Ada banyak sekali cerita rakyat dari Sumatera Selatan yang seru dan menarik. Salah satunya adalah cerita yang berjudul Raden Alit dan Dayang Bulan ini. Buat kamu yang mungkin belum pernah menyimak atau ingin sekadar membaca ulang, mending langsung saja cek selengkapnya berikut ini, yuk!
Provinsi Sumatera Selatan juga memiliki dongeng atau kisah yang tentu saja tidak kalah seru apabila dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Kalau kebetulan sedang mencari cerita rakyat berjudul Raden Alit dan Dayang Bulan dari Sumatera Selatan, kamu bisa menyimak kisah lengkapnya di sini.
Dari kisah yang menceritakan hubungan persaudaraan yang begitu erat ini, kamu bisa memetik banyak sekali pelajaran hidup, lho. Siapa tahu dengan mengamalkannya, kamu bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Lantas, seperti apa cerita lengkapnya? Daripada kelamaaan, mending langsung saja simak ringkasan, unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik cerita Raden Alit dan Dayang Bulan di bawah ini, ya! Selamat membaca!
Cerita Rakyat Raden Alit dan Dayang Bulan dari Sumatera Selatan
Pada zaman dahulu kala, di sebuah daerah bernama Tanjung Kemuning dipimpin oleh seorang Raja yang diberi julukan Ratu Ageng. Sang raja menikah dengan seorang dewi dari kahyangan dan sementara waktu tinggal di sana.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tiga orang anak, dua laki-laki dan seorang perempuan. Namanya adalah Raden Alit, Raden Kuning, dan Dayang Bulan.
Anak-anak raja tersebut tumbuh menjadi orang yang memiliki kepribadian baik dan berparas rupawan. Mereka juga hidup rukun dan saling menyayangi satu sama lain.
Sementara itu, Raden Alit dan Raden Kuning juga berlatih berbagai macam ilmu kesaktian dan bela diri. Keduanya berguru kepada nenek Dewi Langit dengan rajin.
Hingga pada suatu hari, Ratu Ageng ingin kembali ke bumi karena merasa rindu. Ia kemudian membicarakan hal tersebut dengan istri dan anak-anaknya.
“Wahai istri dan anak-anakku, entah mengapa Ayah begitu rindu dan ingin kembali hidup di bumi. Apakah kalian keberatan jika ikut Ayah pindah ke sana?” tanyanya.
“Tentu saja tidak, Yah. Aku mau diajak ke sana. Lagi pula, kami belum pernah melihat tempat kelahiran Ayah,” jawab Raden Alit.
Perkataannya itu disetujui oleh kedua saudaranya yang lain. Sementara itu sang ibu tentu saja menyetujui hal tersebut, terlebih ketiga anaknya juga antusias untuk tinggal di bumi.
Jawaban anak-anaknya tersebut membuat hatinya dipenuhi oleh kebahagiaan. “Baiklah kalau begitu, besok pagi-pagi sekali kita akan bersama-sama berangkat ke bumi,” kata Ratu Ageng.
Kepergian Dayang Bulan
Keesokan hatinya, keluarga Ratu Ageng berangkat ke bumi dengan didampingi oleh beberapa pengawal dari langit. Di sini, mereka membangun sebuah istana untuk digunakan sebagai tempat tinggal. Mereka kemudian menjalani kehidupan dengan normal seperti kebanyakan manusia bumi lainnya.
Beberapa tahun berselang, keluarga tersebut ditimpa kemalangan. Sang putri bungsu, Dayang Bulan digigit oleh seekor ular lidi dan meninggal dunia. Hal tersebut tentu saja meninggalkan luka dan kesedihan yang mendalam.
Akan tetapi, Raden Alit dan Raden Kuning tidak begitu saja menerima kepergian Dayang Bulan. Keduanya yakin bahwa adik perempuannya tersebut belum meninggal.
Dua raden tersebut kemudian menemui ayahnya untuk pergi mencari sang adik. ” Ampun, Ayah. Izinkan kami untuk mencari Dayang Bulan. Kami yakin kalau ia belum meninggal,” kata Raden Alit.
