
Kamu suka membaca dongeng? Sudah pernah membaca cerita dongeng bunga matahari yang baik hati dan kupu-kupu? Kalau belum, langsung saja baca ceritanya di artikel ini!
Menghabiskan waktu luang bisa dengan berbagai cara, salah satunya adalah membaca dongeng. Salah satu cerita yang menarik dan layak untuk kamu baca adalah kisah Bunga Matahari dan Kupu-Kupu.
Kamu sudah pernah membacanya? Secara singkat, dongeng ini mengisahkan tentang seekor ulat bernama Lili yang tak punya rumah. Tak ada satu pun pohon yang mau menjadi rumahnya.
Lalu, ia pun bertemu dengan bunga Matahari yang dengan ikhlas dan tulus mau menjadi tempat tinggal untuknya. Lantas, bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Kalau penasaran, langsung saja baca cerita Bunga Matahari dan Kupu-Kupu beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya di artikel ini!
Cerita Bunga Matahari dan Kupu-Kupu
Alkisah, pada zaman dahulu kala, ada sebuah hutan yang sangat lebat. Sebab, tanahnya sangatlah subur sehingga banyak tumbuhan yang tumbuh dengan baik dan lebat.
Saking lebatnya, hutan ini menghasilkan banyak sekali makanan dari pepohonan berbuah. Tak heran bila hewan-hewan tinggal dengan nyaman di hutan itu. Ada rusa, beruang, harimau, monyet, kelinci, dan lain-lain.
Semua penghuni hutan menjalin hubungan yang harmonis. Mereka saling berbagi dan mengerti, sehingga tak ada perselisihan dan hutan pun senantiasa damai serta terbuka untuk pendatang baru.
Hingga suatu hari, datanglah seekor ulat kecil bernama Lili ke hutan yang lebat itu. Kedatangannya menjadi buah perbincangan para penghuni hutan lainnya. Di hutan, ulat sangatlah dijauhi.
Sebab, ulat dikenal dengan tabiatnya yang jelek, yakin kerap menghabiskan semua daun di pepohonan dalam waktu singkat. Karena itu, kedatangan Lili dianggap sebagai ancaman. Para penghuni hutan lainnya pun menyambutnya dengan tidak enak.
Sebagai pendatang baru, ulat kecil ini berusaha membaur dan akrab dengan para penghuni. Sosok pertama yang ia temui adalah pohon apel.
“Wahai sang pohon Apel, bolehkah aku tinggal di dahanmu yang rindang ini?” tanya Lili sopan.
“Kamu tidak boleh tinggal di dahanku. Nanti daunku habis kau makan. Buahku juga akan membusuk karena kau makan. Sebaiknya, carilah pohon lain yang mau kau tinggali,” jawab pohon Apel ketus.
“Aku berjanji hanya akan makan sedikit demi sedikit. Aku mohon, izinkan diriku tinggal di dahanmu,” ujar Lili.
“Tetap saja, diriku tidak bisa menerimamu. Pergilah!” bentak pohon Apel.
Kesulitan Mencari Tempat Tinggal
Ia lalu pergi meninggalkan pohon Apel dengan wajah yang sedih dan kecewa. Dirinya tak berani membantang ucapan pohon itu. Lili terus berjalan untuk mencari pohon yang sudi menerimanya.
Kemudian, Lili melihat sebuah pohon mangga yang daunya teramat lebat. Meski takut ditolak, ia perlahan-lahang mendekati pohon Mangga.
“Wahai pohon Mangga, bolehkah aku singgah di dahanmu yang rindang?” tanya Lili.
“Hmmm, tentu saja tidak boleh. Aku pernah mengizinkan seekor ular tinggal di dahanku. Lalu, ia menghabiskan seluruh daunku hingga aku tampak gersang,” jawab pohon Mangga.
“Aku tidak seperti itu. Aku janji akan memakan daunmu sedikit demi sedikit,” pinta Lili.
“Tidak boleh ya tidak boleh! Pergilah! Carilah pohon lain yang mau menerimamu,” ucap pohon Mangga.
“Tolonglah aku. Aku mohon. Aku berjanji membalas kebaikanmu,” pinta Lili dengan wajah memelas.
“Tidak! Pergilah!” bentak pohon Mangga.
Dengan berat hati, Lili meninggalkan pohon Mangga. Wajahnya sangat sedih. Sudah dua pohon menolaknya. Sekarang, ia bingung mau harus ke mana lagi untuk mencari tempat tinggal.
