ingin bermain-main dengan ayamku ini,” jawab anak kecil itu.

“Apa maksudmu?” ucap salah satu hulubalang.

“Lihatlah ayamku ini. Ia sangat pandai berkokok,”  ujar Orang Kayo Hitam sambil melepaskan ayam yang digenggamnya.

Sontak hal itu membuat para hulubalang kesal setengah mati. Lalu, salah satu hulubalang tak sanggup menahan emosi dan hendak membunuh anak kecil itu.

Lalu, anak kecil itu berkata, “Tunggu! Sebelum kau membunuhku. Izinkan aku menunjukkan keahlianku yang lain. Kali ini aku tak main-main,” ucap Orang Kayo Hitam.

“Cepat tunjukkan pada kami! Kalau kau mempermainkan kami lagi, nyawamu akan melayang!” ancam salah satu hulubalang.

“Izinkan aku mengambil kayu yang ada di kapalku. Akan aku tunjukkan kemampuanku,” ucapnya.

“Baiklah, kami akan menunggumu,” ujar salah satu hulubalang.

Membunuh Para Hulubalang

Setelah mengambil sebuah kayu kecil, ia pun kembali ke gelanggang tempat para tentara berlatih. Ia lalu menunjukkan kayu kecil itu pada para hulubalang.

“Hah? Apa maksudmu? Apa yang kau lakukan dengan kayu kecil ini? Apakah kau mempermainkan kami lagi?” geram salah hulubalang.

“Tentu tidak. Aku akan menunjukkan kesaktianku. Tapi, aku minta seluruh pelatih tentara berkumpul di sini,” ujar anak kecil.

Setelah semua orang berkumpul, ia pun menunjukkan aksinya. Dengan cepat, ia mengayunkan kayu kecil yang ternyata sakti itu ke arah semua para hulubalang. Seketika itu pula, hulabalang terkapar lemas dengan penuh darah dan mati begitu saja.

Para pasukan tentara pun mengakui kehebatan anak kecil itu. Mereka lalu tunduk kepadanya. Setelah berhasil menakhlukan bala tentara, Orang Kayo Hitam pun datang menemui Raja Mataram. Kali ini, ia tak lagi menyamar menjadi seorang anak kecil.

“Kenapa kau hendak menghancurkan Jambi?” tanyanya tanpa basa-basi.

“Tentu saja karena kau menghentikan pemberian upeti!” ucap Raja Mataram.

“Kau harus menghapuskan peraturan upeti, karena itu hanya menguntungkan kerajaanmu saja,” ucap Orang Kayo HItam.

“Jika ingin menghapusnya, kau harus melawan seorang empu yang ada di goa dekat gunung itu,” ucap Raja Mataram sambil menunjukkan goa tempat seorang empu yang membuat keris untuk membunuh Orang Kayo Hitam.

Baca juga: Legenda Asal Usul Danau Malawen dan Ulasannya, Sebuah Imbauan untuk Mendengarkan Nasihat Kedua Orang Tua

Melawan Empu

Ia lalu pergi ke goa itu sendirian. Dengan menaiki kapal kecilnya, ia menyeberangi sungai agar bisa di goa tersebut. Sesampainya di sana, ia menyamar menjadi seorang pedagang.

“Apa tujuanmu datang ke goa ini?” ucap Empu itu.

“Saya ingin menawarkan dagangan, Tuan. Berkenankah engkau membelinya?” ucap Orang Kayo Hitam.

“Aku tak berminat! Pergilah! Aku sedang sibuk,” ucap Empu itu.

“Apa yang sedang kau perbuat, Tuan? Barangkali aku bisa membantumu,” ucapnya.

“Aku sedang membuat keris hebat untuk membunuh seseorang yang sakti. Sebentar lagi aku akan menyelesaikannya,” ucap Empu itu.

Tak lama kemudian, Empu itu berhasil membuat keris sakti. “Akhirnya aku bisa menyelesaikan keris ini!” ucapnya bahagia sambil memandangi keris itu.

“Memangnya, Tuan hendak membuat keris untuk membunuh siapa?” tanya Orang Kayo Hitam.

“Aku membuatnya untuk membunuh Orang Kayo Hitam. Semua ini adalah perintah Raja,” ucap Empu itu.

“Tahukah Empu, akulah Orang Kayo Hitam,” ucapnya dengan berani. Ia sama sekali tak takut dengan keris itu.

Kemudian, mereka pun melakukan pertandingan sengit. Empu berulang kali mengayunkan kerisnya. Untungnya, Orang Kayo Hitam berhasil menghindar. Setelah pertandingan berlangsung lama, akhirnya, Rangkayo Hitam berhasil memenangkan pertandingan.

