
Raja yang memimpin Kerajaan Singasari bisa dibilang tidak sebanyak kerajaan-kerajaan lain. Lantas, siapa sajakah mereka? Kamu bisa menyimak ulasan lengkap tentang silsilah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari di bawah ini!
Lewat peninggalan prasasti sejarah yang ditemukan, silsilah mengenai raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Singasari dapat diketahui. Kerajaan tersebut didirikan oleh Ken Arok dan baru mampu meraih puncak kejayaan saat dipimpin oleh Kertanegara.
Setiap raja yang memimpin memang memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Terlebih lagi, di Kerajaan Singasari dipenuhi dengan intrik perebutan kekuasan yang banyak menumpahkan darah.
Nah, kamu tentunya sudah penasaran dan tidak sabar ingin segera menyimak ulasan lengkap mengenai silsilah para raja di Kerajaan Singasari ini, kan? Daripada kebanyakan basa-basi, langsung saja cek selengkapnya berikut ini, yuk!
Silsilah Raja-Raja Pemimpin Kerajaan Singasari
Penjelasan lengkap tentang silsilah Raja Singasari bisa kamu simak berikut ini:
1. Ken Arok
Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, Ken Arok merupakan pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaan Singasari. Pada masa kepemimpinannya, kerajaan ini masih disebut sebagai Kerajaan Tumapel. Ia naik tahta pada tahun 1222 Masehi dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi.
Sebelum menjadi seorang pemimpin, Ken Arok diketahui memiliki masa lalu yang cukup kelam. Sebelum lahir, ayahnya meninggal dunia. Sementara itu, ia dibuang di sebuah pemakaman beberapa saat setelah dilahirkan oleh ibunya yang bernama Ken Ndok.
Entah ini sebuah keberuntungan atau kemalangan, bayi laki-laki itu kemudian ditemukan oleh seorang perampok bernama Lembong. Ia diangkat anak dan dibesarkan di lingkungan yang akrab dengan kekerasa. Jadi, bukan hal yang mengherankan jika dirinya kemudian memiliki kepribadian yang kurang baik.
Setelah dewasa, Ken Arok kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia bertahan hidup dengan satu-satunya cara yang diketahuinya, yaitu merampok atau membegal.
Hingga pada suatu hari, ia bertemu dengan seorang brahmana asal India yang bernama Lohgawe. Ia kemudian dididik menjadi lebih baik dan berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pengawal dari Akuwu Tumapel, yaitu Tunggul Ametung.
Di sinilah kemudian dirinya bertemu dengan Ken Dedes yang berparas rupawan. Ia pun jatuh cinta dan berniat untuk memilikinya.
Menjadi Penguasa
Ken Arok rupanya tidak hanya ingin memiliki Ken Dedes, tetapi juga berniat untuk merebut kekuasaan milik Tunggul Ametung. Ia kemudian pergi menemui Mpu Gandring untuk memesan sebuah keris.
Namun pada saat waktu yang ditentukan, sang mpu belum mampu menyelesaikan pesanannya. Ken Arok marah lalu menusuknya menggunakan keris tersebut. Sebelum meninggal, Mpu Gandring mengutuk lelaki itu kalau ia dan keturunannya juga akan mati karena tusukan keris.
Setelah itu, ia membawa pulang keris tersebut dan memamerkannya pada Kebo Ijo. Kebo Ijo yang terkesima kemudian meminjamnya dan memamerkannya pada semua orang. Ia tidak tahu kalau itu adalah sebuah jebakan.
Malam harinya, Ken Arok mengambil keris pusaka itu dari tangan Kebo Ijo lalu menggunakannya untuk membunuh Tunggul Ametung. Keesokan harinya, Kebo Ijo-lah yang ditangkap dan dituduh sebagai penyebab kematian tersebut.
Sepeninggal Tunggul Ametung, Ken Arok kemudian naik jabatan menjadi Akuwu Tumapel dan menikahi Ken Dedes. Namun, itu masih belum cukup karena ia juga berencana untuk membuat Tumapel lepas dari Kerajaan Kediri.
Hingga kemudian, terjadilah sebuah masalah antara para brahamana dan raja terakhir Kediri yang bernama Kertajaya. Ken Arok kemudian memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan penyerangan dan memerdekakan wilayahnya.
Kertajaya dapat dikalahkan dan kekuasaan Kediri pun jatuh ke tangannya. Setelah itu, ia memindahkan pemerintahan ke Tumapel dan diangkat menjadi raja.
