Dikelilingi dengan para penyembah berhala, termasuk sang ayah sendiri, Nabi Ibrahim pun bertanya-tanya siapakah Tuhan sebenarnya? Jika kamu ingin tahu kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, simak keterangan yang kami rangkum sebagai berikut!
Kisah lengkap Nabi Ibrahim as mencari Tuhan menjadi topik yang menarik untuk dibahas mengingat ia tinggal di tengah-tengah masyarakat penyembah berhala. Ditambah lagi, ia bisa dibilang jauh dari golongan orang-orang yang beriman pada masa jahiliyah kala itu.
Lantas, bagaimana cara ia menemukan Tuhan yang pantas untuk disembah? Melalui artikel ini, kami memaparkan cerita lengkapnya hanya untukmu, mulai dari pertanyaan-pertanyaan Ibrahim tentang Tuhan hingga jawaban dari Allah SWT padanya yang semuanya telah tertera pula di dalam Alquran.
Sudah tidak sabar ingin segera menyimak informasinya, bukan? Kalau begitu tak perlu berbasa-basi lagi, kamu dapat langsung membaca cerita perjalanan Nabi Ibrahim mencari Tuhan dalam keterangan di bawah ini. Baca sampai selesai, ya!
Pertanyaan Ibrahim tentang Berhala
Kaum jahiliyah di tempat Nabi Ibrahim hidup pada masa itu terbagi ke dalam tiga golongan. Golongan yang pertama adalah penyembah berhala (patung), kedua yaitu penyembah bintang, dan terakhir yakni golongan penyembah raja.
Ia sendiri tidak menyembah salah satunya meski sang ayah, Azar adalah seorang pemahat patung untuk sesembahan yang terbilang cukup terkenal. Ia sadar bahwa patung-patung dan bintang-bintang, apalagi seorang raja yang hanya manusia biasa tidaklah layak untuk disembah.
Menurut Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), K.H. Said Aqil Siroj seperti dilansir Okezone pada 2019, sikap tersebut dikarenakan Ibrahim ialah sosok yang punya pemikiran kritis. “Walaupun lahir di tengah-tengah keluarga masyarakat musyrikin, tapi Nabi Ibrahim dengan akal yang cerdas, pikiran yang jernih, hatinya yang bening dan bersih tidak pernah menjadi manusia yang menyembah berhala,” terangnya.
Nabi Ibrahim paham kalau Tuhan adalah yang menciptakan manusia. Jadi, ia percaya bahwa tidak mungkin berhala-berhala yang dipahat sang ayah dapat melakukan hal tersebut. Jangankan menciptakan, bahkan berhala saja ada karena dibuat oleh manusia.
Baca juga: Cerita Nabi Sulaiman dan Semut yang Sarat Akan Pelajaran Kehidupan
Pertanyaan Sang Nabi tentang Bintang dan Matahari
Lantaran telah yakin patung-patung yang disembah kaum jahiliyah bukanlah Tuhan, Nabi Ibrahim kemudian beralih ke benda-benda langit. Ia memperhatikan langit, bintang, bulan, dan matahari, lalu bertanya-tanya, mungkinkah salah satu dari mereka adalah tuhan?
Semula, ia memperhatikan bintang dan menganggapnya sebagai tuhan. Akan tetapi, bintang hanya terlihat di malam hari dan tak tampak ketika matahari telah bersinar. Hal ini tercantum dalam Surah Al An’am ayat 76, yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bunyinya:
“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, ‘Inilah Tuhanku’, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata, ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam’.” Selanjutnya ia menyangka bulan adalah Tuhan, tetapi tidak mungkin karena bulan berubah-ubah, terkadang bersinar dan terkadang tidak.
Tak cukup sampai di situ, Nabi Ibrahim sempat pula menyangka matahari adalah Tuhan. Menurutnya, matahari merupakan benda langit yang penampakannya dari bumi terlihat lebih besar dibandingkan bulan dan bintang.
“Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.’ Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata, ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan’.” (Al An’am: 78)
Terkait hal ini, berdasarkan keterangan dari K.H. Said, Nabi Ibrahim as meragukan bahwa benda-benda langit yang berubah-ubah dan kadang terlihat kadang tidak itu dapat menciptakan manusia. Sebab mereka semua berubah, tentulah ada dzat lain yang menciptakan.
“Demikian pula seperti bulan dan bintang, matahari pun hilang, matahari pun berubah. Maka beliau mengatakan, ‘Tidak mungkin ini Tuhan dan saya menemukan Tuhan adalah Yang Maha Satu, Yang Esa, Yang Tunggal, yang tidak punya sekutu, dan tidak mungkin berubah’,” jelas K.H. Said.
“Alam ini berubah. Setiap yang berubah itu mempunyai sifat baru. Setiap yang baru pasti membutuhkan yang menciptakan. Yang menciptakan tidak boleh berubah, yaitu Allah,” imbuhnya. Dari situlah kemudian Ibrahim meyakini keberadaan Allah SWT, Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang dilihatnya di langit dan di bumi.
Baca juga: Cerita tentang Mukjizat Nabi Sulaiman As sebagai Pelajaran untuk Pandai Bersyukur
Pertanyaan Ibrahim Mendapat Jawaban dari Tuhan
Di dalam artikel ini, kami juga memaparkan kisah tentang bagaimana Allah menjawab pertanyaan demi pertanyaan Nabi Ibrahim saat mencari Tuhan. Bahwasanya, Allah SWT kemudian menanamkan keyakinan kepada Nabi Ibrahim tentang keesaan-Nya, dan menganugerahkan mukjizat kepadanya.
Salah satu mukjizat tersebut ialah mampu menghidupkan empat ekor burung yang telah dipotong-potong dan telah terpisah bagian-bagian tubuhnya atas izin Allah. Kisah ini tercatat dalam Alquran Surah Al Baqarah ayat 260, yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya adalah:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: ‘Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati’. Allah berfirman, ‘Belum yakinkah kamu?’ Ibrahim menjawab, ‘Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)’.”
“Allah berfirman, ‘(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman), ‘Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera’. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Baca juga: Cerita Nabi Sulaiman dan Istri Beserta Para Selirnya yang Memesona
Tercengang Membaca Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan?
Nah, itulah tadi cerita lengkap yang mengungkap cara Nabi Ibrahim as mendapatkan keyakinan mengenai keberadaan Allah Taala. Setelah benar-benar yakin, ia pun menjadi rasul yang senantiasa taat pada Allah dan tidak pernah berpaling dari perintah-Nya.
Kiranya dengan menyimak keterangan di atas, kamu jadi paham bahwa masing-masing nabi dan rasul mempunyai riwayat tersendiri yang semuanya telah tercantum di Alquran. Semoga dari artikel ini, kamu juga dapat mengambil hikmah agar selalu membaca Alquran beserta terjemahannya. Siapa tahu dengan begitu, wawasan dan imanmu bertambah.