Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Demak. Kalau kamu penasaran mengenai apa saja alasannya, mending kamu simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Kesultanan yang didirikan oleh Raden Patah ini merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam besar di Pulau Jawa. Wilayahnya pun membentang sepanjang pantai utara Jawa, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Lantas, apakah yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Demak yang agung ini?
Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu runtuhnya kerajaan tersebut. Banyak yang mengatakan kalau penyebabnya adalah ketidakcakapan penerusnya. Namun, ada pula yang mengatakan kalau salah satu alasannya adalah karena adanya perebutan kekuasaan. Lantas, manakah yang benar?
Nah, kalau penasaran dengan jawaban dari faktor penyebab yang sebenarnya, maka kamu harus membaca artikel berikut ini sampai habis. Tunggu apalagi? Yuk, langsung saja dibaca!
Masa Kejayaan Kerajaan Demak
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai penyebab runtuhnya Kerajaan Demak, tidak ada salahnya bila kamu menyimak sedikit ulasan mengenai kejayaannya. Adapun bukti-buktinya adalah sebagai berikut:
1. Memiliki Wilayah Kekuasaan yang Begitu Luas
Seperti yang mungkin telah kamu ketahui, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan pada saat dipimpin oleh Sultan Trenggono, yaitu sekitar tahun 1521 hingga 1546 Masehi. Ia bisa mendapatkan prestasi tersebut karena berani dan taktik berpolitiknya yang hebat.
Pada masa pemerintahannya, Sultan Trenggono sangat gencar untuk melakukan ekspansi atau perluasan wilayah. Ia ingin menyatukan banyak wilayah di nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Demak meneruskan cita-cita dari pendahulunya.
Perluasan wilayah tersebut tujuannya tidak semata-mata untuk mencari kekuasaan saja. Akan tetapi, juga mengandung misi untuk menyebarkan agama Islam di seluruh pelosok negeri.
Di wilayah Jawa Barat sendiri, daerah Banten dan Cirebon berhasil dikuasainya. Sementara itu, di daerah Jawa Timur cukup banyak, yaitu Surabaya, Madiun, Tuban, Malang, dan Blambangan. Tidak cukup sampai di situ saja, bahkan Bali, Maluku, dan beberapa daerah di Kalimantan juga berhasil ditundukkan.
Beberapa wilayah yang menjadi kekuasaan kerajaan tersebut tidak hanya diperoleh dari pertempuran saja, lho. Akan tetapi, ada pula yang didapatkan dari politik perjodohan. Sultan Trenggono menjodohkan putri dan adik perempuannya dengan orang yang memiliki kekuasaan seperti Pangeran Hadiri, Fatahillah, Joko Tingkir, dan Pangeran Paserahan.
Baca juga: Prasasti Peninggalan yang Menunjukkan Keberadaan Kerajaan Kutai
2. Sektor Ekonomi yang Stabil
Perekonomian Kerajaan Demak juga berkembang pesat di bawah pemerintahan Sultan Trenggono. Terlebih lagi, kerajaan ini menguasai pelabuhan-pelabuhan strategis yang di jalur perdagangan yang ramai. Salah satunya adalah pelabuhan Jepara.
Jalur pelabuhan tersebut sangat berguna untuk pendistribusian rempah-rempah di wilayah timur menuju ke barat. Biasanya juga, pelabuhan itu menjadi tempat transit para pedagang asing yang datang dari Malaka atau sebaliknya. Namun tidak hanya menjadi tempat transit saja, kegiatan perdagangan di wilayah kerajaan ini juga cukup ramai.
Selain di bidang maritim, Kerajaan Demak juga maju dalam bidang pertanian. Wilayahnya menjadi penghasil beras paling besar di Pulau Jawa. Karena hal tersebut, maka hasil panennya dapat diekspor ke negara lain. Barang lain yang juga turut menjadi komoditi ekspor kerajaan ini adalah lilin dan madu.
3. Kehidupan yang Harmonis
Kerajaan Demak memang bercorakkan agama Islam sehingga sistem pemerintahan pun menggunakan hukum Islam. Hanya saja, pelaksanaannya tentu tidak murni menggunakan hukum tersebut.
Pasalnya, tradisi dan norma dari leluhur yang telah berkembang sebelumnya tidak bisa dihilangkan begitu saja. Maka dari itu, sistem yang digunakan merupakan campuran hukum Islam dengan adat yang sudah ada sebelumnya.
Salah satu contohnya adalah upacara Sekaten yang digunakan untuk memperingati hari ulang tahun Nabi Muhammad. Dalam upacara tersebut, tidak meninggalkan tradisi Jawa yang telah berlaku tapi juga ada nilai Islam di dalamnya.
Selain itu, tidak adanya sistem penggolongan dalam agama Islam agaknya memiliki nilai positif tersendiri. Pasalnya, hal tersebut membuat hubungan antara para wali, kaum bangsawan, dan rakyat bisa terjalin lebih akrab.
