
Daerah Jawa Barat memiliki cerita rakyat yang tidak kalah seru dibandingkan daerah lainnya. Salah satunya yang dapat dibaca di sini adalah cerita legenda Ciung Wanara. Penasaran seperti apa? Mending langsung saja cek ulasan lengkapnya berikut ini, yuk!
Daerah-daerah di Indonesia memang kaya akan cerita rakyat yang menarik dan mengandung pesan moral yang baik. Contohnya saja cerita legenda Ciung Wanara asal daerah Jawa Barat yang bisa kamu simak kisah lengkapnya di sini.
Saat membacanya nanti, kisah ini mungkin akan mengingatkanmu pada Cindelaras. Namun, tenang saja, persamaannya tidak banyak, kok. Jadi, kamu tidak perlu khawatir akan bosan membacanya.
Selain ringkasan cerita dongeng Ciung Wanara, di sini kamu juga akan menyimak ulasan singkat unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Daripada kelamaan basa-basi, mending kamu langsung saja cek di bawah ini, ya! Selamat membaca!
Cerita Legenda Ciung Wanara
Pada zaman dahulu kala, di daerah Jawa Barat ada sebuah kerajaan besar, yaitu Kerajaan Galuh. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja bernama Raden Barma Wijaya Kusuma.
Raja memiliki dua orang istri yang memiliki paras cantik, yaitu Nyimas Dewi Naganingrum dan Nyimas Dewi Pangrenyep. Menariknya, kedua istri raja tersebut mengandung di waktu yang bersamaan.
Sembilan bulan pun berlalu, Nyimas Dewi Pangrenyep melahirkan seorang anak laki-laki terlebih dahulu yang diberi nama Hariang Banga. Beberapa hari kemudian, tibalah saatnya bagi Dewi Naganingrum untuk melahirkan juga.
Mengetahui hal tersebut, Dewi Pangrenyep bergegas untuk membantunya. Sang dewi melahirkan seorang anak laki-laki yang tidak kalah tampan dari kakaknya.
Namun, ternyata ada udang dibalik batu dari tindakan baik Dewi Pengrenyep. Ia sebenarnya tidak menyukai Naganingrum dan selama ini menganggapnya sebagai saingan.
Ia tidak mau kalau nantinya tahta kerajaan nanti jatuh ke tangan anak tirinya itu. Maka dari itu, dirinya menyiapkan sebuah cara untuk melenyapkan bayi laki-laki yang baru saja lahir tersebut.
Awal Sebuah Kisah
Tanpa sepengetahuan orang lain, Dewi Pangrenyep menukar anak dari madunya itu dengan seekor anjing. Kemudian, bayi yang asli ia masukkan ke dalam sebuah kotak berwarna emas dan sebutir telur ayam. Setelah itu, dihanyutkanlah bayi tersebut ke sungai.
Saat mengetahui kalau Dewi Naganingrum melahirkan seekor anjing, rakyat menjadi gempar. Sang raja yang mengetahui kabar tersebut merasa tertampar dan harga dirinya ternodai karena itu merupakan sebuah aib.
Tanpa mau mendengarkan penjelasan apa pun, raja kemudian memanggil penasihatnya yang bernama Ki Lengser. Ia memerintahkan orang kepercayaannya tersebut untuk membunuh Dewi Naganingrum dan membuang jasadnya jauh-jauh.
Tak berani membantah, Ki Lengser segera melaksanakan perintah raja. Namun, dalam perjalanan hati nuraninya dibuat bimbang. Ia yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres terjadi. Ia kemudian memilih untuk menyelematkan Dewi Naganingrum.
Sesampainya di hutan, penasihan kerajaan tersebut kemudian membangun sebuah gubuk yang nantinya bisa digunakan sang dewi untuk berteduh. Setelah selesai, ia kemudian berpamitan pulang dan berjanji untuk sesekali mengunjunginya.
