Pulau Dewata memang dikenal dengan keindahannya. Namun, tahukah kamu kalau tempat ini juga menyimpan kisah-kisah mistis yang bikin penasaran? Nah, salah satunya adalah cerita rakyat Bali berjudul Calonarang yang ulasannya bisa kamu simak berikut ini.
Setiap daerah di Indonesia tentu menyimpan kisah atau legenda yang menarik untuk diikuti, tak terkecuali Pulau Bali. Tempat yang dikenal dengan keindahan alamnya tersebut nyatanya memiliki legenda yang sarat dengan hal-hal mistis. Buat kamu yang memiliki nyali besar, nggak ada salahnya untuk menyimak cerita rakyat berjudul Calonarang asal Bali ini.
Calonarang atau bisa ditulis Calon Arang ini mengisahkan tentang kejahatan yang pada akhirnya bisa dikalahkan oleh kebaikan. Kamu mungkin nanti bisa belajar banyak hal dari cerita tersebut.
Selain ringkasan cerita rakyat Bali berjudul Calonarang ini, kamu juga akan menemukan ulasan mengenai unsur intrinsik, pesan moral, serta fakta-fakta menariknya. Kalau begitu, langsung saja cek di bawah ini, ya!
Cerita Rakyat Calonarang Asal Bali
Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Daha yang dipimpin oleh Raja Airlangga. Ia dikenal sebagai raja yang begitu adil dan bijaksana. Rakyatnya hidup tentram, aman, dan bahagia di bawah kepemimpinannya.
Sayangnya, kedamaian tersebut cukup terusik dengan keberadaan seorang wanita paruh baya yang menjadi pengikut Betari Durga, sang Dewi Kesesatan. Ia tinggal di ujung Desa Girah dan tidak segan-segan untuk mencelakai orang lain menggunakan ilmu hitam.
Namanya adalah Ki Rangda, tapi orang-orang menjulukinya sebagai Calonarang. Ia tinggal bersama dengan anak perempuan semata wayangnya yang bernama Ratna Manggali.
Ki Rangda adalah seorang wanita berwajah sinis yang selalu curiga dengan orang lain yang mendekat. Hal itu dikarenakan suaminya meninggal dan diduga karena terkena ilmu hitam. Kemudian, ia mempelajari ilmu hitam untuk menuntut balas akan kematian suaminya yang masih belum diketahui siapa dalangnya.
Sementara itu, Ratna Manggali merupakan seorang gadis berparas cantik dan beperangai baik. Sayangnya, orang-orang tidak mau mendekat karena takut dengan ibunya. Maka dari itu, ia merasa sangat kesepian.
Jodoh untuk Ratna Manggali
Pada suatu hari, Ki Rangda memperhatikan anak gadisnya yang begitu cantik itu. Ia sebenarnya merasa prihatin karena tidak ada yang mendekatinya. Padahal, umurnya sudah pantas untuk menikah.
Sebenarnya, ada banyak sekali pemuda yang jatuh hati pada Ratna Manggali. Hanya saja, mereka takut akan terkena ilmu hitam ibunya.
“Ibu merasa prihatin dengan nasibmu, Anakku. Tak seorang pun pemuda yang berani mendekatimu. Kalau terus seperti ini, kapan jodohmu akan tiba,” katanya dengan dengan sedih dan penuh penyesalan.
Meski seperti itu kenyataannya, Ratna Manggali hanya bisa menenangkan hati ibunya. Ia terus membesarkan hati ibunya supaya tidak sedih dan terlalu memikirkan keadaannya.
Tak berapa lama, ada seorang pemuda bernama Widiasta yang memberanikan diri untuk datang ke rumah Calonarang. Peemuda tersebut memang ingin berguru kepadanya.
Dalam hati, Calonarang berpikir kalau pemuda ini sepertinya cocok bila dijadikan pendamping untuk Ratna Manggali. Terlebih lagi, ia memiliki aliran ilmu yang sama dengannya.
