
Menurut catatan sejarah, Kerajaan Demak adalah kerajaan bercorak Islam yang pertama dan terbesar di Pulau Jawa. Jika ingin menyimak informasi lengkapnya, kamu bisa langsung cek saja artikel di bawah ini.
Sejarah perkembangan Islam di Pulau Jawa tidak terlepas dari Kerajaan Demak yang berdiri sekitar tahun 1478 Masehi ini. Perkembangan kerjaan tersebut menggerus eksistensi dari Kerajaan Hindu-Buddha di Pulau Jawa.
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang masih memiliki keturunan Majapahit. Kemudian, mengalami masa kejayaan ketika dipimpin oleh Sultan Trenggana.
Kalau kamu masih menyimak informasi lebih banyak mengenai sejarah Kerajaan Demak beserta fakta-fakta menariknya, mending langsung cek saja ulasan berikut ini. Selamat membaca!
Inilah Dia Silsilah Para Raja yang Berkuasa di Kerajaan Demak
Ulasan mengenai silsilah raja-raja yang menduduki tahta Kerajaan Demak memang menarik untuk diikuti. Apabila kamu juga tertarik, informasi selengkapnya dapat kamu baca di bawah ini, ya!
Faktor-Faktor yang Menjadi Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Demak. Kalau kamu penasaran mengenai apa saja alasannya, mending kamu simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Ulasan tentang Raden Patah, Sang Pendiri Kerajaan Demak yang Masih Keturunan Ningrat
Sedang mencari ulasan tentang Raden Patah yang merupakan pendiri Kerajaan Demak? Pas banget, nih, karena kamu bisa menemukannya di sini. Yuk, langsung cek saja!
Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Demak yang Masih Bisa Dilihat Hingga Kini
Ingin mengetahui apa saja peninggalan dari Kerajaan Demak yang masih ada hingga sekarang? Kalau penasaran, temukan jawabannya pada artikel ini, ya!
Lokasi Kerajaan Demak
Apabila dilihat dari letak geografinya, Kerajaan Demak ini letaknya berada di Jawa Tengah. Lokasinya berada di pesisir pantai utara, tepatnya dulu berada di antara selat Pegunungan Muria dan Pulau Jawa.
Kalau sekarang, kamu tidak akan menemukan keberadaan Selat Pegunungan Muria. Pasalnya, perairan tersebut sudah menjadi daratan yang sekarang menjadi daerah dari Kabupaten Kudus, Pati, Rembang, dan Grobogan.
Pada waktu itu, letak Kerajaan Demak sangatlah strategis. Hal itu dikarenakan kerajaan tersebut berada di jalur perdagangan ramai serta wilayah pertanian yang subur.
Sementara itu, IAIN Walisongo melakukan penelitian pada tahun 1974 lalu untuk mengetahui letak dari istana Kerajaan Demak. Dari penelitian tersebut, ada tiga hasil yang didapatkan:
Yang pertama adalah tidak ada bekas istana Kerajaan Demak karena Raden Patah tidak membangun istana yang megah. Hal tersebut didapatkan dari asumsi bahwa ia hanya ingin menyebarkan agama Islam sehingga kediamannya hanyalah berupa rumah biasa. Letaknya diperkirakan berada di sekitar Stasiun Kereta Api Demak.
Kemudian dugaan yang kedua adalah letak istana berada tidak jauh dari Masjid Agung Demak. Namun, kemudian dihancurkan oleh Belanda dan bekasnya dihilangkan.
Dugaan yang terakhir adalah lokasi istana tepat berhadapan dengan Masjid Demak. Karena tak jauh dari itu, ada dua pohon pinang. Kedua pohon tersebut dipercayai merupakan sebuah tombak.
Baca juga: Dapunta Hyang Sri Jayanasa, Sosok Pendiri Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Demak
Kerajaan Demak dulunya merupakan salah satu daerah kekuasaan Majapahit. Pada waktu itu, bentuknya masih kadipaten.
Ketika Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, satu persatu daerah kekuasannya melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak yang dipimpin oleh Raden Patah. Ia mendapat dukungan penuh dari orang-orang di sekitarnya, terutama Walisongo, untuk memimpin wilayah yang berdaulat sendiri.
