Kisah Siti Maryam ibu Nabi Isa as terbilang fenomenal, terlebih jika menyoroti riwayatnya yang melahirkan dalam keadaan perawan. Apakah hal tersebut bisa dikatakan sebagai mukjizat? Simak artikel berikut untuk membuktikannya!
Kamu mungkin sudah familier dengan kisah Siti Maryam ibu Nabi Isa as yang mengandung dalam keadaan perawan atau suci. Ya, ia adalah perempuan pilihan Allah SWT yang mendapatkan mukjizat melahirkan seorang rasul ke dunia.
Akan tetapi, sudah tahukah kamu mengenai seluk-beluk silsilah keluarga Siti Maryam binti Imran, termasuk cerita hidupnya? Kalau belum, kami memaparkan informasi yang kiranya kamu perlukan di artikel berisi kisah ibu Nabi Isa bernama Maryam atau yang dikenal sebagai Maria dalam tradisi Kristen berikut.
Penasaran seperti apa penjelasan lengkapnya? Kalau begitu jangan hanya menerka-nerka, langsung saja simak keterangan yang rangkum dari berbagai sumber, terutama Alquran dan hadis di bawah ini! Baca sampai selesai dan ambil hikmahnya, ya.
Siti Maryam Binti Imran
Siti Maryam adalah putri dari pasangan Imran (disebut sebagai salah seorang tokoh ulama di Bani Israel) dan perempuan bernama Hannah. Hannah sendiri merupakan saudara ipar dari Nabi Zakaria as yang kisahnya disinggung dalam Alquran.
Bahwasanya, suatu ketika Hannah sedang mengandung dan ia pun memanjatkan doa. Ia bernazar mengharap agar anak yang dikandungnya kelak ketika lahir dan dewasa, tumbuh menjadi sosok yang taat dan mengabdi kepada Allah SWT.
“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui’.” (Surah Ali Imran: 35)
“Maka ketika melahirkannya, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.’ Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ‘Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk’.” (Ali Imran: 36)
Benar saja, Siti Maryam telah Allah jauhkan dari setan semenjak dirinya lahir. Bahkan sejumlah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Ahmad menyebutkan kalau ibu Nabi Isa itu tidak disentuh setan saat lahir sehingga ia tidak menangis sebagaimana bayi-bayi lain.
“Dari Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: ‘Tidak ada orang yang lahir tetapi dia ditusuk oleh setan dan dia menangis karena sentuhan setan, kecuali Maryam dan putranya’. Abu Hurairah berkata: ‘Bacalah ayat itu (Ali Imran ayat 36) jika kamu menginginkannya’, ‘Sesungguhnya aku mohon perlindungan-Mu dari gangguan setan yang terkutuk’.”
Kisah Maryam ibu Nabi Isa as berlanjut di Surah Ali Imran ayat 37. Di sana dijelaskan bagaimana Allah telah memberikan rahmatnya kepada Maryam sejak ia masih kecil, yang bahkan membuat Nabi Zakaria terkagum-kagum karenanya.
“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, ‘Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?’ Dia (Maryam) menjawab, ‘Itu dari Allah.’ Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”
Baca juga: Cerita Anak Nabi Nuh As sebagai Pelajaran untuk Tak Durhaka pada Orang Tua
Maryam Menerima Mukjizat
Menurut kisah Maryam yang diterangkan dalam Alquran dan hadis, dijelaskan kalau ibu Nabi Isa as itu selalu keluar dari Baitul Maqdis ketika sedang haid atau ada keperluan penting lain. Suatu ketika seperti biasa, ia mengasingkan diri ke sebelah timur Maitul Maqdis dan di sanalah Malaikat Jibril mendatanginya dengan menyamar sebagai seorang pria.
“Dia (Jibril) berkata, ‘Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci.’ Dia (Maryam) berkata, ‘Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!'” (Surah Maryam: 19–20)
“Dia (Jibril) berkata, ‘Demikianlah.’ Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan’.” (Maryam: 21)
Selain Surah Maryam, kisah terkait kesucian ibu Nabi Isa as juga terdapat dalam Surah Ali Imran ayat 42 yang bunyinya, “Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, ‘Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam’.”
