Ada banyak sekali legenda di Indonesia yang bisa jadi kamu kurang familier atau belum pernah membacanya. Salah satunya mungkin adalah cerita rakyat Dara Muning asal Kalimantan Selatan ini. Kalau penasaran, langsung saja cek kisah lengkapnya berikut ini!
Kamu mungkin sudah tidak asing lagi saat membaca kisah-kisah dari Jawa. Akan tetapi, apakah kamu merasa familier atau pernah membaca cerita rakyat Dara Muning asal Kalimantan Barat ini? Untuk kamu yang menjawab tidak, mungkin sebaiknya kamu menyimak kisah lengkapnya di sini.
Kisah yang menceritakan hubungan terlarang ini memang cukup menarik untuk dibaca. Setelah membacanya nanti, mungkin akan mengingatkanmu pada legenda Tangkuban Perahu. Namun tenang saja, kamu tidak akan bosan membacanya karena detailnya berbeda dan cukup singkat.
Bagaimana? Apakah kamu semakin penasaran dan ingin segera menyimak kisahnya? Kalau begitu, langsung saja cek ringkasan, ulasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari cerita rakyat Dara Muning di bawah ini, ya! Selamat membaca!
Cerita Rakyat Dara Muning dari Kalimantan Barat
Pada zaman dahulu di Nanga Serawai, hiduplah seorang wanita yang bernama Dara Muning. Karena memiliki paras yang cantik, tak sedikit pemuda yang mendekatinya.
Hingga pada suatu hari, dirinya memutuskan untuk menerima pinangan seorang pemuda. Pemuda tersebut memang tidak kaya, tetapi memiliki kepribadian yang baik.
Pernikahan dua insan yang dimabuk asmara tersebut pada awalnya berjalan dengan baik. Terlebih lagi, setelah mengetahui kalau Dara Muning akhirnya mengandung seorang bayi. Lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.
Sayang sekali, kehidupan mereka begitu pas-pasan. Terkadang, untuk mencukup kebutuhan hidup saja pendapatan suaminya masih kurang.
Maka dari itu, sang suami memutuskan untuk merantau ke kota demi membiayai istri dan anaknya. Ia juga terpaksa meninggalkan istrinya yang sedang hamil sendirian di desa.
Membesarkan Anak Seorang Diri
Setelah tiba waktunya, Dara Muning melahirkan laki-laki yang tampan dengan selamat dan tak kurang suatu apa pun. Bayi tersebut kemudian diberi nama Bujang Munang.
Sampai anaknya lahir, sang suami juga belum memberi kabar. Seorang diri membesarkan anak memanglah cukup berat. Namun, kehadiran sang anak bisa membuatnya menjadi lebih tegar dan bersemangat dalam menjalani hidup.
Bujang Munang tumbuh menjadi seorang anak laki-laki tampan yang cerdas dan tangkas. Ia juga suka bermain dengan anak-anak desa yang lain. Terkadang, ia juga sering membuat sang ibu jengkel karena lupa waktu.
Kemudian pada suatu hari, Dara Muning merasa begitu cemas saat mengetahui anaknya belum juga pulang padahal hari sudah petang. Ia sudah mencari ke mana-mana, tapi tak kunjung menemukan anak lelakinya.
Tak berapa lama kemudian, Bujang Munang pulang ke rumah dengan wajah polosnya dan merasa tak bersalah. Meskipun merasa lega, sang ibu tidak dapat menyembunyikan kemarahannya.
Dirinya lalu memukul anaknya cukup keras menggunakan centong yang biasa digunakan untuk menanak nasi. Saking kerasnya, pukulan tersebut membuat kepala sang anak luka dan membekas.
Dara Muning kemudian merasa menyesal setelah melihat anaknya yang begitu kesakitan. Ia kemudian menangis dan berjanji tidak akan menyakitinya lagi.
Baca juga: Kisah Legenda Putri Hijau dari Labuhan Deli Beserta Ulasan Menariknya
Memutuskan untuk Merantau
Bertahun-tahun telah berlalu sejak kejadian tersebut. Bujang Munang kini tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah.
Sama seperti kebanyakan pemuda desa yang lain, ia ingin merantau ke kota untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Syukur-syukur juga bisa bertemu dengan sang ayah yang tak ada kabarnya.
Dara Muning merasa keberatan dan tidak mengizinkan anaknya untuk pergi. Ia takut sang anak tak akan pernah kembali lagi seperti suaminya.
Setelah mendengar penolakan dari ibunya, pemuda tersebut selalu kelihatan murung. Kerjaannya hanya bersedih dan melamun sepanjang hari.
Sang ibu tentu saja tidak tega melihatnya. Maka dengan berat hati, ia akhirnya mengizinkannya untuk merantau.
Selama di Perantauan
Tak lama setelah mendapatkan izin dari ibunya, Bujang Munang kemudian pergi untuk mengadu nasib. Ia berlayar dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Selama berpindah-pindah itu, dirinya juga tak kunjung bertemu dengan ayahnya.
Selama di perantauan, ia menjalani hidupnya dengan baik. Walaupun hasilnya tak terlalu banyak, setidaknya ia bisa menyisihkan untuk bekal hidup di kampung.