Menurut beberapa sumber, Raden Patah adalah anak laki-laki dari Prabu Brawijaya, raja terakhir Majapahit, dengan seorang selirnya yang sudah memeluk agama Islam. Namanya adalah Siu Ban Ci yang berasal dari Dinasti Ming.
Lepasnya kadipaten dari wilayah Kerajaan Majapahit sempat diwarnai pertempuran. Setelah semuanya mereda, ia kemudian mendirikan Kerajaan Demak.
Raja-Raja yang Pernah Menjadi Penguasa Kerajaan Demak
Selanjutnya dalam ulasan sejarah Kerajaan Demak ini, kamu akan menyimak informasi mengenai silsilah raja-raja yang pernah memimpin kerajaan tersebut. Mereka adalah:
1. Raden Patah
Sumber: Wikimedia Commons
Seperti yang telah kamu baca di atas, yang merupakan pendiri dari Kerajaan Demak adalah Raden Patah. Ia merupakan anak dari raja Kerajaan Majapahit, yaitu Brawijaya V dengan selirnya dari Tionghoa yang beragama Islam. Hal tersebut tertulis dalam Kitab Babad Tanah Jawi.
Karena terjadi konflik keluarga, Raden Patah dan ibunya dipindahkan pergi ke Palembang. Setelah dewasa, barulah ia kembali ke Majapahit dan menjadi pemimpin di Kadipaten Demak. Di sini, ia menjadi pemimpin yang begitu disegani.
Saat keadaan Majapahit carut marut karena perebutan kekuasaan, banyak wilayah yang melepaskan diri. Termasuk salah satunya adalah kadipaten yang dipimpin oleh Raden Patah.
Setelah resmi lepas, ia dibantu oleh Walisongo kemudian mendirikan Kerajaan Demak. Munculnya kerajaan ini dianggap angin segar oleh rakyat yang hidup menderita karena perang saudara di Kerajaan Majapahit yang tidak kunjung selesai.
Raden Patah naik tahta pada tahun 1478 dengan gelar Sultan Syah Alam Akbar. Pemerintahannya berakhir pada tahun 1518.
Baca juga: Mengenal Sosok Kundungga, Sang Pendiri Kerajaan Kutai
2. Pati Unus
Setelah Raden Patah Wafat, tumpu kekuasaan Kerajaan Demak kemudian jatuh ke tangan Pati Unus. Informasi mengenai garis keturunannya sebenarnya bisa dibilang simpang siur.
Ada yang mengatakan ia adalah adik ipar Raden Patah yang menduduki tahta sementara sebagai wakil Trenggana karena masih kecil. Trenggana adalah anak laki-laki dari Raden Patah.
Namun, ada pula yang menyebutnya sebagai menantu. Selain itu, tidak sedikit pula yang menyebutkan kalau ia juga anak dari Raden Patah.
Pati Unus yang mendapatkan julukan Pangeran Sabrang Lor ini dikenal sebagai seseorang yang tidak kenal takut. Sebelum menjadi raja, ia adalah panglima perang yang mampu membuat pasukan Portugis pontang-panting.
Masa pemerintahan Pati Unus tidak berlangsung lama. Ia hanya memerintah selama tiga tahun saja, yaitu pada 1518 hingga 1521.
3. Sultan Trenggono
Selanjutnya pada tahun 1521, Sultan Trenggono naik tahta. Di bawah kepemimpinannya inilah Kerajaan Demak berada pada masa kejayaan.
Sang raja dikenal sebagai seseorang yang pemberani dan bertanggung jawab. Maka dari itu, tidak mengherankan jika rakyat begitu segan dan menghormatinya.
Ia juga berhasil melakukan ekspansi atau perluasan wilayah. Tidak tanggung-tanggung, ia bisa menaklukkan banyak wilayah yang membentang dari Jawa Timur hingga Jawa Barat.
Pemerintahan Sultan Trenggono berakhir pada tahun 1546. Ia tewas pada saat melakukan usaha penyerangan terhadap Panarukan.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Raden Wijaya, Sang Pendiri Kerajaan Majapahit
4. Sunan Prawata
Pada tahun 1546, Sunan Prawoto menjadi Raja dari Kerajaan Demak menggantikan ayahnya. Ia adalah anak lelaki pertama Sultan Trenggono dari sang permaisuri.
