
Sedang mencari informasi lengkap mengenai pendiri Kerajaan Singasari yang bernama Ken Arok? Pas banget, nih, karena kamu bisa membacanya selengkapnya berikut ini.
Ken Arok merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Singasari. Namun, kamu penasaran tidak dengan bagaimana caranya ia bisa mendirikan kerajaan tersebut?
Kalau iya, kamu bisa mendapatkan jawabannya di sini. Tak hanya bagaimana ia berhasil membangun sebuah kerajaan, kamu juga bisa menyimak sedikit tentang kehidupan masa kecil serta pernikahannya.
Sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya? Kalau begitu langsung saja simak ulasan lengkapnya di bawah ini, yuk!
Seputar Kehidupan Pribadi Ken Arok, Sang Pendiri Kerajaan Singasari sebelum Menjadi Raja
Sumber: Wikimedia Commons
Kamu mungkin pernah mempertanyakan bagaimana pendiri Kerajaan Kediri, yaitu Ken Arok bisa begitu kejam membunuh orang demi jabatan. Nah lewat ulasan berikut, kamu bisa mengetahui mengapa ia bisa berlaku demikian.
Kelahiran Ken Arok
Ken Arok merupakan anak dari seorang wanita bernama Ken Endok. Ia memiliki suami bernama Gajah Para.
Namun pada suatu hari, Ken Endok bertemu dengan Dewa Brahma. Mereka menjalin hubungan dan membuat perempuan itu hamil.
Mengetahui hal tersebut, Gajah Para tentu saja marah dan menceraikan istrinya. Namun entah apa yang terjadi, beberapa hari kemudian ia meninggal setelah resmi bercerai.
Ken Endok menjalani masih kehamilannya seorang diri. Hingga kemudian, tibalah saatnya ia melahirkan seorang anak laki-laki. Bukannya merawat, ia malah membuangnya ke pembajangan atau tempat pemakaman untuk anak-anak.
Bayi yang dibuang itu kemudian ditemukan oleh seorang perampok bernama Lembong. Ia pun diangkat anak dan kemudian diberi nama Ken Angrok atau Ken Arok.
Masa Kanak-Kanak Ken Arok
Ken Arok kecil tumbuh di lingkungan yang kurang baik. Melihat kekerasan dan perampokan tentu sudah menjadi makanan sehari-hari.
Pada suatu hari, laki-laki itu ditugaskan untuk menggembalakan kerbau miliki kepala desa. Malangnya, kerbau itu hilang.
Ia pun dimarahi habis-habisan oleh orang tua angkatnya. Pasalnya, mereka harus menggantinya dengan menjadi pembantu sang kepala desa.
Dengan emosi yang sedang memuncak, Lembong mengusir anak angkatnya itu. Kejadian tersebut bisa dibilang bom waktu karena ia sebenarnya sudah muak dengan kelakuan Arok yang suka membuat onar.
Kemudian di tengah jalan, Arok bertemu dengan seorang yang gemar berjudi bernama Bango Samparan. Saat bertemu dengannya, Ki Bango yang sebelumnya kalah terus dalam berjudi kemudian menjadi sering menang.
Karena merasa bahagia dan mendapatkan keberuntungan, laki-laki tua itu kemudian memutuskan mengangkat Arok sebagai anaknya. Sayangnya, Arok tinggal di situ hanya sebentar karena kurang bisa akur dengan anak laki-lakinya dan memilih pergi dari sana.
Baca juga: Ulasan Lengkap Silsilah Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Majapahit
Menjadi Orang yang Ditakuti
Saat tiba di Desa Kapundungan, Ken Arok bertemu dengan Tita yang merupakan anak kepala desa. Mereka kemudian akrab dan menjadi murid seorang dari pendeta yang bernama Janggan.
Namun entah apa yang terjadi, kedua sahabat itu kelakuannya semakin menjadi-jadi. Tidak hanya suka berjudi dan mabuk-mabukan, mereka juga menjadi perampok dan begal yang bengis.
Kelakuan Ken Arok yang sangat meresahkan itu sampai juga ke telinga akuwu Tumapel, yaitu Tunggul Ametung. Sang pemimpin kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkapnya.
Karena tidak mau ditangkap, Arok kemudian memilih untuk pergi dari sana. Ia diketahui bersembunyi di tempat bernama Bukit Grontol. Setelah itu, ia kemudian berpindah-pindah tempat sambil merampok dan tetap menjadi buronan warga.
