
Apabila kamu penasaran dengan asal-usul Raden Wijaya, sang pendiri Kerajaan Majapahit? Kamu bisa menyimaknya berikut ini.
Raden Wijaya merupakan pendiri dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan Hindu-Buddha terbesar pada abad ke-13 tersebut memiliki wilayah yang begitu luas. Tak hanya mencakup pulau-pulau yang ada di Indonesia, tetapi juga sampai ke negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
Padahal, dulunya Raden Wijaya hanya mendirikan sebuah pemukiman di sebuah hutan bernama Tarik di sekitar Sungai Brantas. Sepertinya, tak ada yang menyangka jika desa kecil tersebut akan menjelma menjadi kerajaan yang begitu besar dan kuat.
Nah, kalau penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sosok Raden Wijaya, sang pendiri Kerajaan Majapahit, kamu bisa membaca ulasan lengkapnya di bawah ini. Selamat membaca!
Silsilah Keluarga Raden Wijaya
Coba kamu perhatikan baik-baik, bagan silsilah keluarga di atas. Ini merupakan asal-usul Raden Wijaya yang diambil dari sang ibu.
Kalau dilihat, Raden Wijaya yang memiliki nama asli Narararya Sanggramawijaya ini merupakan keturunan keempat dari pendiri dari Kerajaan Singasari, yaitu Ken Arok. Ibunya bernama Dyah Lembu Tal.
Sementara itu, ayah Raden Wijaya bernama Rakyan Jayadarma. Ia merupakan salah seorang pangeran dari Kerajaan Sunda Galuh.
Sehubungan dengan hal tersebut, Raden Wijaya memiliki darah keturunan bangsawan dari Kerajaan Sunda dan Jawa. Sebenarnya, ia juga bisa menjadi penerus tahta Kerajaan Sunda Galuh. Hanya saja sewaktu ia masih kecil, sang ayah tewas dibunuh oleh musuhnya.
Sang ibu kemudian melarikan diri dan membawanya pergi ke tempat yang lebih aman, yaitu kembali ke Kerajaan Singasari. Maka dari itu, sang pangeran tumbuh di lingkungan keluarga ibunya.
Menikah dengan Putri-Putri Kertanegara
Bersumber dari Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, pendiri Kerajaan Majapahit ini kemudian menikah dengan putri-putri dari Kertanegara setelah dewasa. Adapun keempat putri yang dinikahi oleh Raden Wijaya adalah Tribuwananeswari, Narendraduhita, Gayatri, dan Jayendra Prajna Paramita.
Dari pernikahannya dengan sang permaisuri, yaitu Tribuwananeswari, pasangan tersebut dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Kala Gemet atau Jayanegara. Sementara itu, dari Gayatri memperoleh dua orang putri bernama Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi Maharajasa. Sementara itu, untuk dua selir yang lain tidak disebutkan.
Namun dalam Kitab Pararaton, di sana tertulis kalau Raden Wijaya hanya menikah dengan dua putri dari Kertanegara. Sumber lain juga menyebutkan kalau ia juga menikah dengan seorang putri dari Sumatera bernama Dara Petak.
Awal Mula Mendirikan Kerajaan Majapahit
Sumber: Wikimedia Commons
Setelah menyimak sedikit tentang kehidupan Raden Wijaya ketika masih kecil hingga menikah, selanjutnya berikut ini adalah kisah mengenai asal mula ia menjadi pendiri Kerajaan Majapahit.
1. Pemberontakan Jayakatwang
Pada tahun 1292, terjadilah pemberontakan di Kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Jayakatwang. Semua pasukan pun disiapkan dan Kertanegara menyuruh menantunya untuk mengahadapi Jayakatwang.
Raden Wijaya berhasil menumpas pasukan milik Jayakatwang yang hendak menyerbu Kerajaan Singasari. Namun rupanya, itu hanyalah jebakan semata. Ternyata, pasukan yang lebih banyak sudah dikirim oleh Jayakatwang ke Singasari melalui jalan lain.
Hal tersebut tentu saja membuat situasi menjadi kacau balau. Pasukan yang berjaga di kerajaan tidaklah banyak karena sebagian besar dari mereka mengikuti Raden Wijaya.
Maka dari itu, Kerajaan Singasari bisa dengan mudah ditaklukkan oleh Jayakatwang. Terlebih lagi, ia sudah berhasil membunuh Kertanegara.
Berita tewasnya Raja Kertanegara membuat semua pasukan yang tersisa, termasuk Raden Wijaya, menjadi kalang kabut. Akhirnya, ia bersama pasukannya yang setia memilih kabur untuk menyelamatkan diri.
Mereka kemudian pergi ke Madura. Di sana, ia bertemu dengan Arya Wiraraja yang merupakan pemimpin di Sumenep.
2. Mengatur Siasat
Raden Wijaya diterima baik oleh Arya Wiraraja. Bahkan, kedua orang tersebut menyusun siasat untuk merebut kembali Kerajaan Singasari dari tangan Jayakatwang.