Saat perjalanan pulang ke istana, Ki Lengser berburu seekor hewan yang darahnya nanti digunakan untuk mengolesi pedangnya. Hal itu akan dijadikan bukti olehnya kalau ia telah membunuh Dewi Naganingrum.
Baca juga: Kisah Asal-Usul Nyi Roro Kidul Penguasa Pantai Selatan Beserta Ulasannya yang Menarik untuk Dibaca
Ditemukan Oleh Pasangan yang Sudah Tua
Sementara itu di tempat lain, tepatnya Desa Geger Sunten, ada pasangan suami istri yang sudah berumur. Setiap hari mereka memenuhi kebutuhan hidup dengan mencari ikan di sungai.
Kemudian pada suatu hari saat sedang menangkap ikan di sungai, jala mereka tersangkut pada sebuah kotak berwarna emas. Ketika dibuka, mereka begitu terkejut saat melihat ternyata isinya adalah seorang bayi laki-laki yang lucu dan tampan.
Pasangan tersebut memang sudah lama mendambakan seorang anak, maka mereka merasa bahagia sekali. Mereka berpikir bahwa ini adalah jawaban Tuhan atas doa-doa telah yang dipanjatkannya.
Sementara itu, pasangan tersebut menitipkan telur ayam kepada seekor naga bernama Nagawiru yang merupakan jelmaan seorang dewa. Naga tersebut memang sudah ditugaskan untuk mengerami telur ajaib yang nantinya menjadi sahabat bayi laki-laki yang dibuang itu.
Pasangan yang akrab dipanggil aki dan nini tersebut kemudian memberikan nama untuk si bayi. Karena melihat burung atau ciung dan monyet atau wanara, mereka kemudian menamainya Ciung Wanara.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, Ciung Wanara tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, gagah, cerdas dan pemberani. Ia juga memiliki teman setia yang berupa seekor ayam jantan ajaib.
Sebuah Rahasia Kecil yang Terungkap
Hingga pada suatu hari, Ciung Wanara menemukan sebuah kotak berwarna emas di rumahnya. Ia kemudian bertanya kepada aki dan nini mengenai hal tersebut. “Aki, Nini, sebenarnya wadah apa, ini? Kenapa bagus sekali dan ada di sini?” tanyanya.
Mau tidak mau, pasangan yang sudah berumur itu menceritakan semuanya. Mereka juga menduga kalau ia berasal dari Kerajaan Galuh.
Mendengar cerita tersebut membuat Ciung Wanara menjadi penasaran mengenai siapa orang tua kandungnya. Beberapa waktu kemudian, ia meminta izin kepada aki dan nini untuk mengembara ke Kerajaan Galuh.
Pada awalnya, pasangan tersebut tak mengizinkan kalau anaknya pergi. Namu, karena sang laki-laki muda tetap kekeuh ingin pergi, mau tak mau mereka pun memberikan izin.
Setelah itu, Ciung Wanara pun melakukan perjalanan ke Kerajaan Galuh. Ia pergi ke sana hanya ditemani oleh ayam jantannya.
Baca juga: Kisah Nabi Yusuf As dan Mukjizatnya yang Akan Membuatmu Semakin Kagum pada Sosoknya!
Tiba di Kerajaan Galuh
Setibanya di sana, Ciung Wanara bertemu dengan dua patih kerajaan bernama Puragading dan Purawesi. Kedua patih tersebut begitu tertarik dengan ayam jago yang dibawanya. Mereka pun kemudian mengajaknya untuk adu ayam.
Meski awalnya tak mau, ia akhirnya menyetujuinya. Sabung ayam itu kemudian dilakukan di alun-alun Kota Galuh.
Ayam milik Ciung Wanara dan milik salah satu patih kemudian bertarung dengan sengit. Sepertinya nasib baik berada di pihak laki-laki muda itu. Ayamnya berhasil mengalahkan ayam milik salah satu patih kerajaan.
