
Agama dapat dikategorikan ke dalam kelas kata nomina (kata benda). Arti agama adalah n ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungannya.
Kata ini bersinonim dengan ajaran; akidah; kepercayaan. Berikut ini pembahasan lebih lengkap tentang makna kata dan pengertian agama.
(1) aga.ma nomia (kata benda)
- ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungannya
contoh:
agama Islam, agama Hindu, agama Kristen
Sinonim: ajaran, akidah, anutan, din, keimanan, kepercayaan, ketuhanan, keyakinan, pedoman, pegangan, petunjuk, religi, tuntunan
Kata Turunan dari Agama
beragama; keagamaan; keberagamaan; mengagamakan; seagama
Gabungan Kata Agama
- agama abrahamik: agama samawi
- agama budaya: agama wadi
- agama langit: agama samawi
- agama samawi: agama yang bersumberkan wahyu Tuhan, seperti agama Islam dan Kristen; agama abrahamik; agama langit
- agama timur: agama yang berasal dari bagian timur dunia (Hindu, Buddha, dan sebagainya)
- agama wadi: agama yang merupakan hasil ciptaan akal dan perilaku manusia; agama budaya
Kamus Indonesia - Inggris
Terjemahkan agama dalam bahasa Inggris di Google Translate.
Pengertian Agama
Seperti yang sudah disebutkan di atas, pengertian agama berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungannya. Selain itu, masih ada pengertian agama lain dari beberapa sudut pandang.
Secara Etimologi
Berdasarkan etimologinya, agama berasal dari bahasa Sanskerta yang merupakan gabungan dari kata gama yang berarti kacau dan mendapatkan imbuhan a- yang berarti tidak. Jika digabungkan, maka pengertian agama adalah teratur atau tidak kacau.
Awalnya, kata tersebut digunakan untuk menyebutkan naskah-naskah suci dalam agama Buddha, Hindu, dan Jainisme. Setelah mengalami perluasan makna, dalam bahasa yang sama dijelaskan bahwa pengertian agama adalah sesuatu yang diturunkan secara tradisi, sebuah teori, pelajaran, pekerjaan suci, asal muasal, kedatangan, dan pendekatan.
Agama disebut sebagai religion dalam bahasa Inggris dan din dalam bahasa Arab. Jika ditelusuri lagi, religion berasal dari religio dalam bahasa Latin, sementara din atau dien merupakan kata dalam bahasa Arab. Meskipun apabila diterjemahkan secara langsung maknanya sama, tapi tetap saja ada tingkatan arti yang berbeda.
Religio berasal dari kata relegare yang berarti mengikat. Menurut Cicero, kata tersebut memiliki makna melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan, semacam peribadatan yang dikerjakan secara berulang-ulang dan konstan. Sementara Lactancius menjelaskan kalau relegare bermakna mengikat seseorang atau sesuatu menjadi sebuah persatuan bersama.
Sementara itu dalam bahasa Arab atau agama Islam, dien berasal dari kata dana yadinu dinan yang berarti tatanan, sistem, atau tata cara hidup. Oleh karena itu, dien dapat dimaknai sebagai sebuah tatanan untuk menjalani kehidupan dengan baik.
Selain itu, dien juga mengandung empat makna yang saling berkesinambungan dan saling menjelaskan, sehingga tak bisa dipisahkan. Maknanya adalah kekuasaan Yang Maha Mutlak, penyerahan diri secara total kepada yang berkuasa mutlak, iman dan amal dalam pengawasan Yang Maha Kuasa, juga pengadilan dan pertanggungjawaban amal hamba kepada Tuhannya.
Secara Antropologis Sosiologis
Berdasarkan pendapat Mukti Ali yang dikutip oleh Adon Nasrullah Jamaluddin dalam bukunya Agama dan Konflik Sosial, pengertian agama dapat berbeda karena beberapa faktor. Di antaranya adalah pengalaman dalam beragama yang subjektif dan individualis; pembahasan agama yang selalu melibatkan emosi kuat antara setiap invididu; serta tujuan, metode, dan konsepsi seseorang dalam mendefinisikan agama.
