Suka makan pempek? Tahu kalau pempek berasal dari Palembang? Jangan hanya paham soal makanan saja, kamu juga perlu tahu sejarah tentang asal usul Kota Palembang untuk menambah wawasan. Berikut informasi yang kami sediakan tentang kota berjuluk Bumi Sriwijaya tersebut!
Kamu suka pempek? Tahu dari mana asal makanan yang satu ini, bukan? Nah, biar wawasanmu lebih luas, rasanya kamu juga perlu mengetahui asal usul Palembang atau yang dikenal pula dengan sebutan Kota Pempek tersebut.
Tak perlu jauh-jauh mencari, kami punya informasinya di artikel ini. Di sini, kami merangkum cerita sejarah asal usul terbentuknya Kota Palembang sejak zaman kerajaan dan penjajahan hingga era modern seperti sekarang.
Mau tahu bagaimana keterangan lengkapnya? Kalau kamu penasaran, tak perlu berbasa-basi lagi, langsung saja simak sampai selesai penjelasan yang kami paparkan di bawah ini! Selamat membaca.
Cerita Sejarah Asal Mula Kota Palembang
Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan, sekaligus kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota yang dilintasi oleh Sungai Musi ini memiliki wilayah seluas kurang lebih 400,61 km² dan menjadi kota kesembilan di tanah air yang paling padat penduduknya, yakni sebanyak 1,8 juta jiwa terhitung hingga tahun 2018.
Selain dikenal dengan sebutan Kota Pempek, kawasan ini juga mendapat julukan Bumi Sriwijaya. Bagaimana bisa? Konon, dulunya wilayah itu merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang.
Selanjutnya, Palembang kabarnya menjadi distrik pertama di Sumatera yang dibentuk pada masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Tempat ini juga dianggap sebagai kota tertua dan mendapat julukan Venise of the East alias Venesia dari Timur.
Baca juga: Simak Kisah Hikayat Bunga Kemuning dan Ulasan Menariknya di Sini!
Dongeng Lisan tentang Asal Mula Palembang
Alkisah, disebutkan bahwa pada zaman dahulu hiduplah seorang wanita cantik yang dijuluki Putri Ayu Sundari. Ia hidup dan tinggal di dekat kawasan Bukit Siguntang Mahameru yang terletak di Sumatera Selatan.
Suatu hari, Putri Ayu Sundari dan para pengiringnya berjalan-jalan ke Bukit Siguntang. Di saat hampir bersamaan, dari pantai yang berada di dekatnya tampak kapal terdampar. Rupanya, kapal itu telah tersapu badai hingga mendarat di sana.
Di kapal yang terdampar tersebut, ada tiga orang kakak beradik yang tidak sadarkan diri. Mereka adalah putra dari Raja Iskandar Zulkarnain. Beruntung, ketiganya selamat setelah dievakuasi oleh orang-orang bawahan Putri Ayu Sundari.
Singkat cerita, ketiga putra dari Raja Iskandar Zulkarnain tinggal sementara di tempat Putri Ayu Sundari. Tak lama kemudian, putra tertua yang bernama Sang Sapurba dan Putri Ayu Sundari saling jatuh cinta lalu keduanya menikah. Dua putra Iskandar Zulkarnain yang lain juga dinikahkan dengan saudari-saudari Putri Ayu Sundari.
Dari ketiga pasangan itu, lahirlah keturunan-keturunan yang kemudian mendiami kawasan tersebut hingga ke kawasan yang bernama Lembang. Lantaran semakin padat penduduknya, wilayah Lembang menjadi terkenal dan lama-lama punya julukan baru, yaitu Palembang.
Baca juga: Legenda Joko Kendil Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik dan Seru untuk Disimak
Dikaitkan dengan Kerajaan Sriwijaya
Barangkali, munculnya dongeng di atas secara turun-temurun bisa saja disebabkan karena ada kaitan erat antara Kota Palembang dengan Kerajaan Sriwijaya. Bahkan, tentu sudah bukan rahasia lagi jika tempat itu juga dikenal dengan sebutan Bumi Sriwijaya.