Ketika menjabat menjadi raja, laki-laki yang memiliki nama asli Raden Mukmin tersebut meneruskan ambisi sang ayah untuk menyatukan Pulau Jawa. Tidak hanya itu saja, ia juga ingin mengislamkan seluruh masyarakatnya.
Sayangnya, taktik politik Sunan Prawoto tidaklah sebagus ayahnya. Lagipula, ia juga lebih berfokus untuk menyebarkan agama Islam daripada melaksanakan tugasnya sebagai raja.
Hal tersebut tentu saja menimbulkan ketidakpuasan di hati rakyat. Satu persatu wilayah kekuasaan Demak seperti Surabaya, Gresik, Cirebon, dan Banten kemudian melepaskan diri.
Masa kepemimpinannya bisa dibilang yang paling singkat di antara yang lain. Ia hanya memimpin selama satu tahun, yaitu berakhir pada tahun 1547.
5. Arya Penangsang
Arya Penangsang adalah keponakan dari Sultan Trenggono. Ia merebut kekuasaan Kerajaan Demak dari tangan Sunan Prawata karena berlatar dendam.
Diketahui, Sunan Prawata membunuh Raden Kikin yang merupakan ayah dari Arya Panangsang. Pada waktu itu, diduga Raden Kikin dan Trenggono merebutkan kekuasaan sepeninggal Pati Unus. Nah, sang sunan membunuh Raden Kikin supaya ayahnya mendapatkan tahta kerajaan.
Setelah berhasil membunuh Sunan Prawata, Arya Penangsang kemudian naik tahta. Ia memerintah dari tahun 1547 hingga 1554. Kekuasaannya berakhir ketika dirinya tewas menghadapi pemberontakan.
Baca juga: Informasi tentang Prasasti Bersejarah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Perlu Kamu Ketahui
Peninggalan Kerajaan Demak
Tanpa adanya peninggalan, keberadaan Kerajaan Demak mungkin tidak akan pernah diketahui. Lantas, apa sajakah itu? Berikut rincian beserta penjelasannya:
1. Masjid Agung Demak
Salah satu peninggalan sejarah dari kerajaan bercorak Islam ini adalah Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 Masehi lalu. Lokasinya berada di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Raden Patah membangun masjid tersebut dengan bantuan Walisongo. Untuk bentuk bangunannya sendiri sangatlah unik karena ada unsur akulturasi dari budaya Jawa, Hindu-Buddha, dan Islam.
Tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah saja, pada Masjid Agung Demak juga terdapat museum untuk menyimpan barang-barang peninggalan kerajaan. Selain itu, tepat di belakangnya tedapat kompleks pemakaman para Raja Demak yang biasanya digunakan sebagai tempat ziarah.
2. Situs Kolam Wudhu
Peninggalan selanjutnya adalah kolam untuk wudhu. Tempat ini diperkirakan dibangun bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung. Dulunya, situs tersebut digunakan untuk wudhu para santri, Walisongo, dan Raden Patah.
Konon pada saat dibangun, kolam tersebut memiliki lebar sekitar 50 meter. Namun sekarang, hanya tinggal berukuran 10 x 25 meter. Kolam wudhu ini sudah tidak digunakan lagi dan hanya dirawat sebagai salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Demak.
Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit yang Harus Kamu Tahu
3. Bedug dan Kentongan
Selanjutnya, ada peninggalan yang berupa bedug dan kentongan. Benda tersebut juga berada di area Masjid Agung Demak.
Pada zaman dahulu, bedug dan ketongan digunakan sebagai alat untuk memanggil orang-orang supaya menjalankan sholat. Bedug ini sendiri sebenarnya adalah alat musik yang kemudian digunakan oleh Walisongo sebagai media untuk menyebarkan agama Islam.
4. Makam Sunan Kalijaga
Kemudian yang terakhir adalah makam Sunan Kalijaga yang juga sering menjadi tujuan wisata religi. Letaknya berada di desa Kalidangu, kurang lebih berjarak tiga kilometer dari Masjid Agung Demak.