Tak lama setelah itu, Arya Wiraraja datang menemui Jayakatwang dan berkata kalau Raden Wijaya menyerah. Mendengar hal tersebut, Jayakatwang merasa puas dan tidak menaru curiga sedikitpun. Ia menerima menantu Kertanegara itu dengan tangan terbuka.
Hubungan mereka pun berangsur membaik. Setelah itu, Raden Wijaya meminta kepada Jayakatwang untuk membuka sebuah pemukiman di hutan Tarik yang terletak di dekat Sungai Brantas. Sang raja yang pada saat itu gemar berburu tanpa pikir panjang langsung mengabulkan permintaan tersebut.
Pemukiman yang dibuat oleh Raden Wijaya tersebut kemudian diberi nama Majapahit. Orang dulu sepertinya menamai tempat dengan benda-benda yang ditemukan di sekitarnya. Karena nama Majapahit berasal dari buah maja yang memiliki rasa pahit dan banyak ditemukan di tempat tersebut.
3. Saatnya untuk Menyerang Balik
Rupanya, Raden Wijaya mendirikan pemukiman tersebut dengan niat terselubung. Di sana, ia mengumpulkan kekuatan untuk menggulingkan Jayakatwang.
Di saat yang tepat, para tentara Mongol datang ke daerah tersebut. Mereka awalnya ingin menghukum Raja Kertanegara yang telah menghina utusan mereka. Namun karena terjadi perubahan situasi, Raden Wijaya berhasil memanfaatkan mereka untuk mengambil kembali kerajaannya.
Setelah kesepakatan terbentuk, Raden Wijaya yang dibantu oleh para tentara Mongol pergi menyerang Jayakatwang. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Jayakatwang bisa dikalahkan dengan mudah.
Namun tidak berhenti di situ saja, Raden Wijaya kemudian berbalik menyerang sekutunya. Mendapatkan serangan mendadak seperit itu tentu saja membuat para tentara Mongol kelimpungan. Karena jumlah pasukan yang semakin sedikit, mereka kemudian memilih untuk mundur dan kembali.
Ketika keadaan sudah membaik, Raden Wijaya kemudian dinobatkan sebagai pendiri Kerajaan Majapahit pada tahun 1293. Ia memiliki gelar Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana.
Masa Pemerintahan Kertarajasa Jayawardhana
Sumber: Kompas
Setelah naik tahta, pendiri Kerajaan Majapahit tersebut menunjuk beberapa orang kepercayaannya untuk menjadi patih. Mereka adalah Arya Wiraraja, Lembu Sora, Nambi. Sementara itu, Ranggalawe diangkat menjadi Adipati Tuban.
Pada awalnya, mereka adem ayem dan bisa berdampingan membantu raja dalam menjalankan kerajaan. Namun kemudian, datanglah Mahapati yang merusak itu semua.
Ia menghasut Ranggalawe kalau dialah yang seharusnya menjadi patih, bukannya Nambi. Karena menurutnya, Ranggalawe-lah yang lebih pantas. Untuk yang belum tahu, Ranggalawe adalah anak dari Arya Wiraraja dan keponakan dari Lembu Sora.
Karena terus-terusan dihasut, hati Ranggalawe tentu saja menjadi panas. Pada tahun 1295, ia pun melakukan pemberontakan.
Melihat situasi tersebut, Raja kemudian menyuruh Lembu Sora, Nambi, dan Kebo Anabrang untuk memberi pelajaran pada Ranggalawe. Peperangan pun tidak dapat dihindarkan.
Ranggalawe dapat dibunuh oleh Kebo Anabrang. Namun melihat keponakannya tewas dengan cara yang mengenaskan, Lembu Sora tidak terima. Ia kemudian menikam Kebo Anabrang hingga tewas.
Setelah itu bukannya mereda, pemberontakan demi pemberontakan terus terjadi. Hingga akhir hayatnya, sang raja tidak mampu menghentikan itu semua. Ia meninggal pada tahun 1309 Masehi dan kemudian digantikan oleh anak lelakinya yaitu Jayanegara.
Sudah Puas Menyimak Ulasan Lengkap tentang Raden Wijaya, Sang Pendiri Kerajaan Majapahit di Atas?
Demikianlah penjelasan tentang kehidupan pendiri Kerajaan Majapahit, mulai dari kehidupan masa kecil, naik tahta menjadi raja, hingga akhir hayatnya. Semoga saja bisa sedikit memuaskan rasa ingin tahumu.
Buat kamu yang masih ingin menyimak seluk beluk tentang Kerajaan Majapahit, mending langsung cek saja ulasan lainnya. Nggak hanya kerajaan terbesar di abad ke-13 ini saja, tetapi ada juga ulasan mengenai kerajaan-kerajaan lain yang sayang banget kalau kamu lewatkan. Yuk, baca terus!