Hingga tak terasa, pemuda tersebut sudah merantau selama bertahun-tahun. Ia merasa rindu dan ingin pulang ke kampung halaman. Tak membutuhkan pertimbangan, ia kemudian memutuskan untuk pulang kampung.
Setibanya di desa, Bujang Munang merasa begitu asing. Desanya ternyata sudah banyak berubah dari yang terakhir kali diingatnya.
Ingatannya soal sang ibu juga telah memudar. Maka dari itu, dirinya juga belum berjumpa dengannya. Yang jelas, ia berpikiran kalau ibunya pasti sudah tua.
Sementara itu, Dara Muning juga tak lagi mengenali wajah anaknya karena pasti sudah banyak berubah. Namun ajaibnya, ia tak menua sama sekali. Wajahnya masih sama cantiknya seperti waktu masih muda.
Baca juga: Cerita Nabi Sulaiman dan Semut yang Sarat Akan Pelajaran Kehidupan
Menikahi Ibu Kandung Sendiri
Hingga pada suatu hari, Bujang Munang bertemu dengan seorang gadis yang begitu cantik. Seketika itu juga, ia merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia benar-benar tak mengetahui kalau sebenarnya gadis tersebut adalah adalah ibu kandungnya sendiri.
Bak gayung bersambut, gadis tersebut juga merasakan hal yang sama. Meski perkenalan cukup singkat, keduanya mantap untuk menjalani hubungan yang serius dan kemudian menikah.
Pada awalnya, pernikahan tersebut berjalan dengan baik. Kemudian pada suatu siang, Bujang Muna menyuruh istrinya untuk mencari kutu di rambutnya.
Ketika sedang mencari kutu tersebut, sang istri kaget saat melihat bekas luka yang ada di kepala suaminya. Ia kemudian menanyakan hal tersebut.
Laki-laki itu kemudian menceritakan kronologi bagaimana dirinya bisa mendapatkan luka itu. Setelah mendengar jawabannya, barulah ia sadar kalau suaminya adalah anak kandungnya sendiri.
Mendapatkan Kutukan
Berita tersebut kemudian cepat menyebar ke seluruh desa. Banyak orang yang menyarankan keduanya untuk mengakhiri hubungan tersebut.
Sayangnya, baik Bujang Munang maupun Dara Muning tidak mengindahkannya. Hal itu tentu saja semakin membuat warga desa gusar. Pasalnya, mereka takut perkawinan sedarah tersebut akan membawa kutukan untuk desa.
Tetua desa kemudian menyarankan keduanya untuk melakukan upacara penebusan. Mereka diharuskan untuk mempersembahkan sesajen berupa daging dan makanan yang diletakkan di sebuah poja atau tempat khusus persembahan.
Naasnya, saat sedang membelah kayu guna membuat poja, kapak yang digunakan oleh Bujang Munang mengenai bagian intimnya dan mengakibatkan pendarahan. Melihat hal tersebut sang istri berniat menolong dan memegangnya supaya darahnya berhenti.
Tindakan tersebut ternyata memicu amarah para dewa karena dianggap melakukan hal yang tidak pantas. Saat itu juga, mereka dikutuk oleh dewa dan menjadi batu.
Baca juga: Kisah Dongeng Putri Tidur dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik
Unsur-Unsur Intrinsik dari Cerita Rakyat Dara Muning
Setelah menyimak ringkasan cerita rakyat Dara Muning, selanjutnya di sini kamu bisa mengetahui ulasan singkat tentang unsur intrinsiknya. Berikut ini ulasannya:
1. Tema
Inti atau tema dari cerita rakyat Dara Muning adalah mengenai hubungan terlarang. Dara Muning dan Bujang Munang tidak seharusnya menjalin hubungan karena mereka sedarah.
2. Tokoh dan Perwatakan
Saat membaca cerita rakyat Dara Muning tersebut, kamu tentu sudah tahu siapa tokoh utamanya, kan? Ya, tokoh utamanya yang akan dibahas adalah Dara Muning dan Bujang Munang.
Dara Muning adalah seorang wanita yang baik dan juga tidak matrealistis, buktinya ia mau menikah dengan laki-laki yang sederhana. Ia juga begitu menyayangi anaknya. Namun, cintanya pada anaknya, yang kemudian menjadi suaminya, membutakan segalanya.
Selanjutnya, ada Bujang Munang yang berparas tampan dan cerdas. Ia merupakan orang yang tangguh dan pantang menyerah. Hanya saja, dirinya begitu keras kepala dan dibutakan oleh cinta yang tidak wajar untuk ibu kandungnya.
3. Latar
Dalam cerita rakyat Dara Muning, secara spesifik kamu dapat menemukan beberapa latar tempatnya. Contohnya adalah Desa Nanga Serawai, rumah Dara Muning, dan kota perantauan.