Dari pernikahannya dengan Ken Dedes, Ken Arok diberikan empat orang anak. Mereka adalah Mahisa Wonga Teleng, Apanji Saprang, Agnibaya, dan Dewi Rumbu.
Setelah itu, dirinya menikah lagi dengan seorang selir bernama Ken Umang. Dari hubungan ini, pasangan tersebut juga mendapatkan empat orang anak, yang bernama Tohjaya, Panji Sidhatu, Tuan Wergola, dan Dewi Rambi.
Baca juga: Mengenal Sosok Kundungga, Sang Pendiri Kerajaan Kutai
2. Anusapati
Sumber: Wikimedia Commons
Pemegang kekuasaan Kerajaan Singasari selanjutnya jatuh ke tangan Anusapati. Ia naik tahta pada tahun 1227 Masehi.
Kamu mungkin bertanya-tanya siapakah Anusapati ini karena namanya tidak tercantum sebagai anak Ken Arok. Laki tersebut adalah anak dari Ken Dedes bersama Tunggul Ametung. Wanita itu sedang hamil tiga bulan saat menikah untuk yang kedua kalinya.
Anusapati baru mengetahui fakta kalau dirinya bukanlah anak kandung Ken Arok ketika dirinya sudah dewasa. Itupun setelah mendesak sang ibu untuk menjelaskan mengapa perlakuan ayah kepadanya begitu berbeda jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain.
Mau tidak mau, Ken Dedes pun menceritakan semuanya. Ayah kandungnya, yaitu Tunggul Ametung tewas dibunuh oleh Ken Arok menggunakan sebuah keris.
Saat mendengar hal tersebut, amarah Anusapati pun memuncak dan berniat untuk balas dendam. Ia mencari keris pusaka itu dan menyuruh orang untuk membunuh anak tirinya.
Ken Arok tewas ditikam oleh orang suruhan Anusapati saat sedang makan siang. Dengan demikian, kutukan dari Mpu Gandring pun benar-benar terjadi. Sementara itu untuk menghilangkan jejak, ia membunuh suruhannya setelah tugas selesai.
Raja kedua dari Kerajaan Singasari ini berkuasa cukup lama, yaitu selama 21 tahun. Namun selama memegang pemerintahan, hidupnya tidak tenang karena takut kalau saudaranya yang lain menuntut balas.
Sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai, baunya pasti akan tercium juga. Tohjaya mengetahui kalau Anusapati-lah yang membunuh ayahnya.
Setelah merencanakan balas dendam dengan rapi, Anak Ken Arok dan Ken Umang mengajak Anusapati untuk melakukan sabung ayam. Saat lengah, ia kemudian membunuhnya dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring.
Baca juga: Ulasan tentang Raden Patah, Sang Pendiri Kerajaan Demak yang Masih Keturunan Ningrat
3. Tohjaya
Silsilah kepemimpinan Kerajaan Singasari kemudian dilanjutkan oleh Tohjaya setelah Anusapati meninggal. Ia resmi memimpin pada tahun 1248 Masehi.
Sama seperti yang dialami oleh saudaranya, Tohjaya juga merasa was-was dalam menjalankan pemerintahan. Ia takut kalau keponakannya akan menuntut balas atas kematian sang ayah.
Atas hasutan dari abdi setianya, yaitu Pranajaya, raja ketiga Kerajaan Singasari itu kemudian berencana untuk membunuh Ranggawuni dan Mahisa Cempaka. Kedua orang itu dianggap sangat mengancam kedudukannya sebagai raja.
Sebagai tambahan informasi, Ranggawuni adalah anak dari Anusapati. Sementara itu, Mahisa Cempaka merupakan putra dari Mahisa Wonga Teleng.
Tohjaya kemudian menyuruh salah satu pengawalnya yang bernama Lembu Ampal untuk membunuh kedua orang ponakannya tersebut. Namun entah apa yang terjadi, sang pesuruh malah balik memihak Ranggawuni dan Mahisa Cempaka. Ia bahkan berhasil mengumpulkan kekuatan untuk membantu pangeran-pangeran itu.
Pada tahun 1250 Masehi, meletuslah peperangan di Kerajaan Tumapel. Ranggawuni dan Mahisa Cempaka memimpin pemberontakan tersebut untuk menurunkan Tohjaya.
