
Barangkali kamu sudah tahu kisah lengkap Nabi Yusuf as yang sering diperdengarkan di berbagai kesempatan. Akan tetapi, kami menyediakan informasi lebih dari sekadar cerita hidupnya di artikel ini!
Berbicara mengenai kisah lengkap Nabi Yusuf as (alaihissalam) tentulah mengingatkanmu pada cerita tentang parasnya yang konon teramat tampan. Akan tetapi, rasanya ada yang kurang kalau kamu hanya mengingat hal itu tanpa mengetahui riwayat hidupnya.
Cerita tentang rasul Allah yang satu ini terbilang cukup mengharukan. Pasalnya, kehidupan Sang Rasul bisa dibilang penuh liku, mulai dari kecil hingga beranjak dewasa. Ia bahkan pernah dibuang oleh saudara-saudaranya sendiri, juga sempat dimasukkan ke dalam penjara.
Meski begitu, banyak sifat yang dapat kamu teladani setelah membaca kisah lengkap Nabi Yusuf as ini. Apa saja kira-kira? Daripada penasaran, simak saja langsung riwayatnya yang kami paparkan secara detail sebagai berikut! Baca sampai selesai, ya.
Cerita tentang Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha yang Dijamin Bikin Siapa Saja Terharu
Sebagian besar umat Islam mungkin sudah tahu kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Akan tetapi, kamu perlu membaca ulasannya di artikel ini, kalau-kalau ada bagian-bagian cerita yang kamu lewatkan!
Kisah Nabi Yusuf As dan Mukjizatnya yang Akan Membuatmu Semakin Kagum pada Sosoknya!
Ketampanan wajah merupakan salah satu mukjizat Nabi Yusuf as yang sudah kerap disebut dalam cerita dan tentu sudah kamu ketahui. Akan tetapi, tahukah kamu mengenai kisah tentang mukjizat ...
Cerita Nabi Yusuf As dari Lahir hingga Wafat
Perlu kamu tahu, kisah Nabi Yusuf as yang lengkap tidak hanya dikenal dalam tradisi Islam, tetapi juga Kristen. Dalam agama Nasrani, ia dikenal sebagai Yosef atau Joseph, putra pertama dari pasangan Yakub (Jacob) dan Rachel.
Masa Kecil Yusuf bin Yakub
Walau merupakan putra pertama dari Rachel, Nabi Yusuf sendiri adalah anak ke-11 dari Nabi Yakub. Konon ketika Yusuf dilahirkan ke dunia, usia Nabi Yakub sudah sangat tua, yang dalam Alkitab disebut berumur sekitar 91 tahun.
Ia merupakan putra yang paling disayangi Yakub dibandingkan anak-anaknya yang lain. Selain karena anak bungsu, juga lantaran Yusuf terlahir dari rahim Rachel yang dikatakan sebagai istri kesayangan Yakub.
Sejak kecil, Yusuf sudah mendapatkan anugerah dari Allah. Ia mempunyai kelebihan bisa menafsirkan mimpi dan kerap kali menerima petunjuk dari Allah lewat mimpi-mimpinya itu. Saat masih kanak-kanak, ia pernah memimpikan sesuatu yang menakjubkan.
Di dalam mimpinya, ia melihat ada sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya. Keesokan paginya, ia pun langsung menceritakan mimpi tersebut kepada sang ayah. Sang ayah tampak mengerti pesan di balik mimpi itu.
Menurutnya, akan terjadi suatu urusan yang besar dalam kehidupan mereka. Oleh karenanya, Yusuf diminta untuk merahasiakan mimpinya dan tidak menceritakan apa pun kepada saudara-saudaranya yang lain lantaran khawatir setan akan merusak hubungan mereka.
Niat Buruk Saudara-Saudara Yusuf
Kasih sayang yang diberikan Yakub kepada Yusuf membuat anak-anaknya yang lain merasa iri. Kedengkian dalam hati mereka semakin besar dari hari ke hari, sehingga anak-anak Yakub suatu ketika berkumpul untuk merencanakan hal buruk.
Salah satu dari mereka mengusulkan agar sang adik dibunuh, sehingga ia lenyap dan kasih sayang Yakub tercurah kepada anak-anaknya yang lain. Namun, yang lain menolak rencana itu dan mereka segera bertobat kepada Allah.