Di masa lampau, Sriwijaya dikenal sebagai wilayah yang menjadi pusat perdagangan karena dekat dengan Sungai Musi. Banyak pedagang dari berbagai negara, baik orang Melayu sendiri maupun Eropa berdatangan untuk menjajakan barang dagangan mereka.
Lantas, bagaimana kota ini dikaitkan dengan Kerajaan Sriwijaya? Hal ini diduga karena ditemukannya prasasti Kedukan Bukit pada tanggal 16 Juni 683 di sekitar Bukit Siguntang. Selanjutnya, tanggal tersebut dijadikan sebagai hari lahirnya Kota Palembang yang diperingati setiap tahun.
Dari Palembang Lamo ke Palembang Baru
Dahulu, wilayah Palembang adalah sebuah kesultanan yang dipimpin oleh seorang raja atau sultan. Selain Sungai Musi, wilayahnya juga mencakup daerah aliran dua sungai besar lain, yakni Sungai Ogan dan Komering.
Sistem pemerintahan setempat mengalami perubahan setelah berbenturan dengan Belanda yang menjajah wilayah nusantara di masa silam. Sultan dan penguasa dari pihak Belanda (VOC) saling berkomunikasi sejak sekitar tahun 1637.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1643 terjadilah resolusi yang berlangsung hingga 1660-an. Pada 1666, kebijakan dari pihak Belanda yang semula hanya sekadar menjalin hubungan perdagangan dengan Palembang Lamo berubah. Belanda mulai menjadikan rakyat sebagai subjek dan menguasai sumber daya alam di sana.
Semenjak dikuasai Belanda, wilayah Palembang semakin ramai. Banyak kapal dagang dari Batavia dan Amsterdam mulai menyambangi kawasan tersebut. Lalu sekitar tahun 1700-an, Keraton Palembang dipindahkan di sebelah utara Sungai Musi.
Tak lama kemudian, pembentukan Kota Palembang Baru pun dimulai. Palembang tidak lagi dipimpin raja/sultan, melainkan berada di bawah kepemimpinan seorang residen dari VOC. Kala itu, residen pertama yang memimpin adalah Fred Schreuder.
Sistem pemerintahan juga berubah seiring berjalannya waktu. Kemudian pada tahun 1791, Prancis memasuki wilayah Palembang dan menggeser VOC hingga dibubarkan dan diganti dengan Pemerintah Hindia Belanda.
Baca juga: Kisah Jaka Tarub & Tujuh Bidadari Beserta Ulasan Menariknya
Asal Usul Penamaan Kota Palembang
Terkait asal usul penamaan Kota Palembang, ada sebuah kronik dari Tiongkok berjudul Toa-I Chi Lio (1349–1350) yang di dalamnya menyebut tentang sebuah tempat bernama Poh-lin-fong. Kronik lain karya Cho Ju Han berjudul Chu-fan-chi (1255) juga menyebut nama serupa. Ada lagi catatan perjalanan Ying Ysi Shueng Lan pada 1416 yang ditulis Ma Huan, di sana disebutkan nama yang berbeda, yaitu Po-lin-pang.
Di sisi lain, penduduk setempat memiliki versi yang berbeda mengenai asal mula penyebutan Kota Palembang. Bahwasanya, konon zaman dahulu nama Palembang diambil dari bahasa Jawa berbunyi Limbang yang artinya membersihkan logam.
Senada dengan itu, imbuhan “pa” yang mengikuti di depannya juga berasal dari bahasa Jawa yang biasanya dipakai orang-orang untuk menyebut suatu tempat. Misalnya untuk menyebut kuburan, maka menjadi pakuburan, yang artinya pergi ke pemakaman.
Bukan itu saja, ada pula sumber lain yang menuturkan kalau nama kota tersebut diambil dari sebuah tempat di sekitar Muara Ogan. Di tempat itu, sebagian besar penduduk bermata pencaharian melimbang, sehingga lama-lama kawasan mereka dijuluki Palembang.
Satu lagi, sebagian orang juga menduga bahwa asal namanya dari kata lembeng yang artinya genangan air. Di depan kata lembeng kemudian ditambahkan awalan “pa” sebagai penunjuk tempat. Menarik, bukan?