Dalam peristiwa terebut, sang raja terkena tusukan tombak. Meskipun berhasil untuk kabur, tapi ia meninggal karena lukanya yang begitu parah. Bisa dibilang, Tohjaya adalah raja Kerajaan Singasari yang memiliki waktu pemerintahan paling singkat. Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan kalau Tohjaya tidak dianggap sebagai raja karena hal tersebut.
Baca juga: Ulasan Lengkap Mengenai Silsilah Raja-Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Kediri
4. Wisnuwardhana
Setelah mengalahkan Tohjaya, Ranggawuni kemudian naik tahta pada tahun 1248 Masehi. Menurut Prasasti Maribong, di situ tertulis bahwa gelarnya adalah Sri Jayawisnuwarddhana Sang Mapanji Seminingrat Sri Sakala Kalana Kulama Dhumardana Kamaleksana.
Sementara itu, Mahisa Cempaka juga mendapatkan peranan penting dalam pemerintahan, yaitu sebagai Ratu Angabhaya. Jabatan tersebut bisa dibilang sebagai wakil raja. Ia memiliki gelar Narasinghamurti.
Kedua cucu dari Ken Dedes tersebut memimpin kerajaan dengan berdampingan dan damai. Maka dari itu, mereka kemudian menjadi simbol perdamaian dari keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung.
Di era kepemimpinannya, terjadi sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Linggapati. Peristiwa tersebut terjadi di wilayah Mahibit. Beruntung, ia dapat menumpasnya.
Pada masa pemerintahannya, Wisnuwardhana membangun sebuah pelabuhan di Sungai Brantas yang diberi nama Canggu. Selain itu, ia juga mengubah nama ibukota dari Kutaraja menjadi Singasari. Setelah itu, kerajaan tersebut menjadi lebih dikenal sebagai Kerajaan Singasari.
Raja yang juga dissebut Semininingrat pada Prasasti Mula Malurung ini meninggal pada sekitar tahun 1270 Masehi. Ia kemudian disemayamkan Jajagu.
Sementara itu, Narasinghamurti juga meninggal tak lama kemudian. Ia lalu dicandikan di Mireng.
Baca juga: Peninggalan Sejarah yang Menunjukkan Eksistensi Kerajaan Tarumanegara
5. Kertanegara
Sumber: surabaya.go.id
Silsilah raja pemimpin Kerajaan Singasari selanjutnya berada di tangan anak laki-laki Wisnuwardhana yang bernama Kertanegara. Menurut catatan sejarah, ia resmi naik tahta pada tahun 1268 Masehi dengan gelar Sri Maharajadhiraja Krtanegara Wikrama Dharmmottunggadewa.
Sebelum menjadi raja, ia pernah diangkat menjadi raja muda pada tahun 1254 Masehi. Gelar yang dipakainya pada saat itu adalah Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wira Asta Basudewadhipa Aniwariwiryanindita Parakrama Murddhaja Namottunggadewa.
Pada masa pemerintahan Raja Kertanegara inilah Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaannya. Ia memiliki misi untuk menyatukan seluruh wilayah nusantara. Beberapa wilayah yang sudah berhasil ditaklukkannya adalah Melayu, Tumasik, Pahang, seluruh pulau Jawa, dan Bali.
Kertanegara menikah dengan seorang putri bernama Sri Bajradewi. Dari pernikahan tersebut, mereka memperoleh empat orang anak, yaitu Tribhuwananeswari, Gayatri, Jayendradewi, dan Narendraduhita. Keempat putrinya itu nanti menikah dengan Raden Wijaya yang mendirikan Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Singasari memang meraih kejayaan saat dipimpin oleh Kertanegara. Namun, ini juga merupakan akhir dar era kerajaan tersebut.
Pada tahun 1293, terjadi penyerangan terhadap Singasari yang dilakukan oleh Jayakatwang. Jayakatwang adalah menantu dari Wisnuwardhana. Pemberontakan tersebut berakibat fatal dan menewaskan Kertanegara dan juga menjadi salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Singsari.
Baca juga: Ulasan Lengkap Mengenai Silsilah Raja-Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Kediri
Sudah Puas Menyimak Silsilah Lengkap dari Penguasa Kerajaan Singasari di Atas?
Demikianlah informasi lengkap tentang silsilah para raja pemimpin Kerajaan Singasari. Bagaimana? Apakah sudah menjawab rasa ingin tahumu?
Selain itu, kalau misalnya juga sedang mencari ulasan serupa tentang kerajaan-kerajaan lain di nusantara, kamu bisa mendapatkannya di PosKata. Tunggu apalagi? Yuk, langsung saja dicek!