“Putra-putraku, bukankah kalian sudah melihat sendiri kalau Dayang Bulan sudah meninggal dan dimakamkan di taman bunga?” jawab Ratu Ageng.
“Itu memang benar, Yah. Tapi, kami yakin yang dimakamkan itu hanya bayangannnya saja. Seseorang yang begitu sakti telah menculik wujud aslinya. Maka dari itu, izinkan kami pergi mencarinya, ya?” tukas Raden Kuning.
Ratu Ageng sebenarnya tidak terlalu paham dengan apa yang dibicarakan oleh kedua putranya. Namun, karena putra-putranya semakin mendesaknya, mau tak mau ia kemudian mengizinkan mereka untuk pergi mencari sang adik.
Baca juga: Legenda Batu Belah Batu Bertangkup dari Aceh yang Penuh Pesan Moral Beserta Ulasan Menariknya
Usaha Pencarian Sang Dewi
Tak mau buang-buang waktu lagi, Raden Alit dan Raden Kuning segera bergegas untuk mencari adik perempuannya. Sayangnya selama berbulan-bulan, mereka berjalan tanpa arah karena belum menemukan titik temu.
Hingga pada suatu hari, kedua saudara tersebut tiba di sebuah pantai. Di sana, ada sebuah kapal besar dan megah yang sedang berlabuh.
Tanpa pikir panjang, mereka kemudian naik ke kapal tersebut dan berharap bisa menemukan Dayang Bulan. Akan tetapi setelah menyusuri semua tempat, mereka menemukan ada orang laki-laki yang sedang tertidur.
Raden Alit dan Raden Kuning pun membangunkan mereka. Raden Alit lalu berkata, “Wahai sahabat, kalian ini siapa? Kenapa kapalmu berhenti di pantai ini?”
“Maaf sahabat, saya Ulung Tunggal dan ini adik saya bernama Serincung Dabung. Kami berhenti di pantai ini karena kelelahan setelah berbulan-bulan mencari adik kami, Dayang Ayu, yang menghilang.” jawab salah satu dari mereka.
Cerita kakak beradik tersebut mirip dengan kisahnya, maka dari itu ia menjadi tertarik dan bertanya lagi. “Kalau boleh tahu, bagaimana saudaramu bisa hilang?”
Serincung Dabung kemudian menjelaskan kronologi menghilangnya Dayang Ayu yang ternyata mirip dengan apa yang dialami oleh Dayang Bulan. Ia juga mengatakan kalau adiknya diculik oleh putra raja dari Negeri Salek alam yang bernama Malim Putih.
Mendengar penjelasan tersebut, Raden Kuning penasaran bagaimana laki-laki itu bisa mengetahui siapa yang menculik adiknya. Ternyata, Serincung Dabung adalah seorang ahli nujum.
Tak ingin melewatkan kesempatan, ia kemudian bertanya kepada Serincung mengenai keberadaan Dayang Bulan. Rupanya, adiknya itu juga diculik oleh anak Raja Negeri Salek Alam yang bernama Malim Hitam.
Menemukan Titik Terang
Dua pasang kakak beradik yang bertemu secara tidak sengaja itu rupanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menemukan adik-adik mereka yang diculik. Meski sudah mengetahui siapa yang menculik sang adik. Sayang sekali, Serincung Dabung tidak bisa menerawang di mana letak kerajaan Malim bersaudara.
Maka dari itu, keempat orang tersebut kemudian memutuskan untuk berpencar. Raden Alit berjalan di darat menyusuri hutan belantara. Kemudian, Raden Kuning mencarinya di angkasa. Sementara itu, Ulung Tunggul berjalan di atas kahyangan dan Serincung Dabung mencarinya di dalam air.
Beberapa waktu kemudian saat sedang dalam perjalanan, Raden Alit bertemu dengan seorang nenek yang memakai pakaian rapi. Sepertinya si nenek akan menghadiri sebuah pesta atau hajatan. Ia kemudian memutuskan untuk menyapa dan bertanya pada nenek tersebut.