Baca juga: Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Demak yang Masih Bisa Dilihat Hingga Kini
Faktor yang Menjadi Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak
Berikut ini adalah faktor yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Demak. Ulasannya bisa langsung disimak berikut ini.
1. Tidak Ada Penerus yang Handal
Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Demak adalah karena tidak ada penerus yang cakap dalam kepemimpinan. Pada tahun 1546, Sultan Trenggono meninggal ketika berusaha menaklukkan Panarukan. Karena hal tersebut, tahta kerajaan pun mengalami kekosongan.
Putranya yang bernama Raden Mukmin atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Prawoto kemudian ditunjuk untuk menggantikan sang ayah. Sayangnya, ia tidak terlalu cakap dalam berpolitik.
Ia juga lebih suka dan fokus untuk menyebarkan agama Islam. Maka dari itu, kekuatan Kerajaan Demak mulai goyah. Karena hal tersebut, tidak sedikit wilayah tundukannya yang memilh untuk melepaskan diri.
2. Pemberontakan Arya Panangsang
Faktor lain yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Demak adalah perebutan kekuasaan. Arya Panangsang yang merupakan keponakan Sultan Trenggana membunuh Sunan Prawoto beserta istrinya.
Tindakan tersebut tidak semata-mata untuk merebut kekuasaan, tetapi juga karena balas dendam. Pasalnya, Sunan Prawoto membunuh Raden Kikin yang merupakan ayah dari Arya Panangsang. Hal itu dilakukannya supaya sang ayah, yaitu Trenggono, bisa naik tahta.
Untuk yang masih bingung, jadi Adipati Unus, Raden Kikin, dan Trenggono adalah anak dari Raden Patah. Setelah Raden Patah meninggal tahta jatuh ke tangan Adipati Unus.
Nah, karena Adipati Unus meninggal dalam peperangan dan tidak punya keturunan, maka tahta diperebutkan oleh adik-adiknya. Perebutan yang cukup sengit itu kemudian dimenangkan oleh Sultan Trenggono, meskipun dengan cara membunuh Raden Kikin. Jadi, sudah cukup jelas, ya?
Setelah Sunan Prawoto meninggal, Arya Panangsanglah yang naik ke singgasana dan menjadi Sultan Demak. Tak hanya dendam yang terbalaskan, ia pun menguasai kerajaan.
Baca juga: Informasi tentang Prasasti Bersejarah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Perlu Kamu Ketahui
3. Berdirinya Kesultanan Pajang
Permasalahan menjadi semakin pelik ketika Arya Panangsang tidak hanya membunuh Sunan Prawoto saja. Demi kekuasaan, ia juga membunuh pemimpin wilayah Jepara, yaitu Pangeran Hadiri yang merupakan suami Ratu Kalinyamat, anak dari Sultan Trenggono.
Berita tentang tewasnya kedua orang yang dikenalnya dengan baik ini membuat Pangeran Hadiwijaya atau Jaka Tingkir menjadi marah. Kalau dibiarkan, ia khawatirkan kebatilan Arya Panangsang akan semakin menjadi-jadi.
Sebenarnya, ia tidak ingin ribut dengan Arya Panangsang. Ia menyadari posisinya yang hanya menantu. Sementara itu, Arya merupakan keturunan langsung dengan raja.
Selain itu, Ratu Kalinyamat yang mewarisi tahta Kerajaan Demak sepeninggal Sunan Prawoto mendesak Hadiwijaya untuk segera mengalahkan Arya Panangsang. Ia menjanjikan untuk memberikan Demak dan Jepara jika iparnya itu berhasil.
Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang, Hadiwijaya kemudian melakukan penyerangan. Peperangan tentu saja tidak dapat terhindarkan. Banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak.
Arya Panangsang pun maju sendiri untuk menghadapi serangan tersebut. Hingga akhirnya, ia ditusuk oleh Sutawijaya dan tewas. Sebagai tambahan informasi, Sutawijaya adalah anak dari Hadiwijaya.
Kematian Arya Penangsang juga merupakan akhir dari Kerajaan Demak. Karena setelah itu, seluruh kerajaan diambil alih oleh Hadiwijaya dan dipindahkan ke Pajang.
Baca juga: Ulasan Lengkap Silsilah Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Majapahit
Sudah Puas Menyimak Ulasan tentang Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak di Atas?
Itulah tadi faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan bercorak Islam pertama di Pulau Jawa mengalami keruntuhan. Semoga saja wawasanmu bertambah setelah menyimak ulasan ini, ya!
Lantas, bagaimana kalau kamu masih ingin menyimak informasi menarik lain seputar kerajan tersebut? Tidak perlu bingung-bingung, langsung saja cek artikel yang lainnya biar nggak penasaran lagi.
Selain mengenai Kerajaan Demak, kamu juga dapat menyimak ulasan serupa tentang kerajaan lain yang pernah ada di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Kerajaan Majapahit, Kutai, dan Sriwijaya.