Sedang mencari informasi tentang prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Singasari? Jika iya, kamu tak perlu bingung lagi karena bisa menyimak penjelasan lengkapnya di bawah ini. Yuk, dibaca!
Peninggalan sejarah Kerajaan Singasari memang banyak macamnya. Ada yang berupa candi, arca, maupun prasasti. Nah, di artikel ini akan secara khusus membahas tentang prasasti peninggalan Kerajaan Singasari.
Keberadaan benda-benda tersebut sangatlah penting untuk mengungkap eksistensi Kerajaan Singasari. Meskipun mungkin tidak bisa mengungkap banyak hal secara rinci, paling tidak peninggalan tersebut dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan tentang leluhur.
Semakin tidak sabar ingin segera menyimak ulasan tentang prasasti peninggalan Kerajaan Singasari? Daripada kelamaan, lebih baik baca selengkapnya berikut ini.
Prasasti-Prasasti Peninggalan Kerajaan Singasari
Berikut ini adalah beberapa peninggalan sejarah dari Kerajaan Singasari yang berupa prasasti. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Prasasti Gondang
Salah satu prasasti bersejarah Kerajaan Singasari ini baru ditemukan oleh warga pada tahun 2017 di salah satu area persawahan. Tepatnya, berada di Dusun Rejoso, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.
Peninggalan tersebut diperkirakan dibangun pada tahun 1275 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Kertanegara. Seperti kebanyakan peninggalan kerajaan-kerajaan lain, benda ini terbuat dari batu andesit. Tingginya sekitar 54 cm dan lebar 127 cm.
Di atasnya, terdapat tiga baris kalimat yang ditulis menggunakan huruf Jawa Kuno. Namun, belum ada yang mampu menerjemahkan tulisan tersebut.
Menurut para arkeolog, benda ini merupakan sebuah tanda sebuah wilayah dijadikan daerah perdikan yang bebas pajak. Namun sebagai gantinya, para warga biasanya merawat bangunan suci yang lokasinya tidak jauh dari situ.
Prasasti Gondang sebenarnya sudah tercatat sebagai peninggalan bersejarah di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa timur. Sayangnya, belum ada perhatian yang lebih padahal peninggalan itu kondisinya sangat memprihatinkan.
Letaknya masih berada di tempat di mana ia ditemukan dan tidak memiliki pelindung apa pun. Jika terkena panas matahari dan hujan terus-menerus, dikhawatirkan akan merusak peninggalan sejarah Kerajaan Kediri tersebut.
Menurut beberapa warga, dulunya di lokasi tersebut juga ditemukan batu-batu berukuran cukup besar yang mirip prasasti. Sayangnya, batuan tersebut kebanyakan sudah hilang karena diambil oleh warga yang lain.
Baca juga: Peninggalan Sejarah yang Menjadi Bukti Eksistensi Kerajaan Kediri
2. Prasasti Mula Malurung
Peninggalan sejarah Kerajaan Singasari ini dibuat pada masa kepemimpinan Wisnuwardhana, yaitu sekitar tahun 1255. Akan tetapi, yang menerbitkannya adalah Kertanegara pada saat dirinya masih menjabat sebagai raja muda.
Berbeda dari prasasti yang sebelumnya, Mula Malurung ini terbuat dari lempengan tembaga. Jumlahnya ada 10 keping dengan isi yang berbeda-beda.
Namun sayang sekali, dari kesepuluh lempengan tersebut hanya ada tujuh yang tersisa. Sementara untuk lempeng nomor dua, empat, dan enam telah hilang.
Kepingan-kepingan purbakala tersebut ditemukan di Kota Kediri pada tahun 1975. Untuk sekarang, peninggalan ini disimpan dengan rapi di Museum Nasional.
Setelah ditemukan, Prasasti Mula Malurung diteliti dan diterjemahakan oleh Slamet Muljana. Hasil dari penelitiannya kemudian ditulis dalam bukunya dengan judul Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnya yang terbit pada tahun 1979.
Adapun ringkasan isinya adalah sebagai berikut:
- Lempeng pertama: berisi tentang Kertanegara yang memerintahkan penerbitan prasasti sebagai tanda kalau Bhatara Parameswara dan Seminingrat sah menjadi penguasa Jawa.
- Lempeng ketiga: berisikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh Pranajaya untuk raja-raja yang sebelumnya.
- Lempeng kelima: berisi tentang puji-pujian untuk Seminingrat. Selain itu, juga menceritakan tentang kesetiaan Pranajaya terhadap Seminingrat.
- Lempeng ketujuh: berisikan tentang Seminingrat yang meneguhkan beberapa orang untuk menjadi raja bawahan.
- Lempeng kedelapan: isinya adalah ucapan terima kasih untuk raja dari para abdi.
- Lempeng kesembilan: di sini tertulis bahwa Seminingrat adalah cucu dari Bhatara Siwa yang mendirikan Kerajaan Singasari. Selain itu, dituliskan pula mengenai anugerah Pranaraja untuk desa Mula dan Malurung.
- Lempeng kesepuluh: berisikan perintah yang dikeluarkan oleh Seminingrat supaya Kertajaya segera meresmikan anugerah Pranaraja.
Dari tulisan tersebut dapat diketahui bahwa yang disebut Bhatara Siwa adalah Ken Arok. Sementara itu, Seminingrat sendiri sebenarnya adalah Wisnuwardhana.
Baca juga: Prasasti Peninggalan yang Menunjukkan Keberadaan Kerajaan Kutai
3. Prasasti Singasari
Peninggalan bersejarah ini diterbitkan oleh Patih Gajah Mada pada tahun 1351 Masehi. Prasasti tersebut dikeluarkan dengan tujuan sebagai bentuk pengormatan bagi Raja Kertanegara dan brahmana yang gugur dalam peperangan.
Sesuai dengan namanya, benda tersebut ditemukan di Kecamatan Singasari, Malang Jawa Timur. Di atas batu tersebut terpahat 17 baris tulisan yang ditulis menggunakan huruf Jawa.
Prasasti ini sudah dipindahkan dari tempatnya pertama kali ditemukan. Kini, benda tersebut tersimpan dengan baik di Museum Nasional Indonesia.
4. Prasasti Manjusri
Pada urutan terakhhir ada Prasasti Manjusri yang berupa manuskrip yang ditemukan di belakang Arca Manjusri. Benda tersebut terletak di Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang Jawa Timur. Lebih tepatnya berada dalam Candi Jago.
Candi itu sendiri dibuat pada saat pemerintahan Raja Kertanegara. Tujuannya adalah sebagai bentuk penghormatan untuk Wisnuwardhana yang meninggal pada tahun 1268 Masehi.
Arca Manjusri sendiri berwujud seorang laki-laki yang sedang duduk di atas bunga teratai sambil bersila. Tangan kirinya memegang buku tentang ajaran sepuluh laku utama.
Sementara itu, tangan kanannya memegang pedang yang disilangkan di belakang kepalanya. Menurut sejarawan, hal tersebut memiliki arti untuk memerangi kepalsuan dan kegelapan.
Prasasti Manjusri yang ditulis dengan menggunakan huruf Sanskerta dan Jawa Kuno ini terbagi ada dua bagian. Di bagian depan arca terpahat tiga baris tulisan. Sementara itu, pada bagian belakang terdapat tujuh baris.
Untuk saat ini, benda peninggalan tersebut sudah dipindahkan dari tempatnya berasal ke Museum Ethnology di Jerman. Salinannya sendiri berada di Museum Nasional Jakarta.
Baca juga: Candi-Candi Bersejarah Peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya
Sudah Puas Menyimak Ulasan tentang Peninggalan Kerajaan Kediri di Atas?
Itulah tadi informasi mengenai prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang bisa kamu simak di sini. Semoga saja kamu mendapatkan pengetahuan baru setelah membacanya, ya!
Nah, buat yang mungkin ingin menyimak ulasan menarik tentang kerajaan lain di nusantara seperti Demak, Majapahit, atau Samudra Pasai, langsung cek artikel di PosKata. Baca terus, yuk!