Ia lalu kembali ke Kerajaan Mataram dengan membawa kepala Empu. “Lihatlah! Aku berhasil membunuh Empu yang kau pilih tuk membunuhku! Sekarang, hentikan tindak tanduk jahatmu. Hapuskan upeti dan biarkan kerajaanku hidup dengan tenang,” ucap Orang Kayo Hitam pada pamannya.

Pertandingan dengan Raja Mataram

“Tentu saja aku tak akan semudah itu menghapus aturan yang selama ini telah kubuat,” ucap Raja Mataram. Ia tak menepati janjinya. Meski keponakannya telah membunuh Empu itu, ia tetap tak ingin menghapus peraturan.

Pada akhirnya, Orang Kayo Hitam pun melakukan penyerangan, “Aku tak segan membunuhmu, meski kau sendiri adalah pamanku,” ucapnya.

“Kau pikir aku takut? Tak ada satu pun di dunia ini yang aku takuti!” ucap Raja Mataram,

Mereka pun melakukan pertandingan sengit dan penuh darah. Raja Mataram berhasil menggores luka di beberapa anggota badan keponakannya. Begitu pun Orang Kayo Hitam. Ia juga berhasil melukai pamannya.

Setelah sekian lama berkelahi, Orang Kayo Hitam berhasil mengalahkan Raja Mataram. Karena itu, para rakyat dan bala tentara pun memintanya menggantikan posisi Raja. Ternyata, selama ini Raja Mataram terkenal jahat dan angkuh, sehingga rakyat tidak sejahtera.

Bagaimana tidak, setiap tahun para rakyat harus membayar pajak yang nominalnya tak sedikit. Tentu saja, rakyat miskin merasa sangat sengsara.

Namun, pemimpin Negeri Jambi itu menolaknya. “Aku tak bisa menjadi Raja di sini. Sebab, aku juga punya rakyat di Negeri Jambi yang harus aku urus. Aku tak mungkin meninggalkan mereka. Karena mereka adalah amanat dari ayahku,” tegas pria bijak itu.

“Tapi, Tuan, tolong bantulah kami. Kami tak punya undang-undang atau peraturan yang melindungi kami. Peraturan di kerajaan ini dibuat hanya untuk menyejahterakan para pemerintah kerajaan. Sedangkan kami para rakyat sangat menderita,” ucap salah satu rakyat.

Menjadi Pemimpin Sementara

Karena merasa kasihan, Orang Kayo Hitam pun menjadi pemimpin sementara Kerajaan Mataram. Ia lalu menghapus beberapa peraturan, termasuk upeti dan pajak rakyat.

Setelah membuat undang-undang dan peraturan yang memadai, akhirnya ia pun pamit undur diri. Ia lalu mengutus adiknya, Orang Kayo Padataran, untuk memimpin Kerajaan Mataram.

“Para rakyatku di Kerajaan Mataram, kini tibalah saatnya aku pulang ke Negeri Jambi. Meski aku merasa bahagia di sini, Negeri Jambi tak akan pernah aku tinggalkan. Sebab, Negeri itu merupakan peninggalan dari ayahku. Sebagai gantinya, akan aku utus Orang Kayo Padataran yang merupakan adikku untuk memimpin Kerajaan Mataram,” ujarnya berpamitan.

Seperti kakaknya, Orang Kayo Padataran memimpin Kerajaan Mataram dengan baik dan bijak. Ia pun bisa menyejahterakan rakyatnya.

Setelah itu, Orang Kayo Hitam pun kembali ke Negeri Jambi. Rupanya, ternyata telah terjadi keonaran. Banyak ayam yang lehernya patah dan jantung pisang banyak yang terjatuh dari pohonnya, sehingga masyarakat merugi. Setelah diusut, ternyata semua itu adalah ulah dari Tiang Bungkuk yang merupakan adik dari Datuk Temengungg.

Menemui Tiang Bungkuk

Setelah mengetahui fakta tersebut, tentu saja Orang Kayo Hitam tak tinggal diam. Ia lalu mendatangi Ranah Minang untuk menemui Tiang Bungkuk.

“Pamanku, Tiang Bungkuk, kenapa kau tega mengacau Negeriku? Bukankah Negeri Jambi ini dulunya milik kakakmu, tak seharusnya kau mengacau,” ucap pemimpin Negeri Jambi itu.

“Aku merasa kesal dengan Negeri Jambi. Kenapa semua rakyatnya tampak sejahtera,” ucapnya.