Saat dilihat lebih lanjut, sepertinya ia juga bisa mengambil hati anaknya. Padahal sebenarnya, Widiasta memiliki tabiat yang begitu buruk. Ia adalah laki-laki mata keranjang yang suka menggoda gadis desa dengan kasar.
Baca juga: Kisah Angsa dan Telur Emas yang Penuh Pesan Moral Beserta Ulasan Menariknya
Muncul Sebuah Masalah
Hingga pada suatu malam, Widiasta mengganggu seorang gadis dan melakukan hal yang kurang terpuji. Tindakan tersebut tentu saja membuat para pemuda desa marah lalu menghajarnya sampai babak belur tak sadarkan diri.
Anehnya, badannya yang penuh luka tersebut tiba-tiba kembali seperti semula. Hal itu tentu saja membuat para pemuda menjadi takut lalu memutuskan untuk membuangnya ke luar desa.
Awalnya, mereka bisa menutupi hal tersebut. Akan tetapi, berita tersebut sampai juga ke telinga Calonarang. Ia sangat marah mengetahui calon menantunya diperlakukan seperti itu.
“Benar-benar tidak tahu diri. Tunggu saja pembalasanku dan rasakan ganasnya ilmuku. Ha.. ha.. ha..” ucapnya penuh amarah. Ia lalu mempersiapkan segala sesuatunya untuk melakukan penyembahan.
Ratna Manggali yang mengetahui kejadian sebenarnya berusaha menghentikan sang ibu, tapi usahanya gagal. Ki Rangda kemudian berubah menjadi Calon Arang yang memiliki tubuh seperti raksasa dan berwajah mengerikan.
Setelah itu, wabah menyerang Desa Girah tak mengenal ampun. Semua panenan menjadi gagal. Anak-anak bayi pun banyak yang meninggal secara mendadak.
Usaha untuk Menghentikan Calon Arang
Berita wabah penyakit di Desa Girah akhirnya sampai juga ke telinga Raja Airlangga. Ia kemudian memutuskan untuk langsung menindaklanjuti hal tersebut setelah mengetahui penyebab yang sebenarnya.
Sang raja mengirim patih-patih terbaiknya untuk menyerang Ki Rangda di malam hari. Ia berpikir bahwa wanita tersebut akan lengah ketika sedang tidur.
Namun, kejadian yang sebenarnya justru sebaliknya. Dukun aliran ilmu hitam tersebut ternyata sudah mempersiapkan semuanya. Ia bahkan berhasil memukul mundur para prajurit kerajaan tanpa kesulitan yang berarti.
Penyerangan tersebut semakin memicu kemarahannya. Ia lalu mengirim wabah lagi ke banyak desa sehingga keadaan menjadi lebih parah dari sebelumnya.
Kejadian tersebut membuat raja menjadi semakin kewalahan. Pasalnya, semakin hari semakin banyak orang yang berjatuhan. Tempat tinggal sementara yang disiapkan sudah semakin penuh dan bahan makanan semakin menipis.
Di tengah kekalutan tersebut, anak raja Airlangga yang bernama Jayabaya membawa angin segar. Di perpustakaan kerajaan, ia menemukan sebuah lontar yang di dalamnya tertulis kalau ilmu hitam Ki Rangda hanya bisa dikalahkan oleh seorang pendeta agung bernama Empu Baradah.
Tanpa membuang waktu lagi, sang raja kemudian menyuruhnya dan beberapa patih untuk pergi ke Lemah Tulis tempat di mana Empu Baradah tinggal. Setelah menempuh perjalanan selama berhari-hari, akhirnya tibalah mereka di padepokan milik Empu Baradah.
Baca juga: Cerita tentang Mukjizat Nabi Sulaiman As sebagai Pelajaran untuk Pandai Bersyukur
Sebuah Jalan Keluar
Kondisi di Lemah Tulis begitu jauh berbeda dari desa-desa di Kerajaan Daha. Desa ini sama sekali tak terpengaruh oleh ilmu hitam Calon Arang.