Ternyata, nenek itu akan menghadiri pernikahan dari kedua anak dari Raja Negeri Salek Alam. Malim Hitam akan menikahi Dayang Bulan, sementara itu Malim Putih menikah dengan Dayang Ayu. Mendengar penuturan tersebut membuat dirinya semakin yakin kalau adiknya memang masih hidup.
Tidak ingin mengulur lebih banyak waktu, Raden Alit kemudian menyamar sebagai budak dan mengubah bentuk wajahnya. Setelah itu, ia berangkat ke Negeri Salek Alam.
Baca juga: Kisah Hikayat Si Miskin dan Ulasan Lengkapnya yang Mengandung Nilai-Nilai Bijak Kehidupan
Perjuangan untuk Membawa Dayang Bulan Kembali
Setibanya di Negeri Salek Alam, Raden Alit bertemu dengan Raja Jin yang baik hati. Ia kemudian menyampaikan maksud kedatangannya untuk membawa pulang adiknya. Mendengar hal tersebut, sang raja tentu saja bersedia untuk membantu.
Di sini pula, laki-laki tersebut bertemu dengan anak Raja Jin yang begitu cantik bernama Salipuk Jantung Pandan. Ia pun mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama.
Meskipun pertemuan bisa dibilang begitu singkat, dua insan yang sedang dimabuk cinta itu menjalani hubungan dengan serius. Raden Alit juga berjanji akan menikahi Salipuk Jantung Pandan setelah berhasil membawa pulang adiknya.
Karena hal itu, hubungan laki-laki tersebut dengan keluarga Raja Jin semakin dekat. Bahkan, ia tak segan-segan untuk meminta tolong kepada Raja Jin supaya membantunya melepaskan Dayang Bulan dan Dayang Ayu.
Sang raja tentu saja menyanggupinya. Ia kemudian mengubah dua putri yang diculik tersebut menjadi dua tangkai bunga sebelum mereka berada di pelaminan.
Usaha Tak Mengkhianati Hasil
Raden Alit kemudian diam-diam menyelinap pergi ke istana miliki Negeri Salek Alam dan mencari kamar dari calon pengantin wanita. Setelah mencari beberapa waktu, ia akhirnya menemukan kamar tersebut dan melihat ada dua tangkai bunga di lantai.
Karena tidak mau ketahuan dan usahanya gagal, ia buru-buru mengambil kedua tangkai bunga jelmaan Dayang Bulan dan Dayang Ayu. Sayang sekali, ia ternyata ketahuan oleh Malim Hitam dan Malim Putih.
“Hai siapa kamu? Mau kamu bawa ke mana calon istri kami?!” Hardik Malik Hitam dengan disertai amarah. “Cepat serahkan kedua tangkai bunga itu atau kami akan menghajarmu!” tambah Malim Putih.
“Enak saja! Kalian telah mencuri saudara perempuan kami dan sekarang kalian meminta aku untuk menyerahkannya? Yang benar saja,” jawab Raden Alit.
Jawaban tersebut membuat Malim Hitam dan Malim Putih semakin marah. Perkelahian sengit pun tidak dapat dihindari lagi.
Pertempuran yang tidak seimbang tersebut membuat Raden Alit kewalahan. Ia hanya mampu mengimbangi mereka di awal-awal perkelahian saja. Setelah itu, dirinya kalah dan terlempar hingga ke langit.
Baca juga: Dongeng Kancil dan Kura-Kura yang Cocok Dibacakan Pada Si Kecil Beserta Ulasan Lengkapnya
Berhasil Membawa Pulang Dayang Bulan
Beruntungnya, pintu langit terbuka sehingga dirinya tidak jatuh lagi ke bumi. Setelah itu, ia menemui Nenek Dewa Langit dan memohon bantuan supaya dapat mengalahkan Malim bersaudara dan menyelamatkan saudara perempuannya.
Sang nenek berkata kalau sangat sulit bagi Raden Alit untuk mengalahkan dua orang tersebut karena mereka tidak bisa dibunuh. “Kedua musuhmu memang sulit untuk dikalahkan. Akan tetapi, kamu bisa melemparkannya ke langit dan aku akan memasukannya ke sangkar besi.” katanya.