“Siapa bilang para penghuni di sini ramah dan baik hati? Buktinya, mereka menolakku dan menyambutku dengan tidak baik,” ucap Lili dalam hati sambil terus berjalan.
Sampai di Padang Rumput
Ia terus berjalan tanpa memedulikan sekitarnya. Dirinya teramat sedih meratapi nasibnya yang tak punya tempat tinggal. Tanpa disadari, Lili sudah berjalan cukup jauh hingga keluar dari area hutan itu.
Tak berselang lama, ia lalu sampai di sebuah padang rumput yang luas. Di dalamnya terdapat banyak sekali tanaman berbunga. Pemandangan cantik dari bunga-bunga itu tak mampu membuat Lili tersenyum.
Di padang rumput itu, tumbuhlah bunga Matahari yang menjulang tinggi. Sedari tadi, ia memandang Lili yang tampak sedih. Kemudian, ia menegur ulat itu.
“Hai, Ulat kecil. Siapa namamu? Kenapa kau tampak sedih? Ada apa?” tanya bunga Matahari.
Mendengar ucapan tersebut, Lili sempat terkejut. Dengan wajahnya yang masih memelas, ia pun menjawab, “Wahai bunga yang cantik, namaku Lili. Aku bersedih karena tidak punya tempat tinggal.”
“Tadi, aku sempat mampir ke hutan yang lebat itu. Ketika aku meminta izin tinggal di beberapa pohon, mereka menolakku. Mereka bilang, ulat terlalu rakus,” ucap Lili.
“Hmm, jadi begitu ceritanya. Tak usah bersedih lagi, Kawanku. Aku adalah ratu di taman bunga ini. Kamu bisa memilih mau tinggal di mana,” ucapnya dengan lembut.
“Tapi, mereka pasti menolakku,” jawab Lili sedih.
“Percayalah padaku, Kawan kecilku. Mereka akan menuruti semua perkataannku,” ucap bunga Matahari menghibur Lili.
Lili hanya bisa terdiam. Ia takut bila mengalami penolakan lagi. Karena itu, ia hanya menundukkan kepalanya.
Tinggal di Dahan Bunga Matahari
“Hmm, tampaknya kamu sudah tak punya kepercayaan diri untuk memilih tempat tinggal, ya. Bagaimana kalau kau tinggal di dahanku saja? Kau bisa memakan daun-dunku,” ucap bunga Matahari sambil tersenyum.
“Benarkah? Bolehkah aku tinggal bersamamu?” ucap Lili antusias.
“Tentu saja benar. Kau boleh tinggal bersamaku, sampai kapan pun,” ucap bunga Matahari.
“Tapi, apakah kau ikhlas?” tanya Lili khawatir.
“Tentu saja. Para bunga di sini tidak pernah dihinggapi atau ditinggali oleh hewan apa pun. Sebab, kami tidak berbuah, jarang ada hewan yang mau tinggal. Jadi, kalau kamu mau tinggal denganku, aku akan merasa senang,” ucap bunga Matahari.
“Aku juga tak mengapa bila kau ingin makan daun yang banyak. Apalah arti sebuah daun. Ketika daun kami mengering, rusak, atau habis dimakan, mereka akan tumbuh kembali. Teman lebih berharga dari apa pun. Kita sekarang teman, kan?” imbuh bunga itu dengan senyuman manis di wajahnya.
Mendengar kalimat itu, wajah Lili sontak berubah menjadi cerah. Ia merasa bahagia mendengar ucapan bunga Matahari yang sangat hangat.
“Terima kasih, Bunga Matahari. Aku sangat bahagia karena kini akhirnya aku punya tempat tinggal,” ucap Lili sambil meneteskan air mata karena terharu.
Sejak saat itu, mereka selalu bersama. Sepanjang hari, mereka melaluinya dengan suka cinta, bercanda, saling bercerita, dan tertawa. Lili ternyata ulat yang sangat ceria dan lucu. Ia selalu punya cerita-cerita lucu untuk diceritakan pada bunga Matahari.
Berubah Menjadi Kupu-Kupu
Pada suatu pagi yang cerah, tiba-tiba saja Lili berpamitan. “Wahai sahabatku, ini adalah hari terakhirku bisa bercanda denganmu,” ucap Lili.
Ucapan itu sontak membuat bunga Matahari terkejut. “Engkau hendak pergi ke mana? Apakah kau hendak meninggalkanku?” tanyanya sedih dan ingin menangis.
“Aku tidak akan meninggalkanmu, Sahabatku. Mana mungkin aku meninggalkan sahabat yang baik seperti dirimu. Emm, mulai malam ini, aku akan puasa panjang dan mengurung diri,” ucap Lili menjelaskan maksudnya.