Sesampainya di tempat itu, kedatangan rombongan kerajaan diterima baik oleh Empu Baradah. Kemudian, Jayabaya menyampaikan maksud kedatangan mereka, yaitu meminta bantuan untuk mengatasi ilmu hitam milik Calonarang yang mengacaukan desa-desa.
Empu Baradah berpikir sebentar dan menemukan sebuah cara untuk mengatasi wabah tersebut. Ia kemudian memanggil murid kepercayaannya yang bernama Bahula.
Ia meminta bantuan pemuda tersebut untuk membantu mewujudkan rencananya dengan cara menikahi Ratna Manggali. Meskipun awalnya merasa ragu-ragu, Bahula pun menurutinya. Sebelum pergi, pemuda itu dibekali ilmu supaya dapat meluluhkan hati Calon Arang.
Beberapa hari kemudian, tibalah Bahula di kediaman Ki Rangda. Tanpa basa-basi, ia langsung mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya.
Mendengar hal tersebut, Calonarang tentu saja sangat gembira. Namun, sebelum menerimanya tentu saja ia menimbang bibit, bebet, dan bobot pemuda itu. Setelah melalui pertimbangan yang matang, ia kemudian menerimanya sebagai calon menantu.
Pernikahan Ratna Manggali dan Bahula diadakan sehari semalam dengan sangat meriah. Calonarang begitu bahagia dan terharu melihat putrinya menikah. Hal itu kemudian mendorongnya untuk menghentikan sementara wabah yang dikirimnya.
Melunaknya Hati Calonarang
Sementara itu, pasangan yang baru saja menikah tersebut sedang dimabuk cinta. Mereka menghabiskan waktu bersama berjalan-jalan berdua berkeliling desa.
Akan tetapi, melihat keadaan di sekitarnya yang begitu mengerikan membuat hati Ratna Manggali menjadi sedih. Sang suami hanya bisa menenangkannya.
Beberapa waktu kemudian, datanglah Empu Baradah mengunjungi pasangan pengantin baru itu. Ia kemudian tinggal bersama selama beberapa waktu sambil memberikan petuah-petuah pada keduanya.
Ternyata, kedatangan Empu Baradah tersebut membawa perubahan positif untuk Ki Rangda. Ia sudah jarang sekali melakukan pemujaan dan sepertinya hatinya sudah mulai luluh.
Kemudian pada saat yang tepat, Ratna Manggali meluangkan waktu untuk bicara dari hati ke hati dengan ibunya. Ia memohon pada sang ibu untuk menghentikan dendamnya dan perbuatannya yang merugikan. Terlebih lagi, sekarang dirinya sudah menikah dan bahagia sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
Ki Rangda sepertinya mendengarkan permohonan anak semata wayangnya tersebut. Ia lalu pergi menemui Empu Baradah untuk melakukan penyucian. Mendengar hal tersebut, Ratna Manggali tentu saja merasa begitu bahagia.
Baca juga: Kisah Menarik tentang Belalang dan Semut beserta Ulasan Lengkapnya
Pertobatan Calonarang
Sang Pendeta Agung menyiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk keperluan penyucian. Saat dirasa waktunya sudah tepat, ia kemudian memulai upacaranya.
Pada awalnya, kegiatan tersebut berjalan dengan baik. Namun, tak lama berselang, tiba-tiba tubuh Ki Rangga menjadi bergetar hebat hingga terpental cukup jauh.
Tak disangka, ia kemudian berubah menjadi raksasa Calonarang yang begitu mengerikan dan mengeluArkan api. Ternyata, roh kekuatan Calonarang tidak rela kalau tubuh yang menjadi tempat tinggalnya selama ini disucikan.
Perkelahian sengit antara Calon Arang dan Empu Baradah pun tak bisa dihindari. Raksasa tersebut semakin gencar menyerang saat api yang dikeluarkan tak mampu membakar sang empu. Keadaan di sekitar sudah begitu hancur.
Melihat Calon Arang yang tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah, Empu Baradah lalu mengeluarkan ajian pamungkasnya untuk menghentikan semua ini dan berhasil. Raksasa berwajah menyeramkan tersebut langsung hangus terbakar dan menjadi abu.