Kemudian pada suatu hari, laki-laki tersebut bertemu dengan seorang pendeta bernama Pu Palot yang menguasai ilmu untuk membuat emas. Selama beberapa saat ia pun berguru. Namun kemudian ada suatu kejadian yang membuatnya marah dan pergi dari situ.
Ia kembali berkelana dari desa ke desa. Namun sama saja, keberadaannya tidak diterima dengan baik karena kelakuannya yang masih meresahkan.
Bertemu dengan Lohgawe
Sang pendiri Kerajaan Singasari itu kemudian bersembunyi selama beberapa di Gunung Lejar. Saat di sana, ia mendengar suara dewa yang mengatakan kalau dirinya akan menjadi seorang raja di Pulau Jawa.
Pada suatu hari, Ken Arok kemudian bertemu dengan Lohgawe yang merupakan seorang brahmana dari India. Sang brahmana tersebut memang datang ke Pulau Jawa untuk mencari titisan dewa yang ditakdirkan menjadi seorang pemimpin. Dan, ciri-ciri tersebut ada di diri Ken Arok.
Setelah itu, Lohgawe membawa laki-laki bengal tersebut kembali ke Tumapel dan mengangkatnya menjadi anak. Dengan pengaruhnya, ia bisa membuat Ken Arok menjadi salah satu pengawal Tunggul Ametung.
Nah, di sinilah Ken Arok bertemu dengan Ken Dedes yang merupakan istri dari Tunggu Ametung. Kecantikan paras perempuan itu kemudian membuatnya jatuh cinta.
Lelaki itu pulang lalu bercerita pada Lohgawe kalau Ken Dedes tidak hanya cantik tetapi juga terlihat begitu bercahaya. Sang guru kemudian berkata kalau perempuan seprti itu adalah seorang nareswari. Nantinya, laki-laki yang menikahinya akan menjadi seorang raja.
Detik itu juga, Arok bertekad untuk menjadikannya sebagai istri. Meskipun ditentang oleh Lohgawe, ia tidak mengindahkannya dan akan merebut Ken Dedes bagaimanapun caranya.
Baca juga: Informasi tentang Prasasti Bersejarah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Perlu Kamu Ketahui
Keinginan Ken Arok untuk Menjadi Penguasa
Apakah kamu penasaran bagaiamana pendiri Kerajaan Singasari itu akhirnya merebut kekuasaan wilayah Tumapel? Penjelasannya bisa kamu simak berikut ini.
Memesan Keris
Sumber: Tempo
Ken Arok mulai menjalankan rencananya untuk merebut Ken Dedes. Pertama-tama, ia menemui seorang pembuat keris yang handal bernama Mpu Gandring. Karena mengalahkan Tunggul Ametung yang sakti itu tentu tidak bisa sembarangan.
Mpu tersebut dikenalnya karena merupakan sahabat dari Bango Samparan, ayah angkatnya. Sang mpu diminta untuk menyelesaikan keris itu dalam waktu lima bulan.
Ketika tiba waktu yang ditentukan, keris pesanan Ken Arok belum bisa diselesaikan oleh Mpu Gandring. Laki-laki itu kemudian marah dan membunuh sang mpu menggunakan keris tersebut.
Sebelum meninggal, Mpu Gandring menyumpahi kalau Ken Arok akan mati terkena tusukan keris itu. Tak hanya dirinya saja, tetapi juga berlaku untuk 7 keturunannya.
Seolah dibutakan oleh amarah, ia tidak mempedulikan ucapan Mpu Gandring. Setelah membunuh, ia kemudian bergegas untuk kembali ke Tumapel.
Menjalankan Rencana
Sesampainya di Tumapel, Ken Arok memamerkan pusaka tersebut kepada Kebo Ijo yang merupakan orang kepercayaan Tunggul Ametung. Laki-laki itu begitu terpana dengan keindahan keris tersebut dan kemudian memaksa untuk meminjamnya.
Setelah diperbolehkan, Kebo Ijo kemudian membawa keris itu berkeliling dan memamerkan pada orang-orang. Ia benar-benar tidak menyadari kalau itu semua hanyalah jebakan dari Ken Arok.
Pada malam harinya, Ken Arok diam-diam mengambil keris tersebut dari Kebo Ijo. Ia kemudian pergi ke tempat Tunggu Ametung dan menghabisinya saat itu juga.
Keesokan harinya, Tunggul Ametung ditemukan sudah tidak bernyawa dengan keris masih menancap di tubuhnya. Para prajurit tahu kalau senjata itu merupakan keris yang dipamer-pamerkan oleh Kebo Ijo. Tak membuang waktu, mereka pun menangkap Kebo Ijo dan menghukumnya.
