Garuda Wisnu Kencana adalah salah satu cerita rakyat yang populer di Bali. Bila ingin mengetahui ulasan lengkapnya, simak saja cerita Garuda Wisnu Kencana dalam artikel ini. Langsung cek aja, yuk!
Cerita Garuda Wisnu Kencana sudah disampaikan secara turun-temurun di Pulau Bali. Bahkan, kisah itu juga menginspirasi didirikannya salah satu obyek wisata yang ramai dikunjungi para turis di Pulau Dewata.
Meskipun begitu, tak semua orang belum tentu mengetahui secara detail tentang dongeng hewan yang dipercaya oleh Dewa Wisnu itu. Dalam artikel ini, kamu akan menjumpai ceritanya secara lengkap, termasuk pesan moral dan fakta-fakta menarik.
Selain itu, ada juga pembahasan seputar unsur intrinsik dari salah satu legenda dari Pulau Dewata itu. Jika sudah tak sabar untuk mengetahui informasinya lebih jauh, langsung simak ulasan cerita Garuda Wisnu Kencana dalam pembahasan berikut ini, ya!
Cerita Rakyat Garuda Wisnu Kencana
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang resi di Pulau Bali bernama Resi Kasiyapa. Ia dikenal sebagai seorang laki-laki yang arif, sakti, dan bijaksana. Resi Kasiyapa memiliki dua orang anak perempuan yang masing-masing bernama Kadru dan Winata.
Suatu hari, Resi Kasiyapa memberikan satu buah telur pada Kadru dan Winata. Laki-laki ini bersabda kepada dua anak perempuannya untuk merawat makhluk apa pun yang menetas dari masing-masing telur mereka. Kadru dan Winata menaati pesan ayah mereka.
Lama waktu berlalu, telur milik Kadru akhirnya menetas dan keluar sembilan ekor naga. Sementara itu, telur yang dipercayakan kepada Winata ternyata menghasilkan seekor burung yang kemudian diberi nama Garuda.
Kadru yang harus merawat sembilan ekor naga secara bersamaan merasa kewalahan karena anak-anak naga itu sering berkelahi dan susah diatur. Hal itu tentu berbeda dengan Winata yang merawat Garuda dengan sabar, dari memberinya makan, membersihkan tubuh, hingga mengajari burung itu untuk bisa terbang.
Melihat saudaranya yang tidak kelelahan seperti dirinya dalam merawat hewan-hewan pemberian sang ayah, Kadru merasa iri. Ia merasa tidak adil karena harus menjaga sembilan ekor naga yang menghabiskan banyak waktu dan energi.
Kadru pun mulai memikirkan sebuah rencana untuk bisa membuat Winata setuju untuk merawat kesembilan ekor naganya. Akhirnya, kakak Winata ini berhasil menemukan rencana bagus yang bisa ia gunakan untuk mengelabui adiknya.
Rencana Muslihat Kadru
Pada suatu hari dalam cerita Garuda Wisnu Kencana, Kadru menemui Resi Kasiyapa agar ayahnya bisa mendatangkan kuda terbang, Uchaiswara. Wanita ini beralasan bahwa ia dan Winata sangat ingin melihat wujud kuda terbang itu dengan mata kepala mereka sendiri.
Resi Kasiyapa yang mendengar permintaan putri tercintanya itu pun menyanggupinya. Laki-laki ini akan meminta Uchaiswara untuk datang ke tempat tinggal mereka. Kadru merasa senang karena rencananya berjalan lancar.
Lalu, Kadru menemui Winata untuk menyampaikan kabar ayah mereka yang akan mendatangkan Uchaiswara. Winata yang belum pernah mengetahui bagaimana wujud kuda terbang itu ikut senang mendengar pernyataan dari kakaknya.
Kadru kemudian mengajak Winata untuk bermain tebak-tebakan dengannya. Isi pertanyaan dari tebakan itu adalah untuk menebak warna dari Uchaiswara. Namun, ternyata ada yang perlu ditaruhkan dalam permainan tebak-tebakan itu.
