
Iman dapat digolongkan ke dalam kelas kata nomina (kata benda). Arti iman adalah n kepercayaan (yang berkenaan dengan agama); keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya; ketetapan hati.
Iman bersinonim dengan kepercayaan; keyakinan; keteguhan batin. Berikut ini pembahasan lebih lengkap tentang makna kata dan pengertian iman.
(1) iman nomina (kata benda)
- kepercayaan (yang berkenaan dengan agama)
- keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya
contoh:
iman tidak akan bertentangan dengan ilmu - ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin
Sinonim: kepercayaan, keyakinan, religiositas; keteguhan batin, keteguhan hati, kekuatan batin, ketaatan, ketetapan hati
Kata Turunan dari Iman
beriman; berimankan; keimanan; mengimani
Kamus Indonesia - Inggris
Terjemahkan iman dalam bahasa Inggris di Google Translate.
Pengertian Iman
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian iman adalah kepercayaan (yang berkenaan dengan agama), keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya, ketetapan hati, keteguhan batin, juga keseimbangan batin.
Berdasarkan etimologi dalam bahasa Arab, iman berasal dari kata kerja aamana (أمن), yukminu (يؤمن) yang memiliki pengertian percaya atau membenarkan. Lebih jauh lagi, kata tersebut berasal dari akar ء م ن (aʾ-m-n) yang berhubungan dengan kepercayaan.
Menurut Para Ahli dan Ulama
Beberapa ulama dan para ahli memiliki pengertiannya masing-masing seputar iman. Meskipun kalimatnya terdengar agak berbeda, tapi pokok isinya kurang lebih tetap sama.
Seperti Syaikh Ibnu Taimiyah yang menyatakan kalau iman adalah iqrar alias pengakuan, bukan semata-mata tashdiq (membenarkan di mulut) saja. Iqrar tersebut mencakup tashdiq melalui perkataan dan inqiyad (ketundukan hati untuk menjalankan syariat).
M. Quraish Shihab menyatakan kalau pengertian iman yang baik akan melahirkan aktivitas yang benar. Iman tersebut juga bisa menjadi sebuah kekuatan dalam menghadapi tantangan, tak akan menjadi kelemahan yang melahirkan angan-angan. Sehingga nantinya akan mengantar pada sebuah keinginan atas terjadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum Allah atau bertentangan dengan akal sehat.
Dalam kitab At Takrifat, Al Jurjani menyatakan kalau secara bahasa, iman adalah membenarkan dari dalam hati. Sementara berdasarkan syariat, iman yaitu meyakini di dalam hati dan mengikrarkannya secara lisan.
Berdasarkan Imam Ahmad bin Hanbal, iman yaitu perbuatan dan perkataan yang akan terus bertambah juga berkurang. Imam Abu Utsman Ismail Ash Shabuni menambahkan, bahwa iman adalah perkataan, perbuatan, dan pengetahuan yang akan bertambah ketika melakukan ketaatan, kemudian berkurang saat melakukan maksiat.
Penjelasan lebih lanjut ditambahkan oleh Imam Al Ajurri. Bahwa iman adalah membenarkan dengan hati, menetapkannya dengan ucapan, kemudian mengamalkannya dengan seluruh anggota tubuhnya.
Tentang Iman, Islam, dan Ihsan
Jika membicarakan tentang pengertian iman, tak akan terlepas dari Islam dan ihsan. Di sini kami akan sedikit mengulas tentang pengertian kedua hal tersebut dan hubungannya dengan iman.
Secara umum, pengertian Islam adalah menyelamatkan. Kata tersebut berasal dari salam yang bermakna kedamaian dan aslama yang memiliki arti menerima, menyerah, atau tunduk.
Sementara ihsan bermakna kesempurnaan atau terbaik. Dalam terminologi agama Islam, maknanya adalah seseorang yang menyembah Allah seolah ia melihat-Nya atau Allah yang melihat perbuatannya.
Hubungan ketiganya adalah, seorang umat yang beragama Islam sudah sepatutnya beriman, karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Jika seorang muslim tidak beriman, maka ia tidak akan mendapatkan faedah di akhirat.
Hubungan keduanya dengan ihsan adalah, setelah memiliki iman dan islam, seorang muslim sudah sepatutnya melakukan ibadah dengan sebaik dan sesempurna mungkin. Jika diibaratkan dengan sebuah rumah, iman adalah pondasi sementara islam adalah bangunannya. Kemudian rumah tersebut ditambah dengan ihsan agar menjadi lebih indah dan nyaman ditinggali.
Rukun Iman
Dalam agama Islam, terdapat rukun iman atau pilar-pilar keimanan yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Pondasi yang berisi enam rukun itu berdasar dari isi Alquran dan Hadis. Isinya adalah:
1. Iman kepada Allah Swt.
Pengertian iman kepada Allah adalah meyakini keberadaan-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Besar, pencipta semua yang ada di dalam alam semesta. Bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan tak ada sekutu baginya.