Dengan demikian, rencana yang dibuat oleh Ken Arok berjalan dengan mulus. Ia tidak akan hanya bisa memperistri Ken Dedes, tetapi juga dapat menjadi pemimpin Tumapel. Karena tak berapa lama kemudian, ia mengangkat dirinya menjadi Akuwu Tumapel yang baru.
Baca juga: Prasasti Peninggalan yang Menunjukkan Keberadaan Kerajaan Kutai
Sekilas Informasi tentang Kehidupan Cinta Sang Pendiri Kerajaan Singasari
Sumber: Wikimedia Commons
Dalam kehidupan Ken Arok, ada dua orang wanita yang menjadi pendampingnya. Nah, kisahnya bersama kedua perempuan tersebut bisa kamu simak berikut ini:
Ken Dedes
Seperti yang telah kamu baca di atas, Ken Dedes merupakan istri dari Tunggul Ametung. Saat suaminya itu dibunuh, ia sebenarnya ada di tempat kejadian. Namun tidak melakukan apa pun karena ia juga tidak menyukai suaminya itu.
Diketahui sebelum diperistri oleh Tunggul Ametung, Ken Dedes ternyata dijemput paksa dari rumahnya saat sang ayah tidak ada di rumah. Setelah kembali, sang ayah yang mengetahui kejadian tersebut tentu saja sangat marah.
Ayahnya yang merupakan seorang pedanda itu memang tidak bisa berbuat apa-apa. Namun kemudian, ia mengutuk Tunggul Ametung kalau nanti akan terbunuh dengan keris. Dan akhirnya, kutukan itu benar-benar terjadi.
Sepeninggal Tunggul Ametung, Ken Arok kemudian memperistri Ken Dedes. Pada saat dinikahi, wanita tersebut sedang mengandung tiga bulan.
Beberapa bulan kemudian, ia melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Anusapati. Namun, fakta mengenai bayi tersebut adalah anak Tunggul Ametung disembunyikan hingga beranjak dewasa.
Sementara itu, dari pernikahan Ken Arok dan Ken Dedes diberikan empat orang anak. Mereka adalah Mahisa Wonga Teleng, Apanji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rumbu.
Baca juga: Ulasan tentang Raden Patah, Sang Pendiri Kerajaan Demak yang Masih Keturunan Ningrat
Ken Umang
Wanita kedua yang ada dalam kehidupan pendiri Kerajaan Singasari tersebut adalah Ken Umang. Rupanya, mereka sudah mengenal satu sama lain jauh sebelum Ken Arok bertemu dengan Ken Dedes.
Hal itu dikarenakan Ken Umang adalah anak bungsu dari Bango Samparan. Mereka bertemu saat Ken Arok dijadikan anak angkat oleh Ki Bango.
Pada saat itu, mereka memang masih belia. Hanya saja, mereka sudah sama-sama menaruh hati. Sayangnya, keduanya harus berpisah saat Ken Arok harus berguru dan baru dipertemukan kembali setelah dewasa.
Ada dua versi mengenai kapan tepatnya mereka menikah. Yang pertama adalah beberapa waktu setelah menikahi Ken Dedes, Ken Arok akhirnya meresmikan pernikahannya dengan Ken Umang. Bahkan, kedua wanita tersebut mengandung di saat yang bersamaan.
Kemudian versi yang kedua adalah Ken Umang menikah sebelum Ken Arok menjadi akuwu Tumapel. Namun, Umang tidak bisa menjadi permaisuri karena posisi itu sudah dipegang oleh Ken Dedes.
Nah, dari pernikahan tersebut, Ken Arok dan Ken Umang juga mendapatkan empat orang anak. Namanya adalah Tohjaya, Panji Sidhatu, Wergola, dan Dewi Rambi.
Baca juga: Ulasan Lengkap Mengenai Silsilah Raja-Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Kediri
Perjalanan Sebagai Pendiri Kerajaan Singasari Hingga Wafatnya
Sumber: Wikimedia Commons
Pada bagian terakhir ini, kamu akan menyimak mengenai perjalanan Ken Arok dari seorang akuwu dan kemudian menjadi raja.
Memanfaatkan Peluang
Wilayah Tumapel yang dipimpin oleh Ken Arok merupakan salah satu daerah kekuasaan Kerajaan Kediri. Karena ingin menjadi seorang raja, ia pun menginginkan agar Tumapel lepas dan menjadi wilayah yang berdaulat sendiri.
Kesempatan yang dinantikan oleh Ken Arok tersebut tiba ketika para brahmana dari Kerajaan Kediri kabur dan meminta perlindungan padanya. Rupanya Raja Kertajaya pada saat itu ingin disembah sebagai dewa dan akan berlaku kejam jika orang-orang tidak mau mengakuinya.