Setelah itu, Raden Alit pamit pulang ke bumi dan menemui dua orang yang telah menculik saudaranya. Ia kemudian mengerahkan semua kekuatannya untuk mengirim mereka ke langit. Malim bersaudara dapat ditangkap oleh Nenek Langit dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara.
Raden Alit pun dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sementara itu, Dayang Bulan dan Dayang Ayu kemudian kembali ke wujud manusia.
Tak lama setelah itu, Raden Kuning, Ulung Tanggal, dan Serincung Dabung datang. Semuanya sudah berkumpul, lalu Raden Alit menceritakan semua hal yang dilalui untuk menyelamatkan saudara-saudara perempuannya.
Mengakhiri Petualangan
Ulung Tanggal dan Serincung Dabung kemudian mengucapkan terima kasih pada Raden Alit karena telah menyelamatkan Dayang Ayu. Setelah itu mereka berpamitan untuk pulang ke negerinya.
Raden Alit, Raden Kuning, dan Dayang Bulan juga pulang ke rumahnya. Setibanya di istana, mereka sudah dinanti oleh ayah serta ibunya yang selama ini menanti dan mencemaskan keadaan mereka.
Raja dan permaisuri sangat bahagia anak-anaknya pulang dengan selamat. Untuk itu, mereka mengadakan pesta besar-besaran selama tiga hari tiga malam.
Tak hanya itu saja, Raden Alit juga meminta restu untuk menikahi kekasihnya, Salipuk Jantung Pandan. Keluarga menyambut baik niat tersebut dan kemudian pergi ke tempat Raja Jin.
Setibanya di sana, Ratu Ageng meminta ijin pada Raja Jin supaya putranya diperbolehkan untuk meminang anak gadisnya. Sang raja tentu saja menerimanya.
Keluarga tersebut kemudian mengadakan pesta pernikahan besar-besaran. Raden Alit dan Salipuk Jantung Pandan kemudian menikah dan hidup bahagia selamanya.
Baca juga: Kisah Calon Arang yang Merupakan Asal Mula Leak di Bali dan Ulasan Lengkapnya
Unsur Intrinsik dari Cerita Rakyat Raden Alit dan Dayang Bulan dari Sumatera Selatan
Cerita Raden Alit dan Dayang Bulan tersebut cukup panjang, ya? Meskipun begitu, tetap seru untuk disimak, kan?
Nah selanjutnya, berikut ini kamu akan menyimak mengenai unsur-unsur intrinsik yang membangun kisah tersebut. Berikut ini ulasan singkatnya:
1. Tema
Tema atau inti dari cerita rakyat Raden Alit dan Dayang Bulan adalah tentang persaudaraan yang erat. Seperti yang kamu simak di atas, kamu bisa melihat seberapa besarnya usaha Raden Alit untuk membawa pulang saudara perempuannya.
2. Tokoh dan Perwatakan
Saat membaca cerita rakyat Raden Alit dan Dayang Bulan asal Sumatera Selatan ini, kamu tentu menemukan banyak sekali tokoh di dalamnya. Namun, yang akan dibahas di sini hanyalah tokoh-tokoh pentingnya saja.
Yang pertama adalah Raden Alit. Ia merupakan seorang pemuda yang tangguh dan pantang menyerah. Ia juga seorang kakak yang begitu mencintai adiknya dan akan melakuakn apa saja untuk membawanya pulang.
Sementara itu, sifat Raden Kuning sebenarnya tidak jauh berbeda dari saudara laki-lakinya. Hanya saja di dalam cerita, ia memang tidak terlalu ditonjolkan.
Selanjutnya, yaitu Dayang Bulan yang memiliki kepribadian baik. Ada juga Ratu Ageng dan permaisuri yang bijak dan begitu mencintai anak-anaknya.
Kemudian, jangan lupakan Raja Jin yang memiliki hati baik. Ia mau membantu Raden Alit untuk membebaskan saudara perempuannya.
Dan yang terakhir, ada Malim Putih dan Malim Hitam. Kedua saudara itu begitu jahat karena menculik Dayang Bulan dan Dayang Ayu untuk dijadikan istri secara paksa.
