• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

PosKata

Inspirasi & Literasi Kata

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Home
  • Arti Nama
  • Inspirasi
  • Ruang Pena
  • Histori
  • Arti Kata
» Arti Kata

Arti & Pengertian Ikhlas (KBBI) dengan Sinonim / Antonim / Kata Turunan

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Arti & Pengertian Ikhlas - Ikhlas

Ikhlas dapat digolongkan ke dalam kelas kata adjektiva (kata sifat). Arti ikhlas adalah a bersih hati; tulus hati.

Ikhlas bersinonim dengan jujur; rela; tulus. Ikhlas berlawanan arti dengan pamrih. Berikut ini pembahasan lebih lengkap tentang makna kata dan pengertian ikhlas.

Bentuk tidak baku: ihlas, iklas
  • Arti Ikhlas
  • Pengertian Ikhlas

(1) ikhlas [ikh.las] adjektif (kata sifat)

  1. bersih hati; tulus hati
    contoh:
    memberi pertolongan dengan ikhlas

Sinonim: jujur, lila, lurus hati, mukhlis, mustakim, rela, sukarela, tulus

Antonim: pamrih

Kata Turunan dari Ikhlas

keikhlasan, mengikhlaskan

Kamus Indonesia - Inggris

Terjemahkan ikhlas dalam bahasa Inggris di Google Translate.

Pengertian Ikhlas

Pengertian Ikhlas

Tahu arti ikhlas menurut KBBI saja belum cukup. Pengertian ikhlas yang lebih mendalam juga perlu dipahami dan dihayati agar kamu mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Terlebih lagi, ikhlas dapat dimaknai berdasarkan arti kata dan asal bahasanya. Untuk informasi yang lebih lengkap, simak penjelasan berikut ini.

Ikhlas Secara Etimologi

Kata ikhlas diambil dari bahasa Arab, yaitu خَلَصَ (ḵalaṣa). Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata ini artinya adalah bersih, lurus, dan suci.

Bukan itu saja, ikhlas juga dapat didefinisikan ke dalam beberapa pengertian lain, yaitu (1) pengabdian yang tulus, keterikatan setia, kasih sayang tulus; (2) ketulusan, terus terang; (3) kesetiaan; dan (4) kemurnian, kepolosan.

Ikhlas Menurut Ulama

a. Abul Qosim Al Qusyairi

Pengertian ikhlas menurut Abul Qosim adalah menjadikan niat dalam melakukan amalan ketaatan hanya untuk Allah. Ia menambahkan, ikhlas ialah membersihkan amalan dari komentar manusia.

Maksudnya, sebuah amalan hendaknya dikerjakan semata-mata dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Amalan tersebut bukan untuk mendapatkan pujian dari atau perlakuan baik dari manusia.

b. Hudzaifah Al Mar’asiy

Ulama yang satu ini berpendapat bahwa ikhlas berkaitan dengan adanya kesamaan antara yang zhohir (lahir) dan yang batin dari seorang hamba, baik dalam niat maupun perbuatan.

c. Al Fudhail bin ‘Iyadh

Al Fudhail menuturkan, meninggalkan amalan karena manusia adalah riya dan beramal karena manusia termasuk ke dalam kesyikiran. Sementara ikhlas adalah jika seseorang selamat dari kedua hal tersebut.

d. Dzun Nuun

Dzun Nuun bisa dibilang tidak menjelaskan secara langsung definisi dari ikhlas. Meski begitu, ulama yang satu ini mengungkap bahwa suatu amalan dapat dikatakan ikhlas apabila memiliki tiga tanda, yaitu:

  1. Seseorang melupakan amalan kebajikan yang pernah diperbuat.
  2. Seseorang mengharapkan mendapat balasan amalannya di akhirat kelak.
  3. Seseorang merasa sama antara pujian dan celaan orang (jika amalannya dicela orang lain).

e. Abu Utsman

Seorang ulama bernama Abu Utsman pernah menyebutkan, ikhlas adalah melupakan pandangan orang lain dengan senantiasa memperhatikan bagaimana penilaian Allah.

f. Al Harawi

Pengertian ikhlas yaitu membersihkan amalan dari semua noda. Al Harawi juga berkata, seseorang yang ikhlas adalah mereka yang tidak mencari perhatian dari manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah.

g. Al ‘Izz bin Abdis Salam

Definisi lain dari ikhlas diungkapkan pula oleh ulama Al ‘Izz bin Abdis Salam. Menurutnya, ikhlas berkenaan dengan seorang mukalaf (orang dewasa yang wajib menjalankan hukum agama) yang melaksanakan ketaatan semata-mata karena Allah.