Kadru berkata bahwa yang kalah harus menuruti apa pun permintaan dari yang menang. Winata pun menyanggupi persyaratan itu. Kadru menebak bahwa Uchaiswara berwarna hitam, sedangkan Winata menduga kalau warna kuda terbang itu adalah putih.
Baca juga: Kisah Hikayat Si Miskin dan Ulasan Lengkapnya yang Mengandung Nilai-Nilai Bijak Kehidupan
Hasil dari Permainan Tebak-tebakan
Keesokan harinya, Kadru menceritakan tebak-tebakkanya dengan Winata kepada anak-anaknya. Salah satu dari kesembilan naga kemudian menimpali bahwa Uchaiswara berwarna putih. Kadru menanyakan darimana anaknya bisa tahu.
Salah satu naga itu lalu mengatakan kalau ia diceritakan sendiri oleh sang kakek, Resi Kasiyapa. Mendengar kesaksian anaknya, Kadru berusaha mencari cara untuk tetap bisa memenangkan tebak-tebakan itu.
Kakak dari Winata ini kemudian meminta anak-anaknya untuk menyemburkan api mereka kepada Uchaiswara sebelum sampai di rumah Resi Kasiyapa. Dengan begitu, tubuh kuda terbang yang mulanya berwarna putih akan berubah menjadi hitam.
Benar saja, ketika Uchaiswara dalam perjalanan, kuda terbang ini diserang oleh naga-naga yang telah dirawat oleh Kadru. Karena terus menerima semburan api, warna putih tubuhnya berubah menjadi hitam. Uchaiswara merasa kesal karena perbuatan usil naga-naga itu.
Setibanya Uchaiswara di rumah Resi Kasiyapa, Winata terpaksa menerima kekalahannya karena tebakannya salah. Dalam cerita Garuda Wisnu Kencana dijelaskan bahwa Kadru memerintahkan adiknya untuk menjadi budak dengan mengurus kesembilan naganya.
Kebenaran Mulai Terungkap
Sekian tahun berlalu, Garuda telah tumbuh menjadi burung yang besar dan gagah. Ia kemudian bertanya kepada ibunya kenapa wanita ini masih mengurusi kesembilan naga milik Kadru. Winata pun menceritakan hasil tebak-tebakannya dengan Kadru.
Mendengar penjelasan dari ibunya, amarah menyelimuti hati Garuda. Alasannya, ia sudah pernah pergi ke kahyangan dan mengetahui wujud Uchaiswara sebenarnya yang berwarna putih. Ia tidak terima karena ibunya menjadi korban dari rencana licik Kadru dan sembilan anaknya.
Garuda lalu bertarung dengan kesembilan naga yang sedang berada di pekarangan rumah Kadru. Burung ini berhasil melukai para naga itu, bahkan sisik-sisik yang melindungi tubuh mereka sampai terkelupas.
Kadru yang mendengar rintihan sakit anak-anaknya lalu berkata pada Garuda kalau perbuatannya itu sia-sia. Sampai kapan pun, Kadru tak akan membebaskan Winata walaupun kesembilan naga itu sudah terluka parah.
Garuda lalu menanyakan syarat untuk bisa membebaskan ibunya. Kadru menjawab kalau ibunya hanya bisa bebas kalau Garuda berhasil membawakan tirta amartha. Garuda pun menyanggupi permintaan Kadru.
Baca juga: Legenda Roro Mendut dan Ulasannya, Kisah Seorang Wanita Cantik Bernasib Tragis
Pencarian Tirta Amartha
Tirta amartha adalah air keabadian. Siapa pun yang meminum air itu, walaupun hanya setetes sekalipun, ia akan hidup abadi. Maka dari itu, tak heran kalau keberadaan air suci ini susah ditemukan.