Kesempatan tersebut tentu saja dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh Ken Arok. Jika ia menyerang dan berhasil mengalahkan raja Kediri, besar harapan jika wilayahnya nanti akan merdeka.
Setelah menyusun siasat yang matang, Akuwu Tumapel tersebut mengirimkan pasukannya untuk menyerang Kediri. Di sisi lain, Kertajaya mengetahui rencana tersebut lalu mengirimkan pasukan untuk menghadang.
Kedua pasukan tersebut bertemu di Desa Genter. Peperangan kemudian meletus di daerah itu. Banyak sekali korban yang berjatuhan dari kedua belah pihak.
Namun akhirnya, peperangan dimenangkan oleh pasukan Tumapel. Setelah itu, Kerajaan Kediri dikuasai oleh Ken Arok dan pemerintahannya dipindahkan ke Tumapel.
Ken Arok tidak saja terkenal sebagai pendiri Kerajaan Singasari, tetapi juga sekaligus raja pertamanya. Namun pada waktu itu, kerajaan tersebut masih dikenal sebagai Kerajaan Tumapel. Ibu kotanya berada di Kutaraja. Ia resmi naik tahta sekitar tahun 1222 Masehi. Gelarnya adalah Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi.
Baca juga: Dapunta Hyang Sri Jayanasa, Sosok Pendiri Kerajaan Sriwijaya
Wafatnya Sang Pendiri Kerajaan Singasari
Pendiri Kerajaan Singasari itu menduduki singgasana hanya dalam kurun waktu lima tahun saja. Karena pada tahun 1227, ia meninggal dunia karena dibunuh oleh Anusapati.
Lantas, apa yang menyebabkan sang anak berlaku demikian? Rupanya, tindakan tersebut dipicu karena perlakuan tidak adil Ken Arok terhadap Anusapati.
Selama hidupnya, Anuspati mengira kalau dirinya adalah anak sulung dari Ken Arok dan Ken Dedes. Namun, ia merasa dianaktirikan karena perlakuan sang ayah begitu berbeda jika dibandingkan dengan saudara-saudara yang lain.
Laki-laki yang memiliki nama kecil Panji Anengah tersebut berkeluh kesah pada ibunya. Hingga kemudian, ia mengetahui fakta bahwa dirinya memang bukanlah anak kandung dari Ken Arok. Amarahnya semakin memuncak ketika mengetahui kalau ayah kandungnya dibunuh secara keji.
Setelah itu, ia mengambil keris milik Mpu Gandring yang disembunyikan oleh Ken Dedes. Dirinya berencana untuk menghabisi ayah angkatnya itu sesegera mungkin.
Anuspati tentu saja tidak akan mengotori tangannya secara langsung untuk. Ia menyuruh salah satu abdinya untuk melakukan perbuatan kotor itu.
Ken Arok meninggal seketika setelah mendapatkan tusukan keris milik Mpu Gandring tersebut. Anuspati yang tidak mau kejahatannya ketahuan kemudian berganti membunuh orang suruhanya itu.
Dengan demikian sama seperti kutukan yang diucapkan oleh Mpu Gandring, Ken Arok tewas karena tusukan keris buatannya. Ia kemudian dicandikan di Candi Kagenengan yang letaknya tidak jauh dari istana. Mengenai perisitiwa kematian sang raja juga tertulis dalan Kitab Pararaton.
Peristiwa berdarah yang terjadi di Kerajaan Singasari tentu saja tidak berhenti di situ. Karena sesuai kutukan dari Mpu Gandring, beberapa keturunannya juga akan tewas akibat keris sakti tersebut.
Baca juga: Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang Sarat Akan Nilai Sejarah
Sudah Puas Menyimak Ulasan Lengkap tentang Ken Arok Sang Pendiri Kerajaan Singasari Ini?
Demikianlah ulasan lengkap mengenai kehidupan pendiri Kerajaan Kediri, yaitu Ken Arok, yang pernah tercatat dalam sejarah. Bagaimana? Apakah setelah membacanya dapat memuaskan rasa ingin tahumu? Semoga saja iya.
Untuk yang mungkin penasaran dan ingin menyimak informasi seputar kerajaan lain yang pernah ada di nusantara, kamu juga bisa menemukannya di PosKata. Beberapa contohnya adalah Kerajaan Majapahit, Demak, Samudra Pasai, dan Tarumanegara. Tunggu apalagi? Yuk, dibaca terus!