
Bagi yang suka membaca cerita rakyat Nusantara, buruan cek artikel ini. Sebab, kami telah memaparkan cerita rakyat Putri Pinang Masak dari Jambi. Kisahnya sangatlah menarik dan sarat akan pesan moral. Yuk, langsung saja baca kisahnya!
Ada banyak legenda dari Jambi yang kisahnya menarik tuk dibaca. Selain Putri Tangguk, Rangkayo hitam, dan Si Kelingking, ada pula cerita rakyat Putri Pinang Masak dari Jambi. Kamu sudah pernah membaca kisahnya belum?
Kalau belum, secara singkat, legenda ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama Putri Pinang Masak yang cantik jelita. Akan tetapi, sifatnya tak sebaik wajahnya. Ia dikenal sebagai seorang gadis yang gila harta.
Lantas, seperti apakah konflik dari cerita rakyat Jambi ini? Kalau penasaran, tak perlu ke mana-mana lagi. Mending langsung saja simak cerita rakyat Putri Pinang Masak dari Jambi beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca!
Cerita Rakyat Jambi Putri Pinang Masak
Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan di pantai timur Pulau Sumatera. Kerajaan tersebut terkenal kaya raya karena memiliki banyak tambang minyak tanah. Pemimpin dari kerajaan itu pun teramat baik dan ramah.
Sayangnya, karena sibuk memimpin kerajaan, ia tak kunjung mempunyai seorang permaisuri. Saat usianya sudah semakin senja, ia mulai terpikirkan untuk mencari istri. Ditambah lagi, keluarga sang Raja sudah semakin resah. Mereka khawatir bila Raja tak punya keturunan yang meneruskan tahtanya.
“Anakku semata wayang yang senantiasa kusayangi, kapan kau nak berikan aku menantu yang cantik? Tak bosankah kau hidup sendiri?” ucap ibunda sang Raja.
“Iya, Bundo. Saya juga sedang memilah dan memilih calon istri. Saya tak ingin salah pilih,” ucap sang Raja.
Pada suatu pagi, Baginda Raja mendengar bila ada seorang gadis cantik jelita bernama dari Minangkabau bernama Putri Pinang Masak. Ia terkenal akan wajahnya yang menawan dan kulitnya yang putih kemerah-merahan. Siapa pun yang memandang, pasti akan jatuh cinta.
Sayangnya, ia memiliki sifat yang kurang terpuji. Konon, ia sangat senang dengan kemewahan, harta benda, pakaian indah, emas permata, dan rumah yang megah. Kesenangannya terhadap kemewahan membuatnya bersifat tamak.
Setiap hari, tak ada habisnya ia mencari harta. Pokoknya, ia ingin mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar bisa berfoya-foya. Terkadang, cara yang ia gunakan untuk mendapatkan uang itu tidak baik, misalnya merampas hak milik orang lain.
Baginda Melamar Putri
Meski begitu, Baginda Raja tampaknya tak peduli dengan sifat tamak Putri Pinang Masak. Ia sudah terlanjur kepincut dengan kemolekan gadis itu. Lalu, sang Raja pun datang ke Minangkabau untuk melamar wanita itu.
Awalnya, Putri Pinang Masak tak menolak lamaran itu. Bukan karena suka pada sang Raja, ia hanya ingin hidup dengan penuh kemewahan di istana. Namun, setelah tahu bila sang Raja sudah tua, ia mengubah pikirannya.
Karena sungkan menolak langsung, akhirnya sang Putri membuat permintaan yang tak masuk akal. “Baginda, saya akan menerima lamaranmu, tapi ada syarat yang harus Baginda penuhi,” ujar Putri.
“Syarat apakah itu?” jawab Baginda.
“Hamba ingin istana yang sangat indah dan megah. Namun, istana itu harus selesai dikerjakan dalam waktu semalam saja,” ucap wanita itu.
Siapa sangka, sang Raja tak keberatan dengan syarat tersebut. Ia lalu meminta pengawal untuk mengumpulkan seluruh rakyat dan ahli pertukangan. Ada banyak sekali rakyat dan tukang yang datang tuk membangun istana.
Lalu, sang Raja meminta mereka untuk bekerja keras dan cepat. Pembangunan istana pun dimulai saat senja tiba. Ribuan orang saling tolong menolong untuk menyelesaikan istana. Baginda turut memeriksa pekerjaan para tukang.
Ketika tengah malam tiba, ternyata istana sudah separuh jadi. Meski belum sepenuhnya jadi, istana itu sudah tampak begitu indah dan megah. Bisa dipastikan kalau istana bakal selesai di bangun sebelum pagi hari ini.
Putri Pinang Masak Merasa Resah
Mendengar kabar bila istana sudah separuh jadi, Putri Pinang Masak merasa khawatir. Ia takut bila istana itu benar-benar dapat diselesaikan sebelum pagi menjelang. Ia merasa benar-benar takut.
“Bagaimana jika istana itu benar-benar terselesaikan sebelum pagi? Gawat. Aku tidak bisa diam saja. Aku harus melakukan sesuatu,” ucapnya dalam hati.
Namun, ia tak kunjung mendapatkan ide untuk menggagalkan pembangunan istana itu. Ia tak dapat tidur malam ini. Setiap detik ia merasa galau dan risau. Sungguh, ia tak ingin menjadi seorang permaisuri dari Raja yang sudah tua.
Saat pagi hampir datang, istana hampir selesai dibangun. Mengetahui hal itu, Putri semakin risau. Namun, dalam suasana terhimpit, ia tiba-tiba mendapatkan akal. Ia lalu mendatangi kandang ayam miliknya.
“Aku harus mengelabui Raja. Akan kubuat ayam ini berkokok lebih dini, sehingga Raja gagal membangun istana sebelum pagi,” ucap Putri dalam hati.
Ia lalu menyalakan lampu yang sangat terang di dekat para ayam. Kemudian, ayam-ayam itu pun berkokok karena mengira matahari telah terbit. Baginda dan rakyat pun terkejut bukan main.
Dengan berat hati, Raja meminta para rakyat dan tukang menghentikan pekerjaan. “Mari sudah pekerjaan ini, rakyat-rakyatku,” ucap sang Raja.
“Kenapa baginda? Istana ini hampir selesai. Kita hanya perlu memolesnya sedikit saja,” tanya salah seorang rakyat.
“Betul katamu, tapi kita telah kalah. Aku berjanji pada Putri Pinang Masak akan menyelesaikan istana ini sebelum pagi alias sebelum ayam berkokok,” kata baginda sedih.
“Tetapi, sebenarnya ini belum terlalu pagi, Tuan. Bahkan, matahari saja belum nampak. Bagaimana bisa ayam-ayam itu berkokok. Sungguh aneh,” ujar para pekerja.
Baginda Raja Memberikan Istana pada Putri Pinang Masak
“Sudahlah, mari kita akhir saja. Aku akan membayar kalian, lalu kembalilah ke rumah kalian masing-masing,” ucap sang Raja dengan suara lirih. Wajahnya pun tampak sangat lelah dan sedih.
Dengan berat hati, para rakyat pun kembali ke rumah masing-masing. Akan tetapi, sang Raja masih berdiri di depan istana. Ia mengagumi kemampuan para rakyat yang sanggup membangun istana megah ini dalam waktu semalam. Di sisi lain, ia juga sedih karena pernikahannya dengan Putri gagal.
Keesokan harinya, Putri Pinang Masak mendatangi Raja. “Baginda telah gagal memenuhi syarat dari saya,” ucap Putri. Baginda Raja hanya memandangi wanita itu tanpa berucap apa pun.
“Lantas, apakah istana yang hampir selesai ini hendak Baginda hancurkan lagi?” tanya wanita itu.
Sempat terdiam sejenak, Baginda lalu menjawab dengan pertanyaan, “Putri, apakah harta benda bagimu sangat penting?”
“Tentu saja penting. Di dunia ini siapa yang tak suka uang dan emas-emasan? Semua orang pasti sama denganku,” ucap Putri Pinang Masak dengan percaya diri.
“Kalau begitu, aku serahkan istana ini untukmu. Selain itu, aku akan memberimu emas dan perak agar kau bahagia. Itu semua aku serahkan sebagai bukti cintaku padamu. Aku tak mengapa bila kau tak membalasnya,” ucap sang Raja.
“Benarkah? Kenapa kau memberikannya padaku?” tanya perempuan itu.
“Tak mengapa. Anggap saja ini semua hadiah dariku. Jangan hancurkan istana ini. Karena semua ini adalah jerih payah dari para rakyat,” ucap Raja. Kemudian, ia meninggalkan Putri dan kembali ke istananya yang ada di pantai timur.
Orang Tamak yang Tak Pernah Puas
Putri Pinang Masak merasa heran, tapi tetap bahagia dengan harta berlimpah yang ia terima. Ia kemudian berpikir, “Mungkin harta sebanyak ini memang tidak seberapa bagi Baginda. Ini berarti, kekayaan Baginda jauh lebih banyak lagi. Alangkah senangnya jika aku dapat memiliki seluruh kekayaannya.”
Ia belum puas menerima kekayaan yang sangat melimpah itu dari Sang Raja. Ia masih ingin menguasai daerah pantai timur. Lalu, wanita yang tamak itu menyusun rencana untuk dapat menguasai daerah kekuasaan Raja.
Wanita tamak ini memang tak pernah kehabisan cara untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Ia lalu menjual seluruh harta benda pemberian Raja. Sebab, ia ingin membayar prajurit untuk menyerang sang Raja.
Setelah mengatur rangkaian rencana, tibalah saatnya para prajurit melakukan penyerangan ke istana. Baginda tak mengira akan mendapatkan serangan secara mendadak. Para pengawal pun kewalahan.
Pada akhirnya, sang Raja kalah dalam perang itu. Negeri Timur jatuh ke tangan wanita rakus itu. Dengan segala ketamakannya, ia mengubah Negeri Timur menjadi Negeri Putri Pinang Masak.
Para rakyat menyebutnya sebagai Negeri Pinang. Dalam bahasa Jawa, pinang adalah jambe. Lalu, orang-orang menyebutnya dengan sebutan negeri Jambe yang lama kelamaan berubah menjadi negeri Jambi.
Meski telah menguasai negeri Jambi dengan segala kekayaannya, Putri Pinang Masak tak merasa bahagia. Sebab, para prajurit bayaran yang ia sewa terus-terusan menuntut banyak hal atas keberhasilan mereka membunuh sang Raja. Ia pun dihantui oleh para prajuri itu.
Unsur Intrinsik
Setelah membaca cerita di atas, kamu mungkin jadi penasaran dengan ulasan unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, langsung saja simak ulasan singkatnya di bawah ini;
1. Tema
Tema atau inti cerita rakyat dari Jambi ini adalah tentang ketamakan atau kerakusan Putri Pinang Masak. Ia rela melakukan apa pun demi mendapakan kemewahan dan kekayaan.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada dua tokoh utama dalam cerita rakyat dari Jambi ini, yaitu Putri Pinang Masak dan baginda Raja. Tokoh antagonisnya siapa lagi kalau bukan Putri Pinang Masak. Bagaimaan sifat Putri Pinang Masak dalam cerita rakyat dari Jambi ini? Ia adalah seorang gadis yang punya sifat tamak dan gila harta. Bahkan, ia menghalalkan beragam cara untuk mendapatkan limpahan materi.
Sang Raja adalah tokoh protagonis dalam legenda ini. Ia digambarkan sebagai sosok raja yang ramah dan baik hati. Saking fokusnya memimpin negeri, ia sampai tak sempat memilih permaisuri.
Sayangnya, ia tak pandai dalam memilih wanita. Bukannya memilih wanita baik-baik, ia justru meminang seorang gadis tamak hanya karena parasnya yang menawan.
3. Latar
Ada dua latar tempat yang digunakan dalam cerita rakyat ini, yaitu istana di pantai bagian timur Pulau Sumatera yang lalu menjadi Kota Jambi dan suatu desa di Minangkabau. Setting waktu yang digunakan adalah pagi, senja, dan dini hari.
4. Alur Cerita Rakyat Putri Pinang Masak dari Jambi
Cerita rakyat Putri Pinang Masak dari Jambi ini memiliki alur maju alias progresif. Cerita bermula dari keresahan seorang raja yang tak kunjung menikah. Ia lalu tergoda dengan kecantikan seorang gadis dari Minangkabau bernama Putri Pinang Masak.
Meski gadis itu bersifat tamak, raja tak memperdulikannya. Ia tetap ingin menikahi Putri Pinang Masak. Karena tak ingin menikahi pria tua, gadis itu pun membuat syarat yang tak masuk akal. Ia ingin Raja membangun istana yang megah di Minangkabau dalam kurun waktu semalam.
Ternyata, Raja menyanggupi syarat itu. Dengan bantuan ribuan rakyat dan para tukang, istana megah itu pun hampir selesai sebelum pagi menjelang. Namun, Putri tak kehabisan ide.
Untuk menggagalkan usaha Raja, ia menyalakan lampu terang di kandang ayamnya. Lalu, ayam-ayam itu berkokok karena mengira matahari telah terbit. Sontak hal itu membuat Raja menghentikan pembangunan istana yang hampir selesai itu.
Tak ingin menghancurkan istana yang megah itu, Raja memberikannya pada Putri Pinang Masak. Tak hanya istana saja, Putri juga mendapatkan sebongkah emas dan perak. Semua itu adalah hadiah dari sang Raja.
Meski demikian, Putri Pinang Masak tak merasa puas. Ia ingin menguasai istana milik Baginda Raja. Kemudian, ia menjual seluruh harta yang Raja berikan padanya. Uang hasil penjualan itu ia gunakan untuk menyewa prajurit.
Para prajurit itu bertugas untuk menyerang istana dan membunuh sang Raja. Rencana Putri ternyata berhasil. Ia lalu menjadi Ratu dari istana yang ada di pantai sebelah timur itu. Ia lalu menamai daerah kekuasannya Negeri Pinang Masak.
Lalu, orang-orang menyebutnya dengan Negeri Jambe karena dalam bahasa Jawa pinang adalah jambe. Lama kelamaan, penyebutannya pun menjadi Negeri Jambi. Sang Ratu tetap tidak merasa bahagia meski telah menjadi kaya raya. Sebab, ia dihantui oleh para prajurit yang menuntut banyak hal atas kemenangan mereka.
5. Pesan Moral
Pesan moral atau amanat apakah yang bisa kamu petik dari cerita rakyat ini? Ada beberapa amanat yang sekiranya bisa kamu petik, salah satunya adalah jadilah pemimpin yang baik dan mengabdi pada orang-orang yang kamu pimpin.
Seperti halnya sang Raja dalam kisah ini. Karena sifatnya yang baik dan ramah, saat ia membutuhkan bantuan, orang-orang pun dengan suka hati menolongnya. Pesan moral berikutnya, janganlah gelap mata dengan kecantikan atau kemolekan seseorang.
Hal terpenting saat memilih pasangan hidup bukanlah penampilannya, melainkan kepribadiannya. Buat apa punya pasangan hidup yang cantik dan rupawan tapi punya sifat tamak? Jangan seperti Raja yang mencintai Putri Pinang Masak karena wajahnya yang rupawan.
Lalu, janganlah kamu meniru sifat Putri Pinang Masak. Sifatnya yang tamak dan gila harta terbukti tak membuatnya bahagia. Meski telah mendapatkan kemewahan seperti yang selama ini diinginkannya, ia tetap tak merasa bahagia.
Selain unsur instrinsik, cerita rakyat Putri Pinang Masak dari Jambi ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Di antara unsur ekstrinsiknya adalah nilai ketuhanan, sosial, budaya, dan moral dari lingkungan di sekitar.
Fakta Menarik
Sebelum mengakhiri artikel ini, kurang lengkap rasanya bila kamu belum membaca dua fakta menarik dari cerita rakyat Puteri Pinang Masak dari Jambi ini. Apa sajakah itu? Berikut ulasan singkatnya;
1. Ada Versi Lain
Cerita rakyat Putri Pinang Masak dari Jambi ini memiliki beberapa versi cerita. Secara garis besar, kisahnya masih sama, yakni tentang seorang gadis yang tamak dan gila harta.
Namun, ada versi lain yang mengisahkan bahwa sang Raja saat membangun istana dalam waktu semalam tidak meminta bantuan para rakyat, melainkan mendapatkan bantuan dari para jin. Konon, jin tersebut akan pergi ketika ayam sudah berkokok.
Karena itu, saat istana hampir jadi, Putri Pinang Masak menyalakan lampu sangat terang di kandang ayamnya. Kemudian, ayam-ayam pun berkokok karena mengira matahari sudah terbit. Takut dengan suara ayam, para jin pun pergi begitu saja. Padahal, istana belum sepenuhnya selesai.
Versi lain ini juga mengisahkan bahwa Putri Pinang Masak tidak membayar prajurit untuk membunuh sang Raja. Ia mendatangi istana dan meminta sang Raja untuk menikahinya. Setelah itu, barulah ia perlahan-lahan membunuh sang Raja. Kemudian, ia menggantikan posisi sang Raja.
Akan tetapi, ia tetap tak merasa bahagia, karena hati nuraninya mengatakan jika tindakannya sangatlah tidak benar. Sepanjang hidupnya, ia dihantui rasa bersalah pada sang Raja.
2. Ada Versi dari Kepulauan Riau
Rupanya, cerita rakyat Putri Pinang masak tak hanya berasal dari Jambi saja. Ada pula versi dari Kepulauan Riau. Berbeda asal, beda pula kisahnya. Di Kepulauan Riau, Putri Pinang Masak tak bersifat tamak.
Ia adalah salah satu dari 7 putri dan putra kembar yang lahir di Negeri Simbul. Dirinya dikenal paling cantik dan molek. Kecantikannya itu, membuat seorang raja dari Jambi bernama Dewa Sikaraba Daik menculik dan menikahinya.
Singkat cerita, Putri diselamatkan oleh kakaknya yang bernama Roger. Sebab, Roger berhasil menyelamatkan negeri Jambi dari serangan para Belanda. Tak hanya berhasil selamat, Putri Pinang Masak dan kakanya juga mendapatkan hadiah dari sang Raja berupa kekuasaan di salah satu hutan luas di negeri Jambi.
Sudah Puas dengan Cerita Rakyat Putri Pinang Masak dari Jambi Ini?
Demikianlah akhir dari cerita rakyat Putri Pinang masak yang berasal dari Jambi ini. Kamu sudah cukup puas dengan kisahnya? Kalau puas dan suka, jangan ragu tuk membagikan legenda ini ke teman-temanmu.
Bila ingin membaca kisah lainnya, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena di Poskata.com. Ada beragam cerita rakyat Nusantara yang bisa kamu baca, seperti legenda Tangkuban Perahu, asal-usul Kotabumi, cerita rakyat Hantuen dari Kalimantan Tengah, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!