Empu Baradah lalu mengumpulkan abu tersebut dalam sebuah kain putih. Ia menghidupkannya kembali dan muncullah wujud Ki Rangda yang terlihat pucat.
“Aku merasa malu untuk terus hidup. Biarkan saja aku mati. Aku harus menebus dosaku. Lagipula kalau mati, aku akan menuju kesucian,” ucapnya.
Sebenarnya, Empu Baradah tidak tega melenyapkan Ki Rangda. Walau bagaimana pun, ia adalah besannya.
“Baiklah, demi ketentramanmu dan semua warga, aku akan melakukan penyucian ini,” katanya. Setelah itu, nyawa Ki Rangda meninggalkan raganya.
Seketika itu juga wabah penyakit hilang. Para warga pun bersukacita dan Kerajaan Daha kembali aman serta tentram.
Baca juga: Kisah Dongeng Putri Tidur dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik
Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Calonarang dari Bali
Setelah membaca cerita rakyat asal Bali berjudul Calonarang ini, kini saatnya untuk mengulik beragam unsur intrinsiknya. Berikut ulasannya:
1. Tema
Inti cerita atau tema dari cerita rakyat Calonarang ini adalah tentang dendam. Calon Arang menjadi seseorang yang begitu jahat karena menaruh dendam pada seseorang yang membunuh suaminya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Dalam cerita rakyat asal Bali berjudul Calonarang ini memang cukup banyak tokoh yang disebutkan. Namun, di sini yang akan dibahas adalah tokoh-tokoh yang memiliki peranan penting di cerita tersebut.
Yang pertama tentu saja adalah Ki Rangda atau Calonarang. Ia ada wanita yang penuh dendam, suka curiga pada orang lain, dan tak segan-segan berbuat jahat. Meskipun begitu, ia adalah seorang ibu yang begitu mencintai anaknya.
Selanjutnya ada Ratna Manggali, seorang gadis yang memiliki perangai baik dan berbakti, tapi kesepian. Semua orang takut mendekat padanya karena ilmu yang dimiliki ibu.
Prabu Airlangga adalah raja yang adil dan bijaksana. Ia mengusahakan segala cara agar rakyatnya bisa hidup dengan nyaman dan tentram.
Kemudian, ada Bahula yang merupakan seorang pemuda tampan, memiliki sifat kesatria, berbakti, dan rela berkorban. Dan yang terakhir adalah Empu Baradah. Seorang pendeta agung yang sakti dan bijak.
3. Latar Cerita Rakyat Calonarang dari Bali
Seperti yang telah kamu ketahui, cerita rakyat Calon Arang berasal dari Bali. Maka sudah jelas penggambaran setting tempatnya di mana, kan?
Sementara itu, kalau dalam dongeng ini sendiri ada beberapa setting tempat yang spesifik. Contohnya adalah Kerajaan Daha, Desa Girah, dan Desa Lemah Tulis.
4. Alur
Cerita rakyat Calonarang ini menggunakan alur progresif atau maju. Kisahnya dimulai dari wanita paruh baya tersebut mengirim wabah ke warga desa. Karena semakin tak teratasi, sang raja kemudian meminta bantuan Empu Baradah.
Sang empu memiliki solusi dengan menikahkan Bahula dengan Ratna Manggali. Melihat anaknya bahagia, Ki Rangda bahagia dan lulu. Ia kemudian memutuskan untuk menjalani penyucian.
5. Pesan Moral Cerita Rakyat Bali Calonarang
Dari cerita rakyat Bali yang berjudul Calonarang ini ada beberapa nilai atau pesan moral yang bisa kamu petik. Salah satunya adalah jangan menaruh dendam pada orang lain. Hal tersebut pada akhirnya hanya akan merugikan hidupmu sendiri.
Selanjutnya, lewat dongeng tersebut kamu juga bisa melihat kalau kasih ibu itu sepanjang masa. Ibu rela melakukan apa saja untuk kebahagiaan anaknya, seperti apa yang dilakukan oleh Ki Rangda.