Berita kemenangan tersebut tersiar ke seluruh penjuru kota hingga sampai ke telinga raja. Sang raja pun menyuruh para pengawalnya untuk membawa Ciung Wanara ke istana.
Pada zaman itu, sabung ayam memang sebuah hal yang sangat diminati oleh berbagai kalangan, termasuk keluarga kerajaan sekalipun. Raja Barma Wijaya Kusuma memiliki seekor ayam jago yang begitu besar dan kuat bernama si Jeling.
Bertemu dengan Sang Ayah dan Terungkapnya Kebenaran
Ciung Wanara kemudian tiba di istana dan menemui baginda raja. “Hai anak muda, siapa namamu dan dari mana asalmu?” tanya sang raja.
“Nama hamba adalah Ciung Wanara. Hamba adalah putra dari aki dan nini dari Desa Geger Sunten,” jawabanya.
“Baiklah, langsung saja. Apakah kamu berniat untuk menyabung ayam milikmu dengan milikku? Kalau iya, apa yang akan kamu pertaruhkan?” tanya raja lagi.
“Jika ayam milik hamba kalah, hamba bersedia menyerahkan nyawa hamba. Namun, jika ayam hamba menang, maka hamba mohon beri separuh kerajaan Galuh,” timpalnya.
Kedua pihak pun sepakat dan sabung ayam segera dilaksanakan. Pertarungan ayam milik Ciung Wanara dan raja berlangsung begitu sengit.
Pada awalnya, ayam milik Ciung sepertinya akan kalah. Tetapi di menit-menit terakhir, ayam tersebut menjadi kuat kembali dan dapat memenangkan pertarungan. Sesuai dengan perjanjian, raja kemudian memberikan separuh kerajaannya.
Kemenangan tersebut juga menjadi jalan untuk kejahatan yang selama ini ditutup-tutupi. Tindakan jahat Dewi Pangrenyep pun terungkap. Ia kemudian dijebloskan ke penjara.
Ki Lengser juga menceritakan tentang bagaimana keadaan ibunya. Mendengar hal itu, Ciung Wanara kemudian menjemput ibunya di hutan untuk diboyong ke istana.
Tak hanya itu saja, ia juga membawa serta kedua orang tua angkatnya. Mereka pun kemudian bahagia selama-lamanya.
Baca juga: Legenda Joko Kendil Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik dan Seru untuk Disimak
Unsur Intrinsik Cerita Legenda Ciung Wanara
Ringkasan cerita legenda Ciung Wanara di atas seru banget, kan? Nah, selanjutnya di sini kamu akan menyimak ulasan singkat mengenai unsur intrinsik yang membangun kisah tersebut.
1. Tema
Inti atau tema dari cerita legenda Ciung Wanara ini adalah tentang semua perbuatan pasti akan ada akibatnya. Sebaik apa pun seseorang menutupi perbuatan jahatnya, suatu saat pasti akan terungkap juga.
2. Tokoh dan Perwatakan
Dari dongeng cerita legenda Cing Wanara tersebut mungkin ada cukup banyak tokoh yang dituliskan. Namun, yang akan dibahas di sini adalah tokoh-tokoh yang sering muncul saja.
Yang pertama tentu saja Ciung Wanara, seorang pemuda yang memiliki watak pemberani, teguh berpendirian, dan cerdas. Selain itu, ia juga merupakan anak yang berbakti. Buktinya meski sudah bertemu keluarga kandungnya, ia tetap memboyong orang tua angkatnya untuk tinggal di istana.
Kemudian, ada Raja Barma Kusuma Wijaya. Ia memang raja yang memegang teguh omongannya. Sayangnya, ia juga mudah gelap mata. Ia bahkan tega menyuruh penasihatnya untuk membuang dan membunuh istrinya sendiri.
Selanjutnya, ada Dewi Pangrenyep yang suka iri, serakah, dan mau menang sendiri. Ia melakukan segala cara untuk menyingkirkan madunya supaya hanya kerajaan jatuh ke tangannya dan anaknya.
