Dari berbagai cerita tentang Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis, kamu mungkin penasaran apakah di antara keduanya ada kisah cinta. Daripada hanya menerka-nerka, kamu bisa menemukan jawabannya dengan membaca artikel yang kami paparkan di bawah ini! Baca sampai selesai, ya.
Di dalam Alkitab dikisahkan bahwa Sulaiman memiliki 700 istri dari kaum bangsawan dan 300 selir. Akan tetapi terlepas dari keaslian cerita tersebut, yang terkenal dari kisah Nabi Sulaiman as adalah hubungannya dengan Ratu Balqis dan Negeri Saba.
Baik Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis sama-sama merupakan penguasa dan pemimpin sebuah negara. Bedanya adalah, Sulaiman beriman kepada Allah, sedangkan pada masa itu Balqis dan rakyatnya belum menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Tak hanya kisah pertemuan antara Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis yang membuat penasaran, tapi barangkali juga cerita cinta di antara mereka. Adakah keduanya menikah atau Balqis sekadar membagikan kekuasaan Negeri Saba kepada Sulaiman? Kalau kamu penasaran, simak penjelasan di bawah ini, yuk!
Burung Hud Hud Mengabarkan tentang Negeri Saba
Hud Hud bisa dibilang merupakan seekor burung yang punya andil besar dalam mempertemukan Sulaiman dengan Balqis. Semua bermula pada suatu hari, ketika Nabi Sulaiman melakukan perjalanan ke Yaman.
Di tengah perjalanan, ia mencari-cari Hud Hud di antara rombongannya, di barisan para burung. Ia hendak meminta Hud Hud untuk mencari sumber air, tetapi burung yang dicarinya itu malah tidak berada di tempat. Sang Nabi bahkan sempat kesal hingga ingin menyembelih Hud Hud jika ia datang.
“Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: ‘Mengapa aku tidak melihat Hud Hud? Apakah dia termasuk yang tidak hadir? Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang’.” (Surah An Naml: 20–21)
Tak lama setelah itu, Hud Hud datang mendarat di hadapan Sulaiman sambil mengungkapkan alasannya tidak berada dalam barisan pasukan. Perkataan Hud Hud diriwayatkan dalam Alquran, tepatnya di Surah An Naml ayat 22–26, yaitu sebagai berikut:
“Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata: ‘Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari Negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah’.”
“Dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk. Agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang besar.”
Rupanya, Nabi Sulaiman tidak lantas percaya pada cerita Hud Hud tentang Ratu Balqis dan negeri yang penduduknya menyembah matahari. Untuk membuktikan perkataan Hud Hud, ia pun meminta burung itu mengantarkan sepucuk surat yang ditujukan kepada Ratu Negeri Saba.
“Berkata Sulaiman: ‘Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan’.” (Surah An Naml: 27–28)
Surat dari Raja Sulaiman dan Respons Ratu Balqis
Tanpa menunda-nunda, Hud Hud melaksanakan perintah Nabi Sulaiman as untuk mengantarkan surat kepada Ratu Balqis. Oleh Hud Hud, surat tersebut dijatuhkan langsung tepat di hadapan Balqis yang tengah duduk di singgasananya.
Ratu Balqis pun membuka surat yang di dalamnya berisi, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Surat ini adalah dariku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.” (Surah An Naml: 30–31)
Balqis kemudian mengumpulkan pejabat-pejabat untuk dimintai pertimbangan tentang apa yang mesti ia perbuat sehubungan dengan surat tadi. Namun, para pejabat menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Balqis yang diyakini akan membawa kebaikan bagi Negeri Saba.
Pihak Balqis merasa terancam dengan adanya surat dari Sulaiman. Meski begitu, pihaknya tidak menginginkan adanya peperangan sehingga menawarkan jalan damai dan berusaha melunakkan hati Sulaiman dengan mengirimkan hadiah mewah padanya.
Selagi pihak Saba mempersiapkan hadiah, Hud Hud melaporkan semua yang dilihatnya kepada Nabi Sulaiman. Setelah mengetahui rencana kedatangan utusan dari Negeri Saba, Sulaiman pun memerintahkan pasukan jin membangun bangunan megah yang tiada tara dan menyediakan segala yang menyilaukan mata. Hal itu dilakukan untuk membuat nyali utusan dari Negeri Saba menciut.