Pada hari tertentu, makam Sunan Kalijaga ini ramai sekali dikunjungi oleh para peziarah. Tidak hanya dari kalangan biasa, tetapi juga pejabat dan artis.
Untuk yang belum tahu, Sunan Kalijaga adalah salah satu dari Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Ia menggunakan kesenian seperti gamelan dan wayang kulit sebagai sarana pendukungnya.
Baca juga: Candi-Candi Bersejarah Peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya
Fakta Menarik dari Kerajaan Demak
Sumber: Wikimedia Commons
Tadi kamu sudah menyimak ulasan tentang lokasi, para raja, dan peninggalan Kerajaan Majapahit, kan? Nah, selanjutnya ada beberapa fakta menarik yang sayang sekali jika kamu lewatkan.
1. Kehidupan Kerajaan Demak di Bidang Agama
Seperti yang telah kamu baca di atas, menurut catatan sejarah Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di Jawa. Hal tersebut bisa terwujud salah satunya karena peran Walisongo yang menyebarkan agama Islam.
Pada masa itu, para wali melakukan pendekatan-pendekatan halus melalui kesenian dan budaya. Banyak orang yang kemudian tertarik dan memutuskan untuk masuk Islam.
2. Kehidupan Kerajaan Demak di Bidang Politik
Pada ranah politik, Kerajaan Demak begitu disegani dan memiliki pengaruh yang kuat karena dukungan para Walisongo. Di kerajaan tersebut, para wali memiliki peran penting sebagai penasihat raja.
Selain itu, wilayah kerajaan pun semakin luas. Sultan Trenggana tidak hanya melakukan ekspansi ke banyak wilayah dengan metode perebutan saja, tetapi juga menggunakan perkawinan politik. Ia menikahkan anak-anaknya dengan orang-orang yang memiliki pengaruh dan kekuasaan.
3. Kehidupan Kerajaan Demak di Bidang Ekonomi
Sementara itu pada sektor ekonomi, Kerajaan Demak mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan. Hasil bertani tidak hanya digunakan sendiri, tetapi juga diekspor ke kerajaan lain di luar negeri.
Kerajaan ini juga mengandalkan perdagangan maritim dengan menjadikan Pelabuhan Jepara sebagai transit. Biasanya, barang-barang yang transit di sini adalah rempat-rempah dari wilayah Timur setelah itu dikirim ke Malaka yang kemudian dijual di wilayah Barat.
4. Kehidupan Kerajaan Demak di Sosial dan Budaya
Karena kerajaan tersebut bercorak Islam, maka pemerintahan pada saat itu diatur menggunakan hukum Islam. Hukum tersebut tidak diberlakukan secara mentah-mentah, kok. Akan tetapi, dijalankan dengan juga mempertimbangkan aspek norma dan tradisi yang sudah diberlaku sebelumnya.
Sementara itu, dalam bidang kebudayaan juga mengalami akulturasi atau percampuran. Meskipun terpengaruh budaya Arab yang dibawa oleh agama Islam, tapi tradisi peninggalan-peninggalan yang sebelumnya tetap dilestarikan.
Salah satu contoh nyatanya, kamu bisa menemukannya pada bangunan Masjid Agung Demak. Bangunan tersebut tidak hanya bercorak agama Islam, tetapi juga ada pencampuran dari budaya yang sebelumnya sudah ada.
Baca juga: Prasasti Peninggalan yang Menunjukkan Keberadaan Kerajaan Kutai
Sejarah tentang Kerajaan Demak yang Menarik untuk Disimak
Demikianlah tadi rangkuman singkat mengenai sejarah Kerajaan Demak yang bisa kamu temukan di PosKata. Bagaimana? Apakah kamu mendapatkan informasi penting yang dapat menambah pengetahuanmu setelah membacanya?
Apabila kamu masih kurang puas, nanti kamu bisa menyimak artikel-artikel lain yang akan memberikan informasi lebih detail mengenai kerajaan tersebut. Untuk yang penasaran dengan fakta-fakta tentang kerajaan lain di Indonesia, kamu juga bisa menemukannya di sini, lho.
Maka dari itu, tunggu apalagi? Pokoknya, baca terus PosKata, yuk!