4. Alur Cerita Rakyat Dara Muning dari Serawai Sintang
Legenda asal Kalimantan Barat tersebut menggunakan alur maju. Kisahnya dimulai dari Dara Muning yang ditinggal suaminya merantau sehingga harus membesarkan Bujang Munang seorang diri. Ketika beranjak dewasa, anaknya juga pergi merantau sekaligus mencari ayahnya.
Beberapa tahun kemudian, pemuda itu pulang tapi tak mengenali ibunya yang masih awet muda. Ia kemudian jatuh cinta pada ibunya sendiri. Di akhir cerita, keduanya kemudian mendapatkan kutukan.
5. Amanat
Dari cerita rakyat Dara Muning tersebut, kamu dapat mengambil pelajaran untuk tidak melanggar norma kesusilaan. Walau bagaiamana pun, menjalin hubungan sedarah adalah hal yang terlarang.
Pada zaman dahulu, mungkin orang-orang mempercayai kalau hubungan sedarah akan mendapatkan kutukan. Namun jika ditinjau dari segi medis, hubungan sedarah memang tidak dianjurkan karena mengakibatkan anak yang dilahirkan nanti menjadi tidak sempurna. Bisa jadi, keturunannya akan menderita cacat mental maupun fisik.
Selain unsur-unsur intrinsiknya, kamu jangan lupakan mengenai unsur ekstrinsik yang menjalin kisah tersebut. Unsur ekstrinsik tersebut biasanya berkaitan erat dengan latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai yang terkandung dalam kisah tersebut.
Baca juga: Kisah Menarik tentang Belalang dan Semut beserta Ulasan Lengkapnya
Fakta Menarik Seputar Kisah Dara Muning
Tadi kamu sudah menyimak ringkasan cerita dan penjelasan singkat dari unsur-unsur intrinsik yang membangun cerita rakyat Dara Muning, kan? Nah, tunggu dulu, tulisan ini belum selesai karena selanjutnya kamu bisa menyimak fakata-fakta menarik tentang kisah tersebut berikut ini:
1. Memiliki Versi Lain
Namanya juga cerita rakyat yang dulunya dituturkan secara lisan, adanya perbedaan detail kejadian atau nama tokoh adalah hal yang wajar. Nah kalau versi yang satu ini cukup berbeda dari yang telah kamu baca di atas.
Dara Muning adalah seorang wanita yang cantik dan banyak disukai oleh pemuda. Hingga pada suatu hari, ia mengandung dan tidak diketahui siapa suaminya. Ia kemudian membesarkan anaknya yang bernama Bujang Munang seorang diri di hutan.
Meskipun begitu, sang anak tidak merasa kesepian karena tetap memiliki teman. Hanya saja, teman-temannya adalah hantu atau arwah yang juga tinggal di hutan.
Lalu pada suatu hari, anak laki-laki tersebut diajak pergi yang cukup jauh oleh teman hantunya. Sang ibu tentu saja sangat khawatir.
Ia sudah mencari anaknya ke mana-mana, tapi tak menemukannya. Bertahun-tahun dirinya hanya bisa menunggu dan berharap supaya anaknya kembali dengan selamat.
Hingga kemudian, setelah sekian lama menghilang, mereka dipertemukan kembali. Sayangnya, masing-masing tidak mengenali satu sama lain.
Dara Muning tak mengenali anaknya yang telah tumbuh dewasa. Sementara itu, Bujang Munang sudah tak mengingat wajah ibunya karena lama tak berjumpa. Nah, untuk kisah kelanjutannya kurang lebih sama dengan apa yang telah kamu baca tadi.
2. Dijadikan Tempat Wisata dan Diabadikan dalam Lagu
Di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, ada sebuah obyek wisata yang cukup populer berdasarkan kisah di atas. Tempat wisata tersebut biasa disebut Batu Dara Muning.
Dikarenakan memiliki legenda tersendiri, tempat tersebut kemudian sangat dijaga oleh warga sekitar. Kalau penasaran seperti apa bentuknya, kamu bisa mengamati gambar di atas.
Namun menurut kabar yang beredar, batu yang ada di tempat tersebut hanyalah sebuah replika saja. Konon, batu yang asli sudah dibeli oleh orang Belanda.
Selain itu, cerita rakyat Dara Muning ini juga diabadikan dalam sebuah lagu, lho. Isi lagunya tentu saja menceritakan kisah percintaan sedarah yang terlarang seperti telah kamu simak.
Baca juga: Simak Kisah Hikayat Bunga Kemuning dan Ulasan Menariknya di Sini!
Sudah Puas Menyimak Cerita Rakyat Dara Muning di Atas?
Demikianlan ringkasan, unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari cerita rakyat Dara Muning. Bagaimana? Semoga bisa menghibur dan menambah wawasanmu akan legenda dari daerah lain.
Nah, kalau misalnya kamu masih ingin membaca kisah lain yang tak kalah serunya, langsung saja cek artikel PosKata yang lainnya, ya! Contohnya saja ada Bawang Merah Bawang Putih, Si Pitung, Roro Mendut, dan masih banyak lagi.
Tak hanya cerita lokal, kamu pun dapat menemukan dongeng-dongeng dari Barat dan juga kisah para nabi di sini. Makanya, tunggu apa lagi? Baca terus, ya!