Garuda lalu terbang menjelajahi beragam wilayah demi mencari tirta amartha. Ia bahkan telah terbang berhari-hari sampai menyusuri tujuh samudra sekalipun tapi keberadaan air suci itu tetap tidak ada.
Perjalanan Garuda dalam pencarian tirta amartha membuatnya bertemu dengan Dewa Wisnu. Sang dewa yang melihat perjuangan Garuda merasa penasaran kenapa burung ini terbang hingga ke negeri yang jauh.
Garuda menyampaikan kepada Dewa Wisnu kalau ia sedang mencari tirta amartha untuk membebaskan ibunya dari perbudakan Kadru. Dewa Wisnu bersedia membantu Garuda asalkan burung ini mau menjadi tunggangannya.
Garuda kemudian kembali ke tempat tinggalnya dan memberikan tirta amartha kepada Kadru. Winata akhirnya bisa bebas dari tanggung jawab untuk merawat kesembilan naga dan bisa beristirahat di rumahnya sendiri.
Nasib Kadru dan Sembilan Naganya
Selepas Garuda dan Winata pergi, Kadru lalu mengumpulkan kesembilan naganya untuk meminum tirta amartha. Namun, belum sempat mereka meneguk air suci itu, datanglah Dewa Indra yang merebut cangkir tirta amartha.
Karena direbut secara paksa, banyak tetesan tirta amartha yang jatuh ke rumput ilalang berdaun tajam. Kesembilan naga itu kemudian berebut menjilati tetesan air yang di atas rumput-rumput. Daunnya yang tajam akhirnya membelah lidah sembilan naga.
Dewa Indra kemudian bersabda kalau hal itu menjadi hukuman untuk kesembilan naga yang bertindak serakah. Selain itu, Dewa Indra juga mengutuk bahwa keturunan naga-naga itu nantinya juga akan memiliki lidah yang bercabang.
Bila kesembilan naga yang dirawat Kadru mendapatkan hukuman, beda halnya dengan Garuda. Burung perkasa ini menepati janjinya menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Sang dewa menaiki Garuda dan terbang ke seluruh wilayah di bumi dan langit.
Garuda yang sering didapati mengantarkan ke mana pun Dewa Wisnu pergi akhirnya disebut dengan Garuda Wisnu Kencana. Begitulah akhir cerita rakyat yang berkembang di Bali mengenai Garuda Wisnu Kencana.
Baca juga: Kisah Asal-Usul Nyi Roro Kidul Penguasa Pantai Selatan Beserta Ulasannya yang Menarik untuk Dibaca
Unsur Intrinsik Cerita Garuda Wisnu Kencana
Setelah menyimak cerita Garuda Wisnu Kencana dengan detail, tak lengkap rasanya kalau kamu tidak sekalian membaca tentang unsur-unsur intrinsiknya. Kamu dapat mengecek pembahasan lengkapnya dalam uraian berikut ini:
1. Tema
Tema dari kisah Garuda Wisnu Kencana adalah tentang bakti kepada orangtua. Hal itu ditunjukkan oleh Garuda yang tidak tega melihat ibunya dianiaya dan dikelabui oleh Kadru beserta sembilan naga anaknya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan cerita Garuda Wisnu Kencana adalah Resi Kasiyapa, Kadru, Winata, sembilan naga, Garuda, Dewa Wisnu, dan Dewa Indra. Resi Kasiyapa digambarkan sebagai seseorang yang bijaksana, sakti, dan dihormati oleh kedua anaknya.
Sementara itu, Kadru adalah anak pertama dari Resi Kasiyapa yang memiliki watak iri, dengki, dan licik. Winata sendiri adalah seorang wanita penyayang, jujur, tak pernah ingkar janji, dan baik hati. Bahkan, ia tidak melakukan balas dendam kepada Kadru yang telah menipunya.
Garuda adalah seekor burung yang berbakti pada orangtuanya, kuat, bisa dipercaya, dan mandiri. Kesembilan naga yang dirawat oleh Kadru mempunyai watak manja, licik, serakah, dan tidak bisa disiplin.