Jangan lupakan juga ada Ki Lengser yang begitu bijak. Ia tidak serta merta menuruti perintah raja karena merasa ada sesuatu yang salah. Ia bahkan membantu Dewi Naganingrum untuk bertahan hidup.
Yang terakhir adalah aki dan nini yang merupakan orang tua angkat Ciung Wanara. Mereka dengan penuh kasih sayang, sabar, dan ikhlas untuk membesarkan anak angkanya itu.
3. Latar Cerita Legenda Ciung Wanara
Secara garis besar, latar tempat yang digunakan dalam cerita legenda Ciung Wanara ini adalah di sebuah daerah di Jawa Barat. Akan tetapi, kalau dari dalam ceritanya sendiri secara spesifik ada beberapa. Contohnya adalah kerajaan Galuh, sungai, Desa Geger Sunten, dan alun-alun Kota Galuh.
4. Alur
Selanjutnya, cerita rakyat atau dongeng Ciung Wanara ini menggunakan alur maju atau progresif. Ceritanya dimulai dengan ketidaksukaan Dewi Pangrenyep akan kelahiran Ciung Wanara yang bisa mengancam kedudukan putranya. Wanita tersebut kemudian memfitnah Naganingrum dan menghanyutkan bayi yang dilahirkannya ke sungai.
Setelah itu, bayi tersebut ditemukan dan diasuh oleh aki dan nini dari Desa Geger Sunten. Ketika beranjak dewasa, ia ingin mengetahui jati dirinya yang sebenarnya dan pergi ke Kerajaan Galuh. Cerita ini memiliki akhir yang bahagia karena ia akhirnya bisa berkumpul dengan keluarganya lagi.
5. Pesan Moral dari Cerita Legenda Ciung Wanara
Pesan moral atau amanat yang bisa kamu petik setelah membaca kisah tersebut adalah jangan memiliki perasaan iri terhadap orang lain. Hal itu hanya akan membuatmu tidak pernah merasa tenang dan bebas dalam menjalani kehidupan.
Selanjutnya, jangan menghalalkan segala cara untuk mencelakai orang lain. Sepandai-pandainya seseorang menutupi kejahatannya, suatu saat pasti akan ketahuan juga.
Yang terakhir, kamu jangan mudah putus asa. Kehidupanmu sekarang mungkin sedang berada di bawah. Namun, tenang saja, suatu saat nanti kamu juga bisa menjemput bahagiamu seperti yang terjadi pada Ciung Wanara.
Tak hanya unsur intrinsiknya, kamu juga jangan melupakan unsur ekstrinsik yang membangun cerita legenda Ciung Wanara ini. Unsur-unsur ekstrinsik tersebut biasanya berhubungan dengan latar belakang masyarakat, penulis, dan nilai-nilai yang dikandungnya.
Baca juga: Dongeng Keong Mas dan Ulasannya, Kisah Putri Cantik yang Dikutuk Penyihir Jahat
Fakta Menarik tentang Cerita Legenda Ciung Wanara
Jika sebelumnya kamu telah mengetahui apa saja unsuk intrinsik dalam dongeng Ciung Wanara, selanjutnya ada fakta-fakta menarik yang bisa disimak. Cek ulasannya di bawah ini, yuk!
1. Memiliki Versi Lain
Namanya juga cerita rakyat, perbedaan tokoh tentu bisa terjadi karena dulunya diceritakan dari mulut ke mulut. Nah kalau versi yang ini, diceritakan kalau Raja Galuh memiliki dua orang istri. Sang permaisuri bernama Naganingrum dan selirnya bernama Dewi Pangrenyep.
Sang raja memiliki seorang menteri yang dipercaya untuk membantunya mengurus kerajaan bernama Aria Kebonan. Sayangnya, sang menteri berkhianat dan ingin menguasai kerajaan,.
Hingga pada suatu hari, sang menteri mengetahui kalau permaisuri dan selir raja tersebut hamil bersamaan. Ia kemudian mengajak sang selir untuk melakukan rencana jahat untuk melenyapkan putra mahkota.
Ketika tiba saatnya Dewi Naganingrum melahirkan, sang selir membantunya. Kemudian, Aria Kebonan menukar bayi tersebut dengan seekor anjing. Sementara itu, Dewi Pangrenyep membuangnya ke sungai.
Nah, untuk kelanjutan ceritanya sendiri hampir mirip seperti yang sudah kamu baca di atas. hanya saja di akhir kisahnya, Ciung Wanara berhasil menggulingkan Aria Kebonan dari singgasana raja.
2. Diangkat Menjadi Film dan Dibukukan dalam Komik
Film pertama dan cerita Ciung Wanara yang menjadi legenda ini dirilis pada tanggal 18 Agustus 1941. Film tersebut dirilis dengan ejaan Tjioeng Wanara dan disutradari oleh Jo Eng Sek serta melibatkan lebih dari 500 pemain.
Kalau misalnya ingin mencari versi yang lebih modern pun ada. Beberapa rumah produksi telah mengangkat kisah tersebut menjadi FTV.
Salah satunya adalah Ciung Wanara yang diproduksi oleh MD Entertainment. Film pendek yang dibintangi oleh Boy Harsya dan Poppy Bunga tersebut dirilis sekitar tahun 2007 lalu. Untuk ceritanya sendiri sudah dimodifikasi sehingga tidak sama persis seperti yang telah kamu baca di atas.
Tak hanya itu saja, cerita rakyat Ciung Wanara juga dibubukan dalam sebuah komik. Komik tersebut dibuat oleh A.R. Kosasih yang semuanya berjumlah empat jilid dan diterbitkan pada tahun 1950-an lalu.
3. Obyek Wisata Ciung Wanara
Kalau misalnya tertarik ingin melakukan napak tilas sejarah Kerajaan Galuh, kamu bisa mendatangi tempat wisata Ciung Wanara di Ciamis, Jawa Barat. Wisata ini juga cocok untuk kamu yang menginginkan lingkungan berudara segar. Pasalnya, obyek wisata tersebut terletak di kawasan hutan lindung.
Sementara itu, tiket masuknya bisa dibilang cukup murah, yaitu tidak lebih dari 5.000 rupiah. Di sini, banyak sekali prasasti peninggalan Kerajaan Galuh. Jika ingin mengetahui kisahnya secara detail, kamu pun dapat menyewa jasa guide untuk menjelaskan semuanya.
Tempat wisata ini mudah sekali dijangkau, kok. Kalau kamu berada di alun-alun Kota Ciamis, maka kamu bisa sampai di tempat tersebut dalam waktu sekitar 30 menit.
Baca juga: Yuk, Baca Kisah Bawang Merah Bawang Putih & Ulasan Lengkapnya di Sini!
Sudah Puas Menyimak Cerita Legenda Ciung Wanara di Atas
Itulah tadi cerita, ulasan unsur intrinsik, pesan moral, beserta fakta-fakta menarik tentang legenda Ciung Wanara yang bisa disimak di PosKata. Semoga tidak hanya dibaca, kamu juga bisa menerapkan pesan moral dalam kehidupan sehari-hari.
Karena kisahnya seru dan menarik, maka nanti bisa kamu ceritakan ulang untuk adik, sepupu, atau keponakanmu yang masih kecil. Tentu saja mungkin tidak sama persis, kamu juga harus memfilter mana yang bisa ditangkap oleh anak-anak dan mana yang tidak.
Nah, buat yang masih pengin membaca dongeng atau legenda lokal seru lainnya, mending lansung cek saja, deh. Contohnya adalah cerita rakyat Cindelaras, Putri Junjung Buih, Ajisaka, dan masih banyak lagi.
Kalau yang mau baca kisah nabi atau dongeng dari Barat juga ada, lho. Maka dari itu, dilanjutkan membacanya, ya!