
Dari sekian banyak kisah rakyat di Indonesia, terdapat cerita yang cukup menarik untuk disimak, yaitu cerita rakyat Batu Menangis. Tak cuma menarik, kisah ini juga memiliki hikmah yang sayang untuk dilewatkan. Penasaran seperti apa? Simak selengkapnya di sini!
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki berbagai kisah unik. Mulai dari dongeng, legenda, sampai mitos, semua bisa ditemukan di berbagai tempat di Nusantara. Salah satunya adalah cerita Batu Menangis dari Kalimantan Barat.
Selain unik, ternyata juga terdapat pesan moral yang tak kalah apik. Sehingga, siapa saja yang membacanya bisa mengambil pelajaran berharga dari cerita tersebut. Tak lupa, di dalamnya terdapat fakta menarik yang sayang untuk dilewatkan.
Penasaran seperti apa ulasan cerita Batu Menangis dari Kalimantan Barat? Simak info selengkapnya tentang cerita, unsur intrinsik, serba-serba, dan hal menarik lainnya hanya di sini!
Cerita Rakyat Batu Menangis
Pada jaman dahulu di daerah Kalimantan Barat, tersebutlah suatu janda yang hidup bersama anak gadisnya. Mereka berdua tinggal di sebuah rumah yang berdiri di atas bukit dan jauh dari pemukiman penduduk.
Walau jauh dari pemukiman penduduk, ibu dan anak ini cukup terkenal di kalangan orang-orang desa sekitarnya. Pasalnya, si anak perempuan ini memiliki paras yang amat cantik.
Rambutnya yang panjang terurai sampai mata kaki. Kulitnya halus, dan bentuk tubuhnya pun menawan. Sayangnya, ia sangatlah pemalas. Ia terlalu bangga akan kecantikannya.
Alih-alih mengurus rumah, ia hanya mau bersolek. Ditambah lagi, sifatnya pun amat buruk. Di sisi lain, ibunya sangat rajin dan seorang pekerja keras. Ia tak letih untuk banting tulang demi anaknya.
Perjalanan ke Pasar
Pada suatu hari, sang ibu mengajak anaknya ke pasar untuk berbelanja. Karena jauh, si gadis ini mengeluh capek berjalan dan memberikan semua bawaannya pada sang ibu. Lalu, ia pun berjalan cepat meninggalkan ibunya yang kerepotan membawa barang di belakang.
Parasnya yang cantik serta bajunya yang indah mengundang perhatian siapa pun yang melihat. Apalagi dibandingkan pakaian ibunya yang lusuh dan dekil, penampilan anak gadis ini pun semakin menonjol.
Alhasil, ada seorang pemuda yang terpikat dan mendekatinya. Ditambah lagi, ia kasihan melihat si ibu yang kerepotan membawa barang.
Pemuda itu pun mendekati gadis itu dan bertanya, “Wahai gadis cantik, apakah wanita yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Si anak gadis ini menjawab, ” Bukan. Ia adalah pelayanku.”
Ibu dan anak itu pun kembali meneruskan perjalanan. Tak berapa lama, ada seorang pemuda yang menanyakan hal yang serupa.
“Apakah kau anak dari ibu itu? Ia tampaknya kesulitan membawa barang,” kata seorang pemuda.
“Bukan!” bentak si gadis. “Ia adalah budakku!”
Murka Sang Ibunda
Begitu terus jawabannya tiap ditanya orang-orang. Awalnya sang ibu bisa menahan kejengkelannya. Lama-lama, ia tak kuasa menahan amarah dan berdoa, ” Ya Tuhan, sakit sekali hati ini mendengar hinaan anak kandung hamba tersebut. Teganya ia berbuat seperti ini pada hamba. Oleh karena itu, hukumlah ia, Tuhan!”
Anaknya yang mendengarnya pun kaget. Namun, semua sudah terlambat. Karena doa sang ibu, tiba-tiba gadis itu terjatuh dalam kondisi bersujud karena kakinya tidak bisa digerakkan.
Lama-lama kakinya berubah menjadi batu, diikuti dengan anggota tubuhnya yang lain. Sambil ketakutan, ia menangis dan memohon ampunan pada ibunya sambil bersujud. Akan tetapi, sakit hati sang ibu telah mencapai puncaknya sehingga sulit baginya untuk memaafkan.
Akhirnya, seluruh tubuh gadis itu berubah menjadi batu. Walau telah menjelma menjadi batu, orang-orang bisa melihat bahwa ia sedang menangis. Karena itu, batu tersebut dijuluki batu menangis.
Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Batu Menangis
Setelah membaca cerita tentang Batu Menangis tadi, sekarang kita akan menggali beberapa unsur intrinsik dari salah satu kisah di Indonesia ini. Antara lain mengenai:
1. Tema
Cerita rakyat Batu menangis di atas mengambil tema tentang anak yang durhaka pada orang tuanya, khususnya ibu.
2. Tokoh dan Perwatakkan
Terdapat dua pelaku kejadian yang mewarnai kisah di atas. Di bagian ini, kita akan membahas tentang siapa saja mereka dan bagaimana sifat mereka.
Yang pertama yaitu ibu si gadis durhaka. Di sini, si ibu digambarkan sebagai sosok yang penyayang dan tidak tegaan. Selain itu, ia juga pekerja keras. Semua itu terlihat dari keterangan di mana ia memilih untuk melakukan semua pekerjaan sendirian serta membiarkan anaknya bermalas-malasan untuk bersolek.
Tokoh berikutnya adalah si anak gadis. Ia memiliki watak malas yang ditunjukkan di awal kisah di mana ia tak mau membantu ibunya dan memilih untuk bersolek saja. Selain itu, ia juga punya sifat sombong dan kurang ajar. Ia bersikap semena-mena dan tak mau mengakui ibunya sendiri hanya karena ibunya terlihat lusuh.
3. Latar
Cerita rakyat Batu Menangis tersebut mengambil setting di beberapa tempat. Yang pertama yaitu di sebuah rumah di desa terpencil yang terletak di atas bukit. Yang kedua, setting yang diambil adalah di jalan menuju ke pasar pada waktu pagi hari.
4. Alur Cerita
Salah satu cerita nusantara ini memiliki alur cerita yang maju, di mana ditunjukkan dengan kejadian yang runtut dari awal hingga akhir dengan penjelasan waktu yang berjalan maju.
5. Pesan Moral
Dari cerita di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa sebagai anak, kita tak boleh berbuat buruk atau memancing kemarahan orang tua, terutama ibu.
Karena, apabila beliau sudah marah dan berucap buruk, maka ucapan itu akan mudah terkabul. Nantinya, kita sendiri juga yang rugi. Belum lagi kalau kita mendapat balasan berupa perbuatan yang tak menyenangkan dari anak kita. Kamu pasti enggak mau, kan?
Itu tadi ulasan tentang unsur intrinsik dari cerita rakyat Batu Menangis. Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik yaitu suatu unsur yang terdapat di luar cerita itu sendiri.
Serba-Serbi tentang Batu Menangis
Bagaimana, menarik tidak cerita rakyat Batu Menangis di atas? Ternyata, tak cuma ceritanya saja, tapi ada berbagai fakta menarik di dalamnya. Apa saja? Simak selengkapnya di sini.
1. Lokasi Keberadaan
Walau di Kalimantan Barat sendiri tak ditemukan lokasi batu menangis seperti yang diceritakan cerita rakyat di atas, tapi di Indonesia ditemukan berbagai jenis batu menangis dengan ceritanya sendiri-sendiri.
Contohnya di Jawa Barat. Di tempat wisata Cipanas, Taragong, Garut. terdapat batu yang menyerupai wajah manusia yang sedang menangis. Terkadang, dari batu tersebut keluar air seperti air mata.
Menurut warga sekitar, cerita di balik batu itu mirip dengan cerita rakyat Batu Menangis di atas. Ada pula kisah batu menangis di daerah Kalimantan Selatan. Konon, batu tersebut berasal dari seorang prajurit yang kehilangan matanya karena ulah seorang permaisuri raja.
Selain di Jawa Barat. kisah tentang anak yang durhaka pada orang tuanya juga bisa ditemukan di daerah Sumatra Barat. Warga setempat menyebutnya Malin Kundang.
Sudah Puas dengan Sinopsis dan Ulasan tentang Cerita Rakyat Batu Menangis?
Itu tadi cerita rakyat singkat tentang Batu Menangis. Semoga kamu terhibur dan bisa menarik pelajaran berharga darinya.
Selain Batu Menangis, masih banyak cerita-cerita rakyat lainnya di website ini seperti Malin Kundang, Ande-Ande Lumut, Roro Jonggrang, dan lain-lain. Jadi, tunggu apalagi? Langsung cari dan pilih yang menurutmu menarik.