Dewa Wisnu digambarkan sebagai sosok dewa yang pemurah, peduli, dan bijaksana. Sementara itu, Dewa Indra adalah sosok yang adil, tidak suka dengan kebatilan, dan peduli dengan lingkungan.
3. Latar
Tempat kejadian dalam kisah Garuda Wisnu Kencana terjadi berada di rumah Resi Kasiyapa, pelataran rumah Kadru, dan langit di mana Garuda berjumpa dengan Dewa Wisnu. Selain itu, Garuda juga sempat menyebutkan kahyangan yang menjadi tempat ia melihat Uchaiswara.
4. Alur
Alur dari cerita Garuda Wisnu Kencana adalah maju atau progresif. Legenda ini dimulai dengan pemberian telur dari Resi Kasiyapa untuk kedua anaknya yang ternyata masing-masing menetarkan sembilan naga dan seekor burung.
Puncak konflik terjadi ketika Garuda menyerang sembilan naga yang dirawat Kadru. Pada akhirnya, sembilan naga dan Kadru diberi hukuman oleh Dewa Indra, sedangkan Garuda menjadi hewan kepercayaan Dewa Wisnu.
5. Pesan Moral
Berdasarkan dongeng Garuda Wisnu Kencana di atas, kamu dapat mengambil beberapa pesan moral. Dari Garuda, kamu dapat belajar untuk berbakti kepada orang tua dan selalu bisa menepati janji. Sementara itu, perasaan iri dan dengki yang dimiliki Kadru bisa dijadikan pelajaran untuk mensyukuri apa yang telah kamu punya.
Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik yang bisa kamu dapat dari kisah Garuda, yaitu nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebut saja nilai sosial, budaya, dan moral yang barangkali bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Legenda Joko Kendil Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik dan Seru untuk Disimak
Fakta Menarik
Jika sebelumnya kamu sudah menyimak tentang uraian dan unsur-unsur intrinsik cerita Garuda Wisnu Kencana, berikut ini akan ada sajian fakta menarik yang bisa menambah wawasanmu. Langsung cek saja, yuk!
1. Didirikannya Patung Garuda Wisnu Kencana
Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) berada di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Di sekitar patung ini terdapat taman budaya yang memiliki luas sekitar 60 hektare.
Pembangunan patung ini dimulai sekitar tahun 1990 yang dipimpin oleh I Nyoman Nuarta. Namun, karena terkendala krisis moneter dan kekurangan finansial, megaproyek ini akhirnya selesai pada tahun 2018.
Patung GWK menjadi ikon landmark paling besar dan megah di Pulau Dewata. Selain itu, patung ini juga termasuk dalam jejeran patung tertinggi di dunia dengan tinggi sekitar 121 meter dan lebar mencapai 64 meter.
2. Menjadi Inspirasi Lambang Negara Republik Indonesia
Burung garuda yang menjadi hewan tunggangan Dewa Wisnu hanyalah hewan mitologi. Maka dari itu, kamu barangkali tidak akan menemukan burung garuda di kehidupan nyata.
Meskipun begitu, cerita Garuda Wisnu Kencana yang ingin membebaskan ibunya dari perbudakan menjadi simbol perjuangan bagi orang-orang yang ingin merdeka. Hewan ini kemudian dijadikan inspirasi sebagai lambang negara Republik Indonesia.
Cerita Garuda Wisnu Kencana yang Inspiratif
Begitulah kira-kira legenda Garuda Wisnu Kencana yang dapat kami rangkum. Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk membagikan kisah inspiratif tersebut kepada orang-orang terdekat?
Selain artikel ini, masih banyak cerita menarik lainnya yang dapat kamu temukan di PosKata. Sebut saja asal usul Kota Surabaya, legenda Roro Mendut, dan dongeng si Kancil dan Harimau. Selamat membaca!