“Apa maksudmu? Puasa? Mengurung diri?” tanya bunga Matahari masih tidak mengeri.
“Nanti kau akan paham, Sahabatku. Saat ini, pinjamkan aku sehelai daunmu untuk membuat rumah supaya aku bisa berpuasa dan tidur panjang,” ucap Lili.
“Baiklah, Sahabatku! Apa pun yang terbaik untukmu. Pilihlah daunku mana saja yang engkau suka,” ucap bunga Matahari.
Lalu, Lili mulai menjadi kepompong. Sepanjang hari, bunga Matahari mencoba melindung Lilu dari panasnya matahari dan guyuran air hujan.
Setelah beberapa hari, daun yang menggulung itu terbuka. Lalu, muncullah makhlk cantik dengan sayap aneka warna. Bunga Matahari pun terkejut.
“Siapa kamu? Di mana sahabatku, Lili?” tanyanya kaget.
“Tenanglah, Sahabatku. Ini aku Lili. Aku kini telah menjadi kupu-kupu. Dan aku akan tetap menjadi sahabatmu,” ucap Lili.
“Benarkah itu dirimu? Sekarang kau punya sayap tuk terbang. Apakah kau akan terbang meninggalkanku?” tanya bunga Matahari cemas.
“Tentu saja tidak. Aku akan terbang di sekelilingmu. Aku tak akan pernah meninggalkanmu, Sahabat terbaikku,” ucap Lili.
Meski awalnya terkejut, bunga Matahari merasa bahagia bisa bersama lagi dengan Lili. Rupanya, Lili punya kemampuan unik, yaitu bisa berubah menjadi kupu-kupu cantik. Sejak hari itu, Lili selalu terbang mengitari bunga Matahari dan bunga lainnya.
“Kini saatnya aku untuk membalas kebaikanmu sahabatku,” ucap Lili.
“Aku akan membantu penyerbukanmu dan bunga-bunga di taman ini. Sehingga, jumlah kalian akan semakin banyak,” imbuhnya.
Sesuai perkataanya, Lili setiap hari membantu penyerbukan bunga-bunga. Padang rumput itu pun semakin indah dan lebat berkat Lili.
Unsur Intrinsik
Setelah membaca cerita Bunga Matahari dan Kupu-Kupu di atas, kini saatnya mengulik unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasan singkatnya;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari dongeng ini adalah tentang persahabatan antara bunga Matahari dengan ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu. Dongeng ini juga mengisahkan tentang seekor ulat yang kehadiranya tidak diterima oleh beberapa pepohonan di sebuah hutan lebat.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada dua tokoh utama dalam cerita ini, yaitu Lili dan bunga Matahari. Bagaimana watak Lili si ulat dalam dongeng kisah bunga dan kup-kupu ini? Lili merupakan seekor ulat kecil yang malang. Para tanaman menganggapnya rakus sehingga tidak ada yang mau menjadi tempat tinggalnya.
Penyelamat Lili adalah bunga Matahari. Ia digambarkan sebagai seorang ratu alias pemimpin sebuah padang bunga. Sifat bunga Matahari baik hati dan suka menolong. Bahkan, ia rela bila daunnya dimakan habis oleh si ulat kecil.
Selain tokoh utama, dongeng ini juga memiliki tokoh pendukung yang turut mewarnai kisahnya. Mereka adalah pohon Apel dan pohon Mangga. Keduanya memiliki sifat dan karakter yang sama, yaitu jahat karena tidak mau menolong Lili.
3. Latar
Cerita bunga Matahari dan Kupu-Kupu ini menggunakan dua latar tempat, yaitu di hutan belantara dan padang rumput yang berbunga. Untuk latar waktunya, cerita ini terjadi di pagi dan siang hari.
4. Alur Cerita Bunga Matahari dan Kupu-Kupu
Alur cerita dari dongeng tentang persahabatan ini adalah maju. Cerita berawal dari seekor ulat bernama Lili yang memasuki hutan belantara untuk mencari tempat tinggal.
Sayangnya, para penghuni hutan itu tak menyukai kedatangan Lili. Sebab, mereka beranggapan ulat itu sangatlah rakus dan kerap menghabiskan dedaunan sebuah pohon.
Meski mendapat sambutan tidak enak, Lili tetap mencoba berbaur dengan para penghuni. Ia lalu mendatangi pohon Apel. Dengan sopan ia meminta izin untuk tinggal di dahannya. Namun, pohon Apel menolak begitu saja.