3. Latar Cerita Rakyat Raden Alit dan Dayang Bulan dari Sumatera Selatan
Dalam hikayat asal Sumatera Selatan ini, secara spesifik disebutkan latar tempatnya. Beberapa contohnya adalah kahyangan, Tanjung Kemuning, pantai, dan Negeri Salek Alam.
4. Alur
Sementara itu, cerita Raden Alit dan Dayang Bulan ini menggunakan alur maju. Kisahnya dimulai dari Dayang Bulan yang dikabarkan meninggal, tapi sebenarnya diculik oleh Malim Hitam. Kedua saudaranya kemudian mengusahakan segala cara supaya gadis itu bisa kembali.
Jalan yang dilalui oleh Raden Alit memang tidak mudah. Namun, ia beruntung karena bertemu dengan orang-orang baik sehingga ia dapat membawa adiknya kembali dengan selamat.
5. Pesan Moral
Ada banyak sekali amanat atau pesan moral yang bisa kamu petik dari cerita rakyat Raden Alit dan Dayang Bulan asal Sumatera Selatan ini. Salah satunya adalah sesama saudara harus saling menyayangi dan menjaga.
Selain itu, kamu tidak perlu takut untuk berbuat baik. Meskipun banyak rintangan, percayalah akan ada banyak orang baik yang mau membantumu. Hal tersebut dialami oleh Raden Alit yang kemudian dibantu oleh Raja Jin dan Nenek Langit untuk membawa pulang adiknya.
Yang terakhir, jangan pernah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang kamu mau sama seperti yang dilakukan oleh Malim bersaudara.
Tak hanya unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik yang membangun cerita ini. Unsur ekstrinsik biasanya berhubungan dengan latar belakang masyarakat, penulis, dan nilai-nilai yang ada dalam kisahnya.
Baca juga: Legenda Asal Mula Desa Trunyan dan Ulasan Menariknya, Alasan di Balik Cara Pemakaman yang Unik
Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Raden Alit dan Dayang Bulan
Setelah membaca unsur intrinsiknya, kini saatnya kamu mengulik fakta-fakta menarik dari cerita rakyat Raden Alit asal Sumatera Selatan ini. Berikut sedikit ulasannya:
1. Dijadikan Merchandise
Dilansir dari harian Kompas, Starbucks meluncurkan rangkaian merchandise yang bertemakan cerita rakyat atau Folklore City Collection pada bulan Mei 2020 lalu. Desain dari merchandise tersebut didesain oleh seorang ilustrator muda bernama Hezky Kurniawan.
Wujud dari merchandise tersebut ada berbagai macam. Beberapa contohnya yaitu tumblr (tempat minum), Starbucks card, buku album untuk Starbucks card, mug, dan tote bag.
Ternyata, tidak hanya cerita rakyat Raden Alit dan Dayang Bulan asal Sumatera Selatan yang kisahnya dituangkan dalam merchandise Starbucks tersebut. Kisah lainnya dalam koleksi ini adalah Timun Mas, Si Pitung, Garuda Wisnu Kencana, Bawang Merah Bawang Putih, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Kisah Asal Usul Danau Singkarak dan Ulasannya, Bukti dari Kekecewaan Anak kepada Orangtua
Sudah Puas Menyimak Kisah Asal Sumatera Selatan Tersebut?
Itulah tadi ringkasan, ulasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari cerita rakyat Raden Alit asal Sumatera Selatan yang bisa kamu simak di sini. Semoga saja tidak hanya menghibur, tetapi bermanfaat untukmu, ya!
Buat yang ingin memiliki adik, keponakan, sepupu, atau anak yang masih kecil, kamu bisa mendongengkannya untuk mereka. Hanya saja, kamu juga harus pandai-pandai untuk menyaring mana yang bagus dan mana yang tidak untuk mereka.
Selain kisah di atas, kamu juga bisa menemukan cerita rakyat lainnya yang nggak kalah seru di PosKata. Beberapa contohnya adalah legenda Batu Menangis, asal usul terjadinya Kota Salatiga, cerita Rawa Pening, dan Ciung Wanara.
Untuk yang mencari dongeng dari Barat atau kisah para nabi juga ada, lho, di sini. Maka dari itu, lanjutkan terus membacanya, yuk!