Baca juga: Legenda Timun Mas dan Raksasa dari Jawa Tengah beserta Ulasan Lengkapnya
Unsur Intrinsik Cerita Asal Mula Kota Palembang
1. Tema
Dilihat dari dongeng mengenai asal usul Kota Palembang yang beredar secara lisan sebagaimana tertuang dalam uraian di atas, kisah ini mengangkat tema kepahlawanan. Hal ini terlihat dari usaha Putri Ayu Sundari yang menyelamatkan awak kapal yang terdampar di pantai yang tak jauh dari kediamannya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada seorang tokoh utama yang namanya disebut beberapa kali dalam cerita, yaitu sosok Putri Ayu Sundari. Tokoh lain seperti Raja Iskandar Zulkarnain dan Sang Sapurba yang juga disebutkan, tidak dijelaskan secara rinci.
Sementara itu, cerita hanya fokus pada karakter Putri Ayu Sundari. Dari apa yang kami paparkan, tampak bahwa watak tokoh adalah seorang wanita yang baik hati dan lemah lembut, serta mau menolong sesama.
3. Latar
Latar cerita adalah di dekat Bukit Siguntang, Sumatera Selatan. Ada pun latar lain yang juga disinggung dalam cerita, yaitu tepi pantai yang menjadi tempat di mana kapal yang ditunggangi putra-putra Raja Iskandar Zulkarnain terdampar.
4. Alur
Kisah yang kamu baca di atas mengusung alur maju. Walau tidak dijelaskan secara detail, tetapi ceritanya runtut karena dimulai dari awal penyelamatan awak kapal oleh Putri Ayu Sundari hingga pernikahannya dengan salah seorang awak kapal.
5. Pesan Moral
Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita tentang asal usul Kota Palembang di atas, yaitu tentang kebaikan hati dan sikap rela berkorban demi menolong orang lain. Hal ini ditunjukkan oleh sang tokoh utama, Putri Ayu Sundari.
Selain unsur intrinsik, ada pula unsur ekstrinsik yang membangun cerita. Dalam hal ini, unsur ekstrinsiknya berkaitan dengan budaya masyarakat di sekitar Bukit Siguntang dan Sungai Musi di Palembang, Sumatera Selatan.
Baca juga: Cerita Legenda Bunga Matahari dan Kisah Cinta Tak Terbalas Beserta Ulasannya!
Fakta Menarik di Balik Asal Usul Kota Palembang
1. Penetapan Hari Kelahiran Kota Palembang
Fakta menarik pertama yang dapat kamu temukan dalam kisah seputar asal usul Kota Palembang ialah mengenai hari kelahirannya. Bahwasanya, penetapan hari lahirnya Palembang didasarkan pada waktu penemuan prasasti yang diduga merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya, yaitu tanggal 16 Juni 683.
2. Versi Seputar Asal Penamaan
Hal lain yang juga menarik ialah teori mengenai asal penamaan yang terdiri dari beberapa versi. Entah mana yang tepat, sepertinya dapat diperkirakan kalau nama Palembang atau Limbang sendiri bisa jadi sudah ada dan dikenal jauh sebelum catatan maupun kronik yang menyebut Poh-lin-fong atau Poh-lin-pang ditemukan.
Baca juga: Kisah tentang Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan Beserta Ulasan Menariknya
Kagum dengan Kisah Asal Mula Bumi Sriwijaya di Atas, Bukan?
Itulah tadi cerita rakyat dari Sumatera Selatan mengenai asal usul Kota Palembang yang perlu kamu ketahui. Semoga dengan membacanya, wawasanmu semakin bertambah dan kamu jadi tertarik memasukkan kota tersebut ke dalam daftar tempat yang ingin kamu kunjungi.
Jangan lupa ajak pula teman atau keluargamu untuk ikut membaca artikel menarik ini. Bila perlu, bagikan ke jejaring sosialmu supaya semakin banyak orang ikut membaca dan tertarik dengan sejarah Bumi Sriwijaya.