Lalu, ia mendekati pohon Mangga dan minta izin untuk tinggal di dahannya. Tapi, sama dengan pohon Apel, pohon Mangga juga tak memberi izin.
Dengan wajah yang sedih, ia lalu berjalan pelan-pelan tanpa arah dan tujuan. Tanpa disadarinya, ia telah keluar dari hutan belantara dan masuk ke padang rumput penuh bunga.
Bunga Matahari yang merupakan ratu di padang rumput itu menyapa Lili dan memintanya tuk tinggal di dahannya. Dengan senang hati Lili menerima tawaran tersebut. Setelah sekian lama bersahabat, Lili izin untuk menjadi kepompong.
Bunga yang baik itu senantiasa menjaga kepompong Lili dari panasnya matahari dan derasnya hujan. Setelah beberapa hari, Lili lalu berubah menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.
5. Pesan Moral
Apa saja pesan moral yang bisa kamu petik dari cerita bunga Matahari dan Kupu-Kupu ini? Tentu saja ada beberapa amanat.
Salah satunya adalah sesama makhluk hidup harus saling tolong menolong. Jangan seperti pohon Apel dan pohon Mangga yang enggan menolong si Lili. Padahal, Lili hanyalah seekor ulat kecil yang makannya tak begitu banyak.
Pesan berikutnya, jadilah sahabat yang baik seperti bunga Matahari. Ia terus melindungi sahabatnya dari panasnya matahari dan derasnya hujan saat menjadi kepompong.
Pesan terakhir, jadilah orang setia seperti Lili. Bahkan, setelah berubah menjadi kupu-kupu dan bisa terbang ke mana pun ia mau, Lili tetap singgah di samping bunga Matahari. Ia tak akan semudah itu meninggalkan sahabatnya.
Selain unsur instrinsik, cerita dongeng ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Di antara unsur ekstrinsiknya adalah nilai ketuhanan, sosial, budaya, dan moral dari lingkungan di sekitar.
Fakta Menarik
Nah, sebelum mengakhiri artikel ini, ada baiknya kamu membaca dulu fakta-fakta menarik dari cerita Bunga Matahari dan Kupu-Kupu. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya;
1. Ada Versi Lain
Cerita persahabatan antara Bunga Matahari dan Kupu-Kupu ini memiliki versi lain yang tak kalah menarik. Versi lainnya mengisahkan tentang setangkai tanaman bunga matahari yang tumbuh di perkebunan jagung milik seorang petani.
Saat bunganya belum mekar, petani itu mengira tanaman itu adalah hama yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman jagungnya. Namun, petani itu tak sanggup mencabut tanaman yang ia anggap hama tersebut. Sebab, akarnya sangatlah kuat.
Lalu, bunga Matahari yang masih kuncup itu menangis tersedu-sedu. Seekor kupu-kupu yang mendengarnya menangis pun menghampirinya. Bunga Matahari itu lalu bertanya pada Kupu-Kupu, kenapa orang-orang membencinya. Apa yang salah darinya.
Dengan sabar dan bijak, Kupu-Kupu menjelaskan bahwa para petani itu beranggapan bila ia adalah tanaman hama. Karenanya, mereka ingin mencabutnya. Lalu, Kupu-Kupu juga berkata bahwa kelak saat bunga Matahari sudah mekar, para petani akan menyayanginya.
Sepanjang hari, Kupu-Kupu menemani bunga Matahari. Mereka saling bercanda dan tertawa. Setelah beberapa hari, bunga Matahari mulai mekar sempurna. Kupu-Kupu pun berkata, “Lihatlah betapa cantiknya dirimu kini.”
Setelah menyadari bahwa tanaman yang ia kira hama ternyata bunga Matahari, petani pemilik kebun itu pun membuat kebun khusus untuk menanam bunga. Bunga Matahari lalu tumbuh dengan baik dan semakin bertambah banyak karena Kupu-Kupu membantu penyerbukannya.
Bagikan Cerita Bunga Matahari dan Kupu-Kupu di Atas ke Teman-Temanmu
Demikianlah artikel yang mengulik tentang cerita dongeng Bunga Matahari dan Kupu-Kupu beserta ulasan lengkapnya. Kalau suka dengan kisahnya, kamu bisa membagikannya pada teman-temanmu.
Buat yang butuh cerita lainnya, langsung saja kepoin Poskata.com kanal Ruang Pena. Ada dongeng tentang Merpati dan Semut, Kelinci dan Kura-Kura, Bunga Melati yang Baik Hati, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!