Seorang lainnya menyarankan agar Yusuf dibuang. Dengan begitu diharapkan ada kafilah yang lewat, lalu memungut dan menjual sang adik sebagai budak. Usulan inilah yang diterima, dan esoknya, mereka mengeksekusi rencana tersebut.
Salah satu dari anak Yakub menemui sang ayah dan meminta izin mengajak Yusuf bermain. “Ayahanda, biarkanlah ia bersama kami besok lagi agar ia bisa bersenang-senang. Sesungguhnya kami pasti akan menjaganya.”
“Sesungguhnya kepergian kalian bersama Yusuf sangat membuatku sedih. Dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedangkan kamu lengah darinya,” jawab Yakub.
“Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi,” putra-putra Yakub menjelaskan. Hal ini terungkap dalam Alquran di Surah Yusuf ayat 14.
Terjebak di Dalam Sumur dan Dibawa ke Mesir
Pagi harinya, para saudara mengajak Yusuf menggembalakan kambing. Saat merasa sudah cukup jauh dari rumah, mereka mencari sumur untuk membuang adik bungsunya yang kala itu berusia sekitar 17 tahun. Rencana mereka terwujud begitu mendapati sebuah sumur.
Di situ mereka melepaskan baju Yusuf, kemudian melemparkan sang adik ke dalam sumur. Setelah itu, mereka pulang ke rumah dan berkata kepada Yakub bahwa adik mereka tewas dimakan serigala dengan menunjukkan bukti baju gamis Yusuf yang sudah dilumuri darah kambing.
Dikisahkan, Yakub mengetahui kebohongan putra-putranya, dan berkata, “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan,” (Surah Yusuf: 18).
Sementara itu di dalam sumur, Yusuf yang belum menjadi seorang nabi menunggu ada orang yang menyelamatkannya. Tak berapa lama, seorang kafilah yang hendak menuju Mesir melintas, bermaksud menimba air dari dalam sumur.
Betapa terkejutnya mereka ketika tahu ada seorang anak muda yang tampan berpegangan pada tali sewaktu mereka mengangkat timba. Meski begitu, mereka tampak senang dan berniat untuk membawa Yusuf ke Mesir buat dijual.
Di Mesir, rombongan kafilah tadi bertemu dengan Qithfir (seorang raja yang dalam Alquran hanya disebut dengan Al Aziz atau Imra’atul Aziz) yang tengah berkeliling di pasar. Qithfir pun membeli Yusuf untuk dijadikan pelayan.
Betapa girangnya Qithfir saat membawa pulang pemuda itu ke rumah. Ia menyampaikannya kepada sang istri, dan berpesan untuk selalu berbuat baik kepada pemuda itu, bila perlu memberinya kasih sayang seperti anak sendiri.
Kisah Nabi Yusuf As dan Siti Zulaikha
Tak terasa waktu berlalu sejak Yusuf hidup bersama Qithfir. Bersamaan dengan itu, istri Qithfir, Siti Zulaikha yang selama ini merawat pemuda tersebut merasa bahwa putra angkatnya semakin hari semakin tampan, gagah, dan tampak kuat.
Seiring berjalannya waktu, Zulaikha jadi kerap menggoda putra angkatnya dengan sindiran maupun isyarat. Akan tetapi, Yusuf tidak pernah menggubris dan selalu berpaling dari wanita yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri itu.
Tak kehabisan akal, Zulaikha memanfaatkan kesempatannya untuk kembali menggoda Yusuf ketika Qithfir pergi meninggalkan istana. Ia berhias dan memakai baju paling bagus, mengunci pintu, lantas mengajak Yusuf masuk ke kamarnya.
Saat Yusuf mengelak dan hendak keluar dari kamar, Zulaikha menariknya hingga gamis putra angkatnya itu robek. Dalam kondisi demikian, tiba-tiba Qithfir pulang dan melihat peristiwa yang terjadi antara sang istri dan putra angkatnya.
Qithfir menuduh Yusuf hendak memerkosa Zulaikha. Ia berujar, “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?” (Surah Yusuf: 25)
Lalu, Yusuf membela diri dan berkata, “Dialah yang merayuku.” Lantaran masih tak percaya, Qithfir meminta anggota keluarganya untuk membantu menyelesaikan duduk perkara. Anggota keluarga tersebut mengatakan bahwa Yusuf telah berkata jujur.
“Lihatlah! Jika baju gamisnya koyak di depan, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta. Dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” (Surah Yusuf: 26-27)
Berkumpulnya Para Wanita Mesir
Kasus itu selesai dan Yusuf diminta untuk tidak mengatakannya kepada siapa pun. Sayangnya, kabar istri Qithfir menggoda putra angkatnya sendiri sudah terlanjur tersebar di seluruh istana, bahkan hingga orang di luar istana mendengarnya.
Seluruh kota membicarakan Zulaikha, hingga ia geram mendengar dirinya jadi bahan cibiran para wanita di seantero Mesir. Ia pun berniat menunjukkan kepada dunia setampan apa pria yang sempat digodanya dengan mengundang wanita-wanita tersebut ke istana.
Para wanita itu diminta duduk, dan di hadapan mereka disediakan buah dan pisau untuk memotong. Saat Zulaikha meminta Yusuf keluar, para wanita terpana menyaksikan ketampanan pemuda itu sampai tak sadar memotong jari-jari mereka sendiri.
Gara-gara hal itu, Yusuf dipenjarakan demi menghindari fitnah yang lebih besar lagi karena kaum wanita jatuh hati padanya. Ia mendekam selama beberapa tahun sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Mimpi Sang Raja dan Pembebasan Yusuf
Suatu hari, ada seorang raja (konon ialah Raja Firaun) yang bermimpi melihat tujuh sapi kurus memakan tujuh sapi gemuk. Gelisah sewaktu terbangun dari mimpinya, sang raja mendatangkan para penafsir mimpi untuk menerjemahkan apa yang dilihatnya.
Sayangnya, semua penafsir mimpi tidak dapat menafsirkan dengan baik. Kemudian, salah satu pesuruh menyarankan agar raja bertanya pada Yusuf yang tengah berada di dalam penjara. Tanpa pikir panjang, sang raja pun setuju.
Menurut cerita, Nabi Yusuf as mengungkap tafsir lengkap mengenai mimpi sang raja. Bahwasanya, tujuh sapi gemuk mewakili keadaan negeri yang subuh dan berlimpah kebaikan, sedangkan sapi kurus melambangkan kekeringan dan keadaan terpuruk.
Secara keseluruhan, mimpi sang raja dimaknai bahwa tujuh tahun mendatang negerinya akan sangat subur dan berlimpah hasil panen. Akan tetapi, kekeringan di tujuh tahun berikutnya akan melenyapkan itu semua dan membuat seisi negeri berada dalam kemalangan.
Tak hanya menafsirkan mimpi, Yusuf bahkan memberikan solusi untuk mengatasi kekeringan yang mungkin melanda. Namun, ia mengajukan syarat supaya dirinya dibebaskan dan dibersihkan namanya dari tuduhan pernah berzina.
Raja menyetujui syarat tersebut dan bersedia membebaskan Yusuf. Tak cukup sampai di situ, ia bahkan mengangkat pemuda itu menjadi salah satu pejabat kerajaan yang membantunya menyelesaikan masalah kekeringan yang bakal melanda Mesir.
Pertemuan Kembali Putra-Putra Yakub di Mesir
Kekeringan tiba seperti yang diramalkan. Untungnya, kerajaan masih memiliki persediaan yang sudah disimpan sejak lama untuk dibagi-bagikan kepada seluruh rakyat. Di hari pembagian bahan pangan, datanglah pula putra-putra Yakub yang lainnya.
Yusuf mengenali mereka semua, tetapi rupanya saudara-saudaranya tidak mengenalinya lantaran ia sudah tumbuh menjadi pria dewasa. Sewaktu membagikan makanan, Yusuf mendapati ayahnya tak ikut serta, tetapi ke-10 saudaranya meminta jatah untuk 12 orang.
Mereka mengaku, satu untuk diberikan kepada Yakub, sedangkan yang lain diberikan kepada adik yang paling bungsu, yaitu Bunyamin. Akan tetapi karena keduanya tidak hadir, Yusuf meminta saudara-saudaranya pulang dan kembali lagi ke Mesir bersama Yakub dan Bunyamin jika ingin mendapatkan jatah.
Sepuluh bersaudara itu pun pulang dan mengajak adik mereka ikut serta, tetapi Yakub menolak. Ia khawatir kejadian yang menimpa Yusuf akan terjadi pula pada Bunyamin. Namun, putra-putra Yakub berjanji akan membawa Bunyamin kembali dan bersumpah dengan nama Allah.
Cerita Nabi Yusuf As Menguji Saudaranya
Yakub akhirnya mengizinkan putra-putranya pergi membawa Bunyamin ke Mesir. Di sana, mereka kembali bertemu dengan Yusuf yang diam-diam memperkenalkan diri kepada Bunyamin sebagai saudara kandungnya tanpa diketahui saudara yang lain.
Sebelum semuanya pulang, ia memberikan saudara-saudaranya perbekalan yang amat banyak. Lalu di dalam karung milik saudara kandungnya, ia diam-diam memasukkan gelas minum berkaki (goblet) sebagai siasat untuk membuat Bunyamin tetap tinggal.
Saat semua putra Yakub hendak pergi, seseorang berteriak, “Wahai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri.” Orang-orang panik, putra-putra Yakub membantah tuduhan, kemudian mereka semua berdialog.
Para putra Yakub berjanji jika di antara mereka ditemukan salah satu yang mencuri, maka pencuri itu akan tetap tinggal sebagai tebusan. Hal ini sesuai dengan hukum yang berlaku di Bani Israil, bahwasanya pencuri mesti dihukum menjadi budak orang yang hartanya dicuri selama satu tahun.
Mengetahui gelas minum ada di karung milik Bunyamin, putra Yakub yang lain berucap,” Jika ia mencuri, maka sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu.” Ucapan tersebut membuat Yusuf tersinggung, tetapi ia berusaha menyembunyikan kekesalannya.
Ia juga bersikeras untuk “menahan” Bunyamin, dan meminta putra-putra Yakub yang lain pulang. Akhirnya, saudara tertua bernama Ruben meminta izin untuk tetap tinggal, sementara yang lain pulang untuk menjelaskan kondisi mereka kepada sang ayah.
Cerita Terungkapnya Identitas Nabi Yusuf
Yakub bersedih setelah mengetahui Bunyamin tidak dapat pulang. Ia teringat akan Yusuf, lalu meminta anak-anaknya untuk mencari keberadaan sang putra. Mereka kembali ke Mesir, berharap akan punya kesempatan membawa pulang Yusuf sekaligus Bunyamin.
Sesampainya di istana, mereka kembali menemui pejabat yang menahan Bunyamin. Mereka memohon agar sang adik dibebaskan mengingat kehidupan mereka sudah cukup menderita. Akhirnya, Yusuf iba dan langsung membuka jati dirinya.
Meski begitu, ia tidak langsung mengatakan bahwa dirinya adalah putra Yakub. “Tahukah kamu keburukan yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tidak menyadari akibat perbuatanmu itu?” (Surah Yusuf: 89).
Mereka bingung, dari mana pejabat Mesir tahu tentang saudara mereka? Para putra Yakub itu pun saling pandang, lalu mereka memberanikan diri bertanya kalau-kalau dugaan mereka benar. “Apakah kau adalah Yusuf?”
“Akulah Yusuf, saudaramu, yang kalian jual ke Mesir,” jawab Yusuf. “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kalian menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kalian.”
Yusuf memaafkan saudara-saudaranya. Ia memeluk mereka satu persatu, dan meminta semuanya tinggal di Mesir. Raja Firaun setuju akan hal itu, lantas mengutus agar Yakub dijemput supaya mereka bisa bersama-sama bermukim di Mesir.
Akhir Hayat dan Tempat Peristirahatan Terakhir
Menurut kisah lengkap Nabi Yusuf as, ia hidup selama kurang lebih 120 tahun sebelum bertemu ajal. Ketika akan wafat, Allah menurunkan wahyu padanya yang isinya meminta agar ia menyerahkan cahaya dan hikmah dirinya kepada Babarz bin Lewi bin Yakub.
Kemudian, dipanggillah Babarz bersama 80 orang anggota keluarga yang lain menemui Yusuf. Di situ, Yusuf berpesan bahwa kelak akan ada kelompok yang menyakiti mereka sampai terlahir seorang keturunan Lewi bernama Musa sebagai penolong.
Usai mengungkapkan hal tersebut, ia wafat. Jenazahnya sempat menjadi rebutan karena setiap kelompok ingin Sang Nabi dikebumikan di wilayah mereka. Akan tetapi karena tidak ada mufakat, akhirnya jenazah dimasukkan ke dalam peti dan ditenggelamkan ke Sungai Nil.
Konon, peti itu muncul ke permukaan setelah beberapa tahun berlalu. Mereka yang menemukannya kemudian mengangkat peti tersebut dan memakamkan jenazah Sang Nabi di Palestina.
Mukjizat Nabi Yusuf As
Selain cerita hidupnya secara lengkap, kisah ini juga mengungkapkan mengenai mukjizat Nabi Yusuf as. Salah satu anugerah yang diturunkan Allah padanya adalah wajah rupawan yang disebut-sebut mewakili ketampanan dari separuh manusia yang ada di Bumi.
Bukan itu saja, tubuhnya yang tegap juga dianggap sebagai bagian dari mukjizat Sang Nabi. Sementara mukjizatnya yang lain, yaitu doanya menjadi salah satu doa yang senantiasa dikabulkan oleh Allah, mampu menafsirkan mimpi, serta piawai berpidato.
Keteladanan dalam Cerita Nabi Yusuf As
1. Iri dan Dengki bukan Tindakan Terpuji
Dari kisah lengkap Nabi Yusuf as, kita dapat belajar untuk mengurangi dan menghilangkan sifat iri dan dengki. Bahkan kalaupun ada rasa iri yang timbul terhadap orang lain, terlebih saudara sendiri, kita tidak boleh sampai mencelakainya.
Tak hanya karena iri dan dengki bukanlah sifat yang terpuji, tetapi juga lantaran hal tersebut dapat merugikan banyak orang. Bahkan, kelak bisa jadi diri kita sendiri yang ditimpa kesusahan hanya gara-gara ada kedengkian dalam hati.
2. Jadilah Orang Tua yang Tidak Pilih Kasih
Barangkali Nabi Yakub lebih menyayangi Yusuf karena ia adalah putra bungsu. Walau begitu, semestinya kasih sayang yang diberikan tidak sampai membuat anak-anaknya yang lain merasa iri. Untuk itu kalau bisa, usahakanlah agar kamu tidak pilih kasih terhadap anak-anakmu kelak, ya.
3. Jadilah Orang yang Teguh pada Pendirian
Rasul Allah yang satu ini tidak tergoda dengan bujuk rayu wanita cantik. Ia takut kepada Allah dan tahu bahwa Allah menyaksikan semuanya, dan akan menyelamatkannya dari situasi yang barangkali tidak dapat dikendalikannya sendiri.
Hal ini boleh jadi menunjukkan bahwa Nabi Yusuf tidak hanya taat pada Allah, tetapi juga teguh pada pendiriannya. Ia tak goyah, dan tidak mudah lengah walau kala Siti Zulaikha menggodanya, suami dari majikan alias ibu angkatnya itu tidak di rumah.
4. Pasrah dan Sabar atas Cobaan dari Tuhan
Sikap pasrah dan sabar atas cobaan dari Tuhan ditunjukkan ketika ia berada di dalam penjara. Ia tahu dirinya tidak bersalah, tetapi menjalani hukuman sesuai hukum yang berlaku tanpa tahu kapan akan dibebaskan. Ia bahkan tetap berdoa dan beribadah kepada Allah.
5. Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Meski butuh waktu, Yusuf ikhlas memaafkan kesalahan saudara-saudaranya yang pernah membuangnya ke dalam sumur. Ia tidak menyimpan dendam, dan malah mengizinkan saudara-saudaranya tersebut tinggal bersamanya di Mesir.
Terkesan Membaca Kisah Lengkap Nabi Yusuf As di Atas?
Itulah tadi riwayat rasul paling tampan yang perlu kamu ketahui. Dari situ, kamu mungkin dapat memetik hikmah di balik cerita ini, bahwa paras rupawan juga bukan segalanya jika melihat Nabi Yusuf as saja berkali-kali menderita meski memilikinya.
Kiranya, dengan membaca kisah ini kamu akan jadi pribadi yang lebih bersyukur lagi atas apa yang Tuhan berikan. Juga, kamu bakal belajar lebih memahami hidup, lebih sabar dan ikhlas, serta tidak menyalahkan orang lain atas keadaanmu.