Baca juga: Dongeng Mentiko Betuah dari Aceh, Mustika Berharga Berkat Kebaikan Hati beserta Ulasan Menariknya
Ibu Nabi Isa dan Pohon Kurma
Karena kehamilannya, ibu Nabi Isa ini mengasingkan diri lebih jauh lagi. Walau Alquran tidak menyebutkan tempat pastinya, tetapi di Alkitab dijelaskan bahwa Maryam melahirkan putranya, Isa di Betlehem pada saat Palestina dipimpin oleh Raja Herodes Agung, yaitu sekitar tahun 6 sampai 4 sebelum Masehi.
Sewaktu melahirkan, Siti Maryam merasakan sakit yang luar biasa. “Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, ‘Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan’.” (Maryam: 23)
“Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, ‘Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu’.” (Maryam: 24–25)
“Maka makan, minum, dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini’.” (Maryam: 26)
Baca juga: Cerita Anak Nabi Adam dan Pembunuhan Pertama Paling Fenomenal di Muka Bumi
Kisah Siti Maryam Pasca Kelahiran Nabi Isa
Setelah kelahiran Nabi Isa, menurut kisah, Siti Maryam kembali ke kampung halamannya. Di sana, kaumnya terheran-heran melihatnya pulang membawa bayi laki-laki, padahal mereka tahu Maryam belum menikah.
Mereka mencela ibu Isa dan berkata, “Hai saudari Harun. Ayahmu bukanlah seorang yang berperangai buruk, dan ibumu bukan seorang pezina.” Merasa dihakimi kaumnya, wanita suci pilihan Allah itu pun memberikan isyarat pada bayinya seolah meminta ia menjawab cercaan Bani Israel.
“Dia (Isa) berkata, ‘Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; (Maryam: 30–31)
Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali’.” (Maryam: 32–33)
Pascalahirnya Sang Nabi, riwayat kehidupan Maryam tidak diterangkan dalam Alquran. Akhir hayatnya juga tidak tercatat dalam Alquran maupun Alkitab. Meski begitu, tradisi Katolik, Ortodoks Timur, dan Ortodoks Oriental meyakini bahwa ibu Nabi Isa diangkat ke langit.
Berbeda dari tradisi Katolik, kelompok Ahmadiyyah percaya bahwa Isa dan Maryam pergi dan tinggal di India setelah berhasil lolos dari penyaliban. Di akhir hayatnya, Ahmadiyyah meyakini kalau Maryam dikebumikan di kota Murre, Pakistan, dan makamnya berada di Mai Mari da Ashtan.
Tak hanya di Pakistan, rupanya terdapat beberapa lokasi yang diyakini menjadi tempat dimakamkannya ibu Al Masih, yaitu di Makam Bunda Maria di kaki Bukit Zaitun Yerusalem; di Turkmenistan; di Arbil (Iraq bagian utara menurut tradisi umat Kristen Ninawa); juga di Meryem Ana Evi (Rumah Bunda Maryam) di Turki.
Baca juga: Cerita tentang Mukjizat Nabi Sulaiman As sebagai Pelajaran untuk Pandai Bersyukur
Cerita Ibu Nabi Isa Sang Wanita Suci
Itulah tadi kisah lengkap ibu Nabi Isa, Siti Maryam, yang mendapat anugerah dari Allah sehingga bisa mengandung dan melahirkan walau dalam keadaan perawan. Kiranya, dari riwayat tersebut kita dapat belajar untuk pandai menjaga diri sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Selain Isa dan sang ibu, kami juga merangkum sejumlah artikel lain terkait kehidupan para nabi dan rasul. Jika kamu penasaran dan ingin menambah wawasan, jangan ragu untuk menyimak informasi seputar Nabi Adam, Musa, Yusuf, dan lain-lain yang kami sediakan.