Contohnya adalah E.B. Taylor yang menyatakan kalau agama adalah kepercayaan yang berwujud spiritual. Sementara F. Schleiermacher berpendapat kalau agama adalah rasa ketergantungan terhadap sesuatu yang absolut.
Harun Nasution pun memiliki konsepsi yang berbeda mengenai pengertian agama. Menurutnya, ada lima definisi yang tepat untuk agama. Pertama sebagai pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. Kedua sebagai pengikatan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berbeda di luar diri manusia dan yang mempengaruhi manusia.
Ketiga berupa kepercayaan pada sesuatu yang gaib dan menimbulkan cara hidup tertentu. Keempat yaitu pengakuan adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada kekuatan gaib. Terakhir sebagai pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
Secara Kebudayaan
Jika ditilik dari sudut pandang kebudayaan, agama bisa dianggap sebagai salah satu hasil budaya. Maksudnya adalah, manusia membentuk dan menciptakan sebuah agama karena adanya kemajuan juga perkembangan budaya dan peradaban.
Dengan makna ini, setiap bentuk penyembahan kepada Yang Maha Kuasa dapat disebutkan sebagai unsur kebudayaan. Contohnya adalah nyanyian, tarian, pujian, ucapan, mantra, dan lain sebagainya.
Ketika manusianya mengalami kemajuan atau pertumbuhan, maka agama pun mengalami hal yang sama. Sehingga proses pujian dan ritualnya pun dapat beradaptasi dengan situasi, kondisi, dan perubahan sosio-kultural masyarakat.
Menurut Para Ahli
Beberapa ahli memiliki pengertian masing-masing dalam menjelaskan tentang agama. Meskipun kurang lebih maknanya sama, tapi tetap terdapat sedikit perbedaan penjelasan.
Zakiyah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Jiwa Agama menjelaskan bahwa agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih tinggi daripada manusia. Sementara Glock dan Stark menyebutkan agama sebagai sebuah simbol, sistem keyakinan, nilai, dan perilaku yang terpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati.
Cliffort Geertz dalam buku Kebudayaan dan Agama mendefinisikan agama sebagai sebuah sistem simbol-simbol yang berlaku untuk menetapkan suasana hati dan motivasi yang kuat, yang meresapi dan tahan lama dalam diri manusia. Caranya dengan merumuskan konsep mengenai tatanan umum eksistensi dan membungkus konsep tersebut dengan pancaran faktualitas sehingga suasana dan motivasi tersebut tampak realistis.
Hadikusuma menjelaskan kalau agama merupakan ajaran yang diturunkan oleh Tuhan untuk petunjuk bagi umat dalam menjalani kehidupannya. Sementara dalam buku Pengantar Sosiologi Agama, Ishomuddin menyebut agama sebagai suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal. Ia juga menyebutkan kalau agama terdiri dari beberapa tipe simbol, citra, kepercayaan, dan nilai spesifik yang diintrepretasikan oleh manusia dengan komponen ritual.
Émile Durkheim menyebutkan bahwa agama adalah sebuah sistem yang terpadu, terdiri atas kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal-hal suci. Umat beragama akan berusaha untuk meningkatkan keimanan dengan melakukan rutinitas ibadah demi mencapai kesucian rohani yang sempurna.
Sutan Takdir Alisyahbana mengungkapkan kalau agama adalah sistem kelakuan dan perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan dan kegaiban yang tiada terhingga luasnya. Dengan demikian hidupnya dan alam semesta yang mengelilinginya dapat lebih berarti.
Menurut Sidi Gazalba, agama atau religi adalah kecenderungan rohani manusia yang berhubungan dengan alam semesta. Seorang ahli teologi bernama Antoine Vergote menyatakan kalau agama adalah keseluruhan ekspresi linguistik, emosi, aksi, dan tanda-tanda yang merujuk pada sosok supranatural.
Agama dan Kepercayaan
Di Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan sudah ada sejak lama. Meskipun pada dasarnya sama-sama baik, tapi tetap ada perbedaan di antara keduanya.
Perbedaannya, dalam agama terdapat sistem ajaran, kitab suci, serta nabi dan rasul. Sistem ajaran tersebut juga bersifat baku dan mengikat penganutnya. Sementara itu, dalam kepercayaan tidak terdapat ajaran baku yang mengikat, namun penganutnya tetap beriman terhadap kuasa Tuhan.
Di Indonesia sendiri ada beberapa agama yang diakui oleh pemerintah dan kepercayaan yang dikenal oleh masyarakat. Beberapa di antaranya akan kami bahas sekilas di bawah ini:
1. Islam
Untuk dapat memahami pengertian agama Islam, ada dua sisi yang dapat dibahas, yaitu peristilahan dan kebahasaan. Dari sisi istilah, Harun Nasution menyatakan kalau Islam merupakan agama yang ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai Rasul. Sementara Maulana Muhammad Ali menyatakan kalau Islam adalah agama perdamaian yang ajaran pokoknya adalah keesaan Allah Swt. dan kesatuan persaudaraan umat manusia.
Dari sisi bahasa, Islam berasal dari bahasa Arab, salima yang berarti selamat, damai, dan sentosa. Dari kata salima juga bisa dibentuk menjadi aslama yang bermakna berserah diri masuk ke dalam kedamaian. Dengan pengertian tersebut, dapat dikatakan kalau agama Islam mengajarkan tentang kedamaian dan ketaatan kepada Allah Swt.
2. Kristen Protestan
Secara etimologi, agama Kristen memiliki pengertian para pengikut Kristus. Kristus sendiri berasal dari bahasa Latin Χριστός, artinya adalah orang yang digosok dengan minyak suci sebagai upacara konsekrasi, pensucian, atau pembaptisan. Dengan proses tersebut, seseorang dapat diakui dengan sah sebagai pengikut Kristus sesuai dengan dalam kitab Injil.
Dalam Kisah Para Rasul 11: 26, istilah Kristen pertama kali disebutkan oleh murid-murid Yesus Kristus ketika mereka berkumpul di Antiokia. Di sana, mereka tinggal bersama-sama sambil mengajar orang-orang sekitar selama satu tahun penuh.
3. Kristen Katolik
Secara bahasa, istilah katolik berasal dari bahasa Yunani, katholikos (καθολικός) yang bermakna universal. Maknanya adalah, agama katolik ada di dunia untuk semua manusia. Oleh karena itu, gereja harus berusaha menyebarluaskan ajarannya ke seluruh dunia.
4. Hindu
Kata Hindu berasal dari Sindhu dalam bahasa Sanskerta. Awalnya, Sindhu (atau disebut juga sebagai Indus) digunakan untuk menyebutkan suku yang tinggal di seberang sungai Sindhu. Oleh karena itu awalnya istilah Hindu lebih banyak digunakan sebagai istilah geografis.
Sejak abad ke-15, istilah agama Hindu mulai digunakan dalam teks-teks berbahasa Sanskerta untuk membedakan dari Yawana atau Mleecha. Mulai abad ke-18 dan seterusnya, istilah tersebut digunakan oleh kolonis dan bangsa Eropa untuk menyebutkan penganut agama tradisional India secara umum.
Nama lain untuk Hindu adalah Sanātana dharma (सनातन धर्म) yang bermakna kebenaran abadi. Selain itu, dapat disebut juga sebagai Vaidika dharma yang berarti pengetahuan kebenaran.
5. Buddha
Agama Buddha berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki beberapa pengertian berbeda tergantung dari etimologinya. Ketika dihubungkan dengan kata buddhi, maknanya adalah kecerdasan atau akal budi. Buddha juga bisa berasal dari kata bodhi yang bermakna hampir sama, yaitu pengetahuan atau pencerahan.
Pengertian Buddha yang terakhir dan paling sering dirujuk dalam kitab Sutta adalah berasal dari akar kata budh. Maknanya adalah mendapatkan kesadaran atau seseorang yang terjaga. Dalam makna ini, manusia diharapkan dapat bangun secara rohani dan dapat menyadari sifat sejati mereka.