Yang ketiga, kalau melakukan suatu kesalahan, akuilah itu meskipun terlambat. Terima dan jalanilah konsekuensinya untuk menebus dosa dan membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik.
Terakhir, untuk kamu yang masih mencari jodoh seperti Ratna Manggali bersabarlah. Suatu hari nanti kamu juga pasti akan dipertemukan dengan orang yang tepat. Jangan hanya berusaha mencarinya, tetapi juga memperbaiki diri.
Selain unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik yang membangun cerita rakyat Calonarang asal Bali ini. Unsur-unsur tersebut meliputi latar belakang penulis, masyarakat sekitar, dan nilai-nilai yang dianut.
Baca juga: Kisah Legenda Ciung Wanara Asal Jawa Barat yang Seru Beserta Ulasan Lengkapnya
Fakta-Fakta Menarik tentang Dongeng Calonarang
Tadi kamu sudah membaca ringkasan beserta penjelasan singkat unsur-unsur intrinsik dari cerita Calonarang asal Bali ini, kan? Selanjutnya, simaklah fakta-fakta menariknya berikut ini!
1. Merupakan Asal Muasal dari Leak
Kamu mungkin sudah tidak asing dengan sosok leak yang merupakan salah satu ikon Pulau Dewata. Biasanya, kamu dapat melihatnya pada saat pementasan sendratari di sana.
Nah, ternyata leak sendiri ada tidak macam, yaitu Rangda, Celuluk, dan Barong. Rangda merupakan leak yang melambangkan kejahatan dan digambarkan sebagai penjelmaan dari Calonarang.
Jika pada pementasan, Rangda biasanya menggunakan topeng berwarna merah, rambut ijuk panjang, dan dihiasi bunga kamboja. Kalau kamu penasaran bagaimana wujud Calonarang saat menjadi raksasa kejam, lihat saja Rangda.
Sementara itu, celuluk adalah pengikut setia dari Rangda. Biasanya, celuluk ini digambarkan sebagai sosok berkepala botak dan memiliki taring. Yang terakhir adalah barong yang melambangkan kekuatan baik.
2. Diangkat Menjadi Novel dan Film
Pada tahun 1957, salah satu penulis kondang Indonesia, yaitu Pramoedya Ananta Toer menovelkan cerita rakyat tersebut. Bukunya diberi judul Tjerita Tjalon Arang dan diterbitkan pertama kali oleh Yayasan Bentang Budaya. Hingga saat ini, buku ini juga masih cukup laris di pasaran dan sudah dicetak beberapa kali di penerbit yang berbeda.
Kemudian pada tahun 1985, cerita rakyat Calonarang asal Bali yang begitu populer ini juga diangkat menjadi sebuah film. Film yang diberi judul Ratu Sakti Calon Arang tersebut disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra serta dibintangi oleh Suzanna dan Barry Prima.
Baca juga: Legenda Batu Belah Batu Bertangkup dari Aceh yang Penuh Pesan Moral Beserta Ulasan Menariknya
Sudah Puas Menyimak Cerita Rakyat Calonarang Asal Bali ini?
Demikanlah tadi ringkasan, ulasan intrinsik, dan fakta-fakta menarik yang bisa kamu simak dari cerita rakyat Calonarang asal Bali ini. Gimana? Seru, kan? Tak hanya bisa menikmati ceritanya, kamu juga bisa mendapatkan beberapa pesan moral untuk lebih baik dalam menjalani hidup.
Kalau misalnya masih pengin menyimak cerita rakyat atau dongeng asal Indonesia yang lain, mending langsung saja cek di PosKata, ya! Contohnya ada Timun Mas, legenda Gunung Kelud, Roro Mendut, Cindelaras, dan lain-lain.
Selain itu, ada juga dongeng dari Barat dan kisah para nabi, lho. Makanya, tunggu apa lagi? Dilanjutkan membacanya, yuk!