Ia tidak mengharapkan pengagungan atau penghormatan dari manusia, dan tidak pula berharap menerima manfaat dan membuat dirinya terhindar dari bahaya usai mengerjakan suatu amalan.

Makna Ikhlas dalam Islam

Dari beberapa pengertian menurut ulama di atas, pada intinya ikhlas ialah segala sesuatu yang diniatkan karena Allah. Dalam Islam, hal ini dapat disebut pula dengan istilah ikhlas karena Allah.

Seperti yang diungkapkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, ikhlas karena Allah artinya, apabila seseorang melaksanakan ibadah dengan tujuan untuk taqarrub (menjalankan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah) dan demi mencapat kemuliaan-Nya.

Dalil tentang Ikhlas

Setelah paham tentang arti kata dan pengertiannya, jangan lupa ketahui pula mengenai dalil-dalil yang berbicara tentang keikhlasan. Dalil tentang ikhlas dapat ditemukan di Alquran maupun hadis sebagaimana tertera pada uraian di bawah ini.

a. Dalil tentang Ikhlas Menurut Firman Allah dalam Alquran

  1. Surah Al An’aam ayat 162–163
    Katakanlah, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”
  2. Surah Az Zumar ayat 11–14
    Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.” Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku.” Katakanlah, “Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.”
  3. Surah An Nisa ayat 125
    Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?

b. Dalil tentang Ikhlas dalam Hadis

  1. Hadis Riwayat An Nasai
    Dari Abu Umamah Al Bahiliy, ia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu bertanya, ‘Bagaimanakah pendapat engkau apabila ada seorang laki-laki berperang untuk mencari pahala dan nama? Lalu apa yang ia dapat?’ Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Ia tidak mendapatkan apa-apa’. Orang itu mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali, dan Rasulullah SAW menjawab, ‘Ia tidak mendapatkan apa-apa.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak mau menerima amal kecuali amal yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan mencari keridaan-Nya’.”
  2. Hadis Riwayat Muslim
    Abu Hurairah berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Allah Tabaaroka wa Ta’aalaa berfirman, ‘Aku tidak mau dipersekutukan. Barang siapa beramal suatu amal yang mana di dalamnya ia menyekutukan Aku dengan yang lain, maka Aku tinggalkan ia pada sekutunya itu’.”
  3. Hadis Riwayat Bukhari
    Dari Umar bin Khaththab, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Maka barang siapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka hijrahnya itu akan mendapatkan sesuai apa yang ia berniat hijrah padanya’.”
← Ideologi
Ikhtiar →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Arintha Ayu

Arintha Ayu Widyaningrum adalah alumni Sastra Indonesia UNS sekaligus seorang penulis artikel nonfiksi yang juga punya banyak jam terbang menulis fiksi, seperti cerpen dan puisi. Terkadang terobsesi menulis skrip untuk film atau sinema televisi. Punya hobi jalan-jalan di dalam maupun luar negeri.

Sidebar Utama

Kata-Kata yang Dekat

  • Arti & Pengertian Globalisasi
  • Arti & Pengertian Humoris
  • Arti & Pengertian Ideologi
  • Arti & Pengertian Ikhlas
  • Arti & Pengertian Ikhtiar
  • Arti & Pengertian Iman
  • Arti & Pengertian Insomnia
    • Tentang Kami
    • Hubungi Kami
    • Persyaratan Penggunaan
    • Kebijakan Privasi

    Copyright © 2023 PosKata.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.