Benar saja, begitu utusan Balqis sampai di istana Sulaiman, mereka terpukau. Sulaiman lantas meminta mereka pulang kembali ke Saba seraya menitipkan pesan kepada Balqis jika dirinya tidak akan bisa dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa pemberian dari Sang Ratu.
“Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakan padanya bahwa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan melimpah ruah dan mengaruniaku dengan karunia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang daripada makhluk-Nya,” kata Sang Nabi.
Kisah Pertemuan Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Selanjutnya menurut cerita, Nabi Sulaiman juga menuturkan kepada para utusan dari Saba bahwa ia akan mengirimkan tentara untuk membuat Ratu Balqis dan rakyatnya menyerah. “Kami akan mengirimkan bala tentara yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke Negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.”
Usai mendengar pengakuan dari utusannya terkait permintaan Raja Sulaiman, Ratu Balqis berpikir kalau menyerah bisa menjadi cara terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya. Akan tetapi sebelum berangkat ke istana Sulaiman, Sang Nabi mengatur siasat untuk mendatangkan Balqis ke hadapannya terlebih dulu.
Di istananya, Nabi Sulaiman bertanya kepada pengikutnya tentang siapakah dari mereka yang mampu membawa singgasana Balqis ke hadapannya dalam sekejap mata. Dua di antara pengikut Sulaiman, yaitu jin Ifrit dan seorang ahli kitab pun menawarkan diri. Lalu baru sekejap mata, singgasana Ratu Balqis sudah berada di hadapannya.
Melihat Sang Ratu yang sudah ada di depannya, Sulaiman berkata, “Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barang siapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Masih terheran-heran karena tiba-tiba berada di tempat lain padahal beberapa saat lalu masih di Saba, Balqis mulai melihat-lihat dan berkeliling. Ia di bawah masuk ke dalam ruangan yang lantai dan dinding-dindingnya dibuat dari kaca.
Tanpa sadar akan hal itu, ia menjinjing pakaiannya karena takut basah lantaran mengira akan melintas di kolam raksasa. “Kau tidak perlu menyingkap pakaianmu. Kau tidak berada di atas kolam air. Apa yang kau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini,” ucap Nabi Sulaiman.
Akhir Cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Di dalam kisah di atas, Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis telah dipertemukan dengan cara ajaib atas izin Allah. Di sana, Ratu Balqis menyaksikan sendiri betapa kekuasaan Allah itu ada dan Sulaiman menjadi salah satu rasul yang menerima anugerah-Nya.
Tak lama setelahnya, Ratu Negeri Saba itu pun menyerah dan menyatakan berserah diri kepada Allah. “Dia (Balqis) berkata, ‘Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan Seluruh Alam’.” (Surah An Naml: 44)
Sesudahnya, sebagian ulama, ahli tafsir, dan ahli sejarah nabi-nabi menyebut bahwa Raja Sulaiman dan Ratu Balqis menikah hingga mempunyai seorang putra. Walau demikian, Sang Ratu masih tetap berkuasa di Saba dan sebulan sekali dikunjungi Sang Raja. Sulaiman juga disebut memerintahkan bangsa jin membangunkan tiga istana untuk Balqis, di Yaman, yaitu Ghumdan, Salihin, dan Biniyun.
Sementara itu berdasarkan pendapat yang berbeda, dikatakan kalau Nabi Sulaiman tidak pernah menikah dengan Ratu Negeri Saba. Balqis disebut menikah dengan seorang raja dari Bani Hamdan dan tetap menjadi penguasa di Negeri Saba.
Hikmah dari Bertemunya Balqis dengan Sulaiman
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman as dan Ratu Balqis yang semuanya diabadikan dalam Alquran Surah An Naml. Kiranya dengan membaca artikel ini, kamu mendapatkan pelajaran berharga tentang indahnya bersyukur.
Selain itu, di dalam cerita ini juga tersirat pesan yang penting untuk kita ingat. Bahwasanya, di atas langit masih ada langit. Betapa pun kaya maupun berkuasanya kita, masih ada yang lebih berkuasa lagi. Di atas semua itu, ada Allah SWT yang berkuasa atas segala sesuatu.