“Kenapa Paman harus kesal? Seharusnya Paman bangga akan hal itu,” jawab pria bijak itu.

“Bagaimana aku tak kesal. Bahkan, aku saja tak sanggup memimpin Ranah Minang yang hanya sekecil ini. Lihatlah rakyatku, semuanya sengsara dan hidup dengan serba kekurangan,” ucap Tiang Bungkuk.

Ternyata, ia merasa iri karena tak bisa memimpin dengan baik. Bahkan, ia kalah dengan keponakannya sendiri. Karena merasa kasihan dengan pamannya, ia pun mencoba membantu memimpin Ranah Minang.

Selama berbulan-bulan, ia membenahi segala undang-undang dan peraturan di negeri itu. Tiang Bungkuk pun belajar banyak darinya. Selama ia di Negeri Ranah Minang, Negeri Jambi dipimpin oleh Orang Kayo Gemuk.

Setelah berhasil menyejahterakan Ranah Minang, ia lalu kembali ke Negeri Jambi. Tiang Bungkuk pun tak lagi mengacau di Negeri Jambi. Justru, ia terkadang mengirim beberapa hasil kekayaan di negerinya ke Negeri Jambi sebagai bentuk rasa terima kasih.

Kabar kebijaksanaan Orang Kayo Hitam pun terdengar sampai negeri di segala penjuru. Hingga akhirnya, ada beberapa Raja yang meminta bantuan dan nasihatnya untuk memperbaiki negerinya.

Karena itu, Orang Kayo Hitam menyerahkan kekuasaan Raja sepenuhnya pada sang adik, Orang Kayo Gemuk. Ia lalu berkelana dari satu kerajaan ke kerajaan lain untuk memperbaiki peraturan dan undang-undang untuk menyejahterakan rakyat.

Baca juga: Dongeng La Sirimbone dari Sulawesi Tenggara dan Ulasannya, Lika Liku Kehidupan Anak yang Ditinggalkan Keluarga

Unsur Intrinsik

Setelah membaca kisahnya, kamu mungkin jadi penasaran dengan unsur intrinsik cerita rakyat Rangkayo Hitam. Nah, biar nggak penasaran lagi. Langsung saja simak ulasannya berikut ini, yuk!

1. Tema

Tema atau inti cerita dari cerita rakyat Orang Kayo Hitam alias Rangkayo Hitam ini adalah tentang pemimpin yang bijaksana dan berani. Ia bahkan berani mendobrak peraturan lama demi membuat rakyat semakin sejahtera.

2. Tokoh dan Perwatakan

Cerita Rakyat Rangkayo Hitam - Ilustrasi Rangkayo Hitam Sumber: Youtube – FilmMaking Pro

Ada banyak tokoh dalam cerita rakyat dari Jambi yang juga disebut Rangkayo Hitam ini. Tokoh utamanya adalah Orang Kayo Hitam, Datuk Temenggung, Raja Mataram, dan Tiang Bungkuk.

Tokoh protagonisnya adalah Datuk Temenggung dan anaknya, Orang Kayo Hitam. Datuk Temenggung dikenal sebagai pemimpin yang bijak, adil, dan amanah. Hanya saja, ia tak punya keberanian untuk berhenti memberikan upeti ke Kerajaan Mataram.

Sama dengan ayahnya, Orang Kayo Hitam juga memiliki sifat bijaksana, adil, dan amanah. Bedanya, ia adalah orang yang pemberani. Setelah mendapat wewenang tuk memimpin Negeri Jambi, ia menghentikan pengiriman upeti ke Kerajaan Mataram.

Dalam kisah ini, tokoh antagonisnya adalah Raja Mataram dan Tiang Bungkuk. Raja Mataram adalah raja yang serakah. Selain menarik upeti, ia juga menarik pajak dari rakyat-rakyatnya sendiri. Sementara Tiang Bungkuk adalah orang yang iri dengan keberhasilan orang lain.

3. Latar

Ada beberapa latar tempat yang digunakan dalam cerita rakyat Rangkayo Hitam ini. Beberapa di antaranya adalah di Negeri Jambi, Kerajaan Mataram, dan Ranah Minang. Secara spesifik, ada pula tempat-tempat di Kerajaan Mataram yang disebutkan dalam cerita ini, yaitu di gelanggang tentara, gua, dan sungai.

4. Alur

Alur cerita rakyat dari Jambi ini adalah maju. Cerita bermula dari keajaiban yang mengubah empat kelapa gading menjadi manusia. Tiga di antara mereka memimpin sebuah daerah, yakni Mataram, Jambi, dan Ranah Minang.

Negeri Jambi dipimpin dengan baik oleh Datuk Temenggung. Karena sudah tua dan ingin betapa, ia pun menyerahkan jabatannya pada anaknya, Orang Kayo Hitam alias Rangkayo Hitam.

Sama seperti ayahnya, ia memimpin Negeri Jambi dengan adil dan bijaksana. Ia bahkan berani menghentikan pembayaran upeti ke Kerajaan Mataram.

Keputusan itu membuat Raja Mataram geram. Ia pun mengatur strategi untuk membunuh dan menghancurkan Negeri Jambi. Ia tak peduli jika yang pemimpinnya adalah keponakannya sendiri.

Namun, Rangkayo Hitam tak lantas diam saja. Ia dengan berani datang ke Kerajaan Mataram dan menggagalkan rencana busuk pamannya.

Setelah berhasil mengalahkan Raja Mataram, ia sempat dipilih rakyat untuk memimpin Kerajaan Mataram. Sebab, ia tak bisa meninggalkan Negeri Jambi. Namun, karena kasihan pada rakyat sengsara, ia pun akhirnya memimpin sementara Kerajaan Mataram dan membuat peraturan baru.

Setelah rakyat sejahtera, ia menyerahkan kepemimpinan sementaranya pada adiknya. Ia lalu kembali ke Negeri Jambi. Namun, ada saja masalah yang datang menghampiri.

Kali ini, yang berbuat jahat adalah pamannya, Tiang Bungkuk yang merasa iri pada kejayaan Negeri Jambi. Karena itu, Rangkayo Hitam pun mengajarkan ilmu-ilmu menjadi pemimpin yang baik kepada pamannya. Setelah berhasil, ia kembali ke Negeri Hitam.

Kemahirannya dalam menjaga tatanan pemerintah kerajaan pun terdengar ke banyak daerah. Akhirnya, banyak yang meminta tolong padanya untuk menyejahterakan rakyat. Karena Rangkayo Hitam menganggap tugas itu sangatlah mulia, ia pun memberikan jabatannya sebagai raja kepada sang adik.

5. Pesan Moral

Ada banyak pesan moral yang bisa kamu pelajari dari cerita rakyat Orang Kayo Hitam alias Rangkayo Hitam ini. Salah satunya adalah jadilah pemimpin yang bijaksana dan adil seperti Rangkayo Hitam dan ayahnya Datuk Temenggung.

Selain itu, janganlah jadi pemimpin yang serakah seperti Raja Mataram. Ia bahkan dengan tega menarik pajak yang banyak kepada rakyat. Sehingga, para rakyat pun merasa sengasara.

Dari Rangkayo Hitam, belajarlah untuk menjadi sosok yang pemberani. Ia bahkan dengan berani melawan pamannya demi menyejahterakan rakyat Negeri Jambi.

Terakhir, janganlah bersikap iri hati dengan kesuksesan orang lain. Justru, dari keberhasilan orang lain, kamu harusnya belajar darinya. Artinya, jangan seperti Tiang Bungkuk yang mengacaukan Negeri Jambi hanya karena merasa iri.

Tak hanya unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik dari cerita rakyat Rangkayo Hitam ini. Biasanya, unsur ekstrinsik meliputi latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai sosial budaya yang telah dilakukan.

Baca juga: Cerita Rakyat Putri Satarina dan Tujuh Bidadari dari Sulawesi Tenggara & Ulasannya, Kisah Kebaikan Hati Seorang Gadis

Fakta Menarik

Sebelum mengakhiri artikel ini, simaklah beberapa fakta menarik yang ada di cerita rakyat Rangkayo Hitam. Apa sajakah itu? Berikut ulasanny;

1. Ada Lagu Berjudul Orang Kayo Hitam

Cerita Rakyat Rangkayo Hitam - Lagu Orang Kayo Hitam Sumber: Youtube – dhimasbae

Karena keagungan dan kehebatan Rangkayo Hitam, ada lagu yang mengadaptasi cerita rakyat ini. Dengan judul Orang Kayo Hitam, lagu tersebut dibawakan oleh Ikke Nurjanah.

Namun, ada sedikit perbedaan dalam lagu ini dengan kisah yang kami paparkan di atas. Lirik lagu Orang Kayo Hitam menyebutkan bila ayahnya memiliki nama Datuk Berhalo yang merupakan turunan suci. Sementara di artikel ini, ia adalah anak dari Datuk Temenggung.

Lirik lagu ini juga menyebutkan bahwa Orang Kayo Hitam adalah anak dari Putri Pinang Masak. Namun, di kisah dalam ini, Putri Pinang Masak adalah adik dari Orang Kayo Hitam alias keturunan dari Datuk Temenggung.

Wajar saja terjadi perbedaan antara lagu dan cerita rakyat yang kami paparkan di artikel ini. Sebab, cerita rakyat memang tak diketahui dengan pasti kebenarannya.

2. Memiliki Beragam Versi Cerita

Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, cerita rakyat pada umumnya tak diketahui dengan pasti kebenarannya. Begitu pun dengan cerita rakyat Rangkayo Hitam.

Karena tak diketahui kebenarannya, ada banyak versi cerita dari legenda Rangkayo Hitam. Salah satu versi cerita lainnya, mengisahkan bahwa yang memimpin Negeri Jambi menggantikan Datuk Temenggung bukanlah Rangkayo Hitam, melainkan Orang Kayo Pinagi.

Pada masa kepemimpinan Orang Kayo Pinagi, Negeri Jambi harus membayar upeti kepada Kerajaan Mataram tiap tahunnya. Orang Kayo Hitam pun keberatan dengan keputusan kakandanya itu.

Karenanya, saat para pengawal istana membawa upeti dari Negeri Jambi ke Kerajaan Mataram, pemuda pemberani itu menghentikannya. Ia mengatakan bahwa upeti ini akan merugikan Negeri Jambi. Pernyataannya pun membuat pengiriman upeti diberhentikan.

Hal itu membuat Kerajaan Mataram geram. Dengan petuah yang diberikan penasihat kerajaan, Raja meminta Empu pembuat keris untuk membuat senjata paling sakti buat membunuh Orang Kayo Hitam.

Rencana itu terdengar sampai telinga Orang Kayo Hitam. Ia lalu datang menemui Empu pembuat keris. Perkelahian pun terjadi dengan sangat sengit. Pada akhirnya, Orang Kayo Hitam berhasil memenangkan perkelahian.

Raja Mataram pun tunduk pada Orang Kayo Hitam. Ia lalu tak lagi meminta upeti pada Negeri Jambi. Tak hanya itu, ia juga menawarkan posisi wakil raja untuk Orang Kayo Hitam. Namun, ia menolak karena ingin kembali ke Negeri Jambi.

Baca juga: Dongeng tentang Persahabatan Buaya dan Burung Penyanyi dan Ulasan Menariknya, Sebuah Pelajaran untuk Tidak Berkata Sembarangan

Perluas Wawasanmu dengan Membaca Cerita Rakyat Rangkayo Hitam

Demikianlah artikel yang mengulik cerita rakyat Orang Kayo Hitam alias Rangkayo Hitam yang berasal dari Jambi. Semoga artikel ini bisa memperluas wawasanmu, ya.

Apabila kamu masih butuh cerita rakyat lainnya, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena di Poskata.com. Selain cerita rakyat Rangkayo Hitam, ada cerita rakyat tentang Tangkuban Perahu, cerita asal-usul Gunung Mekongga, legenda Kotabumi, dan masih banyak lagi.

Selain cerita rakyat, ada pula dongeng menarik yang sarat akan pesan moral, seperti kisah Pengembara dan Pohon, Cici dan Serigala, Semut dan Merpati, serta masih banyak lagi. Selamat membaca!

← Dongeng Sidang Belawan dari Lampung dan Ulasannya, Kisah Cinta Manusia dan Bidadari yang Menyentuh Hati
Dongeng Cici dan Serigala dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Seekor Kelinci Egois dan Teman-Temannya yang Baik Hati →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Rinta Nariza

Rinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya.

Editor
Khonita Fitri

Seorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.

Sidebar Utama

Artikel Terkait

Cerita Rakyat Jambi

  • Legenda Angso Duo Asal Jambi dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Perjalanan Rangkayo Hitam Mencari Wilayah Kekuasaan Baru
  • Legenda Putri Pinang Masak dari Jambi, Kisah Seorang Gadis Tamak Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Kisah Datuk Darah Putih dari Jambi dan Ulasannya, Hulubalang Teladan dari Selat Berhala
  • Kisah tentang Si Kelingking Asal Jambi dan Ulasan Lengkapnya, Pelajaran untuk Tidak Meremehkan Penampilan Fisik Seseorang
  • Cerita Rakyat Putri Tangguk dari Jambi dan Ulasan Menariknya, Pengingat untuk Selalu Menghargai Makanan
  • Cerita Rakyat Jambi, Ibu Kandungku Seekor Kucing Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Persyaratan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 PosKata.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.