Iman kepada Allah Swt. tak hanya ditunjukkan melalui kata-kata saja, tapi juga dengan tindakan. Yaitu dengan cara melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Iman ini disebutkan pertama karena iman kepada Allah adalah pondasi utama dan palng penting. Seperti yang disebutkan dalam surat Al Anfal ayat 2, yang memiliki arti, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
2. Iman kepada Malaikat
Allah Swt. memberikan tugas kepada malaikat sebagai perantara untuk mengatur seluruh isi alam. Tugas tersebut disebutkan juga dalam surat An Nahl ayat 2, yang artinya, “Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu, ‘Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.'”
Dengan begitu, pengertian iman kepada malaikat adalah mengimani malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki amalan dan tugasnya. Setidaknya ada sepuluh nama malaikat yang wajib diimani oleh umat Islam, yaitu Jibril, Mikail, Rakib, Atid, Mungkar, Nakir, Izrail, Israfil, Malik, dan Ridwan.
3. Iman kepada Kitab-Kitab-Nya
Allah menurunkan ajaran-Nya dengan perantara wahyu yang yang diturunkan melalui malaikatnya. Wahyu-wahyu tersebut dituangkan ke dalam kitab yang akan disebarkan oleh Rasul pada seluruh umat-Nya. Gunanya adalah sebagai pedoman dan pegangan ketika sang Rasul telah wafat.
Hal tersebut seperti yang disebutkan oleh firman Allah Swt. dalam surat Al Baqarah ayat 213. Maknanya adalah, “(Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri.”
Oleh karena itu, dengan berpedoman dan mempercayai kitab-kitab Allah Swt., manusia bisa semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan begitu ia dapat menyelamatkan diri dari siksa api neraka. Apalagi, isi dari kitab tersebut adalah jawaban, aturan, dan petunjuk seputar kehidupan. Bagi umat Islam, setidaknya ada empat kitab yang harus diimani, yaitu Alquran, Injil, Taurat, dan Zabur.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
Seperti yang sudah disebutkan di atas, Allah Swt. menyampaikan wahyu melalui Malaikat Jibril kepada para Nabi dan Rasul yang menuangkannya pada kitab. Di antaranya adalah Nabi Musa dengan kitab Taurat, Nabi Daud dengan kitab Zabur, Nabi Isa dengan kitab Injil, dan Nabi Muhammad saw. dengan kitab suci Alquran.
Dengan begitu, setiap umat Islam wajib mempercayai dan meyakini keberadaan para Nabi dan Rasul yang menyebarkan agama dan kebaikan di dunia. Setidaknya ada 25 nabi dan rasul yang harus diimani, dengan nabi terakhirnya adalah Nabi Muhammad saw.
5. Iman kepada Hari Akhir
Setiap manusia biasanya menyibukkan dirinya sendiri berurusan dengan dunia. Padahal, akhir dari perjalanan hidup manusia itu bukanlah kematian, tapi kiamat.
Di hari akhir nanti, setiap manusia akan dihidupkan kembali dan dikumpulkan untuk dihitung segala amal perbuatannya. Tidak ada setiap orang pun yang akan lolos dari timbangan amal tersebut untuk menentukan di mana ia ditempatkan, surga atau neraka.
Setiap umat Islam wajib yakin dan percaya akan adanya hari akhir atau kiamat. Dengan meyakininya, manusia akan berusaha untuk melakukan kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah Swt., dengan tujuan untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.
6. Iman kepada Takdir
Setiap makhluk ciptaan Allah Swt. memiliki ketetapan dan ketentuannya masing-masing. Kedua hal tersebut biasanya disebutkan sebagai qadha dan qadar.
Qadha adalah ketetapan yang sudah ada tentang sang makhluk sebelum ia terlahir dan sebelum dunia tercipta. Sementara qadar merupakan ketentuan dan kepastian yang telah ditetapkan oleh Allah. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena qadha merupakan rencana yang mungkin dapat berubah, sementara qadar adalah perwujudannya.
Contohnya dituangkan dalam surat Al Hajj ayat 70. Yang artinya, “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.”
Iman dalam Agama Kristen
Pengertian iman itu rupanya tak hanya ada dalam agama Islam saja, tapi juga dalam agama Kristen. Secara makna, keduanya memiliki arti yang sama, yaitu percaya. Berdasarkan Paulus dalam Ibrani 11:1, iman merupakan dasar dari segala sesuatu yang diharapkan, juga bukti dari semua hal yang tidak bisa terlihat.
Dalam bahasa Yunani, iman dan percaya disebut sebagai πίστις (pistis). Oleh karena itu, pada beberapa terjemahan alkitab, πίστις terkadang disebut sebagai iman atau percaya. Contohnya adalah dalam Lukas 8:25, pada versi LAI Terjemahan Baru diterjemahkan sebagai kepercayaan, sementara versi Terjemahan Lama disebut sebagai iman.