Alquran boleh jadi hanya menjelaskan tentang kisah anak Nabi Nuh yang tenggelam bersama orang-orang kafir. Padahal jika mempelajari lebih dalam seputar kisah Nabi Nuh dan anaknya, ada beberapa hal lain yang bisa kamu pelajari dan ambil hikmahnya. Seperti apa? Baca artikel berikut jika penasaran!
Nabi Nuh as menurut cerita mempunyai beberapa orang anak, tetapi barangkali kebanyakan orang hanya tahu tentang kisah putra Sang Rasul yang bernama Kan’an. Nah, supaya lebih tahu kisah Nabi Nuh dan beberapa anaknya itu, melalui artikel ini kami menguraikan informasinya untukmu.
Di sini, bukan hanya Kan’an yang menjadi fokus pembahasan. Akan tetapi, ada pula info singkat mengenai tiga putra Sang Rasul lainnya yang kisahnya mungkin dapat kamu petik sebagai pelajaran, mengingat mereka taat kepada sang ayah dan beriman kepada Allah SWT.
Semakin tak sabar mengetahui seperti apa penjelasan terkait kisah Nabi Nuh dan keempat anaknya? Kalau begitu tak perlu berbasa-basi lagi, simak sampai selesai rangkuman seputar kisah anak Nabi Nuh as di bawah ini! Selamat membaca.
Sekilas Kisah tentang Tiga Anak Nabi Nuh
Kisah Nabi Nuh dan anaknya diceritakan di dalam kitab suci, baik Alquran maupun Alkitab. Meski begitu, kedua kitab suci tersebut memfokuskan riwayat yang berbeda terkait putra-putra Nuh. Di Alquran sendiri, satu-satunya kisah anak Nabi Nuh yang disebutkan adalah putranya bernama Kan’an yang tenggelam.
Jika mengacu pada Alkitab maupun sebagian ulama ahli tafsir, Sang Rasul sendiri dikisahkan mempunyai anak lain selain Kan’an. Ia memiliki empat orang putra, yaitu Sam, Ham, Yafet, lalu barulah Kan’an.
Pada saat banjir besar datang, hanya Sam, Ham, dan Yafet yang ikut serta naik ke bahtera. Setelah banjir usai, ketiganya tetap tinggal bersama Nuh selama kurang lebih 200 tahun hingga Sang Nabi wafat.
Menjelang akhir hayatnya, Nabi Nuh terlebih dulu memberikan wasiat kepada ketiga putranya. Ia membagi wilayah bumi menjadi tiga bagian, yang masing-masing diberikan kepada Sam, Ham, dan Yafet secara merata.
Sam mendapat bagian untuk menetap di bagian barat, di mana keturunannya diduga mendiami kawasan Romawi, Persia, Arab, Hijaz, Yaman, Irak, Syam, dan lain-lain. Lalu menurut kisah, untuk anaknya yang bernama Ham, Nabi Nuh memberikan wilayah bumi bagian utara.
Selanjutnya, keturunan Ham menempati wilayah yang meliputi daerah Zanji dan Habasyah. Terakhir adalah untuk Yafet yang mendapatkan jatah untuk menempati bumi bagian timur. Keturunan Yafet kemudian menempati wilayah yang diketahui berada di kawasan Turki, Ya’juj, dan Ma’juj.
Baca juga: Makam Nabi Adam dan Hawa Beserta Cerita Kontroversinya yang Perlu Kamu Tahu!
Nabi Nuh dan Anaknya Kan’an yang Durhaka
Cerita mengenai anak Nabi Nuh as yang satu ini memang tidak dimulai dari kisah masa kecil Kan’an. Nama dan ceritanya hanya disebutkan satu kali di dalam Alquran, yaitu ketika air bah datang, dan ia dengan sombongnya mengatakan bahwa dirinya bisa menghindari banjir dengan naik ke gunung alih-alih ikut sang ayah ke atas bahtera.
Riwayat tentang Kan’an tercatat dalam Surah Hud ayat 42–48. “Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, ‘Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir’.” (Hud: 42)
“Dia (anaknya) menjawab, ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!’ (Nuh) berkata, ‘Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.” (Hud: 43)
Melihat Kan’an tenggelam, rupanya sebagai ayah, Nuh tidak tega sehingga ia berdoa kepada Allah agar menyelamatkan putranya. “Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil’.” (Hud: 45)
Sayangnya, Allah tetap menenggelamkan Kan’an bersama orang-orang kafir. Setelah itu, Dia memberitahukan kepada Nuh bahwa sejatinya Kan’an bukanlah termasuk keluarganya mengingat perbuatannya yang tidak baik selama ini.
“Dia (Allah) berfirman, ‘Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasehatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh’.” (Hud: 46)
Baca juga: Cerita Fabel Ulat yang Sombong dan Ulasan Menariknya, Bukti Keangkuhan Tak Ada Gunanya
Polemik tentang Benar atau Tidaknya Kan’an Anak Nabi Nuh
Dari Surah Hud ayat 46 di mana tertulis kalimat, “Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu” yang merujuk pada Kan’an, ternyata menimbulkan polemik di kalangan ulama. Sebagian menyatakan kalau Kan’an kemungkinan bukan anak kandung Nabi Nuh as, melainkan anak haram dari sang istri.
Pertanyaan tersebut didasarkan pada keterangan dalam Surah Al Tahrim ayat 10 yang di dalamnya dikatakan bahwa istri Sang Rasul ialah contoh orang yang kufur. Lalu diterangkan pula bahwa istri Nuh berkhianat kepada suaminya.
“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), ‘Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)’.”
Sementara itu, sebagian yang lain menilai pendapat demikian tidak benar. Pendapat kedua ini menganggap Kan’an adalah anak kandung Nuh mengingat Sang Rasul memanggilnya dengan penuh kasih sayang, sebagaimana tertuang dalam kalimat, “Wahai anakku” seperti yang diriwayatkan dalam Tafsir al Amtsal.
Lagi pula, Alquran juga tidak menyebut apakah istri Sang Nabi adalah seorang pezina atau bukan. Ditambah lagi, firman Allah yang mengatakan kalau Kan’an bukan dari keluarga Nuh bisa jadi untuk menjelaskan tentang kekafirannya, sehingga tidak perlu dianggap sebagai anak.
Baca juga: Cerita Nabi Musa As Membelah Laut dalam Sudut Pandang Alquran & Ilmu Pengetahuan
Hikmah di Balik Cerita Anak Nabi Nuh
Itulah tadi informasi menarik mengenai anak-anak Nabi Nuh dan kisah salah satunya yang tenggelam karena air bah bersama orang-orang kafir. Kiranya dari kasus Kan’an, kita bisa tahu bahwa tidak semua anak patuh pada orang tuanya. Bahkan, putra seorang rasul saja bisa mengingkari Allah dan tidak percaya pada ayahnya.
Dari situ, kita juga dapat belajar, ada baiknya mendengarkan nasehat orang tua. Terlebih dalam keadaan genting, setiap orang tua tentulah menginginkan yang terbaik bagi anaknya, yang dalam kasus ini seorang ayah berusaha